Dampak Pendudukan Jepang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS SEJARAH DAMPAK PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA



DI S U S U N OLEH :



KELOMPOK : 02 NAMA : RABIYATUN HIDAYAT AINI SADILAH RAHMAH HARDI RAHMAN IVAN ANSYARI FAUZAN ADJIMA SAKINAH KELAS : IX IPA4



TAHUN AJARAN 2018/2019



PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun yang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada saat Indonesia merdeka. Tentara Jepang mendarat pertama kali pada tanggal 11 Januari 1942 yang diawali dengan menguasai daerah-daerah penghasil minyak, seperti Tarakan, Balikpapan serta beberapa daerah di Kalimantan lainnya. Pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang berhasil mendarat di tiga tempat di Jawa, yaitu di daerah Banten, Indramayu, dan Bojonegoro. Tentara Jepang kemudian menyerbu pos tentara-tentara Belanda serta mengalahkannya. Setelah Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang, Jepang mulai menyusun strategi penjajahan untuk menguasai Indonesia. Pada awalnya, kedatangan Jepang di Indonesia disambut baik oleh bangsa Indonesia karena Jepang dianggap telah membebaskan penderitaaan rakyat Indonesia yang diakibatkan oleh Belanda. Selanjutnya Jepang menerapkan sistem Pemerintahan Militer yang bersifat sementara sampai nantinya disempurnakan dengan penambahan Pemerintahan Sipil. Selain itu, Jepang juga membentuk organisasi sipil, serta organisasi militer dan semimiliter. Jepang kemudian mulai menerapkan kebijakan ekonomi perang serta Romusha yang sangat merugikan bangsa Indonesia. Hal ini yang mengakibatkan rakyat Indonesia muak lalu melakukan perlawanan kepada Jepang. 1.2 Rumusan Masalah 1.



Apa dampak pendudukan Jepang?



2.



Apa saja pengaruh penjajahan Jepang?



3.



Bagaimana akhir pendudukan Jepang?



1.3 Tujuan 1.



Mengetahui dampak pendudukan Jepang.



2.



Mengetahui pengaruh penjajahan Jepang terhadap perkembangan Indonesia.



3.



Mengetahui akhir dari pendudukan Jepang.



Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia Dampak Pendudukan Jepang Dalam Berbagai Aspek Kehidupan Bangsa Indonesia : Aspek Politik Kebijakan pertama yang dilakukan Dai Nippon (大日本)(pemerintah militer Jepang) adalah melarang semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8 September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional. Selain itu, Jepangpun melakukan propaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia dengan cara:       



Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu) Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia) Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar. Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji Menarik simpati organisasi Islam MIAI. Melancarkan politik dumping Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan Belanda.



Selain propaganda, Jepang juga melakukan berbagai tindakan nyata berupa pembentukan badanbadan kerjasama seperti berikut:  



Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang. Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).



Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan perang). Sistem ini diterapkan di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa menjadi 17 daerah, Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah Angkatan Laut) 3 daerah. Setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang di Kalijati maka seluruh daerah Hindia Belanda menjadi 3 daerah pemerintahan militer:   



Daerah bagian tengan meliputi Jawa dan Madura dikuasai oleh tentara keenambelas denagn kantor pusat di Batavia (Jakarta). Daerah bagian Barat meliputi Sumatera dengan kantor pusat di Bukittinggi dikuasai oleh tentara keduapuluhlima. Daerah bagian Timur meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusantara, Maluku dan Irian Jaya di bawah kekuasaan armada selatan kedua dengan pusatnya di Makassar.



Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga melakukan perubahan dalam birokrasi pemerintahan, diantaranya adalah pembentukan organisasi pemerintahan di tingkat pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou Sang In/dewan penasehat. Untuk mempermudah pengawasan dibentuk tiga pemerintahan militer yakni:  







Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura dengan Batavia sebagai pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin oleh Hitoshi Imamura. Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera dengan pusat Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua puluh lima dipimpin oleh Jendral Tanabe. Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang (Makasar) yang dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu dipimpin Laksamana Maeda.



