Css-Iugr Galuh-Indah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

Css-Iugr Galuh-Indah [PDF]

Clinical Science Session

Intra Uterine Growth Restriction (IUGR)

Oleh : Galuh Yudhi Widya Saputra

1840312206

Indah N

6 0 761 KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE

File loading please wait...
Citation preview

Clinical Science Session



Intra Uterine Growth Restriction (IUGR)



Oleh : Galuh Yudhi Widya Saputra



1840312206



Indah Noprimasari Yudi



1740312050



Pembimbing : dr. Hj. Desmiwarti, Sp.OG (K)



BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG 2019



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Intrauterine growth restriction (IUGR) atau yang disebut Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) didefinisikan sebagai pertumbuhan janin yang dibawah normal yang telah disesuaikan dengan potensi pertumbuhan sesuai ras dan jenis kelamin. Normal neonatus adalah yang berat lahirnya berada di persentil 10 – 90 sesuai usia gestasi jenis kelamin dan ras tanpa tanda malnutrisi dan retardasi pertumbuhan. Pertumbuhan janin terhambat ditentukan bila berat janin kurang dari persentil 10 dari yang harus dicapai pada usia kehamilan tertentu. Gangguan pertumbuhan pada janin dan bayi baru lahir yang meliputi semua parameter (lingkar kepala, berat badan, panjang badan).1,2 Definisi klinis IUGR berlaku untuk neonatus yang lahir dengan gambaran klinis malnutrisi dan retardasi pertumbuhan in-utero terlepas dari berat badan lahirnya. Bayi yang lahir dengan kecil masa kehamilan digolongkan PJT apabila ada tanda-tanda malnutrisi saat lahir. Sedangkan untuk bayi sesuai masa kehamilan dapat digolongkan PJT apabila memiliki gambaran klinis malnutrisi dan retardasi pertumbuhan dalam kehamilan.1 Bayi kecil masa kehamilan (KMK) yaitu bayi di bawah persentil 10 untuk usia gestasinya. Tidak semua bayi KMK terhambat pertumbuhannya secara patologis, beberapa diantaranya kecil hanya karena faktor konstitusional. Bayi yang secara konvensional didiagnosis KMK, 25-60% sebenarnya tumbuh secara baik apabila 2



faktor seperti kelompok etnis ibu, paritas, berat badan, tinggi badan orang tua ikut dipertimbangkan.2,3 Kejadian PJT enam kali lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan negara maju, dan lebih tinggi di negara berpenghasilan rendah-menengah karena banyak bayi yang lahir tidak di fasilitas kesehatan sehingga catatan kelahiran tidak ada. Di Jakarta, prevalensi PJT pada golongan ekonomi rendah lebih tinggi (14%) dibandingkan dengan ekonomi menengah atas (5%). Sekitar 75% dari semua kasus IUGR terjadi di Asia, diikuti dengan Afrika, dan Amerika Latin. Dampak yang dapat ditimbulkan akibat PJT berupa risiko kematian 6-10 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi normal.1,2 1.2 Tujuan Penulisan Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan pengetahuan tentang pertumbuhan janin terhambat termasuk definisi, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, diagnosis dan tatalaksana. 1.3 Batasan Masalah Makalah ini membahas tentang definisi, klasifikasi, etiologi, diagnosis dan tatalaksana Pertumbuhan Janin Terhambat. 1.4 Metode Penulisan Makalah ini ditulis berdasarkan tinjauan kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur.



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pertumbuhan janin terhambat berlaku untuk neonatus yang lahir dengan gambaran



klinis



malnutrisi



dan



retardasi



pertumbuhan



dalam



kehamilan.



Pertumbuhan janin terhambat ditentukan bila berat janin kurang dari persentil 10 dari yang harus dicapai pada usia kehamilan tertentu. Dibagi menjadi dua yaitu sedang untuk berat lahir dari persentil 3-10 sedangkan berat yaitu bayi dengan berat lahir dibawah persentil 3. Biasanya pertumbuhan yang terhambat diketahui setelah 2 minggu tidak ada pertumbuhan.1,2



2.2 Epidemiologi Insiden IUGR pada neonatus yaitu 3-7 % dari total populasi. Namun pada beberapa penelitian didapatkan bahwa terjadi progresivitas insiden pada dekade terakhir. Kejadian PJT enam kali lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan negara maju, dan lebih tinggi di negara berpenghasilan rendah-menengah karena banyak bayi yang lahir tidak di fasilitas kesehatan sehingga catatan kelahiran tidak ada. Di Jakarta, prevalensi PJT pada golongan ekonomi rendah lebih tinggi (14%) dibandingkan dengan ekonomi menengah atas (5%). Sekitar 75% dari semua kasus IUGR terjadi di Asia, diikuti dengan Afrika, dan Amerika Latin.Urutan negara yang memiliki insiden tertinggi di benua Asia adalah Bangladesh, India, Pakistan, Sri Lanka, Kamboja, Vietnam dan Filipina, Indonesia dan Malaysia, Thailand, dan



4



Republik Rakyat Cina. Dampak yang dapat ditimbulkan akibat PJT berupa risiko kematian 6-10 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi normal.1,2,4



