Diskusi 6 Metode Penelitian Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Forum ini membahas Pengumpulan Data Hal penting dalam pengumpulan data adalah alat atau instrumen digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Silahkan diskusikan tentang cara menilai validitas dan reliabilitas instrumen, serta hubungan validitas dengan reliabilitas 1. Menilai Validitas Alat Ukur Langkah awal untuk menilai validitas alat ukur suatu penelitian adalah dengan mancari variable utama penelitian tersebut, kemudian mengamati definisi operasionalnya. Perhatikan tingkat abstraksi konsepnya. Jika tingkat abstraksi konsepnya sedarhana, tidak rumit, maka penilaian validitas didasarkan pada validitas permukaan. Jika abstraksi konsepnya lebih rumit, maka gunakan penilaian validitas kriteria. Jika abstraksi konsepnya sangat rumit, maka gunakan penilaian validitas konstruk. Jika penilaian validitas didasarkan pada validitas kriteria dan konstruk, maka perlu dipertimbangkan dimensi difinisi lebih banyak, dan pendapat banyak ahli tentang konsep yang bersangkutan, serta membandingkannya dengan alat ukur yang sudah terbukti valid. 



Validitas Isi Validitas isi (Content Validity) menjabarkan sejauh mana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrumen dapat mewakili secara keseluruhan dan proposional perilaku sampel yang dikenai tes. Validitas isi mengukur derajat kemampuan tes dalam mengukur yang mencakup substansi elemen yang ingin diukur. Validitas isi dipakai untuk mengukur kemampuan belajar, hasil belajar atau prestasi belajar.







Validitas Konstruk Validitas konstruk atau Construct Validity merupakan validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh butir tes dapat mengukur apa yang benar-benar hendak diukur yang sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan. Validitas konstruk berhubungan dengan kejadian dan objek yang abstrak, tetapi gejalanya dapat diamati dan diukur. Validitas konstruk dapat dipakai dalam mengukur sikap, minat konsep diri, fokus kontrol, gaya kepemimpinan, motivasi berprestasi dan lainnya, ataupun yang sifatnya performa maksimum seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat), intelegensi (kecerdasan intelektual), kecerdasan, emosional dan lainnya.







Validitas Kriteria Validitas kriteria atau validitas empiris (Criterion-Related Validity) ditentukan oleh kriteria, baik kriteria internal ataupun kriteria eksternal. Validitas kriteria didapatkan melalui hasil uji coba tes kepada responden yang setara dengan responden yang akan dievaluasi atau diteliti.











Validitas kriteria adalah ukuran validitas yang penentuannya dengan cara membandingkan skor tes dengan kinerja tertentu pada ukuran luar atau yang lain. Contoh pemakaian validitas kriteria adalah tes intelejensi yang berkorelasi dengan rata-rata nilai akademis. Dengan asumsi, jika intelejensi seseorang tinggi, maka yang akan terjadi dia mendapatkan nilai akademis yang bagus. Validitas Muka Validitas muka (Face Validity) merupakan tipe validitas yang paling rendah signifikasinya karena hanya berdasarkan pada penilaian sepintas tentang isi alat ukur. Apabila isi alat ukur sudah terlihat sesuai degan apa yang ingin diukur, maka dapat dikatakan validitas muka sudah terpenuhi. Validitas muka disebut juga dengan validitas rendah dari validitas isi.



Cara Menghitung Validitas Dalam menguji validitas tiap butir soal, maka skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor tiap butir soal dinyatakan dengan skor X dan skor total dinyatakan dengan skor Y. Dengan diperolehnya indeks validitas tiap butir soal, dapat diketahui butir soal mana yang memenuhi syarat bisa dilihat dari indeks validitasnya. Untuk menentukan koefisien korelasi antara skor hasil tes yang akan diuji validitasnya dengan hasil tes yang terstandar yang dimiliki orang yang sama dapat memakai rumus korelasi produk momen. Rumus Korelasi produk momen



Hitung koefisien validitas instrumen yang diuji (r-hitung), yang mempunyai nilai sama dengan korelasi hasil langkah sebelumnya dikali dengan koefisien validitas instrumen terstandar. Lalu bandingkan nilai koefiesien validitas dengan nilai koefisien Pearson atau tabel Pearson (r-tabel) pada taraf signifikannya a (umumnya dipilih 0,05) dan n= banyaknya data yang sesuai. Kriterianya sebagai berikut: Instrumen valid, jika r-hitung = r-tabel dan Instrumen tidak valid jika rhitung < r-tabel. Tentukan kategori validitas instrumen yang acuannya pada pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford:      



0,80 < rxy 1,00 validitas sangat baik (sangat tinggi) 0,60 < ryx 0,80 validitas baik (tinggi) 0,40 < rxy 0,60 validitas cukup (sedang) 0,20 < rxy 0,40 validitas kurang (rendah) 0,00 < rxy 0,20 validitas jelek (sangat rendah) rxy 0,00 tidak valid



2.  Metode pengujian reliabilitas Tiga tehnik pengujian realibilitas instrument antara lain : a. Teknik Paralel (Paralel Form atau Alternate Form) Teknik paralel disebut juga tenik ”double test double trial”. Sejak awal peneliti harus sudah menyusun dua perangkat instrument yang parallel (ekuivalen), yaitu dua buah instrument yang disusun berdasarkan satu buah kisi-kisi. Setiap butir soal dari instrument yang satu selalu harus dapat dicarikan pasangannya dari instrumen kedua. Kedua instrumen tersebut diujicobakan semua. Sesudah kedua uji coba terlaksana, maka hasil instrumen tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus product moment (korelasi Pearson). b. Teknik Ulang (Test Re-test) Disebut juga teknik ”single test double trial”. Menggunakan sebuah instrument, namun dites dua kali. Hasil atau skor pertama dan kedua kemudian dikorelasikan untuk mengetahui besarnya indeks reliabilitas.Teknik perhitungan yang digunakan sama dengan yang digunakan pada teknik pertama yaitu rumus korelasi Pearson. Menurut Saifuddin Azwar, realibilitas tes-retest adalah seberapa besat derajat skor tes konsisten dari



waktu ke waktu. Realibilitas diukur dengan menentukan hubungan antara skor hasil penyajian tes yang sama kepada kelompok yang sama, pada waktu yang berbeda. Metode pengujian reliabilitas stabilitas yang paling umum dipakai adalah metode pengujian teskembali (test-retest). Metode test-retest menggunakan ukuran atau “test” yang sama untuk variable tertentu pada satu saat pengukuran yang diulang lagi pada saat yang lain. Cara lain untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas, bila kita menggunakan survai, adalah memasukkan pertanyaan yang sama di dua bagian yang berbeda dari kuesioner atau wawancara. Misalnya the Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MPPI) mengecek reliabilitas test-retest dalam satu kuesionernya dengan mengulang pertanyaan tertentu di bagian-bagian yang berbeda dari kuesioner yang panjang. Kesulitan terbesar untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas adalah membuat asumsi bahwa sifat/ variable yang akan diukur memang benar-benar bersifat stabil sepanjang waktu. Karena kemungkinan besar tidak ada ukuran yang andal dan sahih yang tersedia. Satu-satunya faktor yang dapat membuat asumsi-asumsi ini adalah pengalaman, teori dan/atau putusdan terbaik. Dalam setiap kejadian, asumsi ini selalu ditantang dan sulit rasanya mempertahankan asumsi tersebut atas dasar pijakan yang obyektif.



c. Teknik Belah Dua (Split Halve Method) Disebut juga tenik “single test single trial”. Peneliti boleh hanya memiliki seperangkat instrument saja dan hanya diujicobakan satu kali, kemudian hasilnya dianalisis, yaitu dengan cara membelah seluruh instrument menjadi dua sama besar. Cara yang diambil untuk membelah soal bisa dengan membelah atas dasar nomor ganjil-genap, atas dasar nomor awal-akhir, dan dengan cara undian. Menurut Saifuddin Azwar, realibilitas ini diukur dengan menentukan hubungan antara skor dua paruh yang ekuivalen suatu tes, yang disajikan kepada seluruh kelompok pada suatu saat. Karena reliabilitas belah dua mewakili reliabilitas hanya separuh tes yang sebenarnya, rumus Spearman-Brown dapat digunakan untuk mengoreksi koefisien yang didapat. 3. Hubungan validitas dengan reliabilitas Validitas adalah alat ukur untuk menilai apakah suatu konsep telah dijabarkan secara benar ke dalam indicator-indikator pada tingkat empirik. Hasil dari penilaian menentukan apakah konsep tersebut telah diukur dengan tepat dan dengan hasil yang sesuai. Untuk memastikan bahwa konsep tersebut telah diukur secara benar, maka diperlukan alat ukur yang tepat (valid). Reliabilitas, akan muncul jika alat ukur tersebut menunjukan hasil pengukuran yang tepat dan tepat. Jadi, validitas langsung mempermasalahkan kesesuaian antara konsep dengan kenyataan empirik, sedangkan reliabilitas mempermasalahkan kesesuaian beberapa hasil pengukuran pada tingkat empirik. Alat ukur yang abash atau valid otomatis akan dapat diandalkan, tetapi alat ukur yang dapat diandalakan belum tentu abash atau valid. Alat ukur penelitian haruslah memiliki validitas  dan reliabilitas yang tinggi agar hasil penelitian yang diperoleh benar-benar bermakna. Jika penelitian validitas cenderung bersifat kualitatif karena abstrak, penilaian reabilitas lebih bersifat nyata karena dapat menggunakan perhitungan kuantitatif. Sumber: modul UT metode penelitian sosial, sukangemilpunya.wordpress.com/2010/01/06/pentingnya-penilaian-kinerja-bagi-organisasi/ merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-dan-reliabilitas.html