Untuk kedudukan pemerintahan militer sementara khusus Asia Tenggara berpusat di Dalat/Vietnam. Aspek Ekonomi dan Sosial Pada kedua aspek ini, Anda akan menemukan bagaimana praktik eksploitasi ekonomi dan sosial yang dilakukan Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda bisa membandingkan dampak ekonomi dan sosial dengan dampak politis dan birokrasi. Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah sebagai berikut: 











Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis. Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisasisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah. Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material.



Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah. Dampak dari



kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda hampir di setiap desa di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan untuk Purworejo (Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa Anda bayangkan bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada masa Jepang (bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal, bekicot, umbi-umbian). Aspek Kehidupan Militer Pada aspek militer ini, Anda akan memahami bahwa badan-badan militer yang dibuat Jepang semata-mata karena kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam perang Pasifik. Memasuki tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik dan melatih pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini disebabkan karena situasi di medan pertempuran (Asia – Pasifik) semakin menyulitkan Jepang. Mulai dari pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan sekitar Laut Karang (Agustus ’42 – Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah dengan jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik (Agustus 1943). Situasi di atas membuat Jepang melakukan konsolidasi kekuatan dengan menghimpun kekuatan dari kalangan pemuda dan pelajar Indonesia sebagai tenaga potensial yang akan diikutsertakan dalam pertempuran menghadapi Sekutu. Dampak Positif dan Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia Masa Pendudukan Jepang di Indonesia adalah masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Indonesia, selain itu hampir tidak adanya tantangan yang berarti kepada Belanda sebelumnya. Dalam masanya yang singkat itu, Jepang membawa dampak yang positif dan juga membawa dampak yang negatif bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Pada umumnya kebanyakan beranggapan masa pendudukan Jepang adalah masa-masa yang kelam dan penuh penderitaan. Akan tetapi tidak semuanya itu benar, ada beberapa kebijakan pemerintah pendudukan Jepang yang memberikan dampak positif, terutama dalam pembentukan nasionalisme Indonesia dan pelatihan militer bagi pemuda Indonesia. Dampak Positif Pendudukan Jepang Tidak banyak yang mengetahui tentang dampak positifnya Jepang menduduki Indonesia. Ada pun dampak positif yang dapat dihadirkan antara lain :  



Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan menyebabkan bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa nasional. Jepang mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia. Antara lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.







     







Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati pemimpin nasional Indonesia seperti Soekarno dengan harapan agar Soekarno mau membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia. Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi para pemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan memimpin rakyatnya. Dalam bidang ekonomi, didirikannya Kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama. Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan. Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah ide Pancasila. Jepang membuat program latihan dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang. Dan oleh para pemuda Indonesia, hal ini dijadikan modal untuk berperang menghadapi Jepang nantinya, serta melawan kembalinya pemerintah kolonial Belanda. Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nipon-sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.



Dampak Negatif Pendudukan Jepang Selain membawa dampak positif, Jepang juga membawa dampak negatif yang luar biasa antara lain : 



    



 



Penghapusan semua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda yang sebenarnya banyak diantaranya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, dan kesejahteraan warga. Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) untuk kerja paksa dalam kondisi yang tidak manusiawi. Penghimpunan segala sumber daya seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi kepentingan perang oleh Jepang. Akibatnya, banyak rakyat yang menderita kelaparan. Krisis ekonomi yang sangat parah karena pencetakan uang pendudukan secara besarbesaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi. Kebijakan self sufficiency (kawasan mandiri) yang menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antar daerah. Kebijakan fasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen di kalangan rakyat sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang bebas melanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap, bahkan menghukum mati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sebagai mata-mata atau anti-Jepang tanpa proses pegadilan. Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya di bawah pengawasan Jepang. Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.



 



Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil. Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.



