Dimensi Perubahan Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL D



alam kehidupan setiap masyarakat, baik yang ada di daerah perkotaan maupun daerah pedesaan, baik masyarakat tradisional maupun masyarakat moderen, akan membentuk suatu sistem sosial yang merupakan rangkaian dari berbagai sub-sub sistem yang ada di dalam masyarakat tersebut yang selanjutnya secara bersamaan juga membentuk struktur sosial . Hal ini di sebabkan karena, suatu masyarakat bukanlah hanya sekedar suatu penjumlahan dari beberapa individu, melainkan masyarakat merupakan suatu sistem yang terbentuk dari berbagai bentuk hubungan yang terjadi antar mereka sehingga menampilkan suatu realita tertentu yang memberikan ciri tersendiri di bandingkan dengan kelompok atau masyarakat yang lain. Pada dasarnya, masyarakat itu adalah : sekelompok manusia yang merupakan satu kesatuan daerah fungsional dan kebudayaan. Dalam pengelompokan manusia seperti pengertian di atas harus ada hubungan bathin dan saling pengaruh mempengaruhi melalui proses interaksi, dan menurut beberapa pandangan yang populer dewasa ini, masyarakat di lihat sebagai suatu kekuatan impersonal yang artinya suatu kekuatan yang dapat mempengaruhi, mengekang dan bahkan juga yang dapat menentukan tingkah laku dari anggota-anggota masyarakatnya. Setiap perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat akan mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan lainnya karena pengaruh perubahan yang terjadi di dalam struk tur sosial dan peri kelakuan dari suatu masyarakat dalam jaringan suatu sistem sosial, oleh sebab itu, perubahan sosial mempunyai banyak dimensi dan berbagai akibat ikutan lainnya. Semua kejadian tersebut di sebabkan karena masyarakat bersifat suatu sistem dalam berinteraksi , maka transformasi struktur dalam suatu bagian dari sistem itu akan menimbulkan ketegangan dan pertentangan yang mengakibatkan pula terjadinya proses-proses penyesuaian dengan sektor-sektor yang lainnya. Dalam proses transformasi tersebut, tingkah laku sosial berupaya untuk melepaskan diri dari ikatan kebiasaan kultural, sehingga terjadilah modifikasi yang berkaitan dengan adat, kebiasaan dan lain sebagainya, dan proses transformasi ini dapat terjadi di akibatkan oleh adanya berbagai inovasi baru.



2



A. Sistem Sosial Dan Struktur Sosial. Setiap sistem sosial akan selalu berusaha mempertahankan batas-batas yang memisahkan serta membedakannya dengan lingkungannya, di samping itu, sistem sosial dalam suatu masyarakat akan selalu mempertahankan keseimbangannya ( equilibrium ) dari kegiatan-kegiatan yang memungkinkannya untuk senantiasa dapat terus bertahan dan beroperasi. Harus pula dipahami bahwa, suatu sistem sosial selalu mempengaruhi perilaku manusia, sehingga dari pengertian ini juga berarti bahwa di dalam suatu sistem sosial terdapat : serangkaian atau seperangkat kegiatan bersama, di mana antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya terdapat suatu hubungan yang tidak dapat di pisahkan, dan hubungannya bersifat konstan. Gambaran mengenai seperangkat kegiatan di atas yang memperlihatkan adanya hubungan timbal balik di namakan struktur , sehingga dapat kita katakan bahwa : di dalam suatu sistem sosial terkandung struk tur sosial dan sebaliknya di dalam struktur sosial akan kita temukan sistem sosial . Kedua konsep mengenai struktur dan sistem di atas saling berkaitan dan tidak dapat di pisahkan satu dengan lainnya. Struk tur sosial adalah : suatu jaringan sosial yang sifatnya abstrak dan berfungsi untuk mengatur hubungan antara individu dengan individu lainnya di dalam masyarakat yang berada dalam suatu sistem sosial . Di samping itu, kita dapat memahami pula bahwa, struktur sosial juga merupakan suatu jalinan dari berbagai unsur-unsur sosial yang pokok seperti kaidahkaidah, norma-norma, kelompok-kelompok, lembaga-lembaga sosial serta lapisanlapisan sosial, sehingga dengan demikian dapat kita lihat bahwa, unsur-unsur pokok dari struktur sosial suatu masyarakat terdiri dari : ▪ ▪ ▪



Kelompok-kelompok sosial. Lembaga-lembaga sosial atau institusi sosial. Kaidah-kaidah atau norma-norma sosial. DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



3







Lapisan-lapisan sosial atau stratafikasi sosial.



Selain itu juga terdapat berbagai pandangan lain menyangkut unsur-unsur dari struktur sosial ini, seperti pendapat Raymond Firth yang menyatakan bahwa struktur sosial : merupakan suatu pergaulan hidup manusia yang meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga di dalam mana orang banyak tersebut mengambil bagian. Untuk lebih memperjelas uraian tentang pengertian perubahan sosial dalam kaitannya dengan sistem sosial dan struktur sosial , di bawah ini di gambarkan suatu bagan berupa hubungan antara titik-titik A, B, C, dan D yang menunjukkan suatu bagian atau suatu posisi yang membentuk suatu keseluruhan dan keseluruhan ini dapat kita lihat karena di antara bagian atau posisi tersebut terdapat suatu hubungan yang tetap ( yang di tandai dengan garisgaris penghubung ).



A



B



C



D



Hubungan yang tetap ini akan berjalan menurut suatu sistem yang memberikan si fat pada struktur tersebut secara keseluruhan, dan dari bentuk bagan di atas kita dapat melihat adanya hubungan timbal balik yang konstan yang menunjukkan bahwa di satu pihak hal tersebut mempunyai struktur .



B . Struktur Sosial Dan F ungsi Sosial. Dalam menganalisis masyarakat lebih sistematik, sosiologi membedakan dua aspek masyarakat, yaitu struktur sosial dan fungsi sosial , dan ke dua istilah teknis itu di sebut susunan masyarakat dan tugas ( fungsi ) masyarakat , di mana dalam suatu struktur sosial hendak di gambarkan keadaan aspek statis DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



4



dari suatu masyarakat, sedangkan fungsi sosial hendak di gambarkan aspek dinamikanya. August Comte sendiri membuat pembedaan demikian dengan maksud agar tubuh masyarakat sebagai keseluruhan dapat dipelajari lebih cermat dan dapat menghasilkan kesimpulan atau keterangan yang lebih terinci dan lebih tepat, karena pengertian tentang struktur sosial dan fungsi sosial merupakan dua pengertian yang korelatif artinya yang satu tidak dapat ada tanpa yang lain, atau jelasnya, struk tur sosial mengandaikan adanya fungsi sosial , dan fungsi sosial juga mengandaikan adanya struktur sosial .



1. Struktur Sosial. ●



Arti Etimologis. Kata struktur berasal dari kata Latin structum yang berarti menyusun, membangun, atau mendirikan, dan dari kata structum diturunkan kata structura yang berarti susunan atau bangunan. Untuk bangunan sebuah gedung lebih umum dipakai istilah konstruksi yang berarti sebuah kerangka yang merupakan hasil perpaduan bahanbahan dari kayu atau besi menurut seni teknologi tertentu. Kerangka itu harus dibuat sedemikian kuat sehingga sanggup menopang bangunan lengkapnya, namun kata konstruksi ini memang tidak lazim dipakai untuk bangunan yang disebut masyarakat, karena istilah yang lazim untuk masyarakat, bahkan sebagai istilah teknis ilmiah, ialah struktur sosial ( social structure ) , jadi menurut arti etimologis kata struktur sosial berarti susunan masyarakat.







Arti Definitif. Struktur sosial ialah skema penempatan nilai-nilai sosio-budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai, demi berfungsinya organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan, dan demi kepentingan masing-masing bagian untuk jangka waktu yang relatif lama.







Penjelasan Umum. Untuk lebih jelas maka perlu ada suatu skema yang jelas, komprehensif dan koekstensif, dan dalam skema itu harus tercakup jenis-jenis nilai DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



5



sosio-budaya dan jenis komponen-komponen sosial yang ada dalam masyarakat yang sedang dipelajari.



Semuanya itu harus dirangkum dalam kesatuan yang terpadu dan benar-benar mencerminkan kerangka pikiran masyarakat yang bersangkutan, atau dengan kata lain, skema itu bukanlah suatu ciptaan subjektif seorang pengamat sosial, melainkan merupakan hasil objektif penelitian ilmiah. Skema dibuat agar dari skema itu setiap orang, baik orang yang berasal dari dalam maupun orang luar ( asing ), dapat mengenal posisi-posisi, yang diberikan masyarakat kepada nilai-nilai sosio-budaya dan organ-organ atau komponen-komponen sosial yang menj adi milik masyarakat tersebut, seperti misalnya, di mana tempat agama dan nilai-nilai spiritual dalam struktur itu, apakah di tempat yang paling atas, paling bawah, ataukah tidak ada tempat sama sekali baginya ? Dari skema itu dapat diketahui bahwa masyarakat sebagai organisme sosial yang tertinggi mempunyai fungsi yang paling umum, dan fungsi umum itu hanya dapat dilaksanakan dengan baik jika komponen-komponen serta sub organ-sub organ yang ada di dalamnya bekerja dengan baik pula. Setiap satuan nilai budaya mempunyai peranan sendiri, demikian juga kelompok-kelompok atau komponen-komponen sosial yang beraneka ragam coraknya mengemban tugas yang sesuai dengan bakat dan keahlian masing-masing. Oleh sebab itu dalam skema tersebut harus kelihatan tempat masing-masing nilai dan kelompok menurut hi erarki ni l ai yang ada pada masyarakat itu, dan penting pula untuk diketahui dari susunan skema itu, bahwa sesungguhnya komponen-komponen itu tidak hanya bekerja sendiri-sendiri tetapi juga bekerja sama, saling mengisi dan melengkapi, dan semua kegiatan itu akhirnya disatupadukan oleh organisasi besar yang disebut masyarakat . Penempatan posisi-posisi yang aktual di dalam skema tersebut tidak diberlakukan secara absolut untuk selama-lamanya, atau dengan kata lain, skema itu dibuat sekedar hanya untuk mencerminkan pandangan hidup masyarakat pada waktu tertentu, sesuai dengan kebutuhan strategis organisatoris waktu itu. Jikalau zaman berganti, kebutuhan berubah, dan pandangan masyarakat tentang tata nilai mengalami perubahan pula, struktur sosial yang lama tidak perlu dipertahankan, karena betapapun suatu struktur masyarakat dianggap sebagai yang paling baik dan paling sesuai untuk waktu tertentu, tidak dapat DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



6



dikatakan bahwa struktur-struktur itu akan tetap paling cocok untuk zaman yang sudah berubah.



Struktur yang lama tidak dapat memberi jaminan yang pasti bahwa ia sanggap memenuhi kebutuhan masyarakat yang telah berubah, maka, satu-satunya jalan yang baik ialah menyesuaikan struktur, sosial yang lama dengan situasi yang baru. Dari pengalaman terbukti bahwa suatu struktur sosial dari suatu masyarakat dapat bertahan lama, hal demikian membawa keuntungan, yakni stabilitas masyarakat tidak terganggu dan perencanaan yang telah dibuat oleh pemerintah bersama rakyat dapat dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu yang bebas dari gangguan perubahan, jadi pada prinsipnya dapat dikatakan bahwa struktur sosial dapat berubah, bahkan pada situasi dan kondisi tertentu harus diubah. ●



Penjelasan Khusus. Yang dimaksud dengan nilai - nilai sosio - budaya ialah ajaran agama, ideologi dan kaidah-kaidab moral serta peraturan sopan santun yang dimiliki masyarakat yang bersangkutan, dan semuanya mendapatkan tempat sendiri di dalam masyarakat. Yang dimaksud dengan organ - organ masyarakat ialah semua komponen yang bersama-sama mewujudkan masyarakat, dan komponen - komponen itu berupa kelompok-kelompok sosial, lembaga lembaga atau institusi-institusi sosial. Tempat yang diberikan masyarakat kepada mereka tergantung pada tinggi rendahnya wujud nilai sosial yang mereka usahakan, jadi organ-organ tersebut tidak lain adalah wadah-wadah kegiatan warga masyarakat yang mengusahakan nilai-nilai tertentu menjadi wujud yang nyata dan dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan. Di dalam organ masyarakat itu juga tertampung nilai - nilai kekuasaan dan kepemimpinan masyarakat, dan dalam kenegaraan organ organ demikian disebut organ - organ pemerintahan , seperti badan legislatif, badan eksekutif, badan yudikatif, dewan pertimbangan agung dan sebagainya. Seluruh organ pemerintahan merupakan sebuah struktur tersendiri yang disebut juga dengan struktur pemerintahan , dan dari sudut pandangan sosiologi suatu struktur pemerintahan hanya merupakan DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



7



bagian dari struktur masyarakat , atau dengan kata lain, struktur pemeri ntahan ialah sebuah struktur dalam struktur. Tidak boleh dilupakan bahwa dalam suatu struktur masyarakat ( besar ) akan kita temukan bukan saja struktur pemerin tahan , tetapi juga banyak struktur non pemeri ntahan , misalnya struktur religius, struktur organisasi pendidikan, perekonomian dan sebagainya, namun, di antara struktur-struktur bagian itu struktur pemerintahan politik dipandang sebagai struktur bagian yang terpenting, terutama dalam masyarakat modern, karena pemerintahan modem diberi hak dan wewenang untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang bersifat umurn menurut aturan permainan yang telah disepakati oleh masyarakat. ●



Lokasi. Struktur sosial ada di dalam pikiran sebagian besar warga masyarakat, khususnya golongan inteligensia, dan mereka pada umumnya mempunyai suatu skema atau gambaran yang kurang lebih sama mengenai tempat nilai-nilai sosial, serta organ-organ yang ditemukan di dalam buku-buku yang mempelajari ilmu manusia pada umumnya, khususnya buku-buku ilmu kebudayaan, politik, hukum, sosiologi. Namun tidak satu pun buku-buku tersebut memuat daftar nilai-nilai sosio-budaya suatu masyarakat secara lengkap, biasanya dalam mukadimah undang-undang dasar negara, dalam anggaran dasar yayasan dan lembaga kemanusiaan, dapat ditemukan skema penempatan nilai-nilai menurut hierarki yang dianggap sesuai dengan masyarakat atau lingkungan yang bersangkutan, sebagai contoh, kita dapat memperhatikan P ancasila , dasar negara Republik Indonesia, di sini dapat kita temukan suatu struktur nilai sosio-budaya masyarakat Indonesia, meski tidak lengkap, di mana pada tempat yang tertinggi dicantumkan nilai ketuhanan kemudian nilai kemanusiaan, disusul dengan nilai kesatuan bangsa, nilai kerakyatan atau demokrasi dan nilai keadilan sosial. Jenjang hierarki tersebut di atas disusun menurut sudut pandangan politik, jadi yang ditampilkan hanya nilai-nilai yang penting, dan dengan melihat tata urut itu dapat kita ketahui tempat organ-organ masyarakat yang menjabarkan nilai-nilai yang masih abstrak tersebut menjadi kenyataan yang konkret, yang dapat dinikmati seluruh bangsa. Sebagai perbandingan baiklah kiranya kita membayangkan nilai nilai sosial di atas serta organ-organ yang mewadahinya, hal ini merupakan suatu pertanyaan karena bagaimana masyarakat Amerika Serikat dan masyarakat Rusia misalnya, de fakto menyusun nilai-nilai yang sama ( ketuhanan, DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



8



kemanusiaan, dan lain-lain ) serta organ-organ masyarakat itu di dalam struktur sosial masing-masing. Tanpa penelitian yang mendalam pun kita dapat menampilkan dua pola struktur sosial yang jauh berbeda antara Amerika Serikat dan Rusia, karena di Amerika Serikat tidak memberikan tempat tertinggi kepada nilai ketuhanan di dalam alam pikiran mereka. Namun hal ini tidak berarti bahwa orang Amerika tidak percaya kepada Tuhan, mereka percaya sungguh-sungguh namun dalam kerangka pikiran mereka tempat tertinggi mereka berikan kepada nilai ekonomi dan tidak kepada nilai ketuhanan. Sedangkan sebaliknya di Rusia, nilai ketuhanan tidak hanya dihapus dari alam pikiran manusia, tetapi bahkan dikeluarkan dari skema penyusunan kekuatan-kekuatan kerja dan dilepas dari jalinannya dengan nilai-nilai sosial lain. Dari contoh di atas jelas bahwa struktur sosial masyarakat yang satu berbeda dengan masyarakat yang lain, namun juga terlihat bahwa unsur-unsur sosial yang sama temyata dapat disusun dalam skema yang berbeda-beda. Unsur tertentu yang dianggap penting oleh masyarakat A misalnya, dapat dinilai tidak berarti sama sekali oleh masyarakat B, sehingga akibatnya, struktur sosial masyarakat A tidak sama dengan struktur sosial masyarakat B, dan hal ini menimbulkan akibat lebih lanjut yang jauh berbeda pada masyarakat A dan masyarakat B sebab setiap nilai sosial ikut menentukan jalannya masyarakat. Bila otak manusia dibius dengan obat pembius maka manusia seutuhnya menjadi tidak sadar dan jikalau dua mata kita di keluarkan dan ditempatkan pada telapak kaki, maka aktivitas seluruh tubuh akan mengalami gangguan berat, bahkan mungkin berhenti sama sekali, demikian pula dengan masyarakat dapat dipandang sebagai organisme sosial , atau sebagai suatu tubuh sosial. Dengan menggunakan gambaran analogi seperti di atas, jelas bahwa konfigurasi dari organ-organ bagian dari masyarakat harus didasarkan pada prinsip inter-dependensi, atau asas ketergantungan, karena semua organ bagian tubuh masyarakat tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan. Bahkan agar dapat berfungsi, saling tergantung satu dengan yang lain, karena setiap unsur masyarakat juga senantiasa memberi pengaruh yang DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



9



menentukan, dan sebaliknya juga mendapat pengaruh yang menentukan dari unsur-unsur lain.







Jenis-jenis Struktur Sosial. Struktur sosial sebagai sasaran sosiologi yang baru kita bicarakan di atas termasuk struktur dari masyarakat makro , dan secara nominatif jumlah masyarakat makro hampir tidak terhitung. Telah disinggung pula bahwa di dalam masyarakat makro terdapat organ-organ masing-masing yang juga mempunyai struktur sendiri, dan masalah yang hendak kita bicarakan di sini ialah bagaimana tentang jumlah suatu struktur sosial , baik yang makro maupun mikro , dapat disederhanakan dalam beberapa kelas atau jenis. Para ahli telah mencoba mengklasifikasikan struktur sosial ini dalam beberapa golongan, yakni: a. Struktur Kaku dan Struktur Luwes. Suatu bentuk struktur sosi al akan disebut sebagai struktur kaku ( ri gi d ) jikalau : struktur tersebut sama sekali tidak dapat diubah, atau sekurang-kurangnya orang menghadapi kesulitan besar untuk menyesuaikan struktur itu dengan situasi baru. Jika struktur itu diubah, akibat yang muncul serba negatif dan fungsi struktur tersebut akan berhenti sama sekali atau berjalan tersendat-sendat sehingga hasilnya tidak memuaskan lagi, seperti misalnya, permainan sepak bola berjalan memuaskan apabila setiap tempat dari setiap pemain terisi oleh pemain yang bersangkutan, namun jika dalam pertandingan resmi seorang pemain jatuh sakit dan penggantinya yang kompeten tidak hadir, pertandingan akan dihentikan karena jikalau permainan diteruskan, mutu permainan tidak akan memuaskan. Dalam struktur hierarki yang digunakan agama atau negara, mekanisme proseduryang dijalankan sudah ditentukan oleh pendahulunya, dan jika pimpinan agama atau negara menghadapi situasi baru yang jauh berbeda dengan situasi jaman dahulu, dan pimpinan itu harus menjawab tantangan baru, ia akan mengalami banyak kesukaran.



DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



10



Untuk mengubah struktur, diperlukan syarat tertentu yang tidak mudah dipenuhi dalam waktu singkat, juga akan ditemui unsur-unsur kekuasaan yang tidak dapat diubah karena orang mempercayai unsur itu berasal dari Tuhan. Oleh sebab itu berbagai masalah baru yang kemudian muncul terpaksa ditampung dan diatasi dengan menggunakan kerangka prosedur yang lama, demikian pula dalam pemerintahan di negara kita banyak terdapat struktur yang kaku, seperti misalnya, untuk mendapatkan izin membangun sebuah rumah, sekian instansi harus dilewati, hal ini menyulitkan dan tidak seirama dengan zaman modern, tetapi kekakuan ini sulit diubah. Struktur luwes ( elastic ) adalah kebalikan dari struktur kaku, dan suatu struktur disebut luwes apabila : struktur itu membiarkan perubahan - perubahan terjadi dalam pola susunannya, dan walaupun komposisi berubah, fungsi tidak terganggu dan mutu dari hasil yang ditargetkan tidak mengalami kemunduran. Petugas-petugas dalam situasi yang baru dengan mudah dapat menyesuaikan diri, seperti misalnya, struktur dalam permainan kasti, apabila jumlah pemain lebih dari yang ditentukan, permainan masih berjalan baik, mutu tidak berkurang, demikian pula dalam sebuah acara yang disusun oleh panitia penyelenggara resepsi perkawinan yang menampilkan nomor-nomor hiburan, untuk menunjukkan bahwa acara itu luwes dalam surat undangan ditulis jika perlu acara dapat diubah. b. Struktur Formal dan Struktur Informal. Suatu struktur disebut struktur formal atau struktur resmi jika struktur itu diakui pihak yang berwenang dengan ketetapan hukum, sedangkan struktur informal atau tak resmi ialah struktur yang nyata ada dan berfungsi, tetapi tidak diakui oleh pihak yang berwenang, atau tidak berketetapan hukum. Bagi yang berwenang struktur itu secara resmi dianggap tidak ada, dan struktur informal ini sering muncul apabila struktur resmi tidak mampu memenuhi keinginan anggota-anggotanya karena tidak sanggup menyesuaikan diri dengan keadaan yang sudah berubah. Munculnya struktur tak resmi mengandung maksud agar struktur resmi mau menyesuaikan diri dengan struktur informal , dan tercapainya maksud itu merupakan hal yang menggembirakan, terutama DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



11



bagi pendukung struktur informal atau struktur tandingan, dan sebaliknya jika struktur resmi tidak mau mengakui struktur informal, bentrokan terjadi, terutama dalam organisasi keagamaan dan kepartaian.



Kehidupan struktur resmi dapat pula terancam oleh munculnya struktur tak resmi jika tujuan kedua struktur itu jauh berbeda, dan dalam hal ini, jalan yang dapat ditempuh untuk mengatasi perpecahan antara lain: ▪ ▪ ▪



mengurai kembali tujuan struktur baru dengan menunjukkan kesesuaian dan perbedaannya dengan tujuan struktur lama; membentuk struktur organisasi baru yang merupakan hasil kompromi unsur-unsur kedua struktur; mengeluarkan unsur-unsur yang mempunyai tujuan lain dari struktur resmi.



c. Struktur Homogen dan Struktur Heterogen. Sebuah struktur disebut struktur homogen ( homogeneous structure ) bilamana semua unsur di dalamnya mempunyai pengaruh yang sama terhadap dunia luar, sebagai contoh yang sederhana kita ambil lagi kesebelasan sepak bola. Dalam struktur tersebut setiap anggota diberi kesempatan yang sama dan oleh karenanya juga mempunyai pengaruh yang sama untuk menyukseskan pertandingan kelompoknya, dan nama baik kesebelasan itu bukan monopoli seorang anggota tertentu, tetapi milik bersama. Sebuah struktur disebut struktur heterogen ( heterogeneous structure ) jika unsur-unsur yang ada di dalamnya tidak mempunyai kedudukan yang sama dalam memberi pengaruh ke dalam dan ke luar. Dalam kebanyakan struktur sosial yang ada dalam organisasi besar, seperti organisasi kenegaraan, kepegawaian, ekonomi, pendidikan, dijumpai jenis struktur heterogen . Di sini terdapat unsur struktur yang mempunyai pengaruh paling besar sampai paling kecil, jadi hierarki pusat tidak mempunyai pengaruh sejajar dengan hierarki kekuasaan yang ada dalam struktur itu, seperti contoh dapat kita lihat dalam organisasi serikat buruh, misalnya, terdapat beberapa pemimpin yang berpengaruh sangat besar, sedangkan sebagian besar anggota hampir tidak mempunyai pengaruh terhadap jalannya organisasi. DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



12



Mereka harus menerima keadaan demikian dengan rasa senang atau tidak senang, karena kemungkinan untuk mengubah nasib dapat terjadi kalau ada perubahan pucuk pimpinan, sebab biasanya pimpinan baru bekerja menurut rencana baru yang dituangkan ke dalam struktur pemerintahan. Tetapi, kalau harapan tidak menjadi kenyataan, para anggota dapat menempuh jalan lain yang selaras dengan peraturan hukum, dan apabila jalan lunak juga gagal, maka orang akan mengambil jalan kekerasan. d. Struktur Mekanis dan Struktur Statistik. Struktur mekanis ( mechanical structure ) ialah suatu : struktur yang menuntut posisi yang tetap sama dari para anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, di mana perubahan posisi satu unsur mana pun juga akan menimbulkan perubahan pada seluruh struktur. Perubahan itu mengakibatkan perubahan cara kerja semula, bahkan dapat terjadi struktur yang telah berubah itu tidak bekerja sebagai mana mestinya, seperti contoh sederhana adalah struktur keluarga, kedudukan dari tiap-tiap anggota keluarga yaitu bapak, ibu, anak, sampai pada pembantu merupakan suatu mekanisme yang tidak dapat ditukar balikkan tanpa menimbulkan dampak yang merugikan, seperti misalnya, kalau bapak rumah tanggajatuh sakit dan terpaksa dirawat di rumah sakit sedangkan anak-anaknya masih kecil, maka kehidupan keluarga akan terganggu. Gangguan berat dialami pula oleh suatu keluarga, bila sang ibu diceraikan oleh sang ayah dan anak yang mengikuti ibu di bawah asuhan ayah yang lain, atau demikian pula anak yang tinggal bersama ayah di bawah asuhan ibu yang lain, akan mengalami gangguan pribadi yang dalam karena tugas bapak dan tugas ibu tidak dapat diganti oleh bapak dan ibu, dan mekanisme struktur alamiah itu tidak dapat diubah oleh manusia tanpa membawa kerugian. Struktur statistik ( statistical structure ) adalah : struktur yang dapat berfungsi dengan baik jika persyaratan jumlah anggota tertentu dipenuhi, dan perubahan di dalam satu atau dua unsur tidak akan menimbulkan gangguan yang berarti bagi seluruh struktur. Struktur tidak perlu diubah selama jumlah unsur yang berubah tidak melampaui batas tertentu, dan struktur stati sti k ini biasanya DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



13



dikenakan pada satuan kategorial yang berjumlah anggota besar, dan anggota-anggota struktur ini dapat dikenal dari daftar statistik setempat, sebagai contoh dapat diambil satu angkatan polisi di dalam satu wilayah tertentu. Suatu Kabupaten atau Kotamadya misalnya mempunyai penduduk 2.000.000 jiwa, dan untuk pembinaan tata tertib dan keamanan yang wajar dibutuhkan satu angkatan polisi berjurnlah 2000 orang, hal itu berarti 1 orang polisi untuk 1000 penduduk. Jika ternyata jumlah polisi hanya 1000 orang, kekurangan tenaga polisi sebesar 1000 orang akan membuat struktur yang dibuat semula tidak efisien lagi karena dalam figurasi yang kedua itu terkandung sebuah konsekuensi yang tak terelakkan, yakni 1 orang polisi harus melayani 2000 penduduk, maka, demi efektivitas yang memadai struktur penempatan tenaga polisi perlu ditinjau kembali. e. Struktur Kewibawaan dan Struktur Kerja Sama. Dua ungkapan tentang jenis struktur di atas ini kemungkinan akan dapat menimbulkan kesalahfahaman, yang di maksudkan dengan ungkapan struktur kewibawaan adalah struktur atas dasar kewibawaan, sedangkan struktur kerja sama adalah struktur atas dasar kerja sama. Struktur atas dasar kewibawaan dibuat oleh anggota-anggota dengan berpegang pada prinsip yang mereka setujui bersama : kepemimpinan yang tegas, dan sebaliknya dituntut pula ketaatan yang tegas dari setiap anggota. Dalam struktur ini para anggota tidak mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapat, juga tidak ikut mengambil keputusan, karena wewenang untuk masalah itu diserahkan kepada unsur pimpinan, dan orang memilih struktur ini karena berharap dengan struktur ini akan tercapai suatu prestasi dengan kepastian moral yang lebih tinggi. Struktur atas dasar kerja sama adalah kebalikan dari struktur atas dasar kewibawaan, karena prinsip yang dipegang bukan kewibawaan, melainkan musyawarah, dan tiap-tiap anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan apa dan bagaimana usaha bersama itu akan dilaksanakan. Gagasan utama yang melandasi cara kerja demikian ialah bahwa semua pihak mempunyai keyakinan yang sama yaitu bahwa setiap anggota lebih menyadari liku liku persoalan yang dihadapinya dalam situasi konkret dan DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



14



diandaikan dia lebih tahu mengambil jalan yang tepat untuk mengatasinya, sehingga dengan demikian dapat dihindarkan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam menentukan kebijakan seperti jika keputusan itu diambil oleh unsur pimpinan. Kalau dilihat secara keseluruhan struktur kerja sama ini juga mempunyai kelemahan, karena tidak adanya unsur kewibawaan meniadakan satu hal penting dalam keorganisasian, yakni unsur pengawasan, dan dalam struktur seperti ini sulit dijamin apakah setiap anggota akan benar-benar bekerja dengan dedikasi tinggi dan bersih dari pamrih pribadi. f.



Struktur Atas dan Struktur Bawah. Istilah struktur atas dan struktur bawah , yang diciptakan Karl Marx satu abad yang lalu, dan kini telah menjadi istilah teknis yang umum di kalangan para ahli sosial, namun hal ini tidak berarti bahwa istilah-istilah itu selalu dipakai dalam arti yang sama. Arti yang diberikan oleh pencipta istilah itu dan oleh kaum Marxis agak berbeda, karena menurut pandangan kaum Marxis tidak banyak lapisan dalam masyarakat, hal ini di sebabkan karena kaum Marxis hanya membagi lapisan masyarakat menjadi dua, yaitu struktur atas yang senang disebut supra - struktur atau top dan struktur bawah yang juga disebut infra - struktur atau basis . Struktur atas ( supra - struktur ) diduduki oleh segolongan orang yang memegang kekuasaan atas bidang politik, ekonomi, kebudayaan, dan mereka menjadikan bidang-bidang itu sebagai landasan untuk menegakkan dan mengukuhkan kedudukan ( status ) mereka di masyarakat, dan dengan demikian menentukan jalannya kehidupan masyarakat. Dengan landasan politiknya, golongan atas ini menguasai alat penekan yang bersifat memaksa seperti militer dan polisi, selain itu pula, dengan landasan ekonomi mereka menguasai berbagai peralatan produksi, yakni tenaga kerja ( budak, buruh ), tanah, dan modal ( menguasai dalam konteks ini berarti memiliki ). Kemudian dengan landasan kebudayaan mereka menguasai dan memonopoli segala jenis teknologi dan ilmu pengetahuan, dan merekalah yang akan menentukan jenis-jenis ilmu pengetahuan mana yang harus dikembangkan, menurut arti dan maksud yang telah mereka tentukan sendiri.



DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



15



Merekalah yang membuat hukum alam semesta dan hukum kemasyarakatan, dan mereka berusaha menciptakan kekuasaan tunggal agar dapat menjamin berdiri tegaknya golongan teokrasi, golongan politisi, kaum hierarki klerikal, kaum teknokrasi atau birokrasi. Karl Marx menamakan golongan atas dengan istilah khas kaum borjuis ( bourgeosi e ) , dan yang dimasukkan ke dalam kelas borjuis bukan hanya para pegawai negeri tingkat menengah dan tinggi, tetapi juga tuan-tuan tanah, kaum hartawan dan industriawan, kaum pedagang, kaum bangsawan feodal dan modern, bahkan juga para pemimpin agama, seluruh kelas borjuis dipertentangkan dengan kelas kaum proletar . S truktur baw ah ( i nfra - struktur ) adalah tempat bagi kaum prol eta r , yaitu suatu golongan atau kelas yang terdiri dari bagian populasi yang sama sekali tidak mempunyai hak milik ( eigendom ), tidak mempunyai kekuasaan, dan tidak mempunyai pengetahuan. Pengertian tidak punya menurut Marx harus dibaca dibuat tidak punya,oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuasaan dalam semua bidang serta kekuatan lain untuk melakukan penekanan demi kepentingan mereka. Di bidang ekonomi, para kaum proletar sesungguhnya mempunyai kekuatan yang nyata, karena mereka dengan jerih payahnya benar-benar mendatangkan kekayaan, tetapi mereka tidak boleh ikut menentukan arah organisasi dan distribusi hasil produksi mereka, kemudian di dalam bidang politik mereka ditelanjangi dari kekuasaan yang seharusnya mereka miliki, bahkan mereka sama sekali tidak diikut sertakan dalam menentukan seluk beluk pemerintahan, selain itu mereka yang hidup dalam negara demokrasi pun hanya diperbolehkan memberikan suara melalui badan-badan perwakilan rakyat, dan di sektor kebudayaan masyarakat basis hanya tunduk dan harus tunduk kepada ideologi kelas yang berkuasa, kelas inilah yang mensahkan peraturan tata tertib masyarakat dan negara. Masyarakat dan negara memang menyediakan sistem pendidikan untuk umum, namun persaingan biaya sekolah dengan kelas kaya mengakibatkan bagian terbesar dari keuntungan pendidikan dinikmati oleh kelas borj ui s . Dalam kerangka pemikiran kaum Marxis, bagian terpenting dari masyarakat bukan golongan borjuis dari supra - struktur , melainkan justru kaum proletar dari masyarakat basis atau infra - struktur .



DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



16



Menurut keyakinan mereka kaum proletar berada di tempat di mana bertumbuh hidup baru yang berkembang menuju hari depan yang cerah cemerlang, yakni dunia baru atau surga baru yang akan menjadi milik mereka. Kaum proletar memang telah ditentukan oleh sejarah untuk menjadi unsur pembebasan umat manusia yang tertindas, dan justru berkat keterasingan mereka yang penuh penderitaan itu, mereka memperoleh kesadaran akan panggilannya yang mulia itu. Melalui dialektika perjuangan kelas, kelas proletar lawan kelas borjuis , kemenangan terakhir akan jatuh di tangan kaum proletar , dan mereka akan menggantikan kelas kaum borjuis dan akan menghantar umat manusia masuk ke dalam masyarakat sosialis, masyarakat tanpa kelas-kelas, yang merupakan sintesis tertinggi dari sejarah umat manusia, dan dari situlah akan terwujud dunia baru yang penuh kebahagiaan. Banyak ahli ilmu pengetahuan telah melancarkan kritik negatif terhadap konsepsi Marxis yang tidak didasarkan atas data-data penelitian ilmiah, tetapi lebih bertolak dari spekulasi dan emosi yang penuh kebencian terhadap situasi masyarakat yang tidak memuaskan dalam zaman Marx abad yang lalu, dan saat ini bukan saatnya untuk berdiskusi tentang benar dan tidaknya ajaran dialektika sejarah yang berhenti dalam masyarakat utopia itu, namun, ternyata kalau kita menengok ke Rusia, kaum buruh di sana tidak mendapat surga baru yang mereka rindukan, melainkan partai dan kampus-kampus konsentrasi.



2. Korelasi Fungsi Sosial dengan Struktur Sosial. Orang membuat struktur tertentu bukan tanpa tujuan yang jelas, namun apapun tujuannya walaupun itu dengan secara khusus kita membuat struktur yang berbeda-beda, tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa setiap struktur dibuat agar ia dapat menjalankan fungsi yang telah ditentukan, atau dengan kata lain, struktur tertentu di buat untuk fungsi tertentu . Fungsi tertentu hanya dapat berjalan baik dalam struktur tertentu, jadi ada hubungan yang tak dapat dipisahkan antara struktur sosial dan fungsi sosial , atau dengan kata lain, pengertian struktur sosial dan fungsi sosial merupakan dua pengertian yang korelatif artinya yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Struktur mengandaikan fungsi, fungsi mengandaikan struktur, dan pernyataan tersebut di atas dapat dikembalikan ke suatu teori pokok yang disebut teori fungsionalisme struktur , dalam hal itu tekanan ditempatkan pada fungsi, DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



17



dan jika tekanan dijatuhkan pada struktur, teori itu disebut turalisme fungsional .



teori struk -



Teori fungsionalisme struktural yang diciptakan oleh Talcott Parsons telah banyak dikritik oleh ahli sosiologi, namun begitu, teori itu tidak roboh, sebaliknya menjadi kokoh dan bahkan terus dikembangkan lebih lanjut oleh para pendukung-pendukungnya. Gagasan pokok yang dijadikan pegangan teori ini ialah bahwa setiap ciptaan diciptakan untuk suatu fungsi tertentu, demikian pula, masyarakat manusia ( serta organ-organ di dalamnya ) diciptakan oleh manusia dan diberi fungsi tertentu olehnya, dan agar lebih jelas sebagai misal kita ambil contoh beberapa barang ( alat ) yang dibuat manusia seperti: meja, kursi, mesin ketik, jam tangan, radio, televisi, gedung dan lain-lain. Setiap benda tersebut diberi fungsi, dan agar dapat memenuhi fungsi itu masing-masing dibuat dari bahan yang sesuai dan diberi bentuk serta struktur yang sesuai pula ( kita membayangkan fungsi mesin ketik dan bagaimana susunan mesin itu ), dan contoh lain yang lebih mirip dengan masyarakat ialah organisme biologis, misalnya tubuh manusia. Tubuh manusia merupakan suatu organisme dan setiap organ, dari yang besar sampai yang terkecil pun, mempunyai peranan sendiri, terletak pada tempatnya sendiri, namun semuanya tersusun sedemikian efisien sehingga seluruh tubuh sebagai satu komposisi dapat bekerja atau berfungsi sebagaimana mestinya, menurut struktur atau sistem organik yang telah ditentukan oleh alam, dan di dalam tubuh masyarakat kita menemukan suatu organisme sosial yang lebih tinggi mutunya daripada organi sme bi ol ogi s . Di samping persamaan, di antara keduanya terdapat perbedaan kuantitatif dan kualitatif, karena tubuh masyarakat tidak bekerja menurut hukum mekanis organik, tetapi menurut hukum sosiologi, yang di dalamnya unsur kebebasan manusia memainkan peranan penting. Perbedaan lain yaitu bahwa struktur tubuh biologis atau sistem organisme biologis harus di pertahankan dan dilestarikan sebagai mana adanya agar berfungsi baik, sedangkan struktur tubuh masyarakat atau sistem sosial dari masyarakat tidak harus dipertahankan, bahkan sebaliknya harus diubah agar berfungsi baik kalau irama zaman menghendakinya, atau dengan kata lain struktur sosial yang lama harus disesuaikan dengan tuntutan situasi baru. Jadi dalam teori fungsionalisme tidak ada prinsip yang seakan-akan hendak membela struktur lama, yang sudah mapan, dan menentang perubahan ke arah pembaharuan, dan teori fungsionalisme menyadari bahwa struktur masyarakat bukanlah struktur mekanis bio logis yang statis , DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



18



melainkan suatu struktur sosial yang dinamis , yang dari masa ke masa perlu disesuaikan dengan keadaan baru. Dengan kata lain, keseimbangan masyarakat gaya lama, jika perlu harus dikorbankan untuk kepentingan struktur baru dan ekuilibirium baru pula. Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa hal berikut :  Fungsi sosial dapat didefinisikan sebagai bekerja berdasarkan struktur yang diarahkan pada terwujudnya suatu tujuan, dan dari rumusan ini dapat dikatakan pula bahwa bekerja menurut struktur sama artinya dengan menjalankan fungsi struktural, karena dalam masyarakat setiap orang melakukan aneka fungsi atau tugas. Ada tugas yang dilakukan untuk kepentingan pribadi dan ada tugas untuk kepentingan organisasi di mana seseorang menjadi anggota, dan jika seseorang bertugas untuk kepentingan organisasi, ia dikatakan bekerja secara struktural, bekerja menurut pola atau sistem tertentu, tidak bekerja di luar skema dari organisasinya.  Fungsi sosial dapat dikatakan juga efektivitas yang muncul dari struktur sosial , dan justru karena struktur sosial dibuat untuk menghasilkan efek yang ditargetkan, jikalau efek yang ditargetkan tercapai, orang akan mengatakan struktur itu berfungsi baik ( in-function ), namun jika hasil yang diharapkan tidak muncul berarti struktur itu berfungsi buruk, atau tidak berfungsi sebagai mana mestinya ( disfunctional ) karena adanya bagian atau komponen yang tidak beres.  Tugas keseluruhan yang diemban masyarakat disebut fungsi umum, sedangkan sebagian tugas yang dilakukan suatu komponen disebut fungsi bagian atau peranan ( role ) .  Keseluruhan tubuh masyarakat juga disebut sistem sosial karena masyarakat terdiri dari jalinan kaidah atau peraturan yang kait mengait untuk mengatur komponen yang satu dengan komponen yang lain dan semua komponen dengan seluruh tubuh masyarakat.



3. Status Sosial, Lapisan Sosial Dan Stratifikasi Sosial. Dalam pembahasan sebelumnya dikatakan bahwa masyarakat sebagai tempat hidup bersama merupakan suatu bangunan yang tersusun rapi yang disebut struktur sosial , dan dalam gambaran umum itu belum ditampilkan secara eksplisit adanya kerangka yang lebih terinci bagian-bagiannya, yang merupakan DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



19



unsur penting ini disebut dengan istilah teknis stratifikasi sosial ( social stratification ).



Pembahasan tentang stratifikasi sosial ini tidak akan menghasilkan pengertian yang jelas kalau masalah ini tidak dibahas sekaligus dengan masalah lapisan sosial ( social strata ) dan kedudukan sosial ( social status ) karena dalam pengertian stratifikasi sosial terkandung pengertian lapisan sosial dan status sosial , maka, pada bagian ini kita akan membicarakan ketiganya. - Status Sosial ( Social Status ). Kata status berasal dari kata Latin yaitu stare , artinya berdiri, secara harfiah berarti berdiri secara fisik dengan kedua kaki di atas tanah, dan menurut adat Barat orang harus berdiri kalau hendak menghormati orang penting yang lewat di dekatnya, sedangkan menurut tradisi asli di Indonesia khususnya dan di Asia umumnya seorang bawahan tidak boleh berdiri kalau ada orang penting lewat, tetapi harus duduk sebagai tanda hormat terhadap orang yang harus disegani. Selanjutnya pengertian berdiri ( status ) dan pengertian duduk ( kedudukan ) dialihkan ke masyarakat tempat banyak orang hidup bersama, dan di dalam masyarakat setiap orang harus mempunyai tempat untuk berdiri ( Barat ) atau untuk duduk ( Timur ), dengan kata lain, setiap orang harus mempunyai status sosial atau kedudukan sosial. a). Definisi Kedudukan Atau Status Sosial. Kedudukan atau status sosial ialah tempat yang diambil seseorang dalam masyarakat, dan pengertian tempat ini hendaknya tidak diartikan secara geografis, yakni lokasi fisik tertentu yang diduduki seseorang, melainkan secara sosio- kultural , dengan lokasi di dalam pikiran orang atau kelompok orang yang tinggal dalam satuan budaya itu. Kedudukan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1). Kedudukan Resmi ( Formal Status ). Kedudukan resmi ialah kedudukan yang diambil seseorang dalam satuan sosio-budaya yang resmi, atau dengan kata lain, kedudukan itu di akui resmi oleh lingkungan masyarakat itu, DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



20



seperti contoh kedudukan seseorang sebagai presiden suatu negara, kedudukan seseorang sebagai gubernur suatu propinsi adalah kedudukan resmi. Pada kedua contoh tersebut di atas, semua pihak dari lingkungan budaya masing-masing menerima dengan baik dan mengakui secara formal kedudukan-kedudukan di atas. Dapat di terima secara formal artinya ada surat keputusan atau pengangkatan dari pihak yang berwenang yang di dalamnya dicantumkan ketentuan-ketentuan yang jelas tentang hak dan kewajiban yang melekat pada kedudukan tersebut. 2). Kedudukan Tak Resmi ( Informal Status ). Kedudukan tak resmi ialah kedudukan yang diambil seseorang dalam lingkungan sosio-budaya yang tak resmi, dan orang yang bersangkutan dapat diterima oleh masyarakat umum hanya karena berdasarkan kaidah-kaidah serta nilai-nilai sosial yang berlaku dalam lingkungan kultural itu. Dalam penerimaan itu tidak ada upacara dan surat pengangkatan resmi, seperti misalnya kedudukan seseorang sebagai dukun di suatu daerah, sebagai tukang kayu di sebuah desa, sebagai dalang dan sebagainya, dan walaupun tidak ada pengakuan resmi, orang yang memiliki kedudukan itu dapat menikmati keuntungan karena kedudukannya. Pengaruh yang timbul dari kedudukan resmi berbeda dengan pengaruh yang timbul dari kedudukan tak resmi , karena besarnya pengaruh kedudukan resmi dibatasi oleh peraturan resmi yang dibuat pihak atasan yang berwenang, jadi orang yang memiliki kedudukan itu tidak dapat menuntut keuntungan yang lebih besar dari yang telah ditentukan oleh peraturan resmi. Kedudukan tak resmi dapat memberi pengaruh lebih besar daripada kedudukan resmi, dan besarnya pengaruh tidak dibatasi oleh peraturan formal, melainkan tergantung pada situasi yang nyata ada dalam lingkungan sosio-budaya orang yang memiliki kedudukan itu, misalnya seorang pegawai kantor pos yang tugasnya mengantarkan surat-surat kepada alamat-alamat yang bersangkutan.



DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



21



Pengaruhnya sebagai pengantar surat tidak lebih besar daripada pengantar surat yang lain, tetapi pengantar surat yang disebut pertama itu adalah juga seorang dukun pijat yang terkenal di kotanya. Maka, jika ia mengantarkan surat kepada para keluarga, ia mengalami perlakuan yang berbeda dari keluarga yang didatangi, dan hal ini membuktikan bahwa kedudukannya di masyarakat lebih tinggi daripada di kantor pos. Para ahli sosiologi juga membedakan status yang diperoleh atas usaha sendiri dan status yang diperoleh karena faktor bawaan, dan status yang pertama disebut achieved status , dan yang kedua dinamakan ascribed status . Achieved status diperoleh seseorang bukan secara kebetulan, melainkan atas usaha sendiri, seperti misalnya si A adalah seorang anak petani yang karena berkat ketekunan dalam pelajaran di Sekolah Dasar sampai dengan perguruan tinggi ia berhasil menjadi seorang insinyur dan pada pembentukan kabinet baru kepala negara membutuhkan seorang insinyur untuk menduduki kursi kementerian. Insinyur A tadi diangkat menjadi menteri, misalnya menteri pertambangan karena ia memiliki diploma pertambangan. Dari pengamatan kasar mengenai sekian banyak kedudukan sosial di tengah masyarakat dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kedudukan diperoleh melalui perjuangan orang yang bersangkutan, baik melewati kursus atau latihan untuk mengembangkan bakat, maupun lewat sistem pendidikan, entah pendidikan formal, entah informal. Ascribed status adalah status yang diperoleh seseorang tanpa melalui usaha sendiri, seperti contoh seorang sultan, misalnya Hamengku Buana IX yang dapat menduduki jabatan sultan bukan semata-mata karena usahanya sendiri, melainkan karena faktor keturunan. Di dalam zaman modern sekarang ini ternyata jumlah kedudukan yang sifatnya diwariskan kepada keturunan telah mulai menyusut, dan sebaliknya kini masyarakat menuntut supaya kedudukan tinggi dijabat oleh orang yang berpendidikan tinggi yang sesuai. b.



Faktor - faktor Yang Menentukan Kedudukan Sosial. DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



22



Secara sepintas sesungguhnya dalam uraian-uraian dan bahasan di atas telah disinggung mengenai unsur-unsur yang menentukan suatu kedudukan sosial , dan berikut ini faktor-faktor tersebut akan dibahas lebih lanjut. Kelahiran ( birth ) dalam suatu keluarga dianggap sebagai pangkal yang meneruskan kedudukan keluarga itu kepada keturunannya, namun terdapat sejumlah kedudukan, khususnya kedudukan kebangsawanan, yang derajat ketinggiannya mengalami degradasi sehingga akhirnya keturunan yang sudah sekian jauh dari sumber pertama kehilangan kedudukan kebangsawanan sama sekali. Kelahiran dalam keluarga yang kurang menguntungkan, baik dalam arti moral maupun ekonomi dan sosial, ternyata tidak dapat membebaskan keturunannya dari hukum karma itu, seperti misalnya, anak-anak dari keluarga G 30 S/PKI yang tidak bersalah dalam pemberontakan itu, ternyata ikut menderita dosa warisan itu. Kelahiran dari suatu suku bangsa atau bangsa tertentu membawa kedudukan tertentu di mata bangsa lain, dan dalam masyarakat Indonesia, misalnya, seorang anak keturunan kulit putih mendapat kedudukan sosial lain daripada warga negara asli, demikian pula keturunan bangsa kulit hitam ( negro ) diberi kedudukan sosial yang lebih rendah oleh bangsa kulit putih. Unsur - unsur biologis ( biological properties ) seperti jenis kelamin ikut menentukan kedudukan sosial, baik individual maupun kategorial, seperti golongan wanita sebagai satu kategori umat manusia di mana-mana mendapat kedudukan sosial yang lebih rendah daripada golongan pria. Bentuk badan pun seringkali juga ikut memberi pengaruh pada kedudukan seseorang, seperti seorang pria ganteng sering mendapat kehormatan lebih tinggi daripada seseorang yang kurang tampan, dan seorang wanita cantik akan lebih mudah memasuki dunia perfilman dan mendapat kedudukan cukup mentereng daripada wanita lain yang tidak cantik. Selain itu harta kekayaan ( fortune ) juga merupakan faktor yang ikut menentukan kedudukan sosial, baik perorangan maupun kategorial, karena seperti kenyataan bahwa seringkali golongan orang kaya di mana-mana mendapat kedudukan lebih tinggi daripada golongan orang miskin.



DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



23



Bahkan dalam satu kategori yang sama pun, seperti misalnya pada golongan buruh, maka harta yang dapat berupa sebuah benda tertentu ( sepeda, televisi ) akan memberikan kedudukan sedikit lebih tinggi kepada keluarga buruh yang mempunyainya daripada keluarga buruh lain yang tidak memilikinya. Pekerjaan ( profession ) juga ikut menentukan kedudukan sosial seseorang, seperti misalnya, seseorang yang berprofesi sebagai guru mendapat kedudukan lain dari seseorang yang berprofesi petani atau tukang kayu, atau dengan kata lain, pekerjaan halus ( otak / intelektual ) umumnya dinilai lebih tinggi daripada pekerjaan kasar ( tangan ), sehingga yang pertama menghasilkan kedudukan lebih tinggi daripada yang kedua. Dalam masyarakat modern ijazah merupakan faktor penting untuk memperoleh pekerjaan halus, selain itu lokasi sekolah yang mengeluarkan ijazah juga seringkali memberikan akibat yang berlainan, ijazah yang dikeluarkan oleh suatu universitas di ibu kota ( misalnya di daerah Jakarta ) dinilai lebih tinggi daripada ijazah dari universitas di kota kabupaten. Dalam banyak masyarakat, faktor agama ( religion ) yang di anut dalam masyarakat tertentu juga turut memberi kedudukan kepada pemeluknya, seperti pemeluk agama yang satu ternyata mendapat kedudukan lain daripada pemeluk agama yang lain. Dalam lingkungan kebudayaan tertentu golongan penganut agama tertentu dianggap mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada pemeluk agama yang lain, sehingga terdapat semacam perbedaan tingkat antara agama-agama yang ada. Seperti contoh agama Y misalnya dianggap mempunyai kedudukan sosial yang tinggi karena dianut oleh golongan yang pandai, sedangkan agama X menempati kedudukan rendah karena pemeluk-pemeluknya adalah golongan yang terbelakang kebudayaannya. Kedudukan sosial seseorang dalam masyarakat tidak ditentukan oleh satu faktor saja, dan dapat pula terjadi beberapa faktor secara bersama-sama turut menentukan kedudukan sosial seseorang atau suatu golongan, dan dalam hal demikian akan sulit untuk menentukan faktor mana saja yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kedudukan sosial.



4. Lapisan Sosial ( Social Strata ). DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



24



Lapisan sosial ialah tempat yang diambil seluruh orang yang mempunyai kedudukan sosial yang sama atau setingkat, dan untuk menghindarkan pengertian tempat secara geografis dapat juga diberi rumusan yang lain yaitu suatu golongan warga masyarakat yang mempunyai kedudukan sosial setingkat.



Namun walau bagaimanapun juga rumusannya, akan mustahil orang dapat melepaskan golongan orang orang itu dari suatu tempat karena harus diakui bahwa eksistensi makluk dalam kosmos ini selalu terikat pada tempat, dan dengan menggunakan istilah strata kita tidak dapat lepas dari gambaran tentang suatu tempat yang rata, diperkeras dengan batu-batu yanghalus, bahkan diaspal, yang disebut jalan. Memang kata strata berasal dari kata kerja sterno yang berarti meratakan atau membuat jalan, sehingga jelaslah bahwa semua orang yang sedang lewat atau duduk dijalan itu berada pada tingkatan yang sama karena tempat itu tidak tinggi - rendah tetapi datar. Kalau gambaran tempat yang rata itu kita alihkan ke gambaran ruang masyarakat, di situ pun kita akan menjumpai tempat rata dalam arti sosiologis, yang dihuni oleh suatu kategori atau golongan orang yang mempunyai kedudukan sosial yang setingkat, jadi penempatan segolongan orang dalam strata sosial yang sama didasarkan pada status sosial yang sama atau minimal setingkat. Dalam pembicaraan mengenai kategori sosial dikatakan bahwa kategori sosial ialah sejumlah orang yang dipandang sebagai satuan sosial berdasarkan satu ciri atau lebih yangsama, namun dalam uraian mengenai strata sosial ini kita mengulas ciri yang sama itu lebih jauh. Ciri yang sama itu diterapkan khusus pada status sosial yang sama , dan dalam pembuatan strata sosial kriteria tentang status sosial yang sama seperti yang dibuat oleh si pengamat memainkan peranan penting, tetapi, si pengamat tidak boleh mengabaikan pendapat orang-orang yang bersangkutan yang hendak dimasukkan pengamat ke dalam lapisan tertentu. Seperti contoh tentang seorang tukang kebun dan pekerja lain yang bekerja di bagian mesin, misalnya, dimasukkan dalam strata sosial yang sama, yaitu lapisan kaum buruh, hal ini harus di pahami dilakukan untuk lebih menyederhanakan penelitian dan juga untuk memudahkan pelayanan kategori atau kelas yang bersangkutan, namun dapat juga terjadi bahwa seorang pengamat mengalami kesulitan praktis jika ia hendak mengisi lapisan kaum rohaniwan dan lapisan kaum awam, seperti misalnya siapa saja yang dapat dimasukkan ke dalam lapisan kaum rohaniwan dan siapa yang dimasukkan ke dalam lapisan kaum awam, dan contoh mengenai kesulitan ini kami tampilkan sehubungan dengan adanya pengertian yang berbeda dalam lingkungan umat Katolik dan umat Islam. DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



25



Sekelompok anggota TNI yang melayani kepentingan rohani dalam tubuh TNI juga mendapat sebutan golongan rohaniwan, sedangkan dalam pengertian Gereja Katolik golongan tersebut bukan golongan rohaniwan.



Dalam pembicaraan mengenai status yang sama yang menjadi unsur inti dari lapisan sosial , perlu kiranya diketahui juga apa yang disebut lambang status karena lapisan sosial mempunyai kecenderungan untuk membedakan dirinya dengan lapisan sosial yang lain, oleh karena itu orang-orang yang menempati status tertentu memakai sebuah lambang status yang sama dan bentuknya tidak boleh sama dengan lambang status dari strata sosial yang lain. Maksud dari lambang itu adalah agar dengan melihat lambang khusus itu orang dapat dengan cepat mengetahui dari golongan mana penyandang lambang tersebut, seperti misalnya, pakaian seragam berwarna hijau untuk angkatan darat, pakaian jubah dengan potongan tertentu untuk golongan rohaniwan Katolik, ijazah perguruan tinggi untuk golongan sarjana, dan sebagainya. Karena sering terjadi lambang status disalah gunakan, terutama ijazah kesarjanaan, dan di Indonesia banyak terjadi kasus ijazah palsu, hal ini berarti bahwa dalam lingkungan sosio-kultural Indonesia lambang status lebih dihargai daripada apa yang dilambangkan.



5. Stratifikasi Sosial ( Social Stratification ). Stratifikasi sosial ialah tatanan vertikal berbagai lapisan sosial berdasarkan tinggi rendahnya kedudukan, dan seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa lapisan sosial adalah sejenis stasiun, di situ dikumpulkan semua kedudukan sosial yang setingkat, karena di dalam setiap masyarakat terdapat berbagai kedudukan yang tidak sama tingginya, maka berbagai lapisan sosial yang terdapat di dalamnya pun tidak sama tingginya. Untuk memperoleh suatu ikhtisar yang jelas, minimal dalam suatu sektor kehidupan kultural tertentu perlu dibuat suatu tatanan yang baik dari lapisan-lapisan sosial yang berbeda-beda itu. Masyarakat secara spontan akan menyusun lapisan-lapisan itu dalam jenjang vertikal, dan tiap-tiap lapisan ditempatkan pada tangga yang sesuai dengan tinggi-rendahnya kedudukan, berdasarkan kriteria yang telah dibicarakan di muka ( kelahiran, harta kekayaan, pekerjaan, agama dan lain-lain ), sehingga DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



26



terciptalah suatu tatanan yang dalam istilah teknis disebut stratifikasi sosial ( social stratification ). Gambaran stratifikasi itu dapat juga disebut tangga masyarakat yang tiap-tiap anak tangganya dari atas ke bawah menampung kategori orang yang mempunyai status sosial yang setingkat. Untuk memperoleh gambaran tangga masyarakat yang lebih lengkap dan lebih sesuai dengan kenyataan, setiap mata tangga hendaknya diperpanjang, ditarik mendatar ( horisontal ) ke kiri atau ke kanan, maka kerangka keseluruhan yang diperoleh adalah suatu susunan yang berlapis-lapis, dari lapisan terbawah hingga lapisan teratas seperti bangunan sebuah gedung yang bertingkat banyak. Dengan gambaran konstruksi konseptual dari masyarakat, kita dapat mengenal ketidaksamaan manusia dipandang dari segi status sosialnya, dan usaha manusia untuk menyamakan semua manusia dalam satu kedudukan sosial yang sama menurut cita-cita demokrasi tampaknya sulit dicapai, dan akan lebih sulit lagi untuk menciptakan suatu masyarakat yang bersih dari lapisan-lapisan sosial menurut cita-cita komunis. Bahkan di negara-negara maju, meskipun asas demokrasi telah lama dilaksanakan, ternyata lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat mereka tidak dapat ditiadakan, dan cita-cita demokrasi sampai kini masih lebih merupakan semboyan daripada kenyataan positif, dan apabila satu lapisan sosial yang terdiri dari segolongan orang yang berkedudukan sama diamati lebih tajam, akan kelihatan bahwa di dalam lapisan yang sama itu pun didapati stratifikasi yang timbul secara spontan. Satu keluarga dari kelas yang sama tidak suka dikatakan sama dengan keluarga yang lain karena keluarga itu mempunyai kelebihan ( berupa gigi emas, jam tangan, dan sebagainya ), dan keluarga lain memiliki ciri khas tertentu yang dianggap sebagai lambang status yang sedikit lebih tinggi daripada rekan yang lain walaupun keduanya dari lapisan yang sama. Dalam setiap organisasi, satuan, kelompok didapati hal yang sama: munculnya stratifikasi yang halus di dalam tubuh yang sama, seperti di dalam sebuah pabrik, gereja, sekolah, di kalangan para pemain sandiwara dan sebagainya selalu ada stratifikasi sosial, ada subordinasi dan superordinasi dalam arti yang sesungguhnya. Pembuatan kerangka yang berlapis-lapis baru akan mempunyai arti yang menguntungkan, baik bagi lapisan yang bersangkutan maupun bagi masyarakat umumnya, jika orang-orang yang ada dalam lapisan itu sanggup menjalankan peranan sosial masing-masing sebaik-baiknya, sesuai dengan kedudukan mereka. DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



27



Yang penting dalam stratifikasi sosial ialah sifat vertikal dari penempatan lapisan-lapisan itu, lagi pula stratifikasi sosial tidak mengatur bagaimana hubungan antar lapisan harus dilakukan, dan yang khas pada struktur sosial bukan sifat vertikal dari penempatan unsur-unsur masyarakat, walaupun kemungkinan untuk membuat tatanan vertikal itu tidak tertutup, karena dalam kenyataan manusia lebih banyak berpikir dan bertindak menurut pola vertikal. Di samping itu dalam masyarakat luas didapati pula pola berpikir dan bertindak menurut pola lingkaran yang mendatar, seperti misalnya, dalam permainan sepak bola skema penempatan 11 pemain tidak berbentuk vertikal, bahkan bukan lingkaran mendatar, tetapi segi tiga yang mendatar. Yang dipentingkan disitu bukan unsur kekuasaan yang berjenjang dari atas ke bawah, bahkan di situ hierarki kekuasaan tidak ada, seperti pada pola pergaulan bangsa-bangsa anggota PBB berbentuk lingkaran yang mendatar, dan prinsip yang dipegang organisasi itu adalah kesarnaan kedudukan bangsa-bangsa dari ras dan warna kulit mana pun, walaupun adanya keistimewaan hak dari sejumlah negara besar dengan hak veto yang telah menjadi persoalan tersendiri.



C. Status Sosial. Kalau kita amati bangunan di atas, maka akan memperlihatkan pula adanya sifat hubungan atau suatu sistem , dan dimensi yang di perlihatkan oleh struktur dan sistem ini di sebut dengan dimensi struktural . Jika terjadi perubahan dalam dimensi ini maka hal itu di sebut perubahan struktural yang artinya bahwa perubahan tersebut terjadi dalam bidang posisi atau status . Status adalah kedudukan sosial seseorang di dalam suatu tatanan sistem sosial tertentu ( berupa hak dan kewajiban ), dan kedudukan sosial seseorang ini tidaklah berarti sekumpulan kedudukan sosial dalam kelompok-kelompok yang berbeda, akan tetapi kedudukan sosial tersebut mempengaruhi kedudukan individu tersebut dalam kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda. Karena itulah, status mempunyai 2 ( dua ) aspek yaitu aspek struktural yang mengandung perbandingan tinggi rendah dan aspek fungsional yang berkaitan dengan peranan ( role ) seseorang yang memiliki status tertentu. Dalam masyarakat tradisional, status yang di miliki anggota masyarakat masih sangat sederhana baik secara struktural maupun fungsional , dan semakin maju dan moderen suatu masyarakat, maka akan semakin banyak pula status yang di miliki oleh seseorang sehingga kemungkinan untuk adanya peluang konflik status DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



28



semakin besar, dan kelompok.



konflik status ini bisa bersifat pribadi dan juga bisa bersifat



Oleh sebab itu, dapat di pahami bahwa konsep posisi atau status ini berkaitan dengan peran, kekuasaan, otoritas, fungsi, integrasi , hubungan antara satu posisi dengan posisi lainnya , serta arus komunikasi dan sebagainya.



Di samping itu status adalah kedudukan sosial ( berupa h a k dan k e w a j i b a n ) seseorang di dalam suatu sistem sosial ( sebagaimana yang sudah di uraikan terdahulu ). Peranan ( role ) seseorang adalah aspek dinamis dari kedudukan ( status ) atau pola tingkah laku yang di hubungkan dengan kedudukan sosial seseorang. Antara status dan peranan ( role ) ini sangat sulit untuk di pisahkan, karena tidak ada kedudukan tanpa peranan dan sebaliknya seseorang tidak dapat berperan jika tanpa kedudukan, karena peranan ( role ) ini merupakan bagian dari tingkah laku seseorang dalam masyarakat, sehingga peranan ( role ) ini tidak dapat bebas dari nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Peranan ( role ) ini sedikitnya mengandung 3 ( tiga ) hal pokok yaitu : 



 



peranan ( role ) meliputi norma-norma yang di hubungkan dengan posisi atau kedudukan tertentu seseorang dalam masyarakat, artinya bahwa peranan ( role ) ini merupakan rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat. peranan ( role ) adalah suatu konsep menyangkut perihal apa yang dapat di lakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai suatu organisasi. peranan ( role ) juga dapat di katakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.



Dari 3 ( tiga ) hal pokok tersebut di atas, maka yang penting adalah adanya hubungan antara seseorang yang menjalankan peranan ( role ) dengan orang-orang ( masyarakat ) yang ada di sekitarnya yang berkaitan dengan kedudukan atau statusnya. Namun demikian, bisa saja terjadi bahwa peranan seseorang kadang-kadang sudah tidak sesuai dengan apa yang di harapkan oleh masyarakat sekitarnya, dan dari hasil penelitian Kingsley Davis di peroleh kesimpulan bahwa perbedaan antara peranan ( role ) dan harapan yang tepat dalam menduduki suatu kedudukan atau status terjadi karena :



DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



29



  



Harapan masyarakat kurang memperhatikan tindakan yang sebenarnya atau sebaliknya. Apabila harapan masyarakat akan tindakannya di ketahui, akan tetapi waktu dan situasinya tidak memungkinkan bagi individu yang bersangkutan. Apabila pemenuhan harapan masyarakat ada di luar kemampuan individu.



Seseorang yang menjalankan banyak peranan, harus mampu menjaga keseimbangan tindakan peranan yang satu terhadap peranan yang lain, dan mungkin saja pada suatu saat individu tersebut akan mengalami ketegangan atau ia harus mengambil kebijaksanaan melaksanakan tindakan peranan yang di anggapnya paling penting. Atau mungkin juga ia harus mampu mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap peranan ( role ) yang telah di laksanakannya waktu lalu, agar ia dapat melaksanakan peranan ( role ) lebih baik lagi di kemudian hari, sehingga dengan demikian jelaslah bahwa suatu peranan ( role ) seseorang dapat berubah-ubah yang di sesuaikan dengan situasi dan kondisi yang di hadapinya. Dengan demikian maka, suatu peranan ( role ) yang di lakukan di tentukan juga oleh faktor-faktor sebagai berikut : a. Norma yang berlaku dalam situasi interaksi, yaitu sesuai dengan norma keseragaman yang berlaku di kelompok masyarakat dalam siatuasi yang sama. b. Apabila norma jelas, maka barulah dapat di katakan adanya kemungkinan besar untuk menjalankannya. c. Apabila individu di perhadapkan dengan suatu situasi di mana lebih dari satu norma yang di kenalnya berlaku, maka ia akan berusaha untuk mengadakan kompromi dan modifikasi di antara norma-norma tersebut. Sebagaimana pembahasan tentang status di atas, dalam bagian ini akan lebih di uraikan lagi tentang status yang terdiri atas 3 (tiga ) macam yaitu : -



Ascribed Status ( status yang di benarkan, status yang di berikan ). Status bentuk ini adalah status yang di peroleh seseorang dengan begitu saja tanpa adanya suatu usaha ataupun inisiatif, seperti status yang di peroleh seseorang karena garis keturunan dan sebagainya.



-



Assigned Status ( status yang di amanatkan ). Pengertian tentang status ini adalah status yang di berikan kepada seseorang berdasarkan jasanya, seperti pangkat bagi anggota ABRI, Pegawai Negeri Sipil dan sebagainya.



DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



30



Achieved Status ( status yang di usahakan ).



-



Status jenis ini di peroleh seseorang melalui proses usahanya sendiri dan mungkin saja melalui berbagai pengorbanan seperti waktu, tenaga pikiran dan sebagainya sesuai tuntutan atau syarat untuk memperoleh status tersebut seperti, Sekretaris, Hakim dan sebagainya.



Adanya pergeseran dalam masyarakat seperti dari masyarakat tradisional menuju ke masyarakat moderen mengakibatkan juga pergeseran status yang dapat menimbulkan konsekuensi konflik status, dan menurut Selo Soemardjan terdapat perbedaan antara masyarakat tradisional dengan masyarakat moderen di dalam melaksanakan disiplin sosial dan disiplin hukum, seperti contoh : Di dalam suatu masyarakat tradisional , social control ( pengawasan sosial ) terhadap disiplin sosial sangat kuat yang dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap disiplin hukum, sedangkan pada masyarakat moderen faktor individualisme lebih kuat, maka disiplin sosial menjadi lemah.



C. Bentuk Bentuk Masyarakat. Berdasarkan tipologi masyarakat , mengatakan bahwa :



maka sosiolog Fredinand Tonies



dalam ilmu sosiologi di kenal dua macam masyarakat yang berbeda yaitu masyarakat gemeinschaft dan masyarakat gesselschaft . Masyarakat gemeinschaft adalah suatu masyarakat yang biasanya relatif lebih kecil dan memiliki ciri-ciri seperti :     



Para warganya memiliki kebudayaan dan bahasa yang sama. Para warganya saling mengenal satu dengan lainnya. Lebih banyak berhubungan secara informal di bandingkan formal. Lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Terikat pada adat dalam hubungan antar warga.



Karena dominasi yang bersifat informal dalam sistem hubungan sosial sementara warga, maka pranata gotong-royong dalam arti saling membantu maupun yang berwujud bekerja kolektif tanpa upah untuk kepentingan umum dapat terlaksana dengan baik. DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



31



Dalam masyarakat gemeinschaft ini, pada umumnya terdapat sistem kontrol sosial secara langsung yang sifatnya efektif, hal ini karena semua warga remaja, dewasa dan tua mengenal nilai-nilai dan kaidah-kaidah adat, lagipula banyak terjadi hubungan informal antar warga, sehingga setiap peristiwa pelanggaran adat akan dengan mudah di ketahui. Adat adalah : suatu sistem nilai-nilai dan kaidah-kaidah sosial yang tumbuh bersamasama dengan tumbuhnya pengalaman hidup suatu masyarakat yang salah satu unsur utama kehidupannya itu adalah kebudayaan yang sudah berurat akar dalam tata-kehidupannya. Sedangkan masyarakat yang bersifat gesselschaft adalah masyarakat yang memiliki sifat dan ciri-ciri yang bertolak belakang dengan masyarakat gemeinschaft , karena masyarakat gesselschaft mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :     



Kebudayaan dan bahasa para penduduknya tidak selalu sama. Para warganya hanya saling mengenal dan saling berinteraksi dengan wargawarga lainnya yang sama tingkatan atau status sosialnya, khususnya yang berprofesi di bidang yang sama. Mempunyai hubungan sosial informal yang terbatas. Masing-masing warga ( atau mungkin saja keluarga ) merasa bertanggung jawab untuk kepentingan pribadinya saja, sedangkan kepentingan untuk umum di anggap menjadi tanggung jawab pemerintah. Para warga tidak mempunyai ikatan adat dalam hubungan sosial antar warganya.



D. Perubahan Sosial. Berdasarkan teori sosiologi, suatu perubahan sosial khususnya perubahan sosial budaya merupakan : suatu proses yang berawal dari suatu keadaan yang semula baik dan mantap kemudian memudar dan akhirnya menjadi mantap kembali, proses perubahan seperti ini di gambarkan dengan istilah integrasi yang berubah melalui disintegrasi ke arah reintegrasi . Selama keadaan disintegrasi ini, masyarakat akan mengalami keadaan yang di sebut dengan anomie ( terutama jika suatu perubahan itu berlangsung dengan cepat ), hal ini di sebabkan karena masyarakat berada dalam keadaan bingung dan penuh keragu-raguan terhadap kaedah-kaedah dan nilai-nilai yang ada, namun DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



32



keadaan ini akan berakhir apabila sudah dicapai taraf reintegrasi sosial dimana nilai-nilai dan kaedah-kaedah baru sudah dapat berlaku dan memasyarakat. Menurut Selo Soemardjan, suatu proses pembangunan boleh di katakan merupakan masa anomie yang berkepanjangan dan saling susul menyusul, dan akibat dari masa anomie yang berkepanjangan ini akan menimbulkan berbagai dilema, antara lain seperti keinginan untuk mempertahankan nilai-nilai lama yang selama ini dianggap baik.



Kebutuhan untuk menciptakan nilai-nilai baru yang menunjang pembangunan dan dilema juga terjadi karena adanya kesenjangan antara sesuatu yang diinginkan dengan suatu kenyataan yang berbeda dengan harapan tersebut. Salah satu perubahan sosial yang tidak sengaja tetapi sangat penting artinya adalah proses globalisasi ( globalisme ) , yaitu : Suatu kecenderungan dalam masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di wilayah kota-kota besar untuk menyatu dengan masyarakat dunia khususnya di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, pariwisata dan media komunikasi masa. Ketergantungan masyarakat-masyarakat di seluruh dunia seperti ini merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat di hindari lagi. Proses globalisasi ini merupakan : suatu gejala terbentuknya sistem organisasi dan sistem komunikasi antara masyarakat-masyarakat di seluruh dunia dengan mengikuti sistem nilai dan kaidah yang sama. Sistem-sistem yang bersifat global terbentuk sebagai akibat dari sistem transportasi udara yang makin lama makin cepat, mudah dan canggih, serta di tambah dengan sistem komunikasi person to person dan komunikasi massa yang mampu menyelenggarakan hubungan atas dasar hitungan waktu yang di ukur dengan jam, atau menit, atau detik dan bahkan dapat terjadi secara seketika. Masyarakat moderen mempunyai kebebasan yang luas untuk dapat berbuat menurut keinginan dan kebutuhannya, dan tolok ukur dari kebebasannya adalah dengan tidak mengganggu atau mengurangi kepentingan orang lain. Sehingga dengan demikian dapatlah kita katakan bahwa yang di maksud dengan perubahan sosial adalah :



DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



33



P e r u b a h a n - p e r u b a h a n y a n g t e r j a d i d a l a m struk tur masyarakat a t a u d i s e b u t j u g a d e n g a n perubahan strukturil , p e r u b a h a n - p e r u b a h a n y a n g t e r j a d i t e r s e b u t di atas selalu berjalan sejajar dengan peru bahanperubahan kulturil karena tiap-tiap struktur mendapat dukungan dari nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan.



Antara kebudayaan dan struktur masyarakat terdapat antar- hubungan yang fungsionil , maksudnya antara bagian yang satu dan bagian lainnya akan saling pengaruh mempengaruhi, pola hubungan seperti tersebut di atas di sebut dengan korelasi fungsional , seperti contoh : perubahan sosial yang terjadi dalam suatu keluarga tradisional menuju ke keluarga moderen akan dapat lebih memperjelas pengertian di atas. Dari uraian di atas, maka dapat kita pahami bahwa suatu keluarga merupakan suatu struktur , hal ini di sebabkan karena dalam suatu keluarga selalu terdiri dari posisi-posisi suami dan istri, dan hubungan antara suami dan istri sifatnya selalu konstan karena status suami dalam keluarga tidak pernah berobah begitu juga status istri, dan yang membedakan antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya adalah isinya, di mana antara keluarga yang satu bersifat tradisional sedangkan yang lainnya adalah keluarga moderen. Hal di atas di sebabkan karena dalam keluarga tradisional , status suami adalah posisi yang sangat menentukan dalam keluarga atau dengan kata lain suami sebagai status adalah posisi yang sangat dominan, jadi untuk mempertahankan status-nya dan menampilkan peran-nya itu suami merupakan posisi yang penuh otoritas dan secara singkat dapat di katakan bahwa dalam keluarga tradisional memperlihatkan struktur dan sistem yang berpusat pada suami, sedangkan dalam suatu keluarga modern , status suami sudah tidak lagi merupakan posisi atau status yang sangat dominan, karena tidak lagi memiliki otoritas dan kekuasaan yang mutlak. Istilah sosial dalam konsep struktur sosial tidak hanya menunjukkan pengertian struktural , saja tetapi dapat kita buktikan bahwa hal itu menyangkut juga pengertian kultural, dengan kata lain dapat di katakan bahwa dalam dimensi struktural kita temukan adanya dimensi kultural , kedua dimensi ini tidak dapat di pisahkan, dan pengertian sosial ini sama dengan konsep masyarakat dalam pengertian sosiologi.



DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



34



E. Nilai – Nilai. Ruang lingkup kultural atau kebudayaan pada hakekatnya terdiri dari materiil seperti antara lain mesin, pakaian, mobil dan lainnya, dan immat eriil seperti ide, norma, peraturan, sistem interaksi, nilai dan sebagainya, seperti contoh : dalam keluarga, khususnya keluarga yang tradisional, dapat kita temukan mengapa posisi atau status suami begitu dominan dalam keluarga. Hal tersebut di sebabkan karena secara umum dalam masyarakat kita pria di anggap mempunyai nilai yang lebih tinggi dari wanita dan hal ini terbawa sampai pada posisi dan status pria sebagai suami dalam suatu keluarga. Nilai adalah : suatu gambaran mengenai apa yang di inginkan, yang pantas di lakukan, dan yang berharga bagi seseorang atau kelompok, di samping itu, suatu nilai juga dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang atau masyarakat yang memiliki nilai tersebut. Dalam bahasa Inggris nilai di sebut dengan value yang di dalamnya juga terkandung pemahaman filsafat, sedangkan pengertian menilai berarti menimbang yaitu : Suatu kegiatan usaha manusia dalam menghubungkan sesuatu dengan sesuatu untuk selanjutnya mengambil keputusan yang bernilai, artinya suatu kesimpulan tentang apakah sesuatu itu berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar, baik atau tidak baik, religious atau tidak religious dan sebagainya, hal ini di hubungkan dengan unsurunsur yang ada pada manusia yaitu jasmani, cipta, rasa, karsa dan kepercayaannya. Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai kolektivitas senantiasa berhubungan dengan nilai, norma dan moral, dan kehidupan masyarakat di manapun mereka tumbuh dan berkembang dalam ruang lingkup interaksi nilai, norma dan moral yang memberi motivasi dan arah kepada seluruh anggota masyarakat untuk berbuat, bertingkah laku dan bersikap, dengan kata lain, nilai adalah sesuatu yang berguna, indah, memperkaya bathin, yang menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi untuk mendorong serta mengarahkan pikiran, sikap dan perilaku manusia, dan nilai itu berfungsi juga sebagai suatu



DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



35



sistem ( sistem nilai ) yang merupakan salah satu wujud kebudayaan di samping sistem sosial dan karya. Cita-cita, gagasan, konsep, ide tentang sesuatu adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai, oleh karena itu nilai dapat di hayati atau di persepsikan dalam konteks kebudayaan atau sebagai wujud kebudayaan yang abstrak. Dalam menghadapi alam sekitarnya, manusia di dorong untuk dapat membuat suatu hubungan yang bermakna melalui budinya di mana budi manusia menilai benda-benda itu serta kejadian yang beraneka ragam di sekitarnya untuk kemudian memilih apa yang menjadi tujuan dan isi dari kelakuan budayanya. Dapat pula di katakan bahwa manusia menggunakan akal dan budinya untuk menilai dunia dan alam sekitarnya untuk memperoleh kepuasan diri baik dalam arti memperoleh apa yang di perlukannya, apa yang menguntungkannya atau yang akan menimbulkan kepuasan bathinnya, dan melalui proses memilih yang terus menerus, manusia sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat menentukan sikap hidupnya, keinginannya, cita-citanya dalam kehidupan budayanya. Ada 2 ( dua ) pendapat tentang hubungan nilai dengan benda dan atau keadaan yang mendukungnya, pendapat pertama yang di kemukakan antara lain oleh Max Scheler dan Nicolai Hartmann yang menyatakan bahwa nilai adalah : Sesuatu yang terdapat secara intrinsik pada obyek itu sendiri lepas dari penghargaan yang di berikan oleh manusia. Faham ini di sebut dengan faham obyektivisme yang mengatakan bahwa nilai itu melekat pada suatu benda atau keadaan yang mendukungnya lepas dari perasaan atau pendapat manusia. Sedangkan Nietzche mengatakan bahwa



nilai adalah :



Suatu hal yang sepenuhnya tergantung pada penangkapan dan perasaan manusia, dan pendapat ini merupakan ungkapan yang subyektif, dan akibat dari pendapat yang subyektif ini maka suatu nilai sangat tergantung pada segi yang di tuju oleh manusia sehingga berkembanglah faham-faham lain yang tergantung pada titik berat nilai dari segi yang di tuju oleh manusia tersebut. Suatu nilai akan timbul di masyarakat akibat : terjadinya hubungan antara manusia dengan lingkungannya, dan untuk menjaga agar suatu sistem nilai tertentu dapat tetap bertahan dalam masyarakat, maka di ciptakan juga seperangkat norma-norma dan DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



36



sanksi-sanksi lain yang ikut mengatur perilaku yang terjadi antara satu posisi dan posisi lainnya dalam suatu struktur sosial. Hal di atas ini di sebabkan karena manusia selalu mempunyai harapan atau tujuan di dalam hidupnya, dan harapan atau tujuan manusia itu ada yang bersifat alami seperti ingin selamat, meneruskan eksistensi jenisnya dan lainnya. Ada pula yang tumbuh sebagai akibat lebih jauh dari sifat alami tersebut, dan dalam upaya untuk merealisasikan harapan dan tujuannya tersebut maka manusia mengadakan hubungan dengan sesama manusia lainnya yang mendukung nilai-nilai tertentu, dengan alam sekitarnya dan terutama dengan Tuhan penciptanya.



Jika di lihat dari proses kehidupan budayanya, maka manusia selalu berusaha agar lingkungan hidupnya dapat di kuasai dan di manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya. Sesuatu itu dapat di katakan bernilai apabila : sesuatu itu dapat berguna atau bermanfaat , benar ( nilai kebenaran ), indah ( nilai estetis ), baik ( nilai moral / etis ) dan religious ( nilai agama ). Alport mengidentifikasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan manusia dengan 6 ( enam ) macam yaitu : nilai teori, nilai ekonomi, nilai estetika, nilai s o s i a l , n i l a i p o l i t i k dan n i l a i r e l i g i o u s . Prof. Dr. Drs. Mr. Notonagoro mengatakan yang di maksud dengan nilai terdiri atas 3 ( tiga ) bagian yaitu :   



Nilai material , yaitu segala sesuatu hal yang berguna bagi unsur manusia ; Nilai vital , yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas dan ; Nilai kerokhanian , yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rokhani manusia.



Yang di maksud oleh Prof. Dr. Drs. Mr. Notonagoro tentang ini juga masih dapat lagi di bedakan atas 4 ( empat ) : 



itu



nilai kebenaran / kenyataan yaitu ratio, budi dan cipta.



nilai



rokhani



yang bersumber pada unsur akal manusia



DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



37



  



nilai kebaikan bersumber pada unsur rasa manusia yaitu gevoel, perasaan dan estetis. nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak / kemauan manusia atau will, karsa dan ethic. nilai religious yang merupakan nilai ketuhanan, kerokhanian yang tertinggi serta mutlak, dan nilai religious ini bersumber pada kepercayaan / keyakinan manusia.



Dengan demikian dapat di pahami bahwa sesuatu yang bernilai itu tidak hanya sesuatu yang hanya berwujud sebagai benda material saja, tetapi juga sesuatu yang juga tidak berwujud benda material, dan bahkan sesuatu yang tidak berwujud benda material itu dapat mempunyai nilai yang sangat tinggi dan mutlak bagi manusia.



Nilai material ini secara relatif dapat di ukur dengan mudah yaitu dengan menggunakan alat-alat pengukur seperti alat pengukur berat, alat pengukur panjang atau meter dan alat-alat pengukur lainnya. Sedangkan nilai rokhani tidak dapat di ukur dengan menggunakan peralatan seperti di atas tetapi sebagai dasar atau tolok ukurnya adalah dengan berdasarkan pada budi nurani manusia itu sendiri, sehingga karena itu lebih sulit di lakukan. Suatu nilai tidaklah sama tingkatan intensitasnya, karena bagi seseorang bisa saja suatu nilai dapat di kategorikan sebagai nilai yang sudah meresap ( internalized values ), tetapi bagi orang lain nilai tersebut dapat saja masih merupakan suatu nilai yang baru atau termasuk nilai luar . Robin Williams dalam American Society membedakan nilai atas 2 ( dua ) macam yaitu, nilai dominan yaitu nilai yang selalu mempengaruhi tindakan seseorang dan nilai kurang dominan yaitu nilai yang tidak selalu menjadi patokan atau ukuran di dalam tindakan seseorang. Untuk mengetahui tingkatan dari suatu nilai apakah termasuk nilai dominan atau tidak dominan pada seseorang adalah dengan melalui pengamatan terhadap tindakan yang di pilih seseorang dalam menentukan suatu alternatif, dan nilai yang lebih di utamakan tentunya merupakan nilai yang lebih dominan sedangkan nil ai yang kurang di utamakan berarti nilai yang kurang dominan. Robin Williams mengemukakan 4 ( empat ) kriteria untuk mengukur faktor dominan dari suatu nilai terhadap individu atau kelompok dengan :



 Exte nsi ve ne ss of the val ue i n the total ac ti vi ty.



DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



38



Faktor dominan suatu nilai dapat di ukur dari luas atau tidaknya pengaruh nilai tersebut dalam seluruh kegiatan individu atau masyarakat, hal ini terjadi karena makin banyak individu yang melakukan kegiatan dengan menampilkan suatu nilai, maka berarti bahwa makin dominan nilai tersebut, dan sebaliknya makin sedikit orang yang melakukan kegiatan yang menampilkan nilai tersebut, maka makin kurang dominan nilai tersebut.



 Dur ati on of val ue . Faktor dominan suatu nilai dapat juga di ukur melalui berapa lamanya jangka waktu pengaruh suatu nilai di rasakan atau di anut oleh anggota masyarakat, hal ini terjadi karena makin singkat waktu pengaruh sesuatu nilai, menunjukkan makin kurang dominannya nilai tersebut dan sebaliknya makin lama nilai itu berpengaruh dan di anut oleh suatu masyarakat maka akan makin dominan nilai tersebut.



 Intensity with wich the value is sought or maintained. Faktor dominan suatu nilai juga dapat di lihat dari kemampuan nilai tersebut di wujudkan ataupun di pertahankan oleh suatu masyarakat terhadap berbagai tantangan dari nilai-nilai lain dari luar, dan ketahanan suatu nilai dapat di ukur berdasarkan pada usaha-usaha yang di lakukan untuk mewujudkan nilai tersebut ataupun berdasarkan pilihan-pilihan penting atau pernyataan-pernyataan secara verbal dan reaksi-reaksi yang di tunjukkan bila terjadi ancaman terhadap nilai tersebut.



 P re sti ge of val ue carr i er s. Faktor dominan atau tidaknya suatu nilai juga dapat di lihat melalui bagaiman keanggunan ( pretise ) dari para pendukung nilai tersebut dalam suatu masyarakat, dan keanggunan ( prestise ) ini dapat di ukur dari sikap masyarakat terhadap pendukung nilai tersebut. Jika perlakuan terhadap pendukung nilai tersebut baik maka nilai tersebut dapat di artikan sebagai nilai yang dominan dan demikian pula sebaliknya. Emile Durkheim juga mengemukakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi di dalam suatu kelompok masyarakat tertentu seringkali di akibatkan oleh berbagai benturan nilai atau anomie yaitu : suatu keadaan di mana nilai-nilai lama sudah di tinggalkan tetapi nilainilai yang baru belum tumbuh secara kuat. Untuk mengatasi masalah anomie ini, harus di imbangi dengan suatu integrasi yaitu : DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



proses



39



jika semua bagian dari suatu sistem sosial mempunyai hubungan timbal balik yang benar-benar tepat sehingga hal itu akan membentuk suatu keseluruhan, seperti contoh misalnya hubungan yang terjadi dalam suatu keluarga, tim olahraga dan lain sebagainya. Proses integrasi  



ini dapat terjadi jika :



Tradisi yang lama mengalami pengukuhan kembali sehingga menjadi normanorma yang dapat di pakai kembali dalam keadaan baru. Adanya keinginan untuk memperbaiki norma yang lama.



Masalah integrasi ini dapat bersifat koersif ( paksaan ), fungsional .



normatif ,



Di samping itu, secara khusus, masalah integrasi nasional di Indonesia sangat di pengaruhi oleh beberapa bidang potensial berupa :       



birokrasi, desa dan kota, hubungan antara buruh dan kajikan, masalah ras seperti Cina dan sebagainya, masalah agama, masalah etnik, masalah wanita ( gender / emansipasi ).



Dengan berbagai uraian di atas ini dapat kita simpulkan bahwa antara dimensi struktural tidak dapat di pisahkan dengan dimensi kultural , sehingga dengan demikian terlihat bahwa : Di dalam suatu perubahan struktural juga mencerminkan adanya perubahan kultural . Karena seperti contoh dengan adanya perubahan struktur dari keluarga tradision al ke keluarga moderen juga mengakibatkan adanya pergeseran nilai . Namun demikian ada yang merupakan suatu ciri tersendiri dari dimensi kultural ini, karena dimensi kultural atau kebudayaan ini menyangkut konsep kebudayaan materiil dan kebudayaan immateriil, misalnya seperti adanya penemuan televisi yang merupakan kemajuan di bidang kebudayaan materiil maka pengaruhnya sangat luas, contoh : sebelum adanya penemuan televisi ini, di dalam suatu lingkungan DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



40



keluarga maka hubungan yang terjadi antara suami, istri dan anak dapat di katakan lebih dekat di bandingkan dengan keadaan sekarang ini. Perubahan ini terjadi karena sekarang perhatian sebagian besar anggota keluarga terpusat pada televisi, sehingga dari segi psikologis dapat di katakan bahwa i n t e g r a s i yang ada di antara anggota keluarga sudah berkurang. Dari contoh ini kita melihat bahwa dengan adanya perubahan dalam kebudayaan materiil memberikan pengaruh bukan hanya pada struktur sosial tetapi juga kebudayaan immateriil . William F. Ogburn menjelaskan bahwa :



Kebudayaan immateriil di pengaruhi oleh kebudayaan materiil , dan di jelaskannya pula bahwa perkembangan yang terjadi di bidang kebudayaan materiil jauh lebih cepat di bandingkan dengan perkembangan kebudayaan immateriil . Oleh sebab itu, dengan adanya perbedaan yang menyangkut perkembangan di antara kedua kebudayaan ini ( kebudayaan materiil dan kebudayaan immateriil ) di sebut dengan cultural lag atau ketinggalan budaya. Cultural lag ini jika berkelanjutan dan tidak segera di atasi akan dapat menimbulkan ketegangan dalam masyarakat sehingga mengakibatkan adanya masalah sosial. Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut di atas dapat di sebut dengan kemajuan di bidang teknolo gi, yang juga dapat menimbulkan akibat sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.



Masyarakat teknologi mengurangi kebutuhan untuk melahirkan pikiranpikiran dan kemungkinan-kemungkinan alternatif. Teknokrasi menghasilkan standarisasi, uniformitas dan reproduksi. Teknologi menciptakan alienasi. Teknologi menyebabkan terjadinya restrukturisasi dalam masyarakat.



Perubahan yang terjadi di dalam dimensi atau bidang struktural dan kultural juga mengakibatkan perubahan dalam bidang interaksional. Dengan contoh di atas, kita dapat melihat bahwa karena perubahan yang terjadi, secara tidak langsung mempengaruhi juga hubungan i n t e r a k s i yaitu : suatu proses di mana orang-orang yang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan dari para anggota keluarga yang menjadi berkurang. DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



41



Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa adanya interaksi sosial maka tak akan mungkin ada suatu kehidupan bersama, oleh sebab itu dapatlah di mengerti bahwa interaksi sosial merupakan dasar dari suatu, dan pemahaman ini menunjukan pada suatu hubungan sosial yang dinamis. Di dalam pengertian interaksi sosial tersebut mengandung makna tentang kontak secara timbal balik atau inter-stimulasi dan respons antara individu-individu dan kelompok-kelompok, sehingga dengan demikian terjadinya suatu interaksi itu jika satu individu berbuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan reaksi dari individu atau individu-individu lainnya. Alvin dan Helen Gouldner menjelaskan bahwa



interaksi sebagai :



.... aksi dan reaksi di antara orang-orang, sehingga dengan demikian terjadinya interaksi apabila satu individu berbuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan reaksi dari individu atau individu-individu lainnya. Kontak yang terjadi pada dasarnya merupakan aksi dari individu atau kelompok dan mempunyai makna bagi pelakunya yang kemudian di tangkap oleh individu atau kelompok lain. Penangkapan makna tersebut yang menjadi pangkal tolak untuk memberikan suatu reaksi, dan kontak yang terjadi dapat secara langsung yaitu melalui gerak dari fisikal organisme, misalnya melalui pembicaraan, gerak isyarat, di samping itu juga dapat terjadi kontak secara tidak langsung seperti melalui tulisan atau bentuk-bentuk lain dari komunikasi jarak jauh. Menurut Kimbal Young, suatu interaksi sosial dapat berlangsung antara :   



orang-perorang dengan kolempok atau kelompok dengan orang-perorang. kelompok dengan kelompok. orang-perorangan ( individu ).



Charles P. Loomis, mengemukakan ciri-ciri dari interaksi sosial yaitu :    



jumlah pelaku lebih dari seorang. adanya komunikasi antara para pelaku dengan menggunakan simbol-simbol. adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini dan mendatang yang akan menentukan sifat dari aksi yang sedang berlangsung. adanya tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya dengan yang di perkirakan oleh pengamat. DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



42



Bentuk umum dari suatu proses sosial adalah interaksi sosial ( yang juga dapat di namakan proses sosial ), oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial, dan bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi sosial . Suatu proses sosial adalah merupakan pengeruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama manusia, dan yang menjadi dasar dari pengaruh timbal balik ini adalah interaksi sosial yang kemudian menyebabkan adanya pergaulan hidup manusia, dan selanjutnya, Kimball Young menjelaskan dalam uraiannya bahwa interaksi sosial merupakan proses dari saling kontak ( reciprocall contact ) antara dua orang atau lebih, dan saling kontak ( reciprocall contact ) ini dapat di lihat pada adanya hubungan ( kontak sosial ) yang terjadi baik secara interen antara sesama anggota suatu kelompok atau secara eksteren antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Dalam kenyataannya, menurut Kimball Young, bahwa kegiatan kontak sosial ini mempunyai 3 ( tiga ) bentuk pokok, yaitu : -



Proses saling kontak ( interaksi ) yang terjadi antara individu dengan individu seperti yang terlihat pada interaksi antara ibu dan anak, dan pada suatu masa tertentu jika anak tersebut sudah lebih dewasa maka ia akan memperluas proses saling kontak tersebut dengan individu-individu lain seperti teman bermain dan sebagainya ;



-



Saling kontak ( interaksi ) yang terjadi antara individu dengan suatu kelompok atau antara kelompok tertentu dengan individu, yang dapat di lihat seperti contoh jika seseorang menemukan identitas dirinya ( secara moral atau mode ) di dalam suatu komunitas tertentu atau jika suatu kelompok tertentu mengadakan proses intimidasi terhadap seorang individu agar tunduk pada aturan dan ketentuan kolompok tersebut ;



-



Saling kontak ( interaksi ) antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya, seperti contoh proses koalisi beberapa kelompok untuk mengalahkan kelompok lainnya.



Berlangsungnya suatu proses seperti antara lain : 



interaksi sosial di dasarkan pada berbagai faktor



Faktor imitasi , atau proses meniru yang pada sisi positifnya dapat mendorong seorang individu untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku, namun sisi negatifnya jika yang di tiru adalah hal-hal yang bersifat menyimpang. Dan selain itu, faktor imitasi ini dapat melemahkan bahkan dapat mematikan daya kreasi seseorang. DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



43







Faktor sugesti , berlangsung apabila seseorang memberikan suatu pandangan atau suatu sikap yang kemudian dapat di terima oleh pihak lain. Jadi proses faktor sugesti ini sebenarnya hampir sama dengan faktor imitasi namun titik tolaknya yang berbeda karena kelangsungan dari proses faktor sugesti ini dapat terjadi karena pihak yang menerima di landa oleh emosi, hal mana akan menghambat daya berpikir individu secara rasional. Faktor sugesti ini dapat terjadi jika orang yang memberikan pandangan adalah orang yang berwibawa atau mungkin karena sifatnya yang otoriter, di samping itu, faktor sugesti ini juga dapat berlangsung jika yang memberikan sikap atau pandangan itu merupakan bagian mayoritas dari suatu kelompok atau masyarakat.







Faktor identifikasi , yang sebenarnya merupakan suatu kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak yang lain, dan faktor ini sifatnya lebih mendalam daripada faktor imitasi oleh karena kepribadian seseorang dapat terbentuk karena proses ini. Proses identifikasi ini dapat terjadi dengan sendirinya ( secara tidak disadari ) maupun dengan sengaja, oleh karena kepribadian seringkali seseorang memerlukan type-type ideal tertentu di dalam proses kehidupannya. Walaupun dapat berlangsung dengan sendirinya, proses identifikasi ini berlangsung di dalam suatu keadaan di mana seseorang yang beridentifikasi benar-benar mengenal pihak lain yang menjadi idealnya, sehingga pandangan, sikap maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada pihak lain tadi dapat melembaga dan bahkan di jiwai. Dengan demikian dapat di pahami bahwa kelangsungan dari proses identifikasi ini mengakibatkan terjadinya pengaruh-pengaruh yang lebih mendalam di bandingkan proses imitasi dan proses sugesti walaupun ada kemungkinan bahwa pada mulanya proses identifikasi di awali oleh proses simpati dan atau mungkin proses sugesti .







Faktor simpati , adalah suatu proses di mana seseorang mempunyai perasaan tertarik ( simpati ) kepada orang lain, dan dalam proses ini, faktor perasaan ( emosi ) sangat memegang peranan penting walaupun dorongan utama pada proses simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dalam rangka untuk bekerja sama. Inilah perbedaan utama dari proses simpati dengan proses identifikasi , karena proses identifikasi di dorong oleh keinginan untuk belajar dari pihak lain karena di anggap kedudukannya lebih tinggi, memiliki kelebihan-kelebihan DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



44



khusus sehingga harus di hormati, dan proses simpati ini akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan di mana faktor saling mengerti terjamin. Faktor-faktor tersebut di atas dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah, tetapi dapat juga secara bersamaan, dan apabila di tinjau secara lebih mendalam, maka faktor simpati misalnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu proses interaksi sosial . Faktor-faktor inilah yang merupakan suatu syarat minimal yang mendasari terjadinya suatu proses interaksi sosial , walaupun pada kenyataannya proses tersebut sangat kompleks, sehingga kadang-kadang sangat sulit untuk mengadakan suatu pembedaan yang tegas antara faktor-faktor tersebut, dan suatu interaksi sosial dapat terjadi jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :  



Adanya kontak sosial . Adanya komunikasi .



Kontak sosial di artikan sebagai adanya suatu hubungan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya baik hubungan secara badaniah maupun hubungan yang bukan badaniah. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, seseorang dapat melakukan kontak sosial dengan menggunakan berbagai media tanpa harus melakukan kontak badaniah, bahkan dapat di katakan bahwa hubungan badaniah tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak sosial . Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 ( tiga ) bentuk, yaitu : 



Antara orang-perorangan, misalnya apabila anak kecil mempelajari kebiasaankebiasaan yang berlangsung di dalam keluarganya. Proses ini di sebut dengan sosialisasi ( sozialization ) yaitu suatu proses di mana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat di mana dia menjadi anggotanya. Sosialisasi ini pada hakekatnya berkaitan erat dengan proses perubahan atau modifikasi dari pada sesuatu yang telah pernah di hayati dan di laksanakan sebelumnya, sehingga untuk maksud tersebut di butuhkan berbagai stimulan ( ransangan – ransangan ) pada struktur sosial yang sudah ada sehingga suatu usaha perubahan dapat tercapai. Upaya pada struktur tersebut dapat berupa : 1. Pengurangan penghargaan terhadap perilaku yang lama ; DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



45



2. Peningkatan perhatian dan pemberian penghargaan terhadap tingkah laku yang lama ; 3. Penciptaan kondisi yang baik agar suatu perubahan dapat terjadi. Bentuk pengurangan penghargaan terhadap tingkah laku yang lama dapat di laksanakan dengan upaya : a.



Memisahkan orang-orang ( individu-individu ) tertentu yang akan di sosialisasikan dari lingkungan sosialnya yang lama agar mereka terhindar dari usaha atau pengaruh yang ingin mempertahankan keadaan yang lama ; b. Memperhatikan pengaruh kelompok yang memberikan support ( dukungan ) dan menekan pengaruh-pengaruh yang bermotif ingin mempertahankan halhal yang lama ; c.



Membangkitkan konsepsi yang baru dengan memberikan pengertian yang jelas tentang hubungan antara keadaan yang lama dan keadaan yang baru nanti. d. Memberikan penilaian yang rendah terhadap sumber-sumber dari berbagai hal yang sudah ada sebelumnya ; e. Mengurangi perhatian terhadap hal-hal yang menonjol dari keadaan yang lama dengan jalan melakukan pemisahan-pemisahan. Upaya penghargaan terhadap berbagai hal yang baru dapat di laksanakan dengan jalan : a. Meningkatkan sosialisasi yang sudah pernah di laksanakan melalui proses bertahap melalui berbagai struktur dan lapisan sosial yang ada ; b. Memberikan penghargaan agar dapat terwujud penyesuaian terhadap kedudukan kedudukan yang baru ; c. Sosialisasi terhadap stratifikasi yang baru ; d. Memberikan konsepsi konsepsi yang lebih menguntungkan pada struktur yang baru. 



Antara orang-perorang dengan suatu kelompok manusia atau juga dapat sebaliknya, seperti misalnya apabila seseorang merasakan bahwa tindakantindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya.







Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya, seperti dua partai politik mengadakan suatu kerjasama untuk mengalahkan partai politik lawan mereka. Atau jika dua buah perusahaan mengadakan suatu perjanjian kerjasama yang saling menguntungkan dan sebagainya. DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



46



Suatu kegiatan interaksi sosial dapat berbentuk seperti kerjasama atau ( cooperati on ), persaingan ( competition ) atau bahkan dapat berupa pertentangan atau pertikaian ( conflict ). Dengan demikian, uraian tentang dimensi perubahan sosial seperti contoh di atas menyangkut tiga hal pokok yaitu : struktural, kultural dan interaksional , dan ketiga dimensi ini saling berhubungan satu dengan lainnya yang artinya bahwa perubahan yang terjadi dalam satu dimensi akan mempengaruhi dimensi lainnya juga .



Kita juga memahami bahwa, tiap-tiap masyarakat memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda dengan masyarakat lain di sekitarnya, dan jika terjadi lalulintas lancar yang memungkinkan pertemuan antara dua atau lebih kelompok masyarakat, maka akan terjadi suatu pertemuan kebudayaan dari latar belakang yang berbeda. Di dalam pertemuan kebudayaan ini tidak selalu terjadi saling pengaruh mempengaruhi karena adakalanya juga terjadi saling tolak-menolak dan proses ini di sebut dengan istilah cultural animosity. Suatu -



pertemuan



kebudayaan



dapat



mengakibatkan



inovasi. peneri maan sosial ( social acceptance ). proses pengambil an ( selective elimination ). proses integrasi ( integration ).



DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL



adanya



: