Disusun Oleh: TENRIWERE - 202110056 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN CASE BASED DISCUSSION (CBD) STASE REMAJA, PERIMENOPAUSE



ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA Nn.W DENGAN ANEMIA RINGAN DI UPT PUSKESMAS AJANGALE KECAMATAN AJANGALE KABUPATEN BONE TAHUN 2022



Disusun Oleh: TENRIWERE - 202110056



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN ITKES MUHAMMADIYAH SIDRAP



iii



HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN CASE BASED DISCUSSION (CBD) STASE REMAJA DAN PERIMENOPAUSE ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA Nn.W DENGAN ANEMIA RINGAN DI UPT PUSKESMAS AJANGALE KECAMATAN AJANGALE KABUPATEN BONE TAHUN 2022



Pompanua, 20 September 2022 Preseptor Pendidikan



Preseptor Lahan



Wilda Rezki Pratiwi, S.ST.,M.Kes NIDN: 0906129102



Ervinah, S.ST



Mahasiswa



Tenriwere NIM:202110056



Resky Devi Akib,S.ST.,M.Keb NIDN: 0917079403



Resmawati, S.ST.,M.Keb NIDN: 0911119202



iii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................



i



HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................



ii



DAFTAR ISI....................................................................................................



iii



BAB I



PENDAHUUAN..............................................................................



1



A. Latar Belakang Masalah.............................................................



1



B. Tujuan........................................................................................



2



ANEMIA RINGAN.........................................................................



5



1. Defenisi Anemia.........................................................................



4



2. Penyebab....................................................................................



4



3. Gejala Anemia............................................................................



6



4. Diagnosis....................................................................................



6



5. Klasifikasi berdasarkan derajat anemia......................................



7



6. Pengobatan.................................................................................



8



7. Pencegahan.................................................................................



9



8. Komplikasi.................................................................................



9



BAB III DOKUMENTASI SOAP DAN RENCANA TINDAK LANJUT...



11



BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................



16



BAB IV SIMPULAN & SARAN...................................................................



18



REFERENSI.....................................................................................................



19



BAB II



iii



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut WHO, kesehatan reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan lingkungan serta bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (Melyana, 2005). Menurut WHO, remaja apabila anak telah mencapai umur 10-18 tahun. Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. Pada buku-buku Pediatri, pada umumnya mendefi nisikan remaja remaja adalah bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki. Menurut Diknas, anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah (Soetjiningsih, 2004). Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi remaja. Berbagai permasalahan kesehatan reproduksi remaja antara lain: kehamilan tidak dikehendaki, kehamilan dan persalinan usia muda, ketergantungan napza meningkatkan resiko penyakit menular seksual (termasuk infeksi HIV/AIDS), dan



resiko



terkena



penyakit



menular



seksual.Permasalahan



tersebut



disebabkan kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran untuk mencapai keadaan sehat secara reproduksi. Orang tua yang diharapkan remaja dapat dijadikan tempat bertanya atau dapat memberikan penjelasan tentang masalah kesehatan reproduksi, ternyata tidak banyak berperan karena masalah tersebut masih dianggap tabu untuk dibicarakan dengan anak remajanya. Guru, yang juga diharapkan oleh orang tua dan remaja dapat memberikan penjelasan yang lebih lengkap kepada siswanya tentang kesehatan reproduksi, ternyata masih menghadapi banyak kendala dari dalam dirinya, seperti: tabu, merasa tidak pantas, tidak tahu cara menyampaikannya, tidak ada waktu, dan lain



iii



sebagainya. Solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan pemberian pendidikan mengenai kesehatan reproduksi. Menurut Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (2009:1) bahwa jumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia terdapat 43 juta atau 19,61% dari jumlahpenduduk Indonesia sebanyak 220 juta. Sekitar 1 juta remaja pria (5%) dan 200 ribu remajawanita (1%) menyatakan secara terbuka bahwa pernah melakukan hubungan seksual.Sebanyak 8% pria umur 15-24 tahun telah menggunakan obat-obatan terlarang. Sedangkanuntuk kasus HIV/AIDS dari 6987 penderita AIDS, 3,02% adalah kelompom usia 1519tahun dan 54,77% adalah kelompok usia 20-29 tahun (Departemen Kesehatan



RI,September



merekamengenai



2006).