Kehidupan Bangsa Indonesia Masa Pendudukan Jepang ASPEK SOSIAL



Pemerintahan Jepang saat itu mencetuskan kebijakan tenaga kerja romusha. Mungkin kamu sudah sering dengar kalau romusha adalah sistem kerja yang paling kejam selama bangsa Indonesia ini dijajah. Tetapi, pada awalnya pembentukan romusha ini mendapat sambutan baik lho dari rakyat Indonesia, justru banyak yang bersedia untuk jadi sukarelawan. Namun semua itu berubah ketika kebutuhan Jepang untuk berperang meningkat. Pengerahan romusha menjadi sebuah keharusan, bahkan paksaan. Hal tersebut membuat rakyat kita menjadi sengsara. Kamu bayangin aja, rakyat kita dipaksa membangun semua sarana perang yang ada di Indonesia. Selain di Indonesia, rakyat kita juga dikerjapaksakan sampai ke luar negeri. Ada yang dikirim ke Vietnam, Burma (sekarang Myanmar), Muangthai (Thailand), dan Malaysia. Semua dipaksa bekerja sepanjang hari, tanpa diimbangi upah dan fasilitas hidup yang layak. Akibatnya, banyak dari mereka yang tidak kembali lagi ke kampung halaman karena sudah meninggal dunia.



Kerja paksa Romusha di Indonesia (Sumber: www.omucu.com) Selain romusha, Jepang juga membentuk Jugun Ianfu. Jugun Ianfu adalah tenaga kerja perempuan yang direkrut dari berbagai Negara Asia seperti Indonesia, Cina, dan korea. Perempuan-perempuan ini dijadikan perempuan penghibur bagi tentara Jepang. Sekitar 200.000 perempuan Asia dipaksa menjadi Jugun Ianfu.



ASPEK BUDAYA Pemerintahan Jepang pernah mencoba menerapkan kebudayaan memberi hormat ke arah matahari terbit kepada rakyat Indonesia. Dalam masyarakat Jepang, kaisar memiliki tempat tertinggi, karena diyakini sebagai keturunan Dewa Matahari. Jepang berusaha menerapkan nilainilai kebudayaannya kepada bangsa Indonesia. Tetapi langsung mendapat pertentangan dan perlawanan dari masyarakat di Indonesia. Bangsa kita ini hanya menyembah Sang Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa mana mungkin setuju memberi hormat dengan membungkukkan punggung dalam-dalam (seikerei) ke arah matahari terbit.



Potongan gambar pada film Sang Kiyai, menggambarkan kondisi saat tentara Jepang menangkap ulama-ulama yang menolak 'Seikerei' (Sumber: berdikarionline.com) Dahulu, para seniman dan media pers kita tidak sebebas sekarang. Pemerintahan Jepang mendirikan pusat kebudayaan yang diberi nama Keimin Bunkei Shidoso. Lembaga ini yang kemudian digunakan Jepang untuk mengawasi dan mengarahkan kegiatan para seniman agar karya-karyanya tidak menyimpang dari kepentingan Jepang. Bahkan media pers pun berada di bawah pengawasan pemerintahan Jepang. ASPEK PENDIDIKAN Sistem pendidikan Indonesia pada masa pendudukan Jepang berbeda dengan masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, semua kalangan dapat mengakses pendidikan, sedangkan masa Hindia-Belanda, hanya kalangan atas (bangsawan) saja yang dapat mengakses. Akan tetapi, sistem pendidikan yang dibangun oleh Jepang itu memfokuskan pada kebutuhan perang. Meskipun akhirnya pendidikan dapat diakses oleh semua kalangan, tetapi secara jumlah sekolahnya menurun sangat drastis, dari semulanya 21.500 menjadi 13.500.



ASPEK EKONOMI Sewaktu Indonesia masih di bawah penjajahan Jepang, sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem ekonomi perang. Saat itu Jepang merasa penting untuk menguasai sumber-sumber bahan mentah dari berbagai wilayah Indonesia. Tujuan Jepang melakukan itu, untuk menghadapi Perang Asia Timur Raya, wilayah-wilayah ekonomi yang sanggup memenuhi kebutuhannya sendiri atau yang diberi nama Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya, merupakan wilayah yang masuk ke dalam struktur ekonomi yang direncanakan oleh Jepang. Kalau di bidang moneter, pemerintah Jepang berusaha untuk mempertahankan nilai gulden Belanda. Hal itu dilakukan agar harga barang-barang dapat dipertahankan sebelum perang.



