Daun Bambu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview





Log In







Sign Up



Karya Ilmiah Pemanfaatan Daun Bambu Sebeagai Pupuk Organik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pupuk Bagi tanaman, pupuk sama seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman, pupuk digunakan untuk tumbuh, hidup, dan berkembang. Pupuk mengandung zat atau unsur hara. Kandungan hara dalam tanaman berbeda – beda, tergantung pada jenis hara, jenis tanaman, kesuburan tanah atau jenisnya, dan pengelolaan tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik (buatan), bila ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara. Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenisjenisnya serta berbeda pula sifat- sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman. 2.2 Pupuk Organik Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan bahan organik di dalamnya sangatlah tinggi (Novizan, 2007). Pupuk organik sangat penting sebab memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah dan mengandung zat makanan tanaman (Rinsema, 1993). 2.3 Tanaman Bambu Bambu (Bambusa Sp) merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat ndonesia dan sudah menyebar di kawasan Nusantara. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah iklim basah sampai iklim kering (Departemen Kehutanan &Perkebunan, 1999). Lopez dan Shanley (2004) menyebutkan bahwa bambu termasuk keluarga rumputrumputan dan merupakan tumbuhan paling besar di dunia dalam keluarga ini. Ada lebih dari 1200 spesies bambu dan kebanyakan terdapat di Asia.Tumbuhan yang indah ini, dengan kekuatan dan kelenturannya, memiliki manfaat yang tidak terbatas. Tanaman bambu banyak ditemukan di daerah tropik di Benua Asia, Afrika, dan Amerika. Namun, beberapa spesies ditemukan pula di Australia. Benua Asia merupakan daerah penyebaran bambu terbesar. Penyebarannya meliputi wilayah Indoburma, India, Cina, dan Jepang. Daerah Indoburma dianggap sebagai daerah asal tanaman ini. Selain di daerah tropik, bambu juga menyebar ke



daerah subtropik dan daerah beriklim sedang di dataran rendah sampai di dataran tinggi (Berlian & Rahayu, 1995). Di daerah hujan tropis, bambu tumbuh dalam kelompok. Ketika terjadi gangguan hutan alam, misalnya karena logging. Bambu semakin tersebar, misalnya jenis Phyllostachys ditemukan hampir di seluruh daerah Cina, Jepang, dan Taiwan. Budidaya bambu dilakukan di Indonesia, India, dan Bangladesh (Elsppat, 1999). Tanaman bambu hidup merumpun, kadang-kadang ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik dengan batas desa di Jawa. Penduduk desa sering menanam bambu disekitar rumahnya untuk berbagai keperluan. Bermacam-macam jenis bambu bercampur ditanam dipekarangan rumah. Pada umumnya yang sering digunakan oleh masyarakat di Indonesia adalah bambu tali, bambu petung, bambu andong dan bambu hitam. 2.4 Kandungan Daun Bambu untuk Kesuburan Tanah Daun bambu mengandung banyak unsur P dan K. Kedua unsur ini sangat berguna bagi perbaikan struktur tanah dan bagi pertumbuhan tanaman. Petani Dukuh Waru, Desa Pengkol, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. telah mencoba di lahannya sendiri. Dengan menambahkan daun bambu kering ke lahan sawah, ia tidak perlu lagi menggunakan pupuk P dan K. Dengan demikian petani tersebut tidak lagi menggunakan pupuk kimia sama sekali setelah memakai kompos ditambah dengan daun bambu kering. Beberapa orang petani Dukuh Waruh mencoba pengalaman tersebut di lahan mereka. Ternyata dari hasil percobaannya terbukti, bahwa kesuburan dan produksi padi yang dipupuk dengan “P” dan “K” kimia tidak berbeda dengan padi yang hanya diberikan daun bambu kering. Unsur P dalam phospat adalah (Fosfor) sangat berguna bagi tumbuhan karena berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar terutama pada awal-awal pertumbuhan, mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah. Kalium (K) merupakan unsur hara utama ketiga setelah N dan P. Kalium mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem. Kalium banyak terdapat dalam sitoplasma. Kalium pupuk buatan dan mineral-mineral tanah seperti feldspar, mika dan lain-lain. Secara umum fungsi Kalium bagi tanaman, antara lain :  Membentuk dan mengangkut karbohidrat,  Sebagai katalisator dalam pembentukan protein  Mengatur kegiatan berbagai unsur mineral  Menetralkan reaksi dalam sel terutama dari asam organik  Menaikan pertumbuhan jaringan meristem



 Mengatur pergerakan stomata  Memperkuat tegaknya batang sehingga tanaman tidak mudah roboh  Mengaktifkan enzim baik langsung maupun tidak langsung  Meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah  Membuat biji tanaman menjadi lebih berisi dan padat  Meningkatkan kualitas buah karena bentuk, kadar, dan warna yang lebih baik  Membuat tanaman menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit  Membantu perkembangan akar tanaman. Kekurangan kalium pada tanaman menyebabkan turgor tanaman menjadi berkurang sehingga sel tanaman menjadi lemah. DAFTAR PUSTAKA Ruhnayat, Agus. “PEMANFAATAN PUPUK BIO DAN PUPUK ALAM UNTUK MENDUKUNG BUDIDAYA ORGANIK PADA TANAMAN LADA DAN PANILI” . Balai Penelitian Tanaman Obatdan Aromatik. Widyana, K. “ BAMBU DENGAN BERBAGAI MANFAATNYA ”. Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar. Prabowo, E. 1994. “Bambu untuk Kehidupan Masa Kini. Sebuah Pendekatan Multi Media” .Yayasan Bambu Lingkungan Lestari, Ubud. Sutoyo. 2003. “ Daun bambu pun indah ke sawah”. Salam. Sutiyono, “ Budidaya Bambu”.



Peneliti Utama Bidang SilvikulturPeneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan produktivitas Hutan. Alrasjid, H.1983. “ Pengaruh pemupukan nitrogen, phosphor, kalium terhadap pertumbuhan dan kualitas pulp bambu duri (Bambusa bambus) di kleompok hutan Turaya (Borissallo) ” , Sulawesi Selatan. Kerjasama Balai Penelitian Hutan Bogor – PT Pupuk Sriwidjaja. Subandi, Asep. 2010. “ P etunjuk Pembuatan Pupuk Organik”. Perpustakaan Pribadi, Palembang 



Job Board







About







Press







Blog







Stories







Terms







Privacy







Copyright







 We're Hiring!  



Help Center



Academia © 2015