Desain Pondasi Telapak Type Bujur Sangk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DESAIN PONDASI TELAPAK TYPE BUJUR SANGKAR Nopolion Eka Putra Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil dan perencanaan Universitas Jayabaya ABSTRAK Pondasi telapak adalah pondasi yang biasa digunakan untuk menumpu kolom bangunan ,tugu,tangki air,cerobong asap,da beberapa bangunan sipil lainya.Pondasi ini dibuat dengan dimensi yang lebih besar dari pada kolom di atasnya,hal ini bertujuan agar beban yang diteruskan ke pondasi dapat di sebarkan keluasan tanah yang lebih besar dibawahnya..Pondasi dengan bentuk bujur sangkar digunakan jika beban yang bekerja pada pondasi berupa beban tekan sentris(P)dan tanpa moment(M),jika ada tapi momentnya kecil. Tugas ini bertujuan untuk mendesain pondasi telapak type bujur sangkar dengan muka air tanah 1m dari muka tanah dan Df pondasi 2m,mulai dari menghitung daya dukung tanah,penentuan dimensi pondasi,menghitung daya dukung tanah,penulangan, kontrol kuat geser 1 arah dan 2 arah,hitung penulangan pondasi,sampai cek kuat dukung pondasi. Perhitungan daya dukung tanah adalah menggunakan rumus Terzaghi; untuk perhitungatan penulangan pondasi tunggal menggunakan acuan SNI 03 -2847-2002 ; serta Kata kunci: desain pondasi dangkal,muka air tanah, type bujur sangkar,beton bertulang,



PENDAHULUAN Pondasi telapak tunggal biasa digunakan untuk menumpu kolom bangunan ,ruko,rumah tinggal bertingkat,tugu,menara,tangki air,pilar jembatan,cerobong asap.Untuk memudahkan hitungan konstruksi pondasi ini,maka digunakan beberapa anggapan praktis,bahwa: A. Plat pondasi kaku sempurna,tidak akan melengkung karena beban terpusat dan tetap merupan bidang lurus B. Gaya desak yang terjadi pada tanah di bawah dasar pondasi,berbanding lagsung dengan penurunan pondasi. C. Karena tanah tidak dapat menahan tegangan tarik,maka apabila dari hitungan akan timbul tegangan tarik harus diabaikan. Keterbatasan tempat bisa mempengaruhi tipe pondasi yang akan digunakan. Apakah pondasi telapak tunggal atau pondasi kombinasi, tergantung situasi dan mana yang lebih efisien terhadap keterbatasan tempat. Pondasi telapak tunggal, adalah pondasi yang hanya menopang satu kolom, dibagi menjadi dua macam, pondasi bujur sangkar dan empat persegi panjang. Pondasi dengan bentuk bujur sangkar digunakan jika beban yg bekerja pada pondasi berupa beban tekan sentris (P),dan tanpa momen (M),jika ada momennnya kecil.Namun apabila beban yang bekerja pada pondasi berupa beban sentris (P) dan momen secara bersamaan maka digunakan pondasi persegi panjang. Apabila beban sentris sebesar v yang diteruskan kolom ke pondasi maka plat pondasi akan memberikan tekanan pada tanah sebesar:



 



V A



Dimana:



1







= daya dukung tanah ( ton/m2 ) V = gaya sentris lewat kolom ( ton ) A = luas dasar pondasi ( m2 )



Perhitungan daya dukung tanah untuk pondasi bujur sangkar menggunakan rumus Terzaghi



 t=



1.3 .c. N c + q. N q



+ 0.4.  tnh . B. N 



dengan:



t C Df



 tnh q



= kapasitas daya dukung ultimit untuk pondasi persegi(kN/m2) = kohesi (t/m2) = kedalaman pondasi (m) = berat volume tanah ( t/m3) =



 tnh . D = surcharge load ( ton/m3)



N c , N q dan N  , adalah besar nya faktor daya dukung tanah yang tergantung dari sudut geser tanah ( ) . Jadi untuk menghitung daya dukung tanah perlu diketahui: A. Berat volume tanah (  tnh ) B. Kohesi tanah (c) C. Sudut geser tanah



Tabel 1. Faktor Daya Dukung Terzaghi



Nc



Nq



N



( )



Nc '



Nq '



N '



c



5.7 7.3 9.6 12.9 17.7



1.0 1.6 2.7 4,4 7.4



0.0 0.5 1.2 2.5 5.0



0 5 10 15 20



5.7 6.7 8.0 9.7 11.8



2



1.0 1.4 1.9 2.7 3.9



0.0 0.2 0.5 0.9 1.7



25.1 37.2 57.8 95.7



12.7 22.5 41,4 81.3



Untuk nilai nilai



9.7 19.7 42.4 100.4



25 30 35 40



14.8 19.0 25.2 34.9



5.6 8.3 12.6 20.5



3.2 5.7 10.1 18.8



diantara nilai tersebut dapat di interpolasi



Rumus daya dukung tanah Terzaghi digunakan untuk pondasi dangkal



D  B  .Apabila



kedalaman pondasi lebih besar dari lebar pondasi D  B  ,maka rumus Terzaghi akan memberikan nilai yang lebih kecil dasi pada daya dukung tanah yang sebenarnya,sehingga rumus Terzaghi masih dapat digunakan.



Dari rumus daya dukung diatas akan kita peroleh dimensi pondasi yang akan kita pakai. Perhitungan penulangan pondasi bujur sangkar akan menggunakan acuan Peraturan SNI sedangkan perhitungan penulangan pondasi kombinasi menggunakan acuan Peraturan ACI. Pengaruh muka air tanah,kapasitas dayang dukung tanah berkurang dengan adanya muka air tanah yang tinggi..Hal ini disebabkan karna berkurangnya overburden pressures dan rusaknaya ikatan kohesi di dalam struktur tanah dengan adanya air tersebut.Di dalam penggunaan persamaan daya dukung tanah terzaghi keberadaan muka air tang dihubungkan dengan dimensi atau lebar pondasi B.Letak muka air tanah didalam perhitungan kapasitas daya dukung bnerpengaruh untuk penentuan besaran isi  .Besaran  yang digunakan dapat berupa  total,  terendam sepenuhnya = b atau  yang merupakan transisi dari b dan  total



Gambar 1. pengaruh muka air tanah. Daerah Zw  B Muka air tanah jika berada daerah ini tidak berpengaruh pada penggunaan persamaan.untuk menghitung kapasitas daya dukung. Didalam perhitungan digunakan  = t = m



3



Daerah Zw ≤ B JIka muka air tanah pada daerah ini,gunakan persamaan kapasitas daya dukung dengan:



 =  b + ( Zw /B ).(  t -  b ) Dimana



 b = -  w Daerah Zw ≤ 0 Untuk kasus ini gunakan persamaan kapasitas daya dukung dengan



 = b Dimana, Zw = kedalaman muka air tanah dari dasar pondasi.  =  t =  m = berat isi tanah



 b =  -  w =  terendam =  efektif Untuk keperluan praktis para perencana,pada umumnya menggunakan  =  b



untuk lapis



tanah yang terletak di bawah muka air tanah. Perencanaan Pondasi Telapak a. Beban dan Reaksi Pondasi Telapak Beban-beban dan reaksi yang bekerja pada pondasi telapak ditentukan sebagai berikut : 1. Pondasi telapak harus dirancang untuk menahan beban terfaktor dan reaksi tanah yang diakibatkannya. 2. Luas bidang dasar pondasi telapak atau jumlah dan penempatan tiang pancang harus ditetapkan berdasarkan gaya dan momen tidak terfaktor yang disalurkan oleh pondasi pada tanah atau tiang pancang dan berdasarkan tekanan tanah izin atau kapasitas tiang izin yang ditentukan berdasarkan prinsip mekanika tanah. 3. Untuk pondasi telapak di atas tiang pancang, perhitungan momen dan geser boleh didasarkan pada anggapan bahwa reaksi dari setiap tiang pancang adalah terpusat di titik pusat tiang. Luas bidang dasar pondasi telapak (A = B x H ) ditentukan sebagai berikut: > Beban yang bekerja merupakan beban sentris, P :



pmax 



P  qa A



4



> Beban yang bekerja merupakan beban eksentris, P dan M :



dimana : P M e c I qa



pmin 



P M .c P P.e.c     qa A I A I



pmax 



P M .c P P.e.c     qa A I A I



; besarnya beban aksial yang bekerja ; besarnya momen lentur yang bekerja ; eksentrisitas, dengan e = M/P ; tinggi garis netral , c = h/2 ; momen inersia penampang pelat pondasi, I = 1/12. b.h3 ; daya dukung tanah ijin (dihitung berdasarkan beban kerja)



b. Tebal Pondasi Telapak Tebal pondasi telapak ditentukan dari kriteria geser dengan 2 cara berikut : Geser satu arah (aksi balok) : Digunakan untuk pondasi telapak yang panjang dan sempit. Gaya tarik diagonal beton pada penampang kritis (sejarak d), ditentukan sebagai berikut , baik dalam arah sisi pendek maupun arah sisi panjang)



Vc 



1 . f c' .bw.d 6



Gaya geser yang bekerja pada penampang kritis sejarak d, Ditentukan sebagai berikut :



H c  Vu  qa.netto .B.  1  d  2 2  Atau



Apabila : dimana :



Vu   .Vc



B c  Vu  qa.netto .H .  2  d  2 2 



…. Tebal pelat pondasi aman 75 ; untuk keruntuhan geser



Geser dua arah (geser-pons) : Digunakan untuk pondasi telapak segi-empat biasa. Besarnya kapasitas geser beton pada keruntuhan geser dua arah (geser-pons) dari pondasi telapak, pada penampang kritis sejarak d/2, ditentukan nilai terkecil dari persamaan berikut



5



 2  . f c' .b0.d Vc  1   c     .d  Vc   s  2 .  b0 



f c' .b0.d 12



1 Vc  . f c' .b0.d 3 dimana :



d b0 c



Nilai



c



Untuk



c



: tinggi efektif pelat lantai : keliling dari penampang kritis, pada jarak d/2. : rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek dari kolom, daerah beban terpusat atau daerah reaksi



untuk daerah pembebanan yang bukan persegi



< 2, `



untuk kolom dalam :



1 Vc  . f c' .b0.d 3



s



: 40 untuk kolom dalam, 30 untuk kolom pinggir dan 20 untuk kolom sudut, dimana kata-kata dalam, pinggir dan sudut berhubungan dengan jumlah sisi dari penampang kritis. Besarnya gaya geser yang bekerja pada penampang kritis sejarak d/2, ditentukan dapat ditentukan sebagai berikut :



Vu  qa.netto . B x H   c1  d . c2  d  Apabila : dimana :



Vu   .Vc



…. Tebal pelat pondasi aman



75 ; untuk keruntuhan geser



c. Tebal minimum pondasi telapak Ketebalan pondasi telapak di atas lapisan tulangan bawah tidak boleh kurang dari 150 mm untuk pondasi telapak di atas tanah; ataupun tidak kurang dari 300 mm untuk pondasi telapak di atas pancang.



6



d. Momen pada Pondasi Telapak 1. Momen luar di setiap irisan penampang pondasi telapak harus ditentukan dengan membuat potongan bidang vertikal pada pondasi tersebut, dan menghitung momen dari semua gaya yang bekerja, pada satu sisi dari bidang pondasi telapak yang dipotong oleh bidang vertikal tersebut. 2. Momen terfaktor maksimum untuk sebuah pondasi telapak setempat, harus dihitung berdasarkan pada penampang kritis yang terletak di : > muka kolom, pedestal, atau dinding, untuk pondasi telapak yang mendukung kolom,pedestal atau dinding beton; > setengah dari jarak yang diukur dari bagian tengah ke tepi dinding, untuk pondasi telapak yang mendukung dinding pasangan; > setengah dari jarak yang diukur dari muka kolom ke tepi pelat alas baja, untuk pondasi yang mendukung kolom yang menggunakan pelat dasar baja. Gambar .1 memperlihatkan penampang kritis untuk momen pada muka kolom dan dinding pasangan.



(a). penampang kritis pada muka kolom



(b). penampang kritis pada dinding



Gambar 1 , Penampang kritis pada muka kolom dan dinding untuk momen Gambar 2. memperlihatkan cara menentukan besarnya momen terfaktor yang bekerja pada Penampang kritis pondasi telapak.



. Gam bar .. Free body pada penampang kritis untuk momen



7



Besarnya momen terfaktor yang bekerja pada penampang kritis, ditentukan sebagai berikut :



L c M u  qu .netto. .     2 2 dimana : qu.netto : tekanan tanah netto 3. Pada pondasi telapak satu arah, dan pondasi telapak bujur sangkar dua arah, tulangan harus tersebar merata pada seluruh lebar pondasi telapak. 4. Pada pondasi telapak persegi panjang dua arah, tulangan harus dipasang sebagai berikut : >Tulangan dalam arah panjang harus tersebar merata pada seluruh lebar pondasi telapak; >untuk tulangan dalam arah pendek, sebagian dari tulangan total yang diberikan dalam pers. (3.14) harus tersebar merata dalam suatu jalur (yang berpusat di sumbu kolom atau pedestal) yang lebarnya sama dengan panjang dari sisi pendek pondasi telapak (Gambar 3.8 ). Sisa tulangan yang dibutuhkan dalam arah pendek harus disebarkan merata di luar lebar jalur pusat tersebut di atas.



dimana :  rasio antara sisi panjang terhadap sisi pendek fondasi telapak



Gam bar 4. Pemasangan tulangan dalam arah pendek dan arah panjang



e. Penyaluran gaya-gaya pada dasar kolom, dinding, atau pedestal bertulang Penyaluran gaya-gaya dan momen pada dasar kolom, dinding atau pedestal ditentukan sebagai berikut : 1. Gaya-gaya dan momen-momen pada dasar kolom, dinding, atau pedestal harus disalurkan ke pedestal atau pondasi telapak pendukung dengan cara tumpu pada beton dan dengan tulangan, pasak, dan alat sambung mekanis.



8



2. Tegangan tumpu pada beton di bidang kontak antara komponen struktural yang didukung dan yang mendukung tidak boleh melampaui kuat tumpu masing-masing permukaan sebagaimana ditetapkan dalam SK-SNI-2002 :12.17, yaitu sebesar : (0,85.fc’.A1). Bila permukaan penumpu lebih lebar dari permukaan beban pada semua sisinya, kuat tumpu rencana di daerah yang dibebani boleh dikalikan dengan √A2/A1, tetapi tidak lebih dari 2. A1 adalah luas daerah yang dibebani, A2 adalah luas maksimum dari sebagian permukaan pendukung yang secara geometris serupa dan konsentris dengan daerah yang dibebani. Gambar 3.8. memperlihatkan cara penentuan luas A1 dan A2 pada tumpuan miring atau berundak. 3. Tulangan, pasak, atau alat sambung mekanis antara komponen struktur yang didukung dan yang mendukung harus cukup kuat untuk menyalurkan:  Semua gaya tekan yang melampaui kuat tumpu beton dari masing-masing komponen struktur tersebut.  Semua gaya tarik yang dihitung, yang melalui bidang kontak.



Gambar 5. Penentuan luas A1 dan A2 pada tumpuan miring atau berundak.



f. Penyaluran tulangan dalam pondasi telapak 1. Gaya tarik atau tekan pada tulangan di masing-masing penampang harus disalurkan pada setiap sisi penampang melalui metode panjang penyaluran, bengkokan/kait (hanya untuk tarik) atau alat sambung mekanis, atau kombinasi dari beberapa kemungkinan tersebut. Penampang kritis untuk penyaluran tulangan harus berada pada lokasi untuk momen terfaktor maksimum, dan pada semua bidang vertikal di mana terjadi perubahan penampang atau penulangan. SK-SNI-2002, Pasal 14.3, panjang penyaluran dasar ldb, dalam mm, untuk batang ulir yang berada dalam kondisi tekan dapat diambil sebesar



9



ldb 



d b. . f y . 4 f c'



Nilai ldb tidak boleh kurang dari 200 mm, atau



ldb = 0,04.db.fy



dimana : db ; diameter nominal batang tulangan, mm



METODOLOGI Gambar menjelaskan secara skematik tahapan perhitungan. Pemodelan pondasi serta asumsi datadata yang diperlukan. Data-data tersebut antara lain: -Data tanah: ,  , c -Data mutu beton: fy, f’c -Beban (Pu dan Mu)



Perhitungan tanah



daya



dukung



Penentuan ukuran telapak pondasi bujur sangkar (B , L)



Kontrol kuat geser1 arah dan 2 arah



Penulangan Telapak Bujur



Pondasi



Cek kuat dukung pondasi



10



Analisis dan perhitungan Pondasi telapak bujur sangkar dengan mat. 1 m dari muka tanah.Df = 2m



Data-data yang dibutuhkan: Data Beton: Kolom pondasi 400 mm x 400 mm menahan beban mati PD = 100 kN, beban hidup 50 kN, dan momen terfaktor Mu = 10 kNm. Dan berat beton = 24 kN/m3. Mutu bahan fc’ = 20 MPa, fy = 300MPa.Tulangan yang digunakan D19. Data tanah Berat isi tanah normal (  n ) = 17,2 kn/m3, berat isi saturated (  sat ) = 20 kN/m3. Kohesi tanah c = 0, sudut geser tanah = 20o, 1. Perhitungan ukuran dimensi pondasi berdasarkan beban yang dipikul. Beban total yang dipikul pondasi adalah sebesar: P ult



= 1,2. PD + 1,6 PL 1.2.100 + 1.6 50 = 200 kN. Formula Terzaghi untuk Pondasi Bujur Sangkar:



 t=



1.3 .c. N c + q. N q



+ 0.4.  tnh . N  B.



dengan angka keamanan 3



p ult 1  . ( 1.3 .c. N c + q. N q 2 B 3



+ 0.4.  tnh . B. N  )



200 1  . ( 1.3 .c. N c + q. N q 2 B 3



+ 0.4.  tnh . B. N  )



11



Dari tabel 3.1 , untuk = 20o didapat nilai N c = 17,7 ; = N q 7,4 dan N 



= 5,0.



Untuk kasus muka air berada di tengah pondasi, maka q dihitung dengan cara: q =



 ( Df - D ) +  ' . D



Dengan 



'



  sat   tnh = berat volume efektif tanah. Demikian juga, berat volume tanah 



yang ada pada suku ketiga persamaan daya dukung harus diganti dengan q = 17 ,2 (2-1) + (20-17,2).(1) = 19 kN/m2. Maka:



200 1  . 2 B 3



( 1.3 (0). (17.7) + (19). (7.4) + 0.4 . 2,8. B. 5 )



200 = 49.333 + 1,866 B B2 Dengan cara coba-coba didapat nilai B sebesar 1,95 m. Dengan ini maka kita pakai dimensi pondasi bujur sangkar 2 m x 2 m.



t



2. Daya dukung tanah



 t=  t=  t=



1.3 .c. N c + q. N q



0.4.  tnh . B. N 



+



1.3 .( 0). ( 17.7) + (20). (7.4) + 0.4. 3. 2. 5 ) 160 KN m



2



3. Kontrol tegangan yang terjadi pada tanah q = berat pondasi + berat tanah = ht x  c + ha x  = 0,5. X 24 + 1,5 x 17,2 = 37,8 kN/m2 Tegangan maksimal pondasi Pult σmaks



Mult



=



+ B



x



L



1/6 B



200



=







+



37,8 ≤



σt



x L



+ x



q



10



= 2



+ 2



2



95,3 ≤ 160



1/6 2



x



2



2



Save!



12



160



'.



Pult σmin



Mult



=



-B



x



L



1/6 B



200 -2 x



+



q







+



37,8 ≤



σt



L2



10



=



=



x



1/6 2 x 2



2



80,3 ≤ 160



160



2



Save!



4. Kontrol tegangan geser 1 arah ds = beton decking + Dia. Tulangan/2 ds



σmin



σa



= 75 + = 75 + = 85.00



D/2 9.50 mm



d= tebal pondasi - ds d = ht ds = 500 85.00 = 415.00



σmak



a



= = = =



L/2 2000/2 785.00 0.785



b/2 d 400/2 - 415.00 mm m



Gambar kontrol tegangan geser 1 arah



σa =



σmin



+



{(B -



=



80.3



+



{ (2.00 -



=



92,413



KN/m2



13



a)



x



(σmaks -



0.785) x (95.3



σmin) /B)} -



80.3 ) /2.00)}



Gaya tekan ke atas dari tanah (Vu) Vu =



{(a x



B) x



={ (0.385



x



=



KN



72.269



(σmaks +



2.00)



x



σa)} / 2



(95.300 +



92.413) }/2



Gaya geser yang dapat ditahan oleh beton (Ø.Vc) Ø= faktor reduksi Ø.Vc



Ø.Vc



Ø



=



0.75 x



=



463.984 KN



=



x



fc



=



463.984 >



'



6 20 6



Vu =



x



B



x



d



x



2.00



x



72.269



.........



415.00



Save!



5. Kontrol tegangan geser 2 arah (geser pons)



σmin



σmak



Gambar kontrol tegangan geser 2 arah (geser pons)



14



Dimensi Kolom, b = h = b h



400 400



+ +



d d



= =



400 + 400 +



415.00 415.00



= =



815.00 815.00



mm = mm =



0.815 0.815



m m



Gaya Tekan Ke Atas (Geser Pons) Vu =



B  b  d  h  d  x maks 2  min  2











=



22 -



=



292.881045



0.815 x



0.815







x







 95.300  80.300    2  



Βc = rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek pada kolom,daerah beban terpusat daerah reaksi. βc



=



hk 400 = 1 bk 400



bo =



2



x







bo =



2



x







=



3260



( bk + (400



+



d)



+



415 )



( hk + +



d)







(400 + 415)



mm



Gaya geser yang ditahan oleh beton



Vc1 =



 2 1   c  x  



f c ' .bo .d 6



Vc1 =



2  1  1  x



20 . 3260 6



Vc1 = =



3025176.367 N 3025.176 KN



. 415



15



.







Vc2 =



 s .d    2   x bo  



Vc2 =



30 . 415   2   320  



Vc2 = =



2429730.098 2429.730



'



. bo . d 12



20 . 3260 . 415 12 N



KN



Vc3 =



1 3



x



fc ' .bo .d



Vc3 =



1 3



x



20 .3260 .415



= =



fc



2016784.245 N 2016.784KN



Jadi Vc1 = Vc2 = Vc3 =



3025.176 2429.730 2016.784



Vc = Ø.Vc =



2016.784KN = 0.75 x 2016.784 1512.588KN



Ø.Vc



=



Diambil yang terkecil



1512.588>



Vu =



292.881



16



.........



Save!



6. Hitungan penulangan pondasi



σmin



σx



σmak



Gambar tegangan tanah pada jarak x ds



= = ≈



75 + 19 + 103.500 mm 0.105 m



d



= = = =



ht ds 0.50 0.105 0.395 m 395 mm



x



=



x



=



x



= =



9.5



h B - k 2 2 2000 400 2 2 800 mm 0.8 m



σx =



σmin



+



 B



σx =



80.300



+



 2



=



89.300



KN/m3



 X



   maks



  min



 / B 



 0 . 8    95 . 3  80 . 3  / 2 `



17







Momen yang terjadi pada pondasi ( Mu )



0 .5   x  X



Mu =



  maks   x   X 3  



2



+ 



2



=



 95 . 3  89 . 3  2 0 . 5  89 . 3  1 2     0 .8 3  



=



29.856



KNm



Faktor momen pikul K dan Kmaks Syarat : K harus < Kmaks Kmaks =



Kmaks =







382 .5  0 .85  600  fy  225   1 / fc '



600 



fy 







2



382 .5  0.85  600  300  225  0.85  / 20 600  300 2



Kmaks = 5.69 Mpa K K



< =



Kmaks 0.239




 = faktor penulangan  = faktor pelapis y = faktor ukuran batang tulangan



 = faktor beton agregat ringan



 c  ktr   db  Panjang Tersedia (λt)



tidak boleh besar dari 2,5



B Bk   75 2 2 2000 400 =   75 2 2



=



= 725



20



300 mm



Panjang Tersedia (λt) 725



> >



Panjang penyaluran tegangan (λd) 368 ....... OK!



Kuat Dukung Fondasi



Pu =



Ø



x



0.85 x



fc' x



A



=



0.7 x



0.85 x



20 x



160000



=



1904000



N



=



1904



KN



Pu,k=



200



Pu,k=



200



Pu =



1904



KN >



....... OK!



KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perhitungan dan analisis, antara lain: 1. Kegagalan/kerusakan pondasi selalu diawali oleh terjadinya retak pada beton. Keadaan ini Terjadi karena pondasi tidak mampu menahan beban yang berupa momen lentur dan/atau gaya geser. Inilah sebabnya kenapa perlu dihitung juga kontrol tegangan geser 1 arah dan 2 arah. 2. Beban yang bekerja pada pondasi berasal dari tekanan tanah di bawah pondasi. Jika tulangan tidak mampu menahan momen lentur yang bekerja pada pondasi, maka akan terjadi retak beton pada momen terbesar (umumnya di bagian tengah pondasi) dengan arah vertikal ke atas. 3. Tegangan geser 2 arah atau tegangan geser pons (punching shear), dapat mengakibatkan retak miring di sekeliling kolom dengan jarak ± d/2 dari muka kolom, d adalah tebal efektif pondasi. 4. Tegangan geser 1 arah yang bekerja pada dasar pondasi dapat mengakibatkan retak di sekitar pondasi pada jarak ± d dari muka kolom. Saran Beberapa saran yang dapat diaplikasikan dari perhitungan desain pondasi telapak dan evaluasi penurunan pondasi kali ini: 1. Untuk pencegahan pondasi dari bahaya kerusakan/kegagalan yang diawali oleh retak pada beton, disarankan agar mengontrol momen lentur, tegangan geser 1 arah dan 2 arah. 2. Bila pada situasi letak sumbu kolom saling berdekatan, lebih baik menggunakan pondasi telapak kombinasi dibanding pondasi telapak tunggal karena akan lebih ekonomis.



21



DAFTAR PUSTAKA Asroni, Ali, 2010, Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu Ir,Sudarwati MM, Modul teknik pondasi Universitas Jayabaya Jakarta Prof,Zaidir. Dr.Eng.Kontruksi beton II ,Universitas Andalas Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) Dilengkapi Penjelasan (S-2002).



22