ASPEK POLITIK dan MILITER Pada masa pendudukan Jepang, pemerintah Jepang selalu mengajak bekerja sama golongangolongan nasionalis. Hal ini jelas berbeda dibandingkan pada masa pemerintahan HindiaBelanda. Saat itu golongan nasionalis selalu dicurigai. Golongan nasionalis mau bekerja sama dengan pemerintahan Jepang karena Jepang banyak membebaskan pemimpin nasional Indonesia dari penjara, seperti Soekarno, Hatta, dan juga Sjahrir. Kenapa Jepang mengajak kerja sama golongan nasionalis Indonesia? Karena Jepang menganggap bahwa golongan nasionalis ini memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat Indonesia. Saat itu, Wakil Kepala Staf Tentara Keenam Belas, Jenderal Harada Yosyikazu, bertemu dengan Hatta untuk menyatakan bahwa Jepang tidak ingin menjajah Indonesia, melainkan ingin membebaskan bangsa Asia. Karena itulah Hatta mererima ajakan kerja sama Jepang. Akan tetapi, Sjahrir dan dr. Tjipto Mangunkusumo tidak mererima tawaran kerja sama Jepang. Namun, kemudian Jepang mengeluarkan undang-undang yang terkait pada bidang politik yang justru banyak merugikan bangsa Indonesia. Beberapa di antaranya:



Akhir Pendudukan Jepang di Indonesia Akhir kependudukan Jepang di Indonesia berawal dari dibomnya 2 kota besar di Jepang, yakni Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 yang mengakibatkan konsentrasi Jepang terhadap Indonesia goyah dan Jepang pun mengalihkan perhatiannya ke negaranya sendiri.



Tanggal 11 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat pergi ke Dalat untuk menemui Panglima Tertinggi Terauchi untuk membicarakan kemerdekaan yang sudah dijanjikan pihak Jepang kepada Indonesia. Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu sehingga di Indonesia terjadi kekosongan pemerintahan. Ini menjadi peluang emas bagi bangsa untuk merdeka. Namun golongan tua ragu-ragu dalam mengambil keputusan tentang rencana proklamasi bagi Indonesia karena mereka ingin menunggu tindakan dari Jepang masalah pelaksanaan proklamasi. Berbeda dengan golongan tua, golongan muda justru menginginkan proklamasi harus diselenggerakan secepatnya dan tak usah menunggu kepastian dari Jepang. Karena perbedaan itulah, golongan muda membawa golongan tua dengan dalih menghindarkan golongan tua dari pemberontakan peta dan heiho. Namun kenyataannya tak ada pemberontakan yang dimaksud. Sebenarnya tujuan mereka adalah mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan Indonesia. Setelah melalui banyak pertimbangan, akhirnya golongan tua pun dipulangkan dan menanggapi positif usulan golongan muda. Dan malam itu pula Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dibawa ke rumah Laksamana Maeda untuk merumuskan teks Proklamasi. Dan pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 teks proklamasi dibacakan dan menjadikan Indonesia merdeka. Kesimpulan Ketika jaman pendudukan Jepang, organisasi pergerakan nasional I n d o n e s i a m e n d a p a t pembatasan agar mereka tidak mampu melepaskan diri dari Jepang. Baru setelah pemerintah Jepang memberikan kesempatan para nasionalis diajak bekerjasama maka mereka menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya guna menggalang kesatuan dan semangat nasionalis. Pada pertengahan tahun 1942 Seokarno dibebaskan dari penjara dan sudah tentu pemerintah Jepang akan menggunakan kepopuleran dan kepemimpinan Soekarno untuk tujuan propaganda yaitu agar seluruh bangsa Indonesia dengan mudah dikerahkan untuk membantu perang yang sedangdihadapi Jepang. Empat serangkai diberi kepercayaan untuk memimpin gerakan Pusat Tenaga Rakyat (Putra) yang dibentuk 9 Maret 1943, atas usul Ir. Soekarno. Tujuan Putra ialah mempersatukan rakyat Jawa untuk menghadapi serangan sekutu yang semakin dekat dengan Indonesia (Jawa). Tugas Putra m e n g g e r a k a n t e n a g a d a n k e k u a t a n r a k y a t u n t u k m e m b e r i b a n t u a n k e p a d a u s a h a - u s a h a u n t u k mencapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya.