Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL 1. DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK (DDTK) DI RAUDHATUL ATHFAL (SK Dirjen Pendis Nomor 2767 Tahun 2019 tanggal 17 MEI 2019)



2. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI RAUDHATUL ATHFAL (SK Dirjen Pendis Nomor 2768 Tahun 2019 tanggal 17 MEI 2019)



3. PROGRAM PEMBERDAYAAN ORANGTUA (PARENTING) DI RAUDHATUL ATHFAL (SK Dirjen Pendis Nomor 2769 Tahun 2019 tanggal 17 MEI 2019)



Subdirektorat Kurikulum dan Evaluasi Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia 2019



Tujuan Pelatihan……



Memahami Tumbuh Kembang Anak



Memahami Jenis-jenis ABK



Memahami Program Pemberdayaan Orangtua (Parenting)



Melakukan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Tumbang



Menyusun setting inklusi bagi ABK



CIRI KHAS ANAK



TUMBUH



•Bertambahnya ukuran, jumah sel, jaringan interseluler •Bertambah ukuran fisik, struktur tubuh



•KUANTITATIF



TUMBUH KEMBANG



• Anak dapat tumbuh kembang



melalui tahapan yang sesuai Stimulasi ,Deteksi,Intervensi



BERKEMBANG



•Bertambahnya kemampuan struktur & fungsi tubuh yang lebih kompleks •KUALITATIF3



Siapakah anak itu ?



4



Faktor-faktor Tumbuh Kembang



1. Faktor Internal 2. Faktor eksternal



Ciri-ciri Tumbuh Kembang AUD 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Menimbulkan perubahan Menentukan perkembangan selanjutnya Mempunyai kecepatan yang berbeda Mempunyai pola yang tetap Memiliki tahap yang berurutan Berpengaruh pada perkembangan selanjutnya / pada usia dewasa



MENGAPA USIA DINI DISEBUT MASA EMAS (GOLDEN PERIODE) • • • • •



Otak berkembang pesat 80% sampai usia 3 tahun Dasar (fondasi) kemampuan anak Tumbang usia dini menentukan selanjutnya Masa peka dan kritis Usia dini hanya ada satu kali dalam kehidupan seseorang, karena jika gagal akan bersifat permanen



7



…Tugas perkembangan Usia 48-60 bulan                  



Berdiri 1 kaki 6 detik Melompat1 kaki Menari Menggambar tanda silang Menggambar lingkaran Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh Mengancing baju atau pakaian boneka Menyebut nama lengkap tanpa dibantu Senang menyebut kata-kata baru Senang bertanya tentang sesuatu Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar Bicaranya mudah dimengerti Bisa membandingkan sesuatu dari ukuran dan bentuknya Menyebur angka, menghitung jari Menyebur nama-nama hari Berpakaian sendiri tanpa dibantu Menggosok gigi tanpa dibantu Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu



…Tahap perkembangan Umur 60-72 bulan        



    



Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik Berjalan lurus Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap Menggambar segi empat Menangkap bola kecil dengan kedua tangan Mengerti arti lawan kata Mengerti pembicaraan yg menggunakan 7 kata atau lebih Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10 Mengenal warna-warni Mengungkap simpati Mengikuti aturan permainan Berpakaian sendiri tanpa dibantu



stimulasi



Prinsip dasar stimulasi     



  



Rasa cinta dan kasih sayang Perilaku yang baik, anak suka meniru Stimulasi sesuai kelompok umur Cara menyenangkan, jangan terpaksa  bermain, bernyanyi, bervariasi Bertahap sesuai usia anak, terhadap 6 aspek perkembangan Gunakan alat bantu/ permainan sederhana dan aman Beri kesempatan yang sama untuk anak laki-laki & perempuan Anak diberi pujian/ hadiah atas keberhasilannya



CARA MENSTIMULASI TUMBUH KEMBANG Mendengar, melihat (dari orangtua, pengasuh, kakak, adik, teman, TV, guru, tetangga)



Merasakan Membayangkan



Mengingat



Meniru Mencoba Melakukan



Mengulang, Membiasakan



Kebebasan berkreasi Perilaku, Kecerdasan dan Kreatifitas



…stimulasi anak usia 36 - 48 bulan             



Sebutkan nama benda, sifat, guna benda Bacakan cerita, tanya jawab, bercerita Menonton TV didampingi, menyanyi Cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan Makan dengan sendok garpu, masak-masakan Menggunting, menempel, menjahit Puzzle, balok, menggambar, mewarna, menulis Mengelompokkan benda sejenis Mencocokan gambar dan benda Menghitung, mengenal angka, huruf Melempar, menangkap, berlari, melompat Memanjat, merayap, main sepeda roda 3 Main lalu lintas, ular naga dengan teman



…stimulasi anak usia 48-60 bulan               



Sebutkan nama benda, sifat, guna benda Bacakan buku, tanya jawab, bercerita Menonton TV didampingi, menyanyi Cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan Makan dengan sendok garpu, masak-masakan Menggunting, menempel, menjahit Puzzle, balok, menggambar, mewarna, menulis Mengelompokkan dan mencocokkan benda Mengingat, menghafal, menerti aturan Membandingkan besar kecil, banyak sedikit Menghitung, konsep satu dan setengah mengenal angka, huruf, simbol, musim Melempar, menangkap, berlari, melompat Memanjat, merayap, sepeda roda 3, ayunan bermain, makan dgn teman



…stimulasi anak usia 60-72 bulan               



Mengenal nama, fungsi benda-benda Bacakan buku, tanya jawab, bercerita Menonton TV didampingi, menyanyi Cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan Makan dengan sendok garpu, masak-masakan Menggunting, menempel, menjahit, Puzzle, balok, menggambar, mewarna, menulis nama Mengingat, menghafal, mengerti aturan, urutan Membandingkan besar kecil, banyak sedikit Menghitung, konsep satu dan setengah mengenal angka, huruf, simbol, jam, hari, tanggal Melempar, menangkap, berlari, melompat Memanjat, merayap, sepeda roda 3, ayunan “berjualan”, “bertukang”, mengukur Mengenal uang, rambu lalu lintas



Worksheet I…..



 Peserta dibagi menjadi 5 atau 6 kelompok  Diskusikan stimulasi apa saja yang dapat diberikan pada anak usia 4 s.d 5 dan 5 s.d 6 tahun, memenuhi tugas perkembangannya  Tuliskan hasil diskusi dalam flipchart  Presentasikan hasil diskusinya  Nilai Kelompok diberikan oleh kelompok lainnya



ANAK berkebutuhan khusus 17



Mengapa perlu dikenali?



Identifikasi karakteristik kebutuhan, cara belajar, dan minat anak



Optimalkan intervensi dan proses pembelajaran



Melakukan penyesuaianpenyesuain agar dapat memenuhi haknya



(UU Sisdiknas Pasal 32 Ayat 1) 6.Spektr um autistik 5.Masalah perkembangan fisik



1.Keberbak atan



PAHAM konsep ABK dan Penanganannya



Mampu Mengidentifi -kasi ABK dalam Kategori: 2.Kesulit an belajar



4.Keterbel akangan mental 3.Ganggu an emosional dan perilaku



Faktor Penyebab ABK



Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus



Internal



Faktor Gen: Kelainan Kromosom, Transformasi



Faktor Kehamilan: Infeksi, Usia Ibu Hamil, Keracunan



Eksternal



Asupan Gizi



Kondisi Lingkungan



Kualitas Pengasuhan



TUNA NETRA/ Gangguan Penglihatan



World Health Organization (WHO) Ada dua katagori, yaitu blind atau buta dan low vision atau penglihatan kurang. 



Buta : penglihatan tidak bisa lagi digunakan meskipun sudah menggunakan alat bantu sehingga bergantung pada alat-alat indera lain.







Penglihatan kurang : penglihatan dengan ketajaman yang kurang, daya tahan rendah dan mempunyai kesulitan dengan tuga-tugas utama yang menuntut fungsi penglihatan tetapi masih dapat berfungsi dengan alat bantu khusus namun terbatas.



TUNA RUNGU/ Gangguan Pendengaran



CIRI-CIRI/ Karakteristiknya:          



Tidak mampu dengar Terlambat perkembangan bahasa Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi Kurang / tidak tanggap bila diajak bicara Ucapan kata tidak jelas Kualitas suara aneh/monoton. Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar Banyak perhatian terhadap getaran Keluar nanah dari kedua telinga Terdapat kelainan organis telinga



Tuna Grahita/ Keterbelakangan Mental



KARAKTERISTIK  Ganguan Intelektual yang ditandai dengan sub fungsi intelektual cidera otak (Glenn Doman). • Ketidak selarasan otot2 motorik yang berkaitan dengan rendahnya kemampuan mengontrol syaraf sensori, kognisi, persepsi, komunikasi dan tingkah laku.



DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK (DDTK)



Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang secara dini agar lebih mudah diintervensi Bila penyimpangan terlambat dideteksi, maka lebih sulit diintervensi dan akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak



Cara Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak PERTUMBUHAN  Timbang berat badannya (BB)  Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)  Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik  KMS/ KIA PERKEMBANGAN  KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)  TDD (Tes Daya Dengar)  TDL (Tes Daya Lihat),  KMPE (Kuesioner Mental Perilaku Emosional)  M-CHAT (Autis)  CONNERS (gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif



…Deteksi dini penyimpangan PERTUMBUHAN    



Timbang berat badan (BB) Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepala (LK) Beri tanda di grafik BB, TB, LK di KMS, buku KIA, buku lain Lihat garis pertambahan BB, TB, LK:  BB dibawah garis merah (BGM) atau di atas GM  Naik, tidak naik atau turun (BB) dari penimbangan yang lalu  Dalam pita warna yang tetap atau pindah ke pita warna dibawahnya



 Pertumbuhan yang BAIK bila BB, TB, LK : NAIK dan :  Berada pada pita warna yang sama dengan bulan lalu  Atau naik SEDIKIT pada pita warna DIATASNYA



Berat badan di bawah garis merah (BGM)



b a



a. Anak MENJADI BGM b. BGM *) Harus dirujuk ke Puskesmas/RS untuk diperiksa dan memperoleh perawatan



Anak PERTAMA KALI ditimbang dan BGM *) Harus dirujuk ke Puskesmas utk konfirmasi apakah anak GIZI BURUK atau TIDAK



Anak BGM yang tumbuh NORMAL, karena anak tersebut memiliki tinggi badan yang PENDEK *) Tidak perlu dirujuk ke Puskesmas



a. b. c. d. e.



Hiasan di kepala dilepas Pandangan lurus ke depan Diinstruksikan untuk menarik nafas dalam Mata pengukur sejajar dg puncak kepala Geser alat ukur sehingga sedikit menekan kepala f. Lakukan pembacaan dg ketelitian 0,1 c,m 45



Pengukuran Tinggi Badan (TB)



Pengukuran Lingkar Kepala (LK) • Minimal tiap 3 bln sampai umur 1 tahun • Minimal tiap 6 bl sampai umur 2 tahun • Minimal tiap tahun sampai umur 6 thn NORMAL : bila garis pertumbuhan LK sejajar dengan garis grafik didekatnya, dan di dalam “jalur hijau” TIDAK NORMAL : bila garis pertumbuhan LK sejajar dengan garis grafik didekatnya atau di luar “jalur hijau”  segera rujuk ke Rumah Sakit



…pengukuran lingkar kepala



…Deteksi dini penyimpangan PERKEMBANGAN  Kuesioner Pra skrining perkembangan ( KPSP)  Tes daya lihat --> Kartu E pada jarak 3 meter  Tes daya dengar --> pertanyaan sesuai umur (Ya/Tidak)  Checklist for autism in toddlers / CHAT  Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE)  Kuesioner Abreviated Conner Rating Scale untuk Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH)



Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)  Hitung umur anak (tanggal, bulan, tahun).  Lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bln  Buka kuesioner sesuai umurnya : 3, 6, 9, 12 bln, 4,5 tahun dst.  atau kuesioner yang lebih muda dari umurnya (kalau datang umur 4 atau 5 bulan gunakan kuesioner umur 3 bulan dulu)  Jelaskan tujuan KPSP pada orangtua  Orangtua jangan ragu-ragu atau takut disalahkan  Tanyakan isi KPSP sesuai urutan  Atau melaksanakan perintah sesuai KPSP



Petunjuk  Petugas membaca tiap pertanyaan dengan teliti dan benar sesuai umur anak  Orang tua/pengasuh menjawab setiap pertanyaan sesuai keadaan sebenarnya  Pilihlah salah satu dari 2 kemungkinan ☺ Ya : Anak dapat melakukannya dulu & sekarang ☺ Tidak: Anak tidak dapat melakukannya dulu & sekarang atau anda tidak yakin bahwa anak dpt melakukan  Tulis hasilnya di Kartu Data Tumbuh Kembang Anak



Cara menilai KPSP 



Semua pertanyaan yang telah dijawab







Hitung jumlah jawaban Ya







Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10  sesuai (S)







Jumlah jawaban Ya teliti kembali:







Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8 --> meragukan (M) jadwal pemeriksaan ulang 2 minggu kemudian --> jika jawaban Ya tetap 7 atau 8 --> Penyimpangan (P) --> dirujuk







Jumlah jawaban Ya ≤ 6 --> Penyimpangan (P) --> perlu pemeriksaan lebih







Hasil KPSP dicatat dalam Kartu Data Tumbuh Kembang



PENILAIAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN ( KPSP) Usia datang (bulan)



Tgl. Pemeriksaan



Nama :.................................................... No. CM :..................................................... Tgl. Lahir :......................................................



1



2



3



4



5



Jumlah



6



7



8



9



10



Ya (√)



tidak (x)



KESAN*



Test Daya Dengar (TDD)  Mulai umur 3 bulan Tiap 3 bulan sampai umur 1 tahun Tiap 6 bulan umur 1-6 tahun,  Umur < 24 bln dijawab oleh ibu / pengasuh  Umur > 24 bln perintah melalui ibu/ pengasuh agar dikerjakan oleh anak Alat : • Daftar pertanyaan : 0-6 bln, 6-9 bln, 9-12 bln, 12-24 bln, 2 – 3 thn, > 3 thn. • Gambar binatang (ayam,anjing,kucing), manusia • Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola)



…Tes daya dengar (TDD) umur < 24 bulan



 







Bacakan pertanyaan kepada ibu/pengasuh dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu. Semua pertanyaan harus dijawab oleh orangtua/pengasuh. Tunggu jawaban dariorangtua/pengasuh



Jawaban “Ya” jika:  Menurut orangtua, anak dapat melakukan dalam satu bulan terakhir. Jawaban “Tidak” jika:  Menurut orangtua anak tidak pernah, tidak tahu atau tidak dapat melakukan dalam satu bulan terakhir.



Daftar Pertanyaan Tes Daya Dengar Anak Umur 6-9 bulan



1. Pada waktu bayi anda tidur kemudian anda berbicara atau membuat kegaduhan, apakah bayi akan bergerak atau terbangun dari tidurnya ?



Ya



Tidak



2. Pada waktu bayi anda telentang dan anda duduk di dekat kepalanya pada posisi yang terlihat bayi, kemudian anda menepuk tangan keraskeras. Apakah bayi anda terkejut atau mengerdipkan matanya atau menegangkan tubuh sambil mengangkat kaki tangannya ke atas?



Ya



Tidak



3. Apabila ada suara nyaring (misal suara batuk, salak anjing, piring jatuh ke lantai dan lain-lainnya) apakah bayi anda akan terkejut atau terlompat?



Ya



Tidak



4. Anda berada disisi yang tidak terlihat oleh bayi, sebutlah namanya atau bunyikan sesuatu. Apakah bayi memalingkan kepala mencari sumber suara?



Ya



Tidak



…Tes daya dengar (TDD) Interpretasi (penafsiran) Tes Daya Dengar:



1. 2.



Bila ada satu atau lebih jawaban “Tidak”, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran. Catat jumlah ketidakmampuan anak.



Intervensi (tindakan):  Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi



Tes Daya Lihat (TDL)  



Mulai umur 3 tahun, ulang tiap 6 bulan Dikerjakan oleh tenaga kesehatan atau guru



Alat dan Sarana : 1. Ruangan 2. Dua buah kursi 3. Poster huruf E dan penunjuk 4. Guntingan huruf E



Tes Daya Lihat (TDL) Cara:  Gantungkan poster 3 m dari anak, setinggi mata anak dalam posisi duduk  latih anak megarahkan kartu E dengan benar ke atas, bawah, kanan, kiri, sesuai yang ditunjuk pada poster  Tutup sebelah mata dengan kertas  Tunjuk huruf E pada poster satu persatu mulai baris 1 -4  Puji bila anak dapat mencocokkan arah huruf E  Ulangi pada mata sebelahnya.



Interpretasi (penafsiran)



Bila tdk dapat mencocokkan posisi E s/d baris ketiga gangguan daya lihat



Intervensi (tindakan) : rujuk



Deteksi dini autis pada umur 18-36 bulan. Bila ada keluhan / kecurigaan dari orang tua/ pengasuh / petugas karena ada 1 (satu) atau lebih 1. Keterlambatan bicara. 2. Gangguan komunikasi/ interaksi sosial. 3. Perilaku yang berulang-ulang. Tanyakan dan amati perilaku anak  



9 pertanyaan untuk ibu/pengasuh (A): ya/ tidak 5 perintah bagi anak (B) : ya / tidak



Interpretasi (penafsiran) CHAT • Risiko tinggi menderita Autis : tidak A5, A7, B2-4  rujuk • Risiko rendah menderita Autis : tidak A7, B4 • Kemungkinan ggn perkembangan lain : tidak 3 atau lebih A1-4, A6, A8-9, B1, B5 • Normal



CHEKLIST DETEKSI DINI AUTIS ANAK USIA 18-36 BLN/CHAT Bagian A. Alo-anamnesis



Apakah anak anda 1. Senang diayun-ayun atau diguncang-guncang naik turun (bounced) dilutut 2. Tertarik (memperhatikan) anak lain 3. Suka memanjat benda-benda, seperti memanjat tangga 4. Bisa bermain ciluk-ba, petak umpet 5. Bermain pura-pura seolah-olah membuat secangkir teh menggunakan mainan berbentuk cangkir dan teko atau permainan lain 6. Pernah menunjuk atau meminta sesuatu dengan menunjukkan jari 7. Pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke sesuatu agar anda melihat ke sana 8. Dapat bermain dengan benda, misalnya mainan mobil-mobilan atau balok 9. Pernah memberikan suatu benda untuk menunjukkan sesuatu



Bagian B. Pengamatan



1. Selama pemeriksaan apakah anak menatap ( kontak mata dengan) pemeriksa 2. Usahakan menarik perhatian anak, kemudian pemeriksa menunjuk sesuatu di ruanga pemeriksaan sambil mengatakan : “lihat, itu ada bola (atau mainan lain)” perhatikan mata anak, apakah anak melihat ke benda yang ditunjuk. Bukannya melihat tangan pemeriksa 3. Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan gelas/cangkir dan teko. Katakan pada anak anda ” apakah kamu bisa membuatkan secangkir susu untuk mama” diharapkan anak seolah–olah membuat minuman, mengaduk, menuangkan, meminum. Atau anak mampu bermain berpura-pura / seolah-olah menghidangkan makanan, minuman, bercocok tanam, menyapu, mengepel dll 4. Tanyakan pada anak ” coba tunjukkan mana ` anu ` nama benda yang dikenal anak dan ada disekitar kita. Apakah anak menunjukkan dengan jarinya? Atau sambil menatap wajah anda ketika menunjuk ke suatu benda 5. Dapatkah anak anda menyusun kubus/balok menjadi menara



Interpretasi  Risiko tinggi menderita autism bila JAWABAN TIDAK UNTUK A5, A7, B2, B3, dan B4  Risiko kecil menderita autism bila JAWABAN TIDAK UNTUK A7 dan B4  Kemungkinan gangguan perkembangan lain, bila JAWABAN TIDAK > 3 (untuk A1-4,6,8,9, B1,B5)  Dalam batas normal, bila bukan kategori 3 diatas Hasil pemeriksaan : .................................................................................................................



Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE)







Bila ada kecurigaan orangtua / petugas (tidak rutin) anak umur 3- 6 tahun 12 pertanyaan untuk deteksi dini masalah mental - emosional, tiap 6 bulan Tanyakan pada orangtua / pengasuh.



 



Catat jawaban “Ya”atau “Tidak”. Hitung jumlah jawaban “Ya”.



 



 Interpretasi (penafsiran) KMME Jawaban Ya > 1 : kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional.



KUESIONER MASALAH MENTAL EMOSIONAL (KMEE) No



Pertanyaan



1



Apakah anak anda seringkali terlihat marah tanpa sebab yang jelas? (sering menangis, mudah tersinggung, bereaksi berlebihan terhadap hal yang biasa dihadapi)



2



Apakah anak anda tampak menghindar dari teman-teman atau anggota keluarganya? (merasa sendirian, menyendiri atau sedih sepanjang waktu, kehilangan minat terhadap pada yang biasanya dinikmati)



3



Apakah anak anda terlihat berperilaku merusak dan menentang terhadap lingkungan ? (melanggar peraturan , mencuri, seringkali melakukan perbuatan yang berbahaya bagi dirinya, Menyiksa Binatang atau anak lainnya) dan tampak tidak perduli dengan nasihat-nasihat yang diberikan kepadanya?



4



Apakah anak anda memperlihatkan adanya perasaan ketakutan atau kecemasan berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak sebanding dengan anak lain seusianya?



5



Apakah anak anda mengalami keterbatasan karena adanya konsentrasi yang buruk atau mudah Beralih perhatiannya, sehingga terjadi penurunan aktivitas sehari-hari atau prestasi belajarnya?



6



Apakah anak anda menunjukkan perilaku kebingungan, kesulitan dalam berkomunikassi dan membuat keputusan?



7



Apakah anak anda menunjukkan perubahan pola tidur? (sulit tidur , terjaga sepanjang hari,terbangun diwaktu tidur malam karena mimpi buruk, mengigau)



8



Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan? (seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebihan / tidak mau makan sama sekali)



9



Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut atau keluhan-keluhan fisik lainnya?



10



Apakah anak anda seringkali mengeluh putus asa atau berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya?



11



Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran perilaku atau kemampuan yang sudah dimilikinya? (mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidak mau berpisah dengan orang tua/pengasuhnya)



12



Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-ulang tanpa alasan yang jelas?



Ya



Tdk



Kesan: Interpretasi: Bila orangtua memberikan satu/lebih jawaban `ya` anak kemungkinan mengalami masalah mental emosional. Bila jawaban `ya` hanya 1 lakukan konseling pada orang tua kemudian dievaluasi 3 bulan lagi bila menemukan `ya` lebih dari 1 maka harus dirujuk



Intervensi (tindakan) Bila ditemukan 1atau lebih masalah mental emosional: 1) Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan Buku Pedoman Pola Asuh yang mendukung perkembangan anak; 2) Evaluasi setelah 3 bulan, Apabila tidak ada perubahan rujuk ke Rumah Sakit yang ada fasilitas tumbuh kembang anak / kesehatan jiwa; 3) Jika ditemukan 2 atau lebih masalah mental emosional, rujuk anak ke Rumah Sakit.



Kuesioner Deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Bila ada keluhan orangtua atau kecurigaan petugas / guru / kader (tidak rutin) umur > 3 thn  10 pertanyaan  Terjadi di mana saja, kapan saja  Nilai : 0 (tidak pernah); 1 (kadang-kadang); 2 (sering); 3 (selalu) Interpretasi (penafsiran)  Nilai > 13 kemungkinan GPPH Intervensi :  Nilai > 13 rujuk RS, tuliskan kelainan yang ada  < 13 tetapi ragu, periksa ulang 1 bulan lagi



FORMULIR DETEKSI DINI GPPH Kegiatan yang diamati



0



1. Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang berlebihan 2. Mudah menjadi gembira, impulsive 3. Mengganggu anak-anak lain 4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang telah dimulai, rentang perhatian pendek 5. Menggerak-gerakan anggota badan atau kepala secara terus menerus 6. Kurang perhatian, mudah teralihkan 7. Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustasi



8. Sering dan mudah menangis 9. Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis 10. Ledakkan terduga



kekesalan,



tingkah



laku eksplosif dan



tak



Jumlah Nilai Total Kesan : Penilaian  Tidak pernah, nilai 0  Kadang-kadang, nilai 1  Sering, nilai 2  Selalu, nilai 3 Interpretasi : Anak kemungkinan dengan GPPH bila jumlah nilai total > 13



1



2



3



Worksheet II  Peserta dibagi menjadi 5 atau 6 kelompok  Peserta dibagi berdasarkan jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)  Temukan kasus ABK dilapangan! Kemudian: 1. Bagaimana ciri-ciri atau karakteristik ABK sesuai dengan jenis ABK nya? 2. Instrument apa yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis ABK tersebut? 3. Simpulkan jenis ABK apa!



Jika Anak mengalami gangguan / penyimpangan



Maka lakukan:



INTERVENSI Untuk meningkatkan tumbuh kembangnya



Tujuan intervensi adalah untuk mengoreksi, memperbaiki, dan mengatasi masalah atau penyimpangan perkembangan sehinga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.  Waktu yang paling tepat untuk melakukan intervensi dini penyimpangan perkembangan anak adalah sesegera mungkin setelah terlihat adanya penyimpangan  Jika intervensi terlambat maka akan lebih sulit diperbaiki/ dikoreksi.



Intervensi Perkembangan  Jika ada indikasi terhadap penyimpangan anak, maka intervensi perlu dilakukan sesuai dengan penyimpangan yang terdeteksi.  Contoh : Jika penyimpangan terjadi pada gerak kasar, maka perlu diberikan intervensi pada gerak kasar anak.  Intervensi dapat dilakukan oleh pendidik atau orangtua dan tenaga kesehatan terlatih.  Intervensi diharapkan dilakukan melalui kegiatan bermain secara intesif setiap hari sekitar 3-4 jam selama dua minggu.  Jika anak terlihat senang dan tidak bosan, waktu intervensi dapat ditambah  melihat apakah ada kemajuan perkembangan atau tidak.



Evaluasi Intervensi Perkembangan  Setelah diintervensi selama dua minggu, maka anak perlu dievaluasi apakah ada kemajuan perkembangan atau tidak.  Apabila hasil dari intervensi menunjukkan ada kemajuan, maka anak akan diperiksa kembali sesuai dengan usianya.  Rujukan diperlukan apabila penyimpangan atau perkembangan anak tidak dapat ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan intervensi dini. Rujukan penyimpangan tumbuh kembang anak dilakukan secara berjenjang, sebagai berikut: Tingkat Keluarga dan Masyarakat Tingkat Puskesmas dan Jaringannya RS



Alur Tindak Lanjut pada Rujukan (Tata Laksana) POSYANDU / MASYARAKAT PUSKESMAS/DOKTER PRAKTEK SWASTA Deteksi Penyimpangan



normal



Stimulasi  Evaluasi  mengejar deteksi lagi



Perlu dirujuk pada ahli KLINIK / RUMAH SAKIT Diagnosis Intervensi  Terapi/rehabilitasi/habbilitasi konseling Follow Up & Konseling



Tidak Normal Intervensi



Hak untuk Belajar Bersama



Efisiensi Program dan Layanan



MENGAPA PERLU DIINKLUSIKAN ?



Setiap anak adalah unik



Tidak Ada



Keuntungan



Manusia yang



Kedua Belah



SEMPURNA



Pihak



Mengakomodasi Kebutuhan Belajar di PAUD secara INKLUSIF  Terapkan Pendekatan BERMAIN dalam setting INKLUSI.  Siapkan Beraneka Ragam Alat Permainan Edukatif  Tata lingkungan main/tempatkan APE yang mudah dijangkau mudah diakses anak, sekalipun ia berkursi roda  Pastikan kebutuhan masing-masing individu ABK terpenuhi saat beraktivitas. Misalnya, anak yang low vision  duduk pada posisi dekat guru, atau shadow teacher  Kondisikan lingkungan sekolah yang hangat, ramah, menerima keaneka-ragaman dan menghargai perbedaan dan bisa diakses oleh semua anak.



Alur prosedur penyelenggaraan pendidikan inklusif RA



 Identifikasi  Asesmen, Pelaksanaan identifikasi dilakukan dengan cara :  Pengamatan (observasi);  Wawancara  Melampirkan dokumen



 Profil Anak Didik,



merupakan gambaran



potensi anak didik.



 Modifikasi Kurikulum,



Pembuatan kurikulum untuk ABK dengan cara melakukan modifikasi rencana pembelajaran.



MODEL KURIKULUM



KURIKULUM REGULER



KURIKULUM REGULER DENGAN MODIFIKASI



KURIKULUM DENGAN PPI



Model Kelas Inklusif  Kelas inklusif penuh  Kelas inklusif parsial  Kelas reguler dengan cluster dan pull out  Kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian  Kelas khusus penuh



Strategi Bagi Gangguan Penglihatan  Untuk tahap pertama, anak didik diajak berkeliling kelas, pastikan dia mengenal susunan peralatan kelas yang dasar;  Senantiasa menginformasikan yang terjadi disekitar kelas atau sekolah;  Memotivasi anak agar mandiri dalam beraktifitas dan berikan pemahaman terhadap kendala yang diaalami;  Penggunaan alat bantu pembelajaran;  Duduk diposisikan di depan.



Strategi Bagi Gangguan Pendengaran  Mengatur posisi tempat duduk anak didik dapat mendengar optimal;  Bagi yang menggunakan alat bantu dengar, diingatkan untuk membawa baterai cadangan ke sekolah;  Usahakan mengulang pernyataan dan pertanyaan apabila anak didik nampak tidak mengerti;  Penekanan ucapan agar jelas bagi seluruh anak didik.



STRATEGI BAGI ANAK TUNA GRAHITA  Menempatkan posisi duduk anak didik pada tempat yang paling mudah bagi pendidik untuk memberi perhatian dan bantuan;  Memberi pelayanan secara individual di luar jam pelajaran pada umumnya;  Untuk anak tunagrahita sedang dan berat seharusnya didampingi pendidik pendamping khusus (satu murid satu pendidik);  Memberikan terapi edukasi, terapi sensory integrasi dan terapi wicara apabila mengalami gangguan bicara, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahamannya dan menstimulasi perkembangan syaraf sensory integrasi yang dimiliki oleh anak.



Strategi Bagi Anak Gangguan Bicara  Berikan contoh berbicara yang baik;  Mengajak anak berbicara dengan metod phonic;  Memotivasi anak agar percaya diri. Berilah penghargaan atas usaha anak berkomunikasi atau berbicara dengann anak didik lain. Berikan waktu yang cukup bagi untuk memformulasikan jawaban dari pertanyaan dengan tidak terburu-buru;  Ciptakan lingkungan bicara yang baik, suasana kelas yang rileks untuk membantu anak;  Membina kerjasama yang baik dengan para ahli, orangtua;  Memberikan saran rujukan terapi wicara untuk dapat meningkatkan kemampuan bicaranya.



Strategi bagi anak Autis  Berikan terapi seperti terapi bermain, terapi perilaku, terapi perkembangan, terapi ABA, terapi sensory integrasi, terapi okupasi, terapi sosial, terapi music, terapi wicara (bila mengalami gangguan bicara) dan terapi lainnya  Memegang kepalanya lalu mengarahkan penglihatannya kepada hal yang kita tuju (misalnya kepada kartu kata huruf “A”, lalu kita memintanya untuk melafalkan huruf “A”), dan jika berhasil maka kita dapat memberikan reward/ penghargaan berupa “gerakan tos” atau “gambar bintang” atau bahkan yang ia sukai.  Memberikan masukan kepada orang tua untuk diet/ menghindari makanan yang merangsang hiperaktivitas (coklat, tepung, gula).  Apabila muncul flapping atau gerakan berulang yang tidak bermakna, maupun menyakiti diri sendiri yang dilakukan oleh anak, diharapkan pendidik dan orang tua harus mengingatkan dan memberikan pengalihan perhatian anak tersebut.



STRATEGI Bagi Anak ADHD  Beri kesempatan jeda untuk anak, misalnya peregangan.  Salurkan enegri anak kepada hal yang ia minati, misalnya menyalurkan energinya dengan bermain bola.  Beri posisi duduk yang memungkinkan anak tidak ganggu teman  Manfaatkan energi anak, misalnya dengan meminta bantuan untuk membersihkan papan tulis, mengambil alat peraga, dll.  Jika memungkinkan dalam setiap pelajaran ada unsur pergerakan tubuh dan interaksi sosial  Beri anak dua pilihan kursi, hal ini dilakukan untuk memudahkan anak berpindah dari satu kursi ke kursi lainnya.  Memberikan behavior theraphy atau terapi perilaku agar dapat mengurangi hiperaktifitas yang dimiliki lebih fokus perhatiannya.



Srategi Bagi Anak Cerdas Berbakat/ CIBI  Ciptakan pembelajaran yang menumbuhkan rasa penasaran dan rasa tertantang bagi anak CIBI.  Biasakan anak untuk melakukan koreksi sebelum mengumpulkan tugasnya.  Percepatan atau Akselerasi



STRATEGI Bagi Anak Kesulitan Belajar  Tes (IQ)  Memberikan materi akademik (yang sesuai dengan kemampuannya saat ini dan sesuai dengan kebutuhannya)  Jika anak mengalami gangguan Disgrafia (tidak dapat menulis) maka kita membetulkan posisi kertas dan pinsilnya, melatih huruf-huruf yang sering terbalik seperti “b” dan “d”, lalu latihan menarik garis, seperti garis lurus, lengkung, zig zag, melingkar  Jika anak mengalami gangguan Diskalkulia (tidak dapat berhitung dan tidak mengenal angka), maka kita dapat mengenalkan angka melalui kartu angka yang ukurannya yang besar-besar atau dengan kalkulator  Jika anak Disphasia (tidak dapat membaca dengan lancar), pecahlah kalimat-kalimat panjang yang rumit menjadi kalimat pendek yang sederhana, dan begitu juga pemberian tugas. Kemudian melakukan metode phonic.



Strategi Gangguan Emosional  Menggunakan pendekatan yang fleksibel (tidak kaku dan keras) kepada anak didik untuk mengontrol emosional dan tingkah lakunya  Menjaga rutinitas pembelajaran dengan konsisten dan pembiasaan agar anak terampil dalam problem solving dan mengatasi konflik  Merencanakan dan mengimplementasikan reinforcement (konsekwensi) secara individual dan memodifikasi lingkungan dengan level yang sesuai dengan tingkat perilaku



Hambatan dan Solusi Bagi ABK system



community



individual



Artinya, Keluarga sebagai komponen terdekat dengan anak, sangat berperan penting didalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak khususnya ABK.



Keluarga ………… adalah lingkungan pendidikan yang pertama dan utama, sehingga keluarga harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan proses pengasuhan, perawatan, pendidikan dan perlindungan melalui program pemberdayaan orangtua (parenting),yang berfungsi mendorong keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran di RA, khususnya bagi ABK dimana keterlibatan seluruh komponen amat dibutuhkan dalam penanganan gangguan/ hambatan yang dimiliki agar tumbang lebih optimal



PENGALAMAN PERTAMA BAGI MASA KANAK-KANAK



MENJAMIN ANAK UNTUK TUMBUH DAN



PERAN KELUARGA



BERKEMBANG



MEMBENTUK PENDIDIKAN MORAL



FUNGSI KELUARGA Fungsi Biologis atau Reproduksi. Fungsi Protektif atau Perlindungan



Fungsi Afeksional atau Perasaan Fungsi Ekonomis Fungsi Edukatif



Fungsi Sosialisasi Fungsi Religius Fungsi Rekreatif Fungsi Pengendalian Sosial



KESIMPULAN 1. 2, .3. 4.



5. 6. 7.



• Unit terkecil masyarakat atau keluarga adalah suatu kelompok



• Terdiri dari dua orang atau lebih dan pertalian darah • Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah • Hidup dalam satu rumah tangga • Dibawah asuhan kepala rumah tangga • Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing • Berinteraksi satu sama lain



Jenis Program Parenting yaitu:  1. Kegiatan Pertemuan Orangtua (KPO)  2. Keterlibatan Orangtua di Kelas  3. Keterlibatan Orangtua dalam kegiatan Bersama  4. Hari Konsultasi Orangtua  5. Kunjungan Rumah



Kelompok Pertemuan Orangtua (KPO) Kelompok Pertemuan Orangtua (KPO) merupakan wadah komunikasi bagi orangtua untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan pendidikan anak usia 0-6 tahun di rumah. Anggota keluarga yang dimaksud termasuk kakek dan nenek serta orang dewasa lainnya yang tinggal serumah.



Hari Konsultasi Orangtua Hari yang dijadwalkan oleh pengelola lembaga sebagai pertemuan antara orangtua dengan pengelola dan atau ahli untuk membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak serta masalahmasalah lain yang dihadapi anak.



Keterlibatan Orangtua di Kelompok/Kelas Kegiatan yang melibatkan orangtua untuk membantu pendidik dalam proses pembelajaran di kelompok/kelas anaknya, secara bergilir 1 atau 2 orang tua. Kegiatan ini khusus bagi orang tua yang anaknya berada di lembaga RA. Orang tua berkedudukan sebagai guru pendamping di RA



Kunjungan Rumah kegiatan silaturahmi antar orangtua atau pengelola/pendidik ke rumah orangtua yang bertujuan untuk mempererat hubungan, menjenguk, atau dalam rangka memberi/meminta dukungan tertentu yang dilakukan secara kekeluargaan.



Tahap-tahap pelaksanaan : Tahap persiapan: Melakukan pendataan kelompok sasaran, sumber dukungan dan kondisi masyarakat. Tahap penyusunan program: merumuskan program yang akan dijalankan Tahap pelaksanaan program: menjalankan bentuk-bentuk kegiatan Tahap evaluasi internal: menilai berjalannya suatu program



Tahap monitoring dan evaluasi



WORKSHEET III



Diskusi……  Siapa yang berperan dalam menangani anak Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ?  Strategi apa yang dapat diberikan bagi ABK tersebut, sesuai dengan jenis ABK nya?  Bentuk Program Pemberdayaan Ortu (Parenting) seperti apa yang diperlukan dalam mengintervensi ABK? Coba susun sebuah program parenting!



Kesimpulan: 











Pertumbuhan dan Perkembangan adalah dua hal yang berbeda namun saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan harus dilakukan sejak usia dini sehingga tumbuh kembang anak dapat tercapai dengan optimal. Lakukanlah Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak (DDTK) sejak dini untuk mengetahui hambatan/gangguan tumbuh kembang, sehingga segera diketahui jenis ABK nya dan dapat segera diberikan intervensi.



Kesimpulan: 



 



Berikan Intervensi dan Strategi belajar yang tepat sedini mungkin bagi ABK sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dapat meminimalisir gangguan dan pada akhirnya anak dapat tumbuh kembang secara optimal. Rancanglah setting pendidikan Inklusif yang tepat bagi anak ABK. Buatlah sebuah rancangan Program Pemberdayaan Orang tua (Parenting) bagi anak ABK agar pihak sekolah dan orangtua dapat bersinergi dalam menangani/ mengintervensi ABK secara selaras dan berkesinmabungan.



A CHILD A child is a butterfly in the wind Some can fly higher than other But each one flies the best it can Why compare one against the other Each one is different Each one is special Each one is beautiful



Terima Kasih