Decoder Dan Encoder 6 Safitri K1C015044 Anies W [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL VI DECODER DAN ENCODER Safitri (K1C015044) Asisten: Anies W Tanggal Percobaan: 07/12/2017 PAF15321P-Elektronika Digital



Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsoed Abstrak Dalam beberapa peralatan elektronika, data-data yang ada perlu dikonversi menjadi data-data binner. Oleh karena itu pada praktikum kali ini dilakukan percobaan terhadap rangkaian decoder dan encoder yang bertujuan untuk memahami prinsip kerja dari rangkaian pemroses data-data biner. Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan Papan digital, Breatboard, IC TTL 74LS04, 74LS11, 74LS32 dan Kabel penghubung. Hasil dari praktikum ini yaitu decoder adalah suatu rangkaian logika yang dapat digunakan untuk mengubah bilangan biner menjadi bilangan desimal dengan memberikan hanya satu output berlogika 1 dalam satu waktu. Encoder adalah suatu rangkaian logika yang dapat digunakan untuk mengkodekan bilangan desimal menjadi bilangan biner yang mampu menghasilkan beberapa output berlogika 1 dalam satu waktu. Kata kunci : Bilangan biner, Bilangan desimal, Decoder, Encoder, Konversi. 1.



PENDAHULUAN



Dalam beberapa peralatan elektronika, data-data yang ada perlu dikonversi menjadi datadata binner. Peralatan elektronika tidak dapat memproses secara langsung data-data desimal yang kita inginkan, karena setiap peralatan elektronika memiliki caranya tersendiri untuk beroperasi. Oleh karena itu pada praktikum kali ini dilakukan percobaan terhadap rangkaian decoder dan encoder yang bertujuan untuk memahami prinsip kerja dari rangkaian pemroses data-data biner. Rangkaian decoder ini berupa rangkaian satu masukkan dengan banyak keluaran atau sebagai pencacah. Salah satu fungsi dari dekoder adalah mengkonversikan kode yang diberikan pada inputnya ke sinyal output yang eksklusif. Sementara rangkaian encoder akan menerjemahkan data masukkan aktif (bilangan desimal) menjadi data keluaran yang terkodekan. Antara dekoder dan enkoder memiliki fungsi masing-masing yang berkebalikan [1].



2.



STUDI PUSTAKA



Rangkaian Decoder adalah suatu rangkaian logika yang mengubah suatu kode input biner N-bit menjadi M buah len-len output



sedemikian rupa sehingga tiap-tiap len output hanya akan diaktifkan oleh salah satu dari kemungkinan kombinasi-kombinasi input. Decoder merupakan suatu alat yang di gunakan untuk dapat mengembalikan proses encoding sehingga kita dapat melihat atau menerima informasi aslinya. Pengertian Decoder juga dapat di artikan sebagai rangkaian logika yang di tugaskan untuk menerima input-input biner dan mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner tersebut. Kebalikan dari decoder adalah encoder. Fungsi Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven segmen. Itu lah sebabnya kita menggunakan decoder agar dapat dengan cepat menyalakan seven segmen. Output dari decoder maksimum adalah 2n. Jadi dapat kita bentuk n-to-2n decoder. Jika kita ingin merangkaian decoder dapat kita buat dengan 3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4 decoder. Sehingga kita dapat membuat 4-to-16 decoder dengan menggunakan dua buah 3-to-8 decoder. Beberapa rangkaian decoder yang sering kita jumpai saat ini adalah decoder jenis 3 x 8 (3 bit input dan 8 output line), decoder jenis 4 x 16, decoder jenis BCD to Decimal (4 bit input dan 10 output line) dan decoder jenis BCD to 7 segmen (4 bit input dan 8 output line). Khusus untuk pengertian decoder jenis BCD to 7 segmen mempunyai prinsip kerja yang berbeda dengan decoder decoder lainnya, di mana kombinasi setiap inputnya dapat mengaktifkan beberapa output linenya.Salah satu jenis IC decoder yang umum di pakai adalah 74138, karena IC ini mempunyai 3 input biner dan 8 output line, di mana nilai output adalah 1 untuk salah satu dari ke 8 jenis kombinasi inputnya. Jika kita perhatikan, pengertian decoder sangat mirip dengan demultiplexer dengan pengecualian yaitu decoder yang satu ini tidak mempunyai data input. Sehingga input hanya di gunakan sebagai data control.Pengertian decoder dapat di bentuk dari susunan gerbang logika dasar atau menggunakan IC yang banyak jual di pasaran, seperti decoder 74LS48, 74LS154, 74LS138, 74LS155 dan sebagainya. Dengan menggunakan IC, kita dapat merancang sebuah decoder dengan jumlah bit dan keluaran yang di inginkan.



Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed



1



Contohnya adalah dengan merancang sebuah decoder 32 saluran keluar dengan IC decoder 8 saluran keluaran [2]. Contoh dari rangkaian decoder adalah sebagai berikut :



Gambar 3.1 Decoder



Gambar 2.1 Rangkaian decoder



Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan dengan dekoder. Encoder berfungsi sebagai rangakain untuk mengkodekan data input mejadi data bilangan dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam format bilangan biner. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner. Dalam teori digital banyak ditemukan istilah encoder seperti “Desimal to BCD Encoder” yang berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk mengkodekan line input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line encoder” yang berarti rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD) [3].



3.



Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah papan digital, breadboard, IC TTL 74LS04, 74LS11, 74LS32 dan kabel penghubung. Berikut langkahlangkah praktikum atau prosedur dari praktikum ini : 1. 2.



4. 5. 6.



Rangkaian dihubungkan dengan papan digital Tombol power dinyalakan Tabel kebenaran dibuat Hasil dicatat Mulai



   



1. 2. 3. 4. 5.



METODOLOGI







3.



Rangkaian Decoder Perlengkapan disiapkan (IC TTL 74LS04, 74LS11) Rangkaian decoder dibuat seperti pada gambar 3.1



Papan Digital Breatboard IC TTL 74LS04, 74LS11 Kabel Penghubung



Rangkaian decoder dibuat dibuat Rangkaian dihubungkan dengan papan digital Tombol power dinyalakan Tabel kebenaran dibuat Hasil dicatat



1 atau 0



Selesai



Gambar 3.2 Diagram alir percobaan decoder



Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed



2



Rangkaian Encoder



 1. 2.



Perlengkapan disiapkan (IC TTL 74LS32) Rangkaian decoder dibuat seperti pada gambar 3.3



Gambar 3.3 Encoder



3. 4. 5. 6.



Rangkaian dihubungkan dengan papan digital Tombol power dinyalakan Tabel kebenaran dibuat Hasil dicatat



Mulai



   



Papan Digital Breatboard IC TTL 74LS32 Kabel Penghubung



6. 7.



Rangkaian decoder dibuat dibuat Rangkaian dihubungkan dengan papan digital 8. Tombol power dinyalakan 9. Tabel kebenaran dibuat 10. Hasil dicatat



1 atau 0



Selesai



Gambar 3.4 Diagram alur percobaan encoder



Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed



3



4.



HASIL DAN ANALISIS



 Rangkaian Encoder



 Rangkaian Decoder Hasil dari rangkaian decoder yang sudah diuji adalah sebagai berikut : Masukan



Keluaran



Hasil dari rangkaian encoder yang sudah diujikan adalah sebagai berikut : Input



Y3



Y2



Y1



Y0



0



0



0



0



0



A



B



C



Y0



Y1



Y2



Y3



Y4



Y5



Y6



Y7



1



0



0



0



1



0



0



0



1



0



0



0



0



0



0



0



2



0



0



1



0



0



0



1



0



1



0



0



0



0



0



0



3



0



0



1



1



0



1



0



0



0



1



0



0



0



0



0



4



0



1



0



0



0



1



1



0



0



0



0



0



0



0



0



5



0



1



0



1



1



0



0



0



0



0



0



1



0



0



0



6



0



1



1



0



1



0



1



0



0



0



0



0



1



0



0



7



0



1



1



1



1



1



0



0



0



0



0



0



0



0



0



8



1



0



0



0



1



1



1



0



0



0



0



0



0



0



1



Tabel 4.2 Tabel kebenaran rangkaian encoder Tabel 4.1 Tabel kebenaran rangkaian decoder