Ini



terjadi



karena



pengetahuan



kesehatan reproduksimasih kurang. Sehingga



sangat



memerlukan perhatian dari semua pihak, karena orang yang sehat aktivitas belajarnya akan baik. Apabila kasus remaja inidibiarkan, sudah tentu akan merusak masa depan remaja khususnya mereka dan masa depankeluarga dan masa depan bangsa Indonesia. Indonesia saat ini mulai lebih memperhatikan masalah kesehatan reproduksi dengan serius.Dengan PIK KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) yang merupakan salah satu program sub BKKBN, pemerintah mengupayakan agar remaja tidak melewati masa remajanya dengan hal-hal yang tidak berguna. Karena pada masa-masa remajalah kita mengalami proses pencarian jalan hidup yang seperti apa yang akan kita pilih. Melalui program ini, agaknya pemerintah mulai concern melihat perkembangan zaman instant yang serba canggih ini. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada remaja dengan Anemia Ringan di UPT Puskesmas Ajangale 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan objektif pada remaja dengan Anemia Ringan iii



b. Menginterpretasi data klien meliputi diagnosa, masalah, dan kebutuhan kasus Anemia Ringan pada remaja c. Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan bidan dari kasus remaja dengan Anemia Ringan. d. Mengidentifikasi rencana tindakan segera untuk remaja dengan Anemia Ringan e.Menyusun rencana tindakan untuk kasus remaja dengan Anemia Ringan. f. Melaksanakan tindakan terhadap kebidanan terkait pada remaja dengan Anemia Ringan. g.



Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dan antara teori dan praktek pada asuhan kebidanan pada remaja dengan Anemia Ringan.



h.



Memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap kesenjangan antara teori dan praktek pada asuhan kebidanan pada remaja dengan Anemia Ringan.



iii



BAB II ANEMIA RINGAN A. Konsep Dasar Anemia 1.



Definisi Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehatatau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah. Anemia dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang, dengan tingkat keparahan yang bisa ringan sampai berat. Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin (bagian utama dari sel darah merah yang mengikat oksigen) berada di bawah normal. Orang dewasa dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya di bawah 14 gram per desiliter untuk laki-laki, dan di bawah 12 gram per desiliter untuk wanita. Untuk mengatasi anemia tergantung kepada penyebab yang mendasarinya, mulai dari konsumsi suplemen zat besi, transfusi darah, sampai operasi.



2.



Penyebab Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi secara normal. Secara garis besar, anemia terjadi akibat tiga kondisi berikut ini: a) Produksi sel darah merah yang kurang. a) Kehilangan darah secara berlebihan. b) Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat. Berikut ini adalah jenis-jenis anemia yang umum terjadi berdasarkan penyebabnya: a) Anemia akibat kekurangan zat besi



iii



Kekurangan



zat



besi



membuat



tubuh tidak



mampu



menghasilkan hemoglobin (Hb). Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan, atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat besi, misalnya akibat penyakit celiac. b) Anemia pada masa kehamilan Ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah dan hal ini normal. Meskipun demikian, kebutuhan hemoglobin meningkat saat hamil, sehingga dibutuhkan lebih banyak zat pembentuk hemoglobin, yaitu zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Bila asupan ketiga nutrisi tersebut kurang, dapat terjadi anemia yang bisa membahayakan ibu hamil maupun janin. c) Anemia akibat perdarahan Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan dalam waktu lama atau terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung, kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). d) Anemia aplastik Anemia aplastikterjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis. e) Anemia hemolitik Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun,



serta



efek



samping



obat-obatan,



seperti



paracetamol, penisilin, dan obat antimalaria. iii



f) Anemia akibat penyakit kronis Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah merah, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah penyakit Crohn, penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS. g) Anemia sel sabit (sickle cell anemia) Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin. Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang bisa terserang anemia sel sabit apabila memiliki kedua orang tua yang sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut. h) Thalasemia Thalasemiadisebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi produksi hemoglobin. Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau kedua orang tuanya memiliki kondisi yang sama. 3.Gejala anemia Gejala anemia sangat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Penderita anemia bisa mengalami gejala berupa: a) Lemas dan cepat lelah a) Sakit kepala dan pusing b) Kulit terlihat pucat atau kekuningan c) Detak jantung tidak teratur d) Napas pendek e) Nyeri dada f) Dingin di tangan dan kaki 4.Diagnosis Untuk menentukan apakah pasien menderita anemia, dokter akan melakukan hitung darah lengkap. Dengan memeriksa sampel darah pasien, dokter dapat mengetahui kadar hemoglobin yang terdapat dalam darah.



