Data Kenakalan Remaja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

kenakalan remaja Kamis, 26 Januari 2017



Data kenakalan remaja Akhir-akhir ini fenomena kenakalan remaja makin meluas. Bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Para pakar baik pakar hukum, psikolog, pakar agama dan lain sebagainya selalu mengupas masalah yang tak pernah habis-habisnya ini. Kenakalan Remaja, seperti sebuah lingkaran hitam yang tak pernah putus, sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari masa ke masa, dari tahun ke tahun dan bahkan dari hari ke hari semakin rumit. Masalah kenalan remaja merupakan masalah yang kompleks terjadi di berbagai kota di Indonesia. Sejalan dengan arus globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang, arus informasi yang semakin mudah diakses serta gaya hidup modernisasi, disamping memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi di berbagai media, di sisi lain juga membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas di berbagai lapisan masyarakat. Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI 2007) menunjukkan jumlah remaja di Indonesia mencapai 30 % dari jumlah penduduk, jadi sekitar 1,2 juta jiwa. Hal ini tentunya dapat menjadi asset bangsa jika remaja dapat menunjukkan potensi diri yang positif namun sebaliknya akan menjadi petaka jika remaja tersebut menunjukkan perilaku yang negatif bahkan sampai terlibat dalam kenakalan remaja. Kondisi remaja di Indonesia saat ini dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Pernikahan usia remaja 2. Sex pra nikah dan Kehamilan tidak dinginkan 3. Aborsi 2,4 jt : 700-800 ribu adalah remaja 4. MMR 343/100.000 (17.000/th, 1417/bln, 47/hr perempuan meninggal) karena komplikasi kehamilan dan persalinan 5. HIV/AIDS: 1283 kasus, diperkirakan 52.000 terinfeksi (fenomena gunung es), 70% remaja 6. Miras dan Narkoba. Adapun Hasil Penelitian BNN bekerja sama dengan UI menunjukkan : 1. Jumlah penyalahguna narkoba sebesar 1,5% dari populasi atau 3,2 juta orang, terdiri dari 69% kelompok teratur pakai dan 31% kelompok pecandu dengan proporsi laki-laki sebesar 79%, perempuan 21%. 2. Kelompok teratur pakai terdiri dari penyalahguna ganja 71%, shabu 50%, ekstasi 42% dan obat penenang 22%. 3. Kelompok pecandu terdiri dari penyalahguna ganja 75%, heroin / putaw 62%, shabu 57%, ekstasi 34% dan obat penenang 25%. 4. Penyalahguna Narkoba Dengan Suntikan (IDU) sebesar 56% (572.000 orang) dengan kisaran 515.000 sampai 630.000 orang. 5. Beban ekonomi terbesar adalah untuk pembelian / konsumsi narkoba yaitu sebesar Rp. 11,3 triliun. 6. Angka kematian (Mortality) pecandu 15.00 orang meninggal dalam 1 tahun. Angka-angka di atas cukup mencengangkan, bagaimana mungkin anak remaja yang masih muda, polos, energik, potensial yang menjadi harapan orangtua, masyarakat dan bangsanya dapat terjerumus dalam limbah kenistaan, sungguh sangat disayangkan. Tanpa disadari pada saat ini, di luar sana anak-anak remaja kita sedang terjerat dalam pengaruh narkoba, miras, seks bebas, aborsi dan kenakalan remaja lainnya. Bahkan angka-angka tersebut diprediksikan akan terus menanjak, seperti fenomena gunung es, tidak tampak di permukaan namun jika ditelusuri lebih dalam ternyata banyak ditemukan kasus kasus yang cukup mengejutkan. Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanakkanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflikkonflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya.



Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri. Namun pada kenyataanya orang cenderung langsung menyalahkan, menghakimi, bahkan menghukum pelaku kenakalan remaja tanpa mencari penyebab, latar belakang dari perilakunya tersebut. Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabikcabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, temanteman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-kah ? Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada. Demikianlah kenyataan yang ada saat ini, ini merupakan tantangan yang sangat berat bagi para orangtua, masyarakat, yang memiliki anak remaja, atau anak yang akan menuju remaja untuk dapat mencari strategi yang baik untuk melindungi anak remaja mereka dari kenakalan-kenakalan remaja yang dapat merusak masa depan mereka. Semoga ini bisa menjadi bahan perenungan untuk kita semua, para penentu kebijakan, para orang tua, masyarakat, maupun remaja.(Rijalihadi G) Diposting oleh Desminar Sianturi di 23.19 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest



Home» Berita» Galeri Foto» pemkot surabaya» surabaya» Kenakalan Remaja Surabaya Meningkat Total 793 Kasus



Kenakalan Remaja Surabaya Meningkat Total 793 Kasus Ditulis Oleh Soerabaia Newsweek22 November 2016



