Definisi Dan Ilustrasi Belajar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN



HAKEKAT BELAJAR



Dosen Pengampu : Dra. RATNAWATI, M.Pd Disusun Oleh : 1. MEISY AFTARIKA (20591111) 2. MOVI OKTASARI (20591119) 3. RIMA MELANDRI (20591160)



PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP TAHUN AKADEMIK 2020/2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hakekat Belajar. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dra. Ratnawati, M.Pd. pada mata kuliah Psikologi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan baru bagi penulis dan juga pembaca. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.



Curup,10 Desember 2021 Penyusun,



Kelompok 7,



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ii DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………………….…...1 B. Rumusan Masalah………………………………………………………...1 C. Tujuan………………………………………………………………….....2 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi dan Ilustrasi belajar …..……………..………………………......3 B. Proses Belajar…….....………………………………….………………....3 C. Pandangan UNESCO Tentang Belajar……………….….........................4 D. Teori-Teori Belajar………………………..……...….………………........7 E. Aspek-Aspek Belajar……………………………………………………..11 F. Faktor-Faktor Mempengaruhi Belajar…………………………………....13 G. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Dan Hasil Belajar………………….16 H. Pengembangan Kebiasaan Belajar Yang Efektif………………………...18 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………….…………….….……......19 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...……….……20



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Melalui berbagai strategi pembelajaran dan pengembangan potensi diri, peserta didik memperoleh bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menyesuaikan diri terhadap fenomena dan perubahan-perubahan di lingkungan sekitar dirinya, disamping memenuhi keperluan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dan pengembangan potensi ini merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi pada era globalisasi. Pembelajaran, baik dalam konteks pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah, pada jenjang dan dengan menggunakan pendekatan, strategi serta model apa pun harus benar-benar efektif. Pembelajaran yang efektif dicirikan antara lain oleh tingginya kemampuan pembelajaran tersebut dalam menyajikan secara optimal tiga dimensi pembelajaran sebagai proses, produk dan sikap. Dimensi proses pembelajaran menuntut guru untuk melibatkan peserta didik secara aktif kedalam kegiatan-kegiatan dalam upaya memperoleh hasil belajar.



B. Rumusan Masalah 1. Apa devisini tentang belajar ? 2. Apa saja aspek-aspek belajar ? 3. Faktor apa saja yang mempengaruhi belajar ?



1



C. Tujuan 1. Mengetahui apa itu belajar 2. Mengetahui aspek dan faktor yang mempengaruhi belajar 3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Definisi dan Ilustrasi belajar Dunia ilmu pengetahuan adanya perbedaan dalam definisi merupakan hal biasa. Selain itu faktor-faktor pandangan minat dan aliran yang dianutnya masing-masing hal itu juga karena beberapa Kekurangan bahasa. Sebagai sarana komunikasi ilmiah, bahasa setidaknya mempunyai tiga kekurangan: 1. Kekurangan ini terletak pada peranan bahasa itu sendiri yang bersifat multifungsi, yakni sebagai sarana komunikasi emotif, efektif, dan simbolik.  2. Kekurangan bahasa terletak pada arti yang tidak jelas dan eksak yang dikandung oleh kata-kata yang membangun bahasa. 3. Kelemahan dan kekurangan bahasa rasa sering bersifat sirkular atau berputar-putar dalam mempergunakan



kata-kata,



terutama



dalam



memberikan definisi.  Maka definisi merupakan kunci dari ciri berpikir yang logis, sehingga menjadi ciri-ciri menulis yang logis. Sementara ilustrasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menjelaskan dan belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Dapat disimpulkan bahwa ilustrasi belajar ialah menjelaskan perubahan dari tingkah laku masing-masing individu manusia. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Ilustrasi Belajar adalah menjelaskan, dan belajar adalah proses perubahan tingkah laku.1



1



Alex Sobur, Psikologi Umum. 2003. CV Pustaka Setia. Bandung. Hlm 24



3



B. Proses Belajar Proses belajar adalah kata yang berasal dari bahasa latin “Processus” yang berarti berjalan ke depan. kata ini mempunyai konotasi urut langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin proses adalah Any Change In Any Object Or Organism, Particularly Behavioral Or Psychological Change (Proses adalah suatu perubahan khusus yang menyangkut perubahan tingkah laku atau  perubahan kejiwaan). Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan timbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Jika kita perhatikan ungkapan Any



Change In Object



Organism  cara-cara atau langkah-langkah dalam definisi Reber tadi, istilah tahapan perubahan dapat kita pakai sebagai Padanan kata proses. Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi pada diri siswa.2



C. Pandangan UNESCO Tentang Belajar3  UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal sebagai 4 pilar dalam kegiatan belajar, yaitu: a. Learning To Know Para learning to know ini terkandung makna Bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek: apa yang dipelajari, Bagaimana caranya dan apa yang belajar b. Learning To Do Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang mampu mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari nafkah. Jadi dalam hal 2 3



Muhidin Syah, Psikologi Belajar, 2012. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hlm. 109 Bagosdewa, Wordpress.com/category/pendapat-unesco/tgl 2 junuari 2013



4



ini menekankan perkembangan keterampilan untuk berhubungan dengan dunia kerja. c. Learning To Live Together Belajar ini ditekankan seseorang atau pihak yang belajar mampu hidup bersama, dan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.  d. Learning To Be Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi instansi secara maksimal.



1. Pengertian Pembelajaran  Istilah pembelajaran berhubungan dengan pengertian belajar dan mengajar.  Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.



2. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran menurut para ahli yaitu : a. Duffy dan Roehler Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. b. Gagne dan Briggs



5



Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.  c. Undang-undang nomor 23 tahun 2003 tentang sisdiknas Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu  lingkungan belajar. 



3. Ciri-ciri pembelajaran Adapun ciri-ciri pembelajaran yaitu: a. Merupakan upaya sadar dan disengaja. b. Pembelajaran Harus membuat Siswa belajar.  c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan. d. Pelaksanaannya terkendali baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya.   4. Prinsip pembelajaran Menurut atwi Suparman prinsip pembelajaran jika mengadaptasi pemikiran fillbeck sebagai berikut : a. Respon baru ( new responses) diulang sebagai akibat   dari respon yang terjadi sebelumnya. b. Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga dibawah pengaruh kondisi atau tanda-tanda di lingkungan siswa. c. Perilaku yang timbul oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.



6



d. Belajar yang berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula.  e. Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks seperti yang berkenaan dengan pemecahan masalah. f. Situasi mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa selama proses belajar  g. Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan setiap langkah, akan membantu siswa. h. Kebutuhan memecah materi Kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan mewujudkan dalam suatu model. i. Keterampilan tingkat tinggi terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana. j. Belajar akan lebih cepat, efisien dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang kualitas penampilan dan cara meningkatkannya. k. Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada yang lebih lambat. l. Dengan



persiapan,



siswa



dapat



mengembangkan



kemampuan



mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respon yang benar. D. Teori-Teori Belajar 1. Connectionism (Konektionisme) Adalah teori yang ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L. Thorndike berdasarkan eksperimen yang ia lakukan pada tahun  1890-an. Thorndike menggunakan eksperimen hewan-hewan terutama kucing untuk mengetahui fenomena belajar. Seekor kucing yang lapar ditempatkan dalam



7



sangkar berbentuk kotak yang dilengkapi dengan peralatan, seperti pengungkit,  gerandel, dan tali yang menghubungkan pengungkit dengan gerandel



tersebut.



Peralatan



itu



ditata



sedemikian



rupa



sehingga



memungkinkan kucing tersebut memperoleh makanan yang tersedia di depan sangkar tadi. Berdasarkan eksperimen di atas bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan respons. Atau teori disebut “S-R Bond Theory” atau “S-R Psykology Of Learning” juga dikenal dengan “Trial And Error Learning” ini menunjukkan panjangnya waktu dan banyaknya jumlah kekeliruan dalam mencapai suatu tujuan. 2. Classical Conditioning ( Pembiasaan Klasik) Teori yang berkembang dari hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov, seorang ilmuwan dari rusia yang berhasil menggondol nobel pada tahun 1909-an. Teori ini adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut. Dalam eksperimennya menggunakan anjing untuk mengetahui hubungan hubungan antara Conditioned Stimulus (CS),Unconditioned Stimulus (UCS), Conditioned Response (CR),dan Unconditioned Response (UCR). Dari eksperimen yang  dilakukan oleh Pavlov dapat disimpulkan stimulus yang diadakan (CS) selalu disertai dengan penguat (UCS), stimulus tadi(CS) cepat dan atau lambat akhirnya akan menimbulkan respons terhadap perubahan yang kita kehendaki.



3. Operant Conditioning (Pembiasaan Prilaku Respons) Teori ini merupakan teori belajar yang berusia paling muda dan masih sangat berpengaruh di kalangan para ahli psikologi belajar masa kini.



8



penciptanya bernama Burrhus Frederic Skinner (Lahir tahun 1904), seorang penganut behaviorisme yang dianggap kontroversial. Operant adalah sejumlah perilaku atau Respon yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan yang dekat. tidak seperti respondent conditioning yang responnya didatangkan oleh stimulus tertentu, respon dalam operant conditioning terjadi tanpa di dahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. 4. Contiguous conditioning ( Pembiasaan Asosiasi Dekat) a.



Sebuah teori belajar yang mengasumsikan terjadinya proses belajar berdasarkan kedekatan hubungan antara stimulus dengan respons yang relevan. Atau disebut sebagai teori belajar istimewa dalam arti paling sederhana dan efisien, karena didalamnya hanya terdapat satu prinsip, yaitu kontiguitas yang berarti kedekatan asosiasi antara stimulusrespon.4



5. Teori belajar gestalt Pokok pandangan gestalt adalah bahwa objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. menurut Koffka dan Kohler,Ada 6 prinsip organisasi yang terpenting yaitu : a. Hubungan bentuk dan datar b. Kedekatan c. Kesamaan d. Arah bersama e. Kebersamaan f. Ketertutupan



4



Muhidin Syah, Psikologi Belajar, 2012. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hlm. 92



9



Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain : a. Pengalaman tilikan: bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam berperilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu objek atau peristiwa. b. Pembelajaran yang bermakna: kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. c. Perilaku bertujuan: bahwa perilaku terarah pada tujuan. d. Prinsip ruang hidup: bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berbeda. e. Transfer dalam belajar, yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. 6. Teori Belajar Kognitivisme Teori belajar kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif, yang didasarkan pada kegiatan kognitif dalam belajar. Para ahli teori belajar ini berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau cognition dalam aktivitas belajar. Cognition



diartikan



sebagai



aktivitas



mengetahui,



memperoleh,



mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan. Tekanan utama psikologi kognitif adalah struktur kognitif, yaitu perbendaharaan pengetahuan pribadi individu yang mencakup ingatan jangka panjangnya. Psikologi kognitif memandang manusia sebagai makhluk yang selalu aktif mencari dan menyeleksi informasi untuk diproses. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu:



10



a. Sensory Motor b. Pre Operational c. Concrete Operational Dan d. Formal Operational Sedangkan tahap perkembangan belajar menurut Piaget yaitu sebagai berikut: a. Sensorimotor Intelegensi ( Lahir s.d usia 2 tahun) Perilaku terkait pada panca indera dan gerak motorik, bayi belum mampu berpikir konseptual namun perkembangan kognitif telah dapat diamati. b. Preoperation Thought (2-7 tahun) Tanpa kemampuan berbahasa, berkembang pesat penguasaan konsep. bayi belum mampu berpikir konseptual namun perkembangan kognitif telah dapat diamankan. c. Concrete Operation (7-11 tahun) Berkembang daya mampu anak berpikir logis untuk memecahkan masalah konkrit. Konsep dasar benda, jumlah waktu, ruang dan kualitas. d. Formal Operations (11-15 tahun ) Kecakapan kognitif mencapai puncak perkembangan. anak mampu memprediksi, berpikir tentang situasi hipotesis, tentang hakikat berpikir serta mengapresiasi struktur bahasa dan berdialog.



E. Aspek-Aspek Belajar  Setiap perbuatan belajar mempunyai ciri-ciri masing-masing. Para ahli dengan melihat ciri-ciri yang ada di dalamnya, mencoba membagi aspek-aspek belajar ini, disebabkan sudut pandang. Oleh karena itu, sampai saat ini belum



11



ada kesepakatan atau keragaman dalam merumuskannya. Adapun aspek-aspek belajar yaitu :



1. Belajar Arti Kata-kata Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan. Pada mulanya suatu kata sudah dikenal, tetapi belum tahu artinya. Misalnya, pada anak kecil, dia sudah mengetahui kata “kucing” atau “anjing”, tetapi dia belum mengetahui bendanya, yaitu binatang yang yang disebutkan dengan kata itu. 2. Belajar Kognitif Belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, ataupun lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental. 3. Belajar Menghafal Menghafal  adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, Sehingga nantinya dapat diproduksikan atau diingat kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesankesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar. 4. Belajar Teoritis  Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta atau pengetahuan dalam suatu kerangka organisasi mental,sehingga dapat



12



dipahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. 5. Belajar Konsep Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan pada golongan tertentu. 6. Belajar Kaidah Belajar kaidah termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual, yang dikemukakan oleh Gagne yaitu: belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu keteraturan. 7. Belajar Berpikir Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan. Masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja atau. 



F. Faktor-Faktor Mempengaruhi Belajar Menurut uraian H.C Witherington dan Lee J. Cronbach Bapemsi, faktorfaktor serta kondisi kondisi yang mendorong perbuatan pelajar bisa diringkas sebagai berikut : 1. Situasi belajar ( kesehatan jasmani, Keadaan Psikis)5 5



Mustaqim. Psikologi Pendidikan. 2012. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Semarang. Hlm 70



13



a. Kesehatan jasmani Kekurangan gizi biasanya mempunyai pengaruh terhadap kesehatan jasmani, mudah mengantuk, lekas lelah, lesu, dan sejenisnya terutama bagi anak-anak yang usianya masih muda, pengaruh ini sangat menonjol. Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu, seperti fungsi-fungsi panca indra, lebih-lebih mata dan telinga mempunyai pengaruh besar sekali dalam belajar. b. Keadaan psikis Apabila kita melihat kembali kepada perubahan jenis-jenis belajar, nampak dengan jelas belajar lebih banyak berhubungan dengan aktivitas jiwa, dengan kata lain faktor-faktor psikis memang memiliki peran yang sangat



menentukan



dalam



belajar.



Adapun



faktor-faktor



yang



mempengaruhi dalam konteks Keadaan psikis ini yaitu mulai dari faktor perhatian, faktor kognitif, faktor afektif, sampai dengan faktor motivasi. 2. Penguasaan alat-alat intelektual Pola dasar  kecakapan-kecakapan intelektual sebenarnya berfungsi sejak awal kehidupan, tetapi mengenai Kapan alat-alat intelektual mulai digunakan oleh individu, nampaknya ada peraturan tertentu. Peraturan ini sebenarnya sangat tergantung pada tuntunan lingkungan individu tetapi yang mungkin terjadi di menurut H.C  Witherington adalah bahasa bilangan, membaca, menulis, pengertian penelitian kuantitatif tingkat tinggi, mengarang, bahasa bahasa asing dan logika. 



3.



Latihan-latihan yang terpencar



14



Belajar akan lebih efektif apabila periode latihan disusun terpencar, belajar 6 jam sehari akan lebih baik dipendekkan menjadi 3 hari, tiap hari 2 jam. Hal ini sesuai dengan hasil eksperimen Ebbinghaus  di sekitar 1890-an  dalam periode berikutnya dipraktekkan oleh banyak sekolah dengan hasil yang  mendukung kebenaran rezim ini.  4.



Penggunaan unit-unit yang berarti Dalam belajar dihendaki adanya pola sambutan, anne-marie ini harus mengandung arti dan dapat pula berarti dalam kehidupan sehari-hari.  Persoalan yang kita hadapi sekarang,  ialah bagaimana menyusun unit-unit yang mengandung arti dan berarti, bisa dipahami yang tersirat dari apa yang tersurat dan bisa dilihat dari manfaatnya dalam kehidupan nyata dan hubungannya dengan kebutuhan individu.



5.



Latihan yang aktif Seseorang tidak dapat belajar berenang, menulis, berbicara bahasa asing, menari dan sejenisnya. hanya melihat orang lain melakukan hal-hal tersebut. prinsip ini ialah individu hanya bisa belajar  sesuatu dengan mengerjakan sendiri, maksudnya individu belajar berpikir sendiri.



6.



Kebaikan bentuk dan sistem Setiap individu sangat merasakan enaknya mempelajari suatu buku yang disusun secara sistematis. bab 1 susun 11 dengan isi yang tidak terbalik artinya,  pengertian, konsep yang ada dalam bab 1 memberi landasan bagi konsep yang ada dalam bab 2. Misalnya dalam buku tata bahasa arab  membahas tentang “ fi'il mabni ma'lum. Sebaliknya bab 1 sebelumnya membahas apa yang disebut isim fi'il ma’lum.



7.



Efek penghargaan atau reward dan hukuman



15



Dalam sub bab terdahulu telah diuraikan bahwa motif murni hanya muncul dari individu sadar akan suatu aktivitas atau tidak tidaknya kebutuhan akan efek efek yang ditimbulkan oleh aktivitas itu. Namun pada kalanya hadiah, penghargaan atau hukuman perlu dipilih oleh pendidik meskipun hanya merupakan motif yang kurang murni. 8.



Tindakan-tindakan pedagogis Kita semua tidak menolak anggapan bahwa guru membantu,  mendorong dan membimbing perbuatan belajar anak didiknya, juga perlu diakui adanya beberapa siswa dapat berhasil bayi dalam belajar Meskipun mereka menerima pelajaran yang jelek dari gurunya.



9.



Kapasitas belajar Sesuatu yang diwarisi oleh pelajar seperti intelegensi adalah hal yang sangat penting dan besar pengaruhnya dalam belajar, maka guru tidak perlu mengharapkan hasil akhir yang sama dari kelompok yang sama. Dengan kapasitas dasar yang berbeda, mereka menangkap fakta-fakta dengan luas dan sempitnya daerah yang mereka miliki.



G. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Dan Hasil Belajar Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar. jadi untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan



16



harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu  dan diluar individu.  Adapun faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu : 1. Faktor lingkungan Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik dalam lingkungan lah anak didik selalu hidup dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Saling ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat dihindari. Untuk lingkungan ini sendiri dibagi menjadi dua yaitu : a. Lingkungan alami yaitu lingkungan tempat anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya. b. Lingkungan sosial budaya, hidup dalam kebersamaan dan saling membutuhkan akan melahirkan interaksi sosial. Saling memberi dan saling menerima merupakan kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan sosial. 2. Faktor instrumental Faktor ini meliputi: Kurikulum, Program, Sarana, Fasilitas dan Guru  3. Kondisi fisiologis Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Menurut nochi, hal yang tidak pentingnya adalah kondisi panca indra terutama mata sebagai alat untuk melihat dan sebagai alat untuk mendengar. Aspek fisiologis ini diakui mempengaruhi pengelolaan kelas pengajaran dengan pola klasikal perlu memperhatikan tinggi rendahnya postur tingginya anak didik.



17



4. Kondisi  psikologis Belajar pada hakekatnya proses  psikologis oleh karena itu semua keadaan dan fungsi fisiologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Faktor lain seperti faktor dari dalam dan dari luar, faktor fisiologis adalah faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang paling utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak, meskipun faktor luar mendukung tetapi faktor psikologis juga akan kurang signifikan.



H. Pengembangan Kebiasaan Belajar Yang Efektif Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengembangan diartikan proses, cara perbuatan mengembangkan. berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar mempunyai korelasi positif dengan kebiasaan belajar yaitu study Habit. Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada setiap kali mereka melakukan kegiatan belajar. sebabnya ialah karena kebiasaan mengandung motivasi yang kuat, Hal ini disebabkan oleh kebiasaan sebagai cara yang mudah dan tidak memerlukan konsentrasi dan perhatian besar.



18



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menjelaskan dan belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Dapat disimpulkan bahwa ilustrasi belajar ialah menjelaskan perubahan dari tingkah laku masing-masing individu manusia. Proses belajar adalah kata yang berasal dari bahasa latin “Processus” yang berarti berjalan ke depan. kata ini mempunyai konotasi urut langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin proses adalah Any Change In Any Object Or Organism, Particularly Behavioral Or Psychological Change (Proses adalah suatu perubahan khusus yang menyangkut perubahan tingkah laku atau  perubahan kejiwaan). Adapun aspek-aspek belajar yaitu : 1. Belajar Arti Kata-kata 2. Belajar Kognitif 3. Belajar Menghafal 4. Belajar Teoritis 5. Belajar Konsep 6. Belajar Kaidah dan Belajar Berpikir Faktor-faktor serta kondisi kondisi yang mendorong perbuatan pelajar bisa diringkas sebagai berikut : 1. Faktor Lingkungan 2. Faktor Intrumental 3. Faktor Fisiologis 4. Faktor Psikologis



19



DAFTAR PUSTAKA



Ratnawati,Psikologi Pendidikan,LP2 STAIN Curup.2013



20