iii



Kadar hemoglobin normal tergantung pada usia, kondisi, dan jenis kelamin. Seseorang bisa dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobin berada di bawah angka berikut: a) Anak-anak: 11-13 gram per desiliter. a) Ibu hamil: 11 gram per desiliter. b) Laki-laki: 14-18 gram per desiliter. c) Perempuan: 12-16 gram per desiliter 5.Klasifikasi berdasarkan derajat anemia a. Kriteria yang umum dipakai 



Ringan sekali : Hb 10 – 13 gr/dl







Ringan



: Hb 8 – 9,9 gr/dl







Sedang



: Hb 6 – 7,9 gr/dl







Berat



: Hb < 6 gr/dl



b. Menurut WHO 



Derajat 0 (nilai normal)



: > 11 gr/dl







Derajat 1 (Ringan )



: 9,5 – 10 gr/dl







Derajat 2 (Sedang)



: 8 – 9,4 gr/dl







Derajat 3 (Berat)



: 6,5 – 7,9 gr/dl







Derajat 4 (Mengancam Jiwa) : < 6,5 gr/dl



Melalui tes darah, dokter juga akan mengukur kadar zat besi, vitamin B12, dan asam folat dalam darah, serta memeriksa fungsi ginjal.



Pemeriksaan



tersebut



dilakukan



untuk



mengetahui



penyebab dari anemia. Selain tes darah, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan lain untuk mencari penyebab anemia, seperti: a) Endoskopi, guna melihat apakah lambung atau usus mengalami perdarahan. a) USG panggul, guna mengetahui penyebab gangguan menstruasi yang menimbulkan anemia. b) Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang, guna mengetahui kadar, bentuk, serta tingkat kematangan sel darah dari ‘pabriknya’ iii



langsung. c) Pemeriksaan sampel cairan ketuban saat kehamilan guna mengetahui kemungkinan janin menderita kelainan genetik yang menyebabkan anemia. 6.Pengobatan Metode pengobatan anemia tergantung pada jenis anemia yang diderita pasien. Perlu diketahui, pengobatan bagi satu jenis anemia bisa berbahaya bagi anemia jenis yang lain. Oleh karena itu, dokter tidak akan memulai pengobatan sebelum mengetahui penyebabnya dengan pasti. Beberapa contoh pengobatan anemia berdasarkan jenisnya adalah: a) Anemia akibat kekurangan zat besi Kondisi ini diatasi dengan mengonsumsi makanan dan suplemen zat besi. Pada kasus yang parah, diperlukan transfusi darah. a) Anemia pada masa kehamilan Kondisi ini ditangani dengan pemberian suplemen zat besi, vitamin B12 dan asam folat, yang dosisnya ditentukan oleh dokter. b) Anemia akibat perdarahan Kondisi ini diobati dengan menghentikan perdarahan. Bila diperlukan, dokter juga akan memberikan suplemen zat besi atau transfusi darah. c) Anemia aplastik Pengobatannya



adalah



dengan



transfusi



darah



untuk



meningkatkan jumlah sel darah merah, atau transplantasi (cangkok) sumsum tulangbila sumsum tulang pasien tidak bisa lagi menghasilkan sel darah merah yang sehat. d) Anemia hemolitik Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi obat yang memicu anemia hemolitik, mengobati infeksi, mengonsumsi obat-obatan imunosupresan, atau pengangkatan limpa.



iii



e) Anemia akibat penyakit kronik Kondisi



ini



diatasi



dengan



mengobati



penyakit



yang



mendasarinya. Pada kondisi tertentu, diperlukan transfusi darah dan suntik hormon eritropoietin untuk meningkatkan produksi sel darah merah. f) Anemia sel sabit Kondisi ini ditangani dengan suplemen zat besi dan asam folat, cangkok sumsum tulang, dan pemberian kemoterapi, seperti hydroxyurea. Dalam kondisi tertentu, dokter akan memberikan obat pereda nyeri dan antibiotik. g) Thalassemia Dalam menangani thalassemia, dokter dapat melakukan transfusi darah, pemberian suplemen asam folat, pengangkatan limpa, dan cangkok sumsum tulang. 7.Pencegahan Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia akibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi, terutama: a) Makanan kaya zat besidan asam folat, seperti daging, sereal, kacang- kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buahbuahan b) Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu. c) Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi. Untuk mengetahui apakah asupan nutrisi Anda sudah cukup, berkonsultasilah dengan dokter spesialis gizi. Bila Anda memiliki keluarga penderita anemia akibat kelainan genetik, seperti anemia sel sabit atau thalasemia, konsultasikan dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan, agar kondisi ini tidak terjadi pada anak. 8.Komplikasi iii



Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti: a) Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan. a) Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan gagal jantung. b) Gangguan pada paru-paru, misalnya hipertensi pulmonal. b) Komplikasi kehamilan, antara lain melahirkan prematur atau bayi terlahir dengan berat badan rendah. c) Gangguan proses tumbuh kembang jika anemia terjadi pada anak-anakatau bayi. d) Rentan terkena infeksi



iii



BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA Nn.”W” DENGAN ANEMIA RINGAN DI UPT PUSKESMAS AJANGALE KECAMATAN AJANGALE KABUPATEN BONE TANGGAL 20 SEPTEMBER 2022 Tanggal Kunjungan



: 20 September 2022



Pukul : 09.30 Wita



Tanggal Pengkajian



: 20 September 2022



Pukul : 09.45 Wita



Nama Pengkaji



: Tenriwere



NIM



: 202110056



A. PENGKAJIAN Tanggal : 20 September 2022



Jam



: 09.45 Wita



A. IDENTITAS PASIEN Identitas Pasien



Identitas Penanggung Jawab



Nama



: Nn “W”



Nama



: Ny “A”



Umur



: 15 tahun



Umur



: 45 tahun



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan: SMP



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan : Siswi



Pekerjaan



: Swasta



Alamat



Alamat



: Desa Opo



: Desa Opo



1. Pengumpulan Data dasar 1.1 Data Subyektif a. Keluhan Utama minggu



Merasa lemas, sering capek, dan pusing sudah hampir 2



a. Riwayat kesehatan sekarang.



iii



Klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi, Asma, Jantung, dan tidak ada penyakit menular seperti (TBC, Hepatitis, HIV / AIDS)



b. Riwayat kesehatan keluarga. Klien mengatakan baik dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi, Asma, Jantung, dan tidak ada penyakit menular seperti (TBC, Hepatitis, HIV / AIDS) c. Riwayat kesehatan yang lalu. Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis) dan penyakit menurun (DM, Asma, Jantung) dan tidak pernah dirawat dirumah sakit. d. Riwayat Menstruasi. Menarche



: 12 tahun



Siklus



: 28 hari



Lama haid



: 7 hari



Jumlah



: ± 3 x / hari ganti kotex. Konsistensi encer.



Nyeri haid



: kadang-kadang.



Flour albus gatal.



: ada dan sebelum haid tidak bau, tidak



e. Riwayat kebiasaan sehari-hari. a. Pola nutrisi. Makan 3 x/ hari dengan porsi, nasi lauk,tidak suka sayur, minum ± 6-8 gelas/hari air putih. Tidak ada pantang makanan,dan tidak ada alergi. b. Pola istirahat dan tidur. Tidur siang ± 1-2 jam. Tidur malam ± 7-8 jam. c. Pola aktivitas. Pekerjaan klien setiap hari di perusahaan swasta dan jika libur klien membantu pekerjaan orang tuanya. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti membantu. Mencuci dan menyetrika. d. Personal hygiene



iii



Mandi 2 x / hari,gosok gigi 3 x / hari, ganti pakaian 2 x / hari atau bila kotor, keramas 2-3 x / minggu atau bila perlu ganti celana dalam 2-3 x / hari.



e. Pola eleminasi. BAB I x / hari konsistensi lembek. BAK 4-5 x / hari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada nyeri. f. Pola kebiasaan lain Klien mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu, minum alkohol, dan obat - obatan g. Riwayat Psiklogis, Sosial dan Spiritual Klien merasa cemas dengan keadaannya skarang, karena mudah lelah dan pusing. 1.2 Data objektif. a. Pemeriksaan Umum 1) Keadaan umum



: Lelah Kesadaran



BB/TB



: 40kg/152 cm



Tensi



: 90/60 mmHg



Nadi



: 84 x/menit



Suhu



: 20 x/menit



IMT



: 17,31



: Composmentis



2) Pemeriksaan fisik Muka : Pucat Mata : Simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterus Payudara : simetris tidak terdapat benjolan abnormal Perut : tidak ada benjolan abnormal dan tidak ada nyeri tekan. 3) Pemeriksaan penunjang laboratorium (Hb 9,5 gr/dl) 2. INTREPETASI DATA DASAR Tanggal



: 20 September 2021 Jam



: 10.20 WIB



2.1.Diagnosis Nn “E” usia 15 tahun dengan anemia ringan iii



DS: a. Klien merasa lemas, sering capek, dan pusing sudah hampir 2 minggu b. Tidak ada riwayat penyakit menular (TBC, Hepatitis) dan penyakit menurun (DM, Asma, Jantung) dan tidak pernah dirawat dirumah sakit. c. Klien tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran. DO: Keadaan umum : Lelah BB/TB



: 40kg/152 cm



Tensi



: 90/60 mmHg



Nadi



: 84 x/menit



Suhu



: 20 x/menit



Imt



: 17,31



Pemeriksaan penunjang : HB (9,5 gr/dl) b) Masalah c) Kebutuhan



3. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS DAN MASALAH POTENSIAL Potensi terjadi anemia berat 4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA a) pemberiaan tablet Fe a) Konseling Gizi 5. INTERVENSI a) Informasikan hasil pemeriksan a) Jelaskan tentang anemia dan penyebabnya b) Anjurkan pasien konsumsi gizi seimbang terutama sayur daun kelor c) Berikan tablet tambah darah (Fe) d) Jadwalkan control ulang 6. IMPLEMENTASI a) Menginformasikan hasil pemeriksaan, bahwa Hb (9,5 gr/dl), klien



mengalami



anemia



ringan,



pasien



memahami



hasil iii



pemeriksaan. b) Menjelaskan tentang anemia (anemia adalah kondisi dengan kadar Hb dalam darah dibawah normal dan penyebab anemia adalah kekurangan zat bezi) klien menerima dan memahami penjelasan petugas kesehatan. c) Menganjurkan klien mengkonsumsi sayur-sayuran yang berwarna hijau (daun kelor) dan makanan yang mengandung zat besi seperti ( Hati, Ikan laut, kacang- kacangan), pasien mengerti dan akan melakukannya dirumah. d) Memberikan tablet Fe dengan dosis 1X1 tablet sebanyak 30 tablet, pasien bersedia meminumnya dirumah. e) Menganjurkan pasien control ulang 1 bulan lagi ,pasien bersedia control ulang.



7. EVALUASI Tanggal S



: 20 September 2022 Jam



: 10.30 Wita



: Pasien memahami konseling yang telah diberikan petugas



O



: Tablet tambah darah sudah diberikan



A : Nn “W” usia 15 tahun dengan anemia ringan P



: Anjurkan control ulang 1 bulan lagi



iii



BAB IV PEMBAHASAN Dampak negatif dari kekurangan zat gizi besi berpengaruh terhadap optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan anak remaja, menurunkan prestasi belajar karena rasa cepat lelah, kehilangan gairah dan tidak dapat berkonsentrasi. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap masalah defisiensi zat gizi. Zat gizi dalam darah dapat diketahui melalui kadar hemoglobin. Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl. Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb