Dasar Teori Pemasaran Internasional [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB



DASAR TEORI PEMASARAN INTERNASIONAL (ADVANTAGE THEORY/TEORI KEUNGGULAN) A. TEORI PRA–KLASIK (MERKANTILISME): MARKETING BY POWER Teori ini dilandasi oleh aliran/filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang dengan pesat diabad XVI s.d XVIII di Eropa Barat dengan idea pokoknya memperluas kegiatan perdagangan/pemasaran internasional (X & M) “ BY POWER” yaitu menggunakan uang dalam bentuk logam mulia terutama emas untuk membangunan dan memiliki kekuatan senjata dan armada kapal perang guna memperluas perdagangan dan pemasaran internasional yang diikuti dengan “kolonisasi atau penjajahan” seperti yang dilakukan Belanda dengan VOC nya di Indonesia, Inggeris dan Portugis di India – Malaysia – Afrika - China, Spanyol di Amerika Latin, Perancis di Afrika dan Vietnam dan lain – lain. Kebijakan atau konsep Pemasaran Internasional By Power berdasarkan idea “Merkantilisme” ini sampai sekarang masih dapat dilihat wujudnya dalam bentuk “Neo Merkantilisme” seperti yang dilakukan oleh negara-negara ‘Super Power” terutama dibidang politik dan militer, khususnya USA dengan tindakannya



Bab 4



Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan)



2



kekerasannya di Afganistan dan Irak yang pada hakekatnya tidak terlepas dari motif ekonomi – pemasaran yaitu disatu pihak mengekspor peralatan militer keamanan/kontruksi/komunikasi dan dilain pihak mengimpor bahan baku (natural resources) terutama minyak bumi dengan harga yang dapat dipaksakan atau ditentukan oleh pihak Super Power. B. TEORI KLASIK Teori ini mendasarkan kebijakan pemasaran internasional (X & M) yang terjadi karena adanya perbedaan harga produk yang dilahirkan dari perbedaan kemampuan faktor produksi “Tenaga Kerja” baik secara “Absolut Advantage “ menurut A. Smith atau secara Comparative Advantage” menurut D. Ricardo. a. b. c.



d. e.



Prinsip dasar dari teori klasik adalah : Pemerintah mengurangi “campur tangan”nya dalam kegiatan ekonomi – perdagangan/pemasaran Dengan demikian akan terjadi “perdagangan bebas” atau “free trade” sehingga persaingan akan semakin meningkat Untuk menghadapi persaingan yang semakin meningkat tersebut, maka masing-masing negara / perusahaan akan berusaha melakukan “spesialisasi produksi dan mengekspor” produk berdasarkan “absolut atau comparative advantage” untuk Dapat berproduksi secara produktif dan efisien sehingga mampu bersaing di pasar internasional. Dengan adanya spesialisasi maka terjadi peningkatan “produktivitas dan atau efisiensi” sehingga akan terjadi peningkatan produksi yang relatif lebih banyak dan murah sehingga akan mendorong pertumbuhan perdagangan/pemasaran internasional.



Pada hakekatnya, prinsip teori klasik ini sampai sekarang masih berlaku dan hal ini dapat dilihat dari adanya integrasi ekonomi regional pada saat ini seperti AFTA, NAFTA, LAFTA, APEC, EURO dan lain - lain. 1. Absolut Advantage dari A. Smith



Bab 4



Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan)



3



Menurut teori “Absolut Advantage” setiap negara atau produsen akan memperoleh “manfaat” atau “gain from international marketing” dengan melakukan spesialisasi produksi & mengekspor produk dimana dia memiliki “Keunggulan Mutlak” atau “Absolut Advantage” dan mengimpor barang dimana dia memiliki “Ketidak Unggulan Mutlak” atau “Dis-absolut Advantage”. Terjadinya pemasaran internasional (X & M) yang memberikan manfaat (gain) baik bagi produsen/eksportir maupun bagi konsumen/ importir berdasarkan teori “Absolut Advantage” dapat dilihat dari ilustrasi matriks di bawah ini. Tabel 4.1 PRODUKSI / TK / HARI KERJA NEGARA/ TEH SUTERA DTDN / DTOT PRODUSEN 1 Kg T = ¼ M S INDONESIA 12 3 atau Kg M 4 Kg T = 1 M S CHINA



4 Kg



Total Produksi Tanpa Spesialisasi



M 16



Kg Total Produksi 24 Dengan Kg Spesialisasi



1 Kg T = 2 M S 8 atau ½ Kg T= 2 M S 11



M 16 M



Keterangan : DTDN = Dasar Tukar Dakam Negeri DTOT = Domestic Term Of Trade Kg T = Kilogram Teh M S = Meter Sutera TK = Tenaga Kerja



Bab 4



Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan)



4















Dari data diatas dapat diberikan penjelasan sebagai berikut. Bila produsen/eksportir Indonesia akan melakukan spesialisasi produksi dan memasarkan/ mengekspor 1 Kg teh ke China dan akan dapat ditukar dengan 2 Meter Sutera. Sedangkan didalam negeri (dengan DTDN/DTOT-nya) hanya dapat ditukar dengan ¼ Meter Sutera. Dengan demikian eksportir/produsen Indonesia akan mendapat keuntungan sebesar 1¾ Meter Sutera (2 – ¼) Sebaliknya bila produsen/eksportir China melakukan spesialisasi produksi & memasarkan/mengekspor 1 Meter Sutera ke Indonesia dan akan ditukar dengan 4 Kg Teh. Sedangkan di dalam negeri (dengan DTDN/DTOTnya) hanya dapat ditukar dengan ½ Kg Teh. Dengan demikian eksportir/produsen China akan mendapat keuntungan sebesar 3½ Kg Teh (4 – ½). Dapat dilihat juga bahwa dengan spesialisasi dilakukan oleh produsen/eksportir di Indonesia dan China, ternyata telah dapat meningkatkan total produksi dari 16 Kg Teh dan 11 Meter Sutera menjadi masing- masing 24 Kg Teh dan 16 Meter Sutera. Hal ini membuktikan adanya manfaat/gain dan peningkatan kesejahteraan di kedua negara dari pemasaran internasional ( X & M) karena adanya spesialisasi produksi yang didasarkan oleh teori “Absolut Advantage” atau Keunggulan Mutlak”.



2. Comparative Advantage dari D. Ricardo Menurut teori Comparative Advantage dari D.Ricardo, suatu negara/perusahaan tidak perlu memiliki keunggulan absolut untuk dapat melakukan spesialisasi dan mengekspor suatu produk tertentu, tetapi cukup memiliki keunggulan secara komparatif (comparative advantage) dari perbandingan input dan output-nya yaitu:  Cost Comparative atau Labor Efficiency yaitu menghasilkan “output tertentu” dengan “input minimal”  Production Comparative atau Labor Productivity yaitu dengan “input tertentu” dapat menghasilkan “output maksimal” Berdasarkan kedua jenis comparative advantage diatas, maka suatu negara/perusahaan dapat melakukan pemasaran internasional (X & M) dengan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor suatu produk yang relatif lebih murah dan akan mengimpor produk yang jika diproduksi sendiri akan relatif lebih mahal.



Bab 4



Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan)



5



C.



TEORI MODERN



1. The Proportional Factors Theory dari Heckscher - Ohlin Proportional Factors Theory atau teori Proporsi Faktor Produksi yang dikenal sebagai teori H – O menjelaskan bahwa pemasaran internasional (X & M) dapat terjadi karena adanya proporsi faktor produksi (Endowment Factors) yang berbeda dari masing-masing negara/perusahaan yang akan mendorong masing negara/perusahaan untuk melakukan spesialisasi dalam produksi tertentu berdasarkan keunggulan biaya faktor produksi (Isocost) yang diperlukannya untuk memproduksi sejumlah produk tertentu (Isoquant). Sebagai contoh dapat dilihat bagaimana terjadinya pemasaran internasional (X & M) antara dua negara berdasarkan teori H – O ini. Misalnya antara Indonesia yang memiliki relatif banyak SDA & SDM unqualified yang murah dengan Jepang yang memiliki relatif banyak modal (SDC) & teknologi (SDT) serta SDM yang qualified. Secara skematis pemasaran internasional (X & M) dapat dilihat dari bagan dibawah ini : Gambar 4.1 PROPORTIONAL FACTORS INDONESIA - SDA Abundant - SDM Unqualified



JEPANG - SDT & SDC Abundant - SDM Qualified



INDUSTRY/PRODUCTION SPESIALIZATION INDONESIA - Resource Based Industry - Labor Intensive



JEPANG - Capital & Techno Intensive - High Technology



Bab 4



Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan)



6



Engineering INTERNASIONAL MARKETING INDONESIA - EXPORT : Raw Materials Maturity & Declining Product - IMPORT : New & Growth Product



JEPANG - IMPORT : Raw Materials Maturity & Declining Product - Export : New & Growth Product



2. Opportunity Cost Theory dari G. Herberler Teori Opportunity Cost dari G.Harberler menjelaskan bahwa terjadinya pemasaran internasional karena adanya spesialisasi & perbedaan harga suatu product karena adanya perbedaan kemampuan produksi yang ditunjukkan oleh Production Possibility Curve atau PPC (baik Constant ataupun Increasing Cost) dan perbedaan selera konsumen atau IC (Indifference Curve) Dalam hal ini pemasaran internasional (X & M) dapat terjadi antara dua negara karena : a. Kemampuan prosuksi (PPC) sama, tetapi selera (IC) berbeda. Bila PPC atau kemampuan produksi sama maka supply relatif sama, akhirnya harga barang sejenis akan sama pula di dua negera/perusahaan. Misalnya supply barang A dan B sama di negara I dan II. Sedangkan IC yang mencerminkan selera /permintaan berbeda di dua negara. Misalnya barang A lebih disukai/diminta di negara I dan barang B lebih disukai/diminta dinegara II. Hal ini menyebabkan harga barang A akan lebih mahal di negara I dan sebaliknya harga barang B lebih mahal di II. Keadaan ini akan menyebabkan terjadi pemasaran internasional yaitu ekspor barang A & impor barang B oleh negara II ke/dari negara I dan sebaliknya ekspor barang B & impor barang A oleh negara I dari/ke negara II. Sebagai contoh, misalnya antara Perancis dan Jepang yang memiliki kemampuan teknologi membuat mobil dan pakaian



Bab 4



Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan)



7



relatif sama, tetapi selera masing konsumen berbeda, dimana orang Perancis suka mobil Honda Jepang, sedangkan orang Jepang suka fashion/pakaian Charles Jordan Perancis. Dengan demikian terjadi “pemasaran internasional” sebagai akibat perbedaan kemungkinan kemampuan produksi (PPC) dan atau selera (IC), yaitu Jepang akan mengekspor mobil Honda ke Perancis dan sebaliknya Perancis mengekspor pakaian ke Jepang. b. Kemampuan produksi (PPC) berbeda, tetapi selera (IC) sama Bila PPC atau kemampuan produksi berbeda maka supply akan berbeda, akhirnya harga barang sejenis akan berbeda pula di dua negera/perusahaan. Misalnya supply barang A di negara I banyak dan barang B di negara II banyak. Sedangkan IC yang mencerminkan selera /permintaan sama di dua negara baik untuk barang A maupun barang B dikedua negara. Hal ini menyebabkan harga barang A akan lebih murah dan barang B akan lebih mahal di negara I dan sebaliknya harga barang B lebih murah dan barang A akan lebih mahal di negara II. Keadaan ini akan menyebabkan terjadi pemasaran internasional yaitu ekspor barang A & impor barang B oleh negara I ke/dari negara II dan sebaliknya ekspor barang B & impor barang A oleh negara II dari/ke negara I. c. Baik PPC maupun IC yang berbeda Bila PPC atau kemampuan produksi berbeda maka supply akan berbeda, akhirnya harga barang sejenis akan berbeda pula di dua negera/perusahaan. Misalnya supply barang A di negara I banyak dan barang B di negara II banyak.Sedangkan IC yang mencerminkan selera /permintaan berbeda di dua negara. Misalnya barang A lebih disukai/diminta di negara II dan barang B lebih disukai/diminta dinegara I. Hal ini menyebabkan harga barang A akan lebih mahal di negara II dan sebaliknya harga barang B lebih mahal di I. Keadaan ini akan menyebabkan terjadi pemasaran internasional yaitu ekspor barang A & impor barang B oleh negara I ke/dari negara II dan sebaliknya ekspor barang B & impor barang A oleh negara II dari/ke negara I.



