Crossmatch Gel Test [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKUM PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI (CROSSMATCHING) METODE GEL TEST Hari/ Tanggal Praktikum : Jumat/ 2016 Lokasi Praktikum I.



:Lab. JAK Poltekkes Denpasar



TUJUAN 1. Tujuan Instruksional Umum Untuk dapat mengetahui cara melakukan pemeriksaan uji silang serasi (crossmatching) 2. Tujuan Instruksional Khusus a. Untuk dapat melakukan pemeriksaan uji silang serasi (crossmatching) dengan metode Gel Test b. Untuk dapat mengetahui kecocokan antara darah donor dengan darah OS



II.



METODE Metode yang digunakan pada praktikum pemeriksaan uji selang serasi (crossmatching) adalah Metode Gel Test



III.



PRINSIP Antibodi yang terdapat dalam serum atau plasma, bila direaksikan dengan antigen pada sel darah merah, melalui inkubasi pada suhu 37OC dan dalam waktu tertentu, dan dengan penambahan anti monoglobulin akan terjadi reaksi aglutinasi.



IV.



DASAR TEORI Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah



yang



hilang



akibat



perdarahan,



luka



bakar,



mengatai



mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi (Ramboe. 2013). Pertimbangan utama dalam transfusi darah, khususnya



shock, yang



mengandung eritrosit, adalah kecocokan antigen-antibodi eritrosit. Golongan darah AB secara teoritis merupakan resipien universal, karena memiliki antigen A dan B di permukaan eritrositnya, sehingga serum darahnya tidak mengandung antibodi (baik anti-A maupun anti-B). Karena tidak adanya antibodi tersebut, berarti darah mereka tidak akan menolak darah golongan manapun yang berperan selaku donor, dengan kata lain mereka boleh menerima darah dari semua



golongan darah lainnya. Sedangkan golongan darah O secara teoritis merupakan donor universal, karena memiliki antibodi anti-A dan anti-B (Ramboe. 2013). Pemeriksaan uji silang serasi bertujuan untuk menentukan cocok tidaknyadarah donor dengan darah penerima untuk persiapan transfusi darah.Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memastikan bahwa transfusi darah tidak menimbulkan reaksi apapun pada resipien serta sel-sel darah merah bisa mencapaimasa hidup maksimum setelah diberikan. Uji silang serasi dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi pada darah pasien yang akan bereaksi dengan darah donor atau sebaliknya. Bahkan walaupun golongan darah ABO dan Rh pasien dan donor telah diketahui, adalah hal mutlak untuk melakukan uji silang serasi.Mayor crossmatch adalah serum penerima dicampur dengan sel donor dan minor cross match adalah serum donor dicampur dengan sel penerima (Ramboe. 2013). Reaksi silang perlu dilakukan sebelum melakukan transfusi darah untuk melihat apakah darah penderita sesuai dengan darah donor. Mayor Crossmatch adalah serum penerima dicampur dengan sel donor dan Minor Crossmatch adalah serum donor dicampur dengan sel penerima. Jika golongan darah ABO penerima dan donor sama, baik mayor maupun minor test tidak bereaksi. Jika berlainan umpamanya donor golongan darah O dan penerima golongan darah A maka pada test minor akan terjadi aglutinasi. Mayor Crossmatch merupakan tindakan terakhir untuk melindungi keselamatan penerima darah sebaiknya dilakukan demikian sehingga Complete Antibodies maupun Incomplete Antibodies dapat ditemukan. Reaksi silang yang dilakukan hanya pada suhu kamar saja tidak dapat mengesampingkan aglutinin Rh yang hanya bereaksi pada suhu 37°C. Ada beberapa cara untuk menentukan reaksi silang yaitu reaksi silang dalam larutan garam faal dan reaksi silang metode gell (Anonim. _____). Akibat yang fatal dari reaksi transfusi dikarenakan ketidak cocokan golongan darah ABO (antibodi-A,-B,-AB) yang dibuat secara teratur menurut golongan darah masing-masing. Disamping itu mungkin ada antibodi lain yang mungkin dibentuk secara alamiah tetapi tidak beratur (antibodi -Lewis,-A1,-P1 dll) atau antibodi immun. Reaksi transfusi yang baru muncul beberapa waktu kemudian setelah transfusi (delay hemolitik tarnsfution reaction) bisa disebabkan karena darah donor sesungguhnya tidak compatible denga darah pasien, namun



dalam reaksi silang/uji silang serasi menghasilkan false-compatible (Odeyoni. 2013). Pada uji silang serasi atau crossmatching, terdapat berbagai metode salah satunya adalah metode gel test. Metode gel test yang merupakan suatu pengembangan dari metode uji silang serasi sebelumnya yang menggunakan tabung reaksi sebagai alat tesnya. Metode gel tes didasarkan pada prinsip sentrifugasi sel darah merah melalui dekstran-akrilamida-gel. Reaksi terjadi di sebuah microtube yang terdiri dari ruang reaksi yang menyempit menjadi kolom dengan panjang 15 mm dan lebar 4 mm. Gel tes mempermudah kerja penguji darah dan lebih akurat dalam pemeriksaan hasil dari uji reaksi silang. Selain itu lebih efisien dalam waktu, sehingga banyak jumlah permintaan darah dapat diselesaikan tepat waktu dan lebih praktis. Sampel darah pasien cocok menunjukan hasil negatif (kompatibel) sedangkan yang tidak cocok menunjukkan hasil positif (inkompatibel). (Aziz, 1996). Kelebihan metode gel test : 1. Semua tahapan terstandarisasi, karena semua konsentrasi reagen terukur 2. Sederhana dan cepat 3. Hasil obyektif, tidak ditentukan ketrampilan petugas dalam melakukan tes uji silang cocok serasi dimana hal ini tidak dijumpai pada metode tabung. Hasil crossmatch dengan menggunakan metode tabung sangat subyektif karena ketrampilan operator memberikan kontribusi yang paling besar terhadap hasil yang didapat. 4. Hasil reaksi stabil, tidak perlu terburu-buru dalam melakukan pembacaan hasil reaksi 5. Sampel yang diperlukan hanya sedikit, hal ini sangat membantu untuk melakukan uji silang cocok serasi pada bayi yang membutuhkan darah 6. Tidak ada tahap pencucian sehingga menghindari terjadinya reaksi “false negatif” karena kurang sempurnanya tahap pencucian, dengan tidak adanya tahap pencucian maka penambahan Coombs Control Cells pada reaksi negatif tidak diperlukan lagi 7. Pembacaan reaksi secara makroskopis sehingga penggunaan mikroskop tidak diperlukan lagi



8. Lebih sensitive dibandingkan metode konvensional sehingga meminimalisir ditemukannya reaksi false negatif yang berbahaya bagi penerima darah 9. Hasil reaksi secara visual dapat didokumentasikan 10. Mengurangi limbah di laboratorium karena semua limbah berada dalam kartu 11. Masa kadaluarsa panjang (satu setengah tahun sejak tanggal produksi)



Anonim.



____.



Darah.



[online].



tersedia:



http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/146/jtptun imus-gdl-nurrestuni-7283-3-babii.pdf. Aziz, A. S. 1996. Standar Pengolahan dan Pengamanan Darah untuk Tranfusi-Bulletin Transfusi Darah. UTDP PMI Pusat. Jakarta. Odeyoni. 2013. Pemeriksaan Uji Silang Serasi (Crossmatching). [online]. tersedia: http://odeyoni.blogspot.co.id/2013/04/crossmatch_23.html. Ramboe. 2013. Crossmatching Dengan Metode Gel. [online]. tersedia: http://crossm atchingmetodegelltestamboee.blogspot.co.id/.