DDTK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



I.1. LATAR BELAKANG Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat badan yang paling pesat dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Masa ini tidak terulang sehingga disebut window of opportunity untuk menciptakan anak sehat dan cerdas. Penilaian pertumbuhan dan perkembangan balita sangat berguna untuk mengetahui apakah balita tumbuh dan berkembang secara normal atau tidak Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh secara kwantitatif dapat diukur atau suatu “peningkatan dalam berat atau ukuran dari seluruh / sebagian dari organisme”. Di Indonesia alat yang digunakan untuk memantau tumbuh kembang balita adalah Kartu Menuju Sehat (KMS). Melalui KMS dilakukan pengukuran pertumbuhan balita dengan cara menuliskan umur dan berat badan balita berupa titik-titik yang mengikuti garis kurva pertumbuhan. Garis kurva



pertumbuhan pada KMS mempunyai fungsi



sebagai monitoring pertumbuhan dan perkembangan balita yang harus dicapai oleh grafik berat badan sesuai standar kelompok balita sehat. Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuntitatif, melainkan kualitatif.



Jadi perkembangan itu adalah proses terjadinya



perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental sejak berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya. Mengingat minimnya kesadaran orang tua terhadap deteksi dini tumbuh kembang ini, maka perlu dilakukan upaya sosialisasi pemahaman tentang tumbuh kembang anak. 1



Melalui upaya sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman orang tua balita dan kader posyandu balita terhadap perkembangan seorang anak.



I.2.TUJUAN I.2.1.TUJUAN UMUM Setelah memberikan penjelasan tentang perkembangan anak dan melakukan pemeriksaan perkembangan anak sesuai dengan umur anak di Klepu, Desa Punung, Kecamatan punung diharapkan ibu-ibu dapat mengerti deteksi dini tumbuh kembang yang disesuaikan dengan usia balita. I.2.2.TUJUAN KHUSUS Setelah memberikan penjelasan tentang perkembangan anak dan melakukan pemeriksaan perkembangan anak sesuai dengan umur anak, diharapkan ibi-ibu yang memiliki balita di Klepu, Desa Punung, Kecamatan Punung dapat mengerti dan memahami tentang : 1. Pentingnya memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini 2. Pentingnya pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak secara periodik baik ke poyandu maupun ke puskesmas 3. Pentingnya orang tua dan kader untuk mempunyai ketrampilan melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak usia dini yang meliputi motorik kasar, motorik halu, bahasa dan sosialisai 4. Penting melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak dalam upaya preventif terhadap terjadinya hambatan dalam perkembangan anak.



I.3.MANFAAT I.3.1.Manfaat Bagi Masyarakat Pengetahuan yang diberikan diharapkan dapat menambang pengetahuan masyarakat tentang deteksi dini tumbuh kembang. Sehingga ibu-ibu yang memiliki balita dapat menerapkan pengetahuan yang diberikan ini untuk melakukan deteksi dini tumbuh kembang



2



secara mandiri, sehingga pertumbuhan balita dapat terus diawasi dan jika terdapat gangguan tumbuh kembang dapat segera terdetksi dan dilakukan intervensi. I.3.2.Manfaat Bagi Dokter Internship Dokter Internship mampu menjalankan fungsinya memberikan pengetahuan dan memberikan contoh pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang balita kepada masyarakat. Selain itu, dapat melatih diri dalam pelayanan kesehatan di masyarakat, bukan hanya dalam terapi penyakit tetapi dalam promosi kesehatan dan preventif penyakit. I.3.3.Manfaat Bagi Puskesmas Punung Pengetahuan masyarakat mengenai deteksi dini tumbuh kembang dapat membantu pihak puskesmas untuk mendeteksi penyebab anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang secara mudah dan memberikan tindakan yang sesuai sehingga pertolongan dapat leih cepat dan tepat.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3



Penelitian dalam bidang ilmu psikologi menunjukkan bahwa tahun-tahun pertama dalam kehidupan seorang anak merupakan masa yang sangat penting yang akan mempengaruhi fase perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu berbagai upaya harus dilakukan agar seorang anak tidak mengalami hambatan dalam perkembangannya. Penelitian juga menunjukkan bahwa masa 5 tahun pertama merupakan masa kristis bagi kehidupan seorang anak yang akan berdampak secara signifikan terhadap perkembangan anak berikutnya. Tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh faktor perawatan dan pengasuhan anak yang baik. Perawatan mengacu kepada pemberian nutrisi yang baik, sementara pengasuhan mengacu kepada tersedianya lingkungan yang kondusif secara psikologis bagi anak. Pola pengasuhan anak yang baik dapat berfungsi sebagai stimulasi yang akan memacu optimalisasi perkembangan seorang anak. Perkembangan seorang anak meliputi 4 aspek perkembangan yaitu; 1) perkembangan psikomotorik, 2) perkembangan kognitif, 3) perkembangan sosial emosi, dan 4) perkembangan bahasa. Meskipun demikian tinjauan pustaka kali ini hanya dibatasi pada 3 aspek perkembangan sebagai berikut; perkembangan psikomotorik, perkembangan kognitif, dan perkembangan bahasa. 1.Perkembangan Kognitif Proses kognisi adalah sebuah proses mental yang mengacu kepada proses mengetahui sesuatu. Istilah kognitif sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengerti sesuatu. Mengerti menunjukkan kemampu-an untuk menangkap sifat, arti, atau keterangan mengenai sesuatu serta mempunyai gambaran yang jelas terhadap hal tersebut. Perkembangan kognitif sendiri mengacu kepada kemampuan yang dimiliki seorang anak untuk memahami sesuatu. Menurut Berk (2005) perkembangan kognitif adalah kapasitas intelektual yang dimiliki oleh seorang anak dan bagaimana kapasitas ter-sebut berkembang sampai mereka dewasa kelak. Para ahli psikologi sepakat bahwa perkembangan kognitif seorang anak paling tidak dipengaruhi oleh 3 faktor. Faktor yang pertama adalah faktor hereditas, kemudian faktor kematangan individu dan faktor terakhir adalah faktor belajar. Sementara itu, Piaget menambahkan satu faktor lagi disamping ketiga faktor tersebut yaitu faktor social transmission. Social transmission adalah sebuah proses dimana anak akan belajar melalui proses interaksi dengan orang lain.



Piaget juga terkenal sebagai tokoh 4



pertama dalam ilmu psikologi yang membahas secara sistematis tentang perkembangan kognitif seorang anak. Menurut Piaget, setiap anak dilahirkan dengan kemampuan untuk mengorganisasikan skema. Skema pada dasarnya adalah kepingan-kepingan informasi yang dimiliki oleh anak. Dalam menyusun skema ini, seorang anak akan melakukan proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses dimana seorang anak akan mencocokkan (fitting) skema baru yang diperolehnya dengan skema yang telah lebih dulu dimilikinya. Sementara akomodasi adalah proses dimana seorang anak akan merubah (changing) skema yang sudah dimilikinya agar sesuai dengan skema yang baru didapatnya. Konflik yang terjadi antara proses asimilasi dan akomodasi ini membuat anak berupaya untuk mencapai tahap equilibrium atau keseimbangan. Tujuan dari perkembangan kognitif menurut Piaget pada dasarnya adalah untuk mencapai equilibrium.



Perkembangan kognitif anak merupakan aspek perkembangan yang perlu dirangsang dan distimulasi oleh pihak luar terutama orang tua. Tanpa adanya rangsangan dan stimulasi dari orang tua, maka kapasitas kognitif anak tidak akan berkembang secara optimal. 2. Perkembangan Bahasa Bahasa merupakan elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa individu belajar untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bahasa juga membantu anak untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan keinginannya kepada orang lain. Bahasa tidak lain merupakan sintesis dari kemampuan berfikir yang kompleks dan abstrak.Sebagai sebuah sistem, bahasa dibangun atas beberapa komponen. Para ahli linguistik sepakat ada 4 komponen yang membangun bahasa. Komponen yang pertama yaitu fonologi. Fonologi mengacu kepada struktur bahasa yang mengatur bunyi huruf pada sebuah bahasa. Komponen yang kedua ialah semantik. Semantik merupakan 5



struktur bahasa yang mengatur kosa kata atau perbendaharaan kata dari suatu bahasa. Komponen fonologi dan semantik merupakan komponen awal yang dimiliki seorang anak. Komponen yang ketiga adalah grammar. Grammar merupakan struktur bahasa yang menjelaskan tentang tata bahasa dan bagai-mana menggunakannya dalam konteks kalimat. Komponen yang terakhir adalah pragmatis. Pragmatis merupakan komponen bahasa yang mengatur bagaimana menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kemampuan seorang anak untuk mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pikirannya lewat bahasa pada dasarnya menunjukkan kemampuan anak untuk menggunakan komponen semantik. Pada awal kajiannya, para psikolog beraliran behavioristik percaya bahwa anak-anak belajar bahasa dengan cara yang sama ketika mereka belajar tentang hal lain. Dengan kata lain bahasa merupakan produk imitasi dari lingkungan sekitar anak. Tetapi teori ini dianggap terlalu bersifat simplistik terhadap kemampuan bahasa anak. Bahasa anak berkembang dari kemampuan yang bersifat sederhana menuju kemampuan yang lebih kompleks. Tabel berikut ini menjelaskan tahapan perkembangan bahasa anak usia 0-5 tahun ditinjau dari aspek komponen bahasa:



Sebagaimana dengan per-kembangan kognitif, perkembangan bahasa seorang anak pun memerlukan stimulasi khusus dari orang tua dan pengasuh. Tanpa adanya stimulasi serta rangsangan dari orang tua, perkembangan bahasa anak akan mengalami hambatan. Hambatan yang dialami anak dalam perkembangan bahasa akan memberikan pengaruh yang besar terhadap aspek perkembangan lainnya, terutama perkembangan sosial dan emosi anak. 6



3. Perkembangan Psikomotorik Perkembangan psikomotorik anak merupakan perkembangan yang paling sering diidentifikasi oleh orang tua. Meskipun demikian, kebanyakan orang tua memahami perkembangan psikomotorik hanya terbatas kepada kemampuan motorik kasar semata. Padahal kemampuan psikomotorik anak tidak hanya ditentukan oleh kemampuan motorik kasar saja, tetapi juga kemampuan motorik halus anak. Kemampuan motorik kasar biasanya ditentukan oleh gerak otot dan fisik. Sementara kemampuan motorik halus lebih merupakan gerak koordinasi yang dilakukan oleh seorang anak. 1) Perkembangan motorik kasar Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya. Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anakanak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. 2) Perkembangan motorik halus Untuk memperhalus ketrampilan-ketrampilan motorik, anak-anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya. Di samping itu, anak-anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll. Dibawah ini contoh tabel perkembangan motorik kasar dan motorik halus Tabel. Tahap perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada usia 1-2 tahun. Motorik Kasar



Motorik Halus



7



• •



Merangkak berdiri dan berjalan beberapa langkah berjalan cepat cepat-cepat duduk agar tidak jatuh merangkak di tangga berdiri di kursi tanpa pegangan menarik dan mendorong benda-benda berat melempar bola



• • • • • •







mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan menyusun menara dari balok memindahkan air dari gelas ke gelas lain belajar memakai kaus kaki sendiri menyalakan TV dan bermain remote belajar mengupas pisang



• • • • • •



Tabel. Tahap perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada usia 2-3 tahun. Motorik Kasar • • • • • •



melompat-lompat berjalan mundur dan jinjit menendang bola memanjat meja atau tempat tidur naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir berdiri dengan 1 kaki



Motorik Halus • • • • • •



mencoret-coret dengan 1 tangan menggambar garis tak beraturan memegang pensil belajar menggunting mengancingkan baju memakai baju sendiri



A. Pelaksanaan kegiatan deteksi dini dan intervensi Tumbuh Kembang di tingkat Puskesmas Tugas dan peran Puskesmas: 1. Pelayanan Balita dan Anak Prasekolah (Apras) a. Memantau dan mendeteksi dini setiap balita yang berkunjung dan dirujuk dengan cara:   



Mempelajari tumbuh kembangnya dalam KMS. Melakukan pemeriksaan antropometri dan rrencatat pads gmfik KMS. Melakukan deteksi dini dengan menggunakan pedoman tumbuh kembang anak dan







kartu tumbuh kembang. Menilai tumbuh kembang anak secara individu. 8



b. Menegakkan diagnose penyimpangan tumbuh kembang balita dan apras yang berkunjung dan dirujuk. c. Melakukan intervensi pada kelainan/gangguan clan masalah/penyimpangan tumbuh kembang berupa: 



Intervensi pelayanan kesehatan sesuai dengan pedoman program (ISPA, Diane, Campak, Malaria, Anameia, Infeksi Telinga) dan terhadap penyaldt lainnya sesuai dengan buku pedoman pengobatan dasar di Puskesmas serta buku







pedoman kerja Puskesmas. Intervensi penyimpangan tumbuh kembang di tingkat pelayanan dasar.



Penanganan: a. Penanganan langsung pada:    



Kelambatan motorik kasar. Gangguan bicara karena, kurang latihan. Gangguan moiorik halus. Sosialisasi yang kurang (anak tak suka berkawan, suka mengganggu atau menyerang



 



kawan ) Malnutrisi dan anemia diberikan makanan tambahan dan sirup besi. Anak dengan berat badan di atas batas normal perlu diberi nasehat pembenan







makanan seimbang. Anak dengan kelainan khusus seperti: - Muntah tanpa gangguan organic. - Gangguan buang air besar. - Cengeng berlebihan. - Penakut. - Mengompol pada anak di atas 5 tahun.,d1l. Kasus-kasus, tersebut ditangani mengacu pada buku pedoman pelayanan kesehatan



jiwa di puskesmas dan rumah salcit b. Merujuk kasus-kasus penyimpangan tumbuh kembang seperti:     



Autisme. Hiperaktif dan gangguan berkonsentrasi. Pengukuran lingkaran kepala anak (PLKA) tidak normal. Kelainan-kelainan benwWfungsi tubuh (hidrosefalus, spina, bifida, strabismus). I-Epotiroidea. 9



  



Perawakan pendek. Perawakan tinggi. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani langsung



c. Konseling (support dan maintenance untuk kasus-kasus yang tidak dapat ditangani lebih lanjut). 2. Pembinaan Kader, guru TK, pengelola TPA, pengelola Bina, Anaprasa (Bina. Anak Prasekolah Desa)



BAB III PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI



III.1.Perencanaan 10



III.1.1. Sasaran Kegiatan pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang ini dilakukan pada balita-balita yang sesuai dengan umurnya di Posyandu Klepu, Desa Punung, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. III.1.2. Waktu Kegiatan Kegiatan ini dilakukan di Posyandu Balita Klepu tanggal.... III.1.3. Lokasi Kegiatan Kegiatan pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang ini dilakukan di Posyandu Klepu, Desa Punung, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.



III.2. Pemilihan Intervensi Pemilihan intervensi adalah berupa pemberian sedikit penjelasan mengenai Deteksi Dini Tumbuh Kembang secara lisan kepada ibu-ibu balita. Selanjutnya diikuti dengan pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada balita-balita sesuai dengan usianya.



BAB IV PELAKSANAAN DAN INTERVENSI



Pada tanggal..... dilakukan pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak di Posyandu Klepu, Desa Punung, Kecamatan Punung yang dihadiri sekita 20 ibu yang 11



mempunyai balita, 5 kader posyandu, 1 bidan desa, dan 1 staff promosi kesehatan Puskesmas Punung. Kegiatan yang dilakukan berupa 1. Pemberian penjelasan mengenai Deteksi Dini Tumbuh Kembang anak 2. Memberikan penjelasan bahwa pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak pada usia kurang dari 24 bulan dilakukan tiap usia 3 bulan dan kelipatannya sedangkan pada balita usia kurang dari 60 bulan dan lebih dari 24 bulan dilakukan pemeriksaan tiap kelipatan usia 6 bulan. 3. Melakukan pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak pada balita sesuai dengan umurnya. 4. Memberikan contoh pada kader posyandu cara melakukan pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak, sehingga mereka dapat melakukannya setiap kegiatan posyandu anak berlangsung. Untuk mempermudah proses pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak, maka diberikan tabel perkembangan anak (terlampir) sesuai dengan usianya pada posyandu anak dan blanko pencatatan hasil pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak(terlampir).



DAFTAR PUSTAKA



1. Ary, D., Jacobs, L.C., Razavieh A., & Sorensen, C. (2006). Introduction to Research in Education. Belmont, CA: Thomson Wadsworth. 2. Bayley, N. (1993). Bayley Scales of Infant Development (2nd Edition). New York: Psychological Coorporation.



12



3. Berk, Laura E. (2005). Child Development. United States of America: Pearson Education Inc. 4. Ginsburg, H.P., & Opper, S. (1988). Piaget’s Theory of Intellectual Development ( 3rd Edition). Englewood Cliff, NY: Prentice Hall. 5. Jalal, Fasli. (2002). Pendidikan, Input Tumbuh Kembang Anak. Diakses pada tanggal 13



Agustus



2006



di



website:



http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0902/09/teropong/lain01.htm 6. Maslihah, Sri. (2005). Deteksi Dini Perkembangan Kognitif Anak. Makalah dipresentasikan pada acara Penyuluhan Deteksi 7. Dini Tumbuh Kembang Anak dalam Upaya Optimalisasi Perkembangan Anak Usia Dini di Kecamatan Cisarua tanggal 18 Agustus 2005. 8. Pusponegoro, Hardiono D. (2006). Stimulasi Penting Untuk Perkembangan Anak. Diakses



pada



tanggal



12



Agustus



2006



di



website:



http://www.sahabatnestle.co.id/HOMEV2/main/TKSK/TKSK_ndnp.asp?id=955.



13