Bab 4



Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan)



8



D.



CURRENT THEORY



1. International Product Life Cycle (IPLC) dari R. Vernon Teori ini menjelaskan bagaimana terjadinya pemasaran internsional (X & M) yang didasarkan kepada teori siklus kehidupan suatu product atau product life cycle (PLC) yang terdiri dari empat phase sbb. :  Phase pertama : Introduction/Perkenalan  Phase kedua : Growth/Pertumbuhan  Phase ketiga : Maturity/Kedewasaan  Phase keempat : Declining/Penurunan Dengan gambar dibawah ini dapat dilihat bagaimana terjadinya pemasaran internasional (X & M) untuk produk manufacturing/industri pengolahan antara negara/perusahaan yang industrinya sudah maju (NIM) dan negara/perusahaan yang baru tumbuh/berkembang (NSB). Gambar 4.2 Sales



IPLC



Negara/ Perusahaa n NIM NSB



Phase I Introduction



Phase II Growth



Phase III Maturity



Phase IV Declining



Ekspor Impor



Ekspor Impor



Impor Ekspor



Impor Ekspor



Time



Keterangan : NIM = Negara Industri Maju NSB = Negara Sedang Berkembang Contoh : Industri Pesawat Terbang Indonesia pada saat ini dapat memproduksi & mengekspor pesawat terbang jenis Cassa dengan mesin propeler/baling-baling



Bab 4



Dasar Teori Pemasaran Internasional (Advantage Theory/Teori Kunggulan)



9



seperti CN 235, yang saat ini sudah memasuki phase maturity/declining di negeri asalnya (Spanyol) sebaliknya Indonesia membeli/mengimpor pesawat terbang dengan mesin Jet seperti Airbus dari Eropa. 2. Competitive Advantage (Porter Diamond) dari M. Porter Menurut teori Porter Diamond, suatu negara/perusahaan akan dapat melakukan pemasaran internasional (X & M), bila memiliki daya saing atau competitive advantage yang bersumber kepada penguasaan empat faktor sebagai berikut.  Factors Condition yaitu kondisi faktor2 produksi yang dimiliki seperti SDA, SDM, SDT, SDC, SDI dan SDE.  Demand Condition (Kondisi Permintaan) yang ditentukan oleh Composition, Size, Growth & Trend of Demand  Strategy, Structure dan Rivalry perusahaan  Supporting & Related Industry 3. Hyper Competitive (Sustainable Competitive Advantage) dari D’Aveni Menurut teori ini, dengan adanya globalisasi dan peningkatan kemajuan teknologi yang semakin cepat dan meluas maka setiap negara/perusahaan akan menghadapi tingkat persaingan semakin tinggi atau dapat disebut sebagai Hyper Competitive. Untuk menghadapinya dan agar setiap negara/perusahaan dapat memiliki daya saing berkelanjutan atau “Sustainable Competitive Advantage” atau SCA maka sangat penting untuk selalu melakukan invention (penemuan baru) dan innovation (perubahan) dengan senantiasa melaksanakan program R & D (Research & Development) agar setiap produk yang sudah memasuki phase III dan IV (Maturity dan Decline) diperbarui dengan penemuan baru/invention atau diinovasi dengan perubahan baru sehingga tetap dapat memenuhi tuntutan needs