Surabaya Newsweek- Bangunan Kosong atau bangunan angker yang ada di kota Surabaya bukan jaminan menakutkan dan sepi, malah ini sebaliknya banyak remaja yang mendatangi termpat tersebut contohnya, rumah hantu Darmo yang kini kerap dibuat oleh remaja untuk berbuat nakal.Hal itu diungkapkan Kepala Satpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto, Selasa (22/11). Berdasar data satpol PP, sepanjang 2016 aparat penegak perda tersebut menjumpai 62 remaja yang terjaring razia di rumah hantu Darmo. Mayoritas mereka yang terjaring sedang kedapatan pacaran



saat malam hari. Beberapa di antaranya bahkan dinyatakan positif menggunakan obat-obatan terlarang. Irvan menyesalkan lokasi tersebut dimanfaatkan oleh para remaja untuk melakukan aktivitas yang tidak produktif. Untuk itu, dia menyatakan, pihaknya tetap melakukan pengawasan secara random. “Dalam sekali operasi, kita bisa mendapati 15-an remaja. Biasanya kalau setelah ada konser musik, mereka berkumpul di situ (rumah hantu Darmo),” ujar mantan Kabag. Pemerintahan dan Otoda Surabaya itu. Masih menurut data satpol PP, pelanggaran kenakalan remaja terbanyak tahun ini didominasi oleh remaja yang kongkow di café. Jumlahnya mencapai 135 kasus. Mereka yang terjaring razia di café umumnya terjerat masalah minuman keras (miras) dan narkoba. Di luar café dan rumah hantu Darmo, operasi kenakalan remaja satpol PP juga menyasar warnet dan warung kopi (warkop). Namun, razia warnet dan warkop dilakukan saat jam-jam sekolah. Remaja yang ‘diciduk’ di warnet mencapai 50 remaja sedangkan di warkop sebanyak 42 remaja. “Mereka yang bolos sekolah di warnet umumnya bermain game online. Ada pula yang minum kopi sambil merokok di warkop,” imbuh Irvan. Selain itu, satpol PP juga mendapati kasus balap liar sebanyak 8 kejadian. Kendati demikian, Irvan mengatakan, razia kenakalan remaja tetap dilaksanakan secara humanis tanpa tindakan represif. Oleh karenanya, dalam setiap operasi, satpol PP selalu melibatkan satpol PP wanita dengan pendekatan yang halus. Tujuannya, untuk menjaga psikologis anak. “Intinya kami ini ingin menyelamatkan masa depan anak-anak Surabaya tanpa melukai mereka, baik dari sisi fisik maupun psikologisnya,” urainya. Razia kenakalan remaja selalu menggandeng bapemas KB, dinas sosial, dinas pendidikan dan dinas kesehatan serta Badan Narkotika Nasional (BNN). Prosedurnya, semua remaja yang terjaring razia akan didata. Setelah itu, mereka akan mendapatkan pembinaan. Khusus remaja yang terjaring malam hari, akan dilakukan tes HIV-AIDS dan tes narkoba. Bila positif HIV-AIDS, mereka akan ditangani oleh Dinkes Surabaya. Kalau positif narkoba, BNN akan mengambil alih proses pendampingan. Sedangkan untuk kasus bolos sekolah, pihak sekolah dan orang tua akan dipanggil ke kantor Satpol PP. Kabid Pengembangan Kapasitas Satpol PP Surabaya, Deny C. Tupamahu menuturkan, mulai Januari hingga 22 November 2016, total kenakalan remaja yang dijumpai tim satpol PP sebanyak 793 kasus. Rinciannya, 597 laki-laki dan 196 perempuan. Angka ini mengalami peningkatan jika dibanding tahun lalu sebanyak 675 kasus. Namun demikian, menurut Deny, kenaikan temuan tidak bisa serta-merta disimpulkan bahwa kenakalan remaja di Surabaya meningkat. Pasalnya, pada 2016 ini, satpol PP melebarkan sayap sasaran razia dan lebih aktif menggelar operasi kenakalan remaja. Utamanya di warkop yang kini sudah menjadi lokasi rutin razia. “Tahun lalu, warkop belum masuk sasaran utama kami. Tapi, karena jumlahnya ternyata cukup tinggi, maka dari itu tahun 2016 ini kami intensifkan razia di warkop-warkop pada saat jam sekolah,” tukasnya.



Kasie Program Bidang Pengembangan Kapasitas Satpol PP, Bagus Supriadi menyatakan, dengan cara manual, untuk meng-cluster data dan jumlah razia membutuhkan waktu lama. Namun, dengan sistem ini, kebutuhan informasi dapat tersaji secara cepat dengan hanya menekan tombol saja. “Variabel data yang diinginkan bisa diatur dengan mudah, seperti nama, usia, latar belakang kasus, lokasi penangkapan dan sebagainya,” katanya. Sistem informasi yang terintegrasi dengan data Dinsos Surabaya ini juga dapat membantu pencarian orang hilang. Dengan memasukkan nama atau ciri-ciri lain dari orang yang dicari, dapat diketahui apakah orang tersebut pernah terjaring razia satpol PP. “Riwayat mereka yang pernah terjaring razia satpol PP terekam jelas dalam sistem ini,” pungkas Bagus. ( Ham ) Kategori: Berita,Galeri Foto,pemkot surabaya,surabaya