2.3 Faktor Risiko PJT ditegakkan berdasarkan pengamatan faktor risiko dan ketidaksesuaian tinggi fundus uteri dengan umur kehamilan. Pada penelitian di rumah sakit Hidovre tahun 2007-2009 beberapa faktor risiko PJT adalah hipertensi gestasional (33%), merokok (24%), dan infark plasental (17%).5 Diantara faktor risiko tersebut ada beberapa faktor risiko yang dapat dideteksi sebelum kehamilan dan selama kehamilan. Faktor risiko yang dapat dideteksi sebelum kehamilan antara lain ada riwayat PJT sebelumnya, riwayat penyakit kronis, riwayat Antiphsopholipid syndrome (APS), indeks massa tubuh yang rendah, dan keadaan hipoksia maternal.6 Sedangkan faktor risiko yang dapat dideteksi selama kehamilan antara lain peningkatan kadar MSAFP/hCG, riwayat minum jenis obat-obatan tertentu seperti coumarin dan hydantoin, perdarahan pervaginam, kelainan plasenta, partus prematur, kehamilan ganda dan kurangnya penambahan berat badan selama kehamilan.6



2.4 Etiologi IUGR dapat terjadi karena beberapa faktor seperti faktor maternal, plasenta, janin, genetik, serta kombinasi dari beberapa faktor tersebut.Kurang lebih 80-85% PJT terjadi akibat perfusi plasenta yang menurun atau insufisiensi utero-plasenta dan 20% akibat karena potensi tumbuh yang kurang. Potensi tumbuh yang kurang 5



tersebut disebabkan oleh kelainan genetik atau kerusakan lingkungan. Secara garis besar, penyebab PJT dapat dibagi berdasarkan faktor maternal, faktor plasenta dan tali pusat, serta faktor janin. Dengan kemajuan teknologi, terutama dalam bidang molekular dan genetika, peran berbagai gen ibu, janin dan plasenta menjadi penting, dan sekarang telah terlibat sebagai penyebab IUGR.1,6



Gambar 2.1 Faktor predisposisi IUGR1



Faktor Maternal • • • • • • • • •



Hipertensi dalam kehamilan Penyakit jantung Sianosis Diabetes melitus lanjut Hemoglobinopati Penyakit autoimun Malnutrisi Merokok Narkotika



Tabel 2.1 Etiologi IUGR6 Faktor Plasenta & tali pusat • Sindroma twin to twin • • transfusion • Kelainan plasenta • solusio plasenta kronik • plasenta previa • kelainan insersi tali • pusat • kelainan tali pusat



Faktor Janin Infeksi pada janin seperti HIV, Cytomegalovirus, rubella, herpes, toksoplasmosis, syphilis Kelainan kromosom/genetic (Trisomy 13, 18, dan 21, triploidy, Turner’s syndrome, penyakit 6



• •



Kelainan uterus Trombofilia



metabolisme)



2.5 Klasifikasi Ada tiga klasifikasi IUGR, yaitu asimetris, simetris, campuran : 1. Simetris, ukuran badan secara proporsional kecil. Gangguan pertumbuhan janin terjadi lebih awal, sebelum usia kehamilan 20 minggu. Faktor yang berperan dengan hal ini adalah faktor janin (kelainan genetik) atau lingkungan uterus yang kronik (diabetes, hipertensi), maupun infeksi. 2. Asimetris, ukuran badannya tidak proporsional, yaitu lingkar perut lebih kecil daripada lingkar kepala. Terjadi gangguan pertumbuhan janin pada trimester akhir yang sering disebabkan karena insufisiensi plasenta sehingga janin kurang suplai oksigen dan nutrisi. 3. Campuran, janin yang memilki jumlah sel dan ukuran sel kecil yang lebih sedikit. Gambaran klinis saat lahir merupakan campuran dari simetris dan asimetris. Hal ini terjadi apabila telah terjadi ganggguan pertumbuhan di awal kehamilan yang dilanjutkan dengan adanya insufisiensi plasenta pada kehamilan lanjut.1,2



7



Gambar 2.2 Perbedaan janin normal, simetris, asimetris Indeks Ponderal adalah hubungan antara berat dan panjang badan yang memberikan evaluasi status gizi, sehingga biasa digunakan pada bayi saat lahir untuk mengkategorikan bayi dengan berat badan kurang masa kehamilan (KMK) yang termasuk dalam pertumbuhan janin terhambat akut (asimetris) atau kronik (simetris).6 Ponderal index = BB(gram) x 100 PB(cm) Tabel 2.2. Klasifikasi IUGR1 Karakteristik IUGR Simetris IUGR Asimetris Periode gangguan Kehamilan awal Kehamilan lanjut Insiden dari total kasus 20-30% 70-80% Pemeriksaan saat ANC Semuanya berkurang Lingkar perut kecil, (lingkar kepala, lingkar secara proporsional sedangkan diameter perut, diameter biparietal, biparietal, lingkar kepala, femur length) femur length normal. Jumlah sel Berkurang Normal Ukuran sel Normal Berkurang Ponderal Index Normal (>2) Rendah (3 cm



otak



Lebih jelas Baik



2.6 Diagnosis 2.6.1 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Pada janin yang berisiko tinggi, maka penapisan PJT menjadi penting sekali. Penapisan PJT dapat dilakukan jika terdapat satu atau lebih tanda-tanda di bawah ini:6 1. Gerak janin berkurang 2. Tinggi Fundus Uterus