Tabel di atas merupakan tabel kebenaran dari rangkaian decoder. Sesuai hasil uji yang sudah dilakukan, lampu Y0 akan menyala apabila nilai inputan 000 ; lampu Y1 akan menyala apabila nilai inputan 001 ; lampu Y2 akan menyala apabila nilai inputan 010 ; lampu Y4 akan menyala apabila nilai inputan 100 ; lampu Y5 akan menyala apabila nilai inputan 101 ; lampu Y7 akan menyala apabila nilai inputan 111. Dari hasil uji yang sudah dilakukan terdapat dua lampu yang tidak menyala yaitu lampu Y3 dan lampu Y6. Lampu Y3 harusnya menyala apabila inputan bernilai 011 dan lampu Y6 harusnya menyala apabila nilai inputan bernilai 110. Namun kedua lampu tersebut tetap mati atau dalam keadaan nol. Keadaan tersebut terjadi karena beberapa hal diantaranya lampu pada papan digital saklar 4 dan 7 dalam keadaan rusak dan juga terdapat beberapa kabel penghubung dalam keadaan yang kurang bagus, namun karena keterbatasan jumlah kabel penghubung yang ada mengakibatkan kabel tersebut harus tetap digunakan. Dari hasil yang sudah didapat menunjukan bahwa decoder hanya menghasilkan satu output berlogika 1 dalam satu waktu. Nilai output dari rangkaian decoder yang muncul juga merupakan realisasi bilangan desimal yang dapat kita amati secara langsung sesuai dengan lampu yang menyala, misalnya apabila lampu pada Y5 yang menyala maka hasil tersebut menunjukan bilangan desimal 5, demikian pula untuk hasil-hasil lainnya.



Tabel di atas merupakan tabel kebenaran rangkaian encoder. Rangkaian encoder tersebut mengkodekan bilangan desimal ke dalam bilangan biner melalui outputan yang berjumlah 4 yaitu Y0 , Y1, Y2, Y3. Inputannya berupa 8 buah saklar dimana masing-masing saklar mewakili bilangan desimal 1 hingga 8 (bilangan desimal 0 tidak ikut diperhitungkan karena sama-sama menghasilkan 0 dalam bilangan biner). Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, sebagai contohnya untuk bilangan desimal 1 (saklar 1 on) maka output Y0 menyala atau berlogika 1, sehingga bilangan binernya menjadi 0001. Kemudian untuk bilangan desimal 7 (saklar 7 on) maka output Y2, Y1, dan Y0 akan menyala atau berlogika 1, dan bilangan binernya menjadi 0111. Demikian pula untuk pembacaan nilai inputan yang lainnya. Dari hasil tersebut kita dapat mengetahui bahwa rangkaian encoder dapat menghasilkan beberapa output berlogika 1 dalam satu waktu, sesuiai dengan nilai inputan desimal yang dikehendaki atau hasil yang muncul adalah berupa pengkodean dalam bilangan biner.



Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed



4



5.



DAFTAR PUSTAKA



KESIMPULAN



Sesuai dengan praktikum yang dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan : 1.



2.



telah



Decoder adalah suatu rangkaian logika yang dapat digunakan untuk mengubah bilangan biner menjadi bilangan desimal dengan memberikan hanya satu output berlogika 1 dalam satu waktu.



[1]



Hartono, Widanarto , dan Sehah. 2017. Panduan Praktikum Elektronika Digital 2017. Unsoed, Purwokerto.



[2]



Widjanarka, Wijaya. 2006. Teknik Digital. Erlangga, Jakarta.



[3]



Sumarna. 2010. Elektronika Digital . Graha Ilmu, Jakarta.



Encoder adalah suatu rangkaian logika yang dapat digunakan untuk mengkodekan bilangan desimal menjadi bilangan biner yang mampu menghasilkan beberapa output berlogika 1 dalam satu waktu.



Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed



5



LAMPIRAN



Laporan Praktikum – Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPA Unsoed



6