ASAL USUL DESA-WPS Office [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASAL USUL DESA GUNUNGWULED



Disusun oleh kelompok:7 Anggota: 1.Laela Azmi (12) 2.Zaskia Ramadhani (35) 3. Riana lutifah (24)



Untuk memenuhi tugas penelitian sejarah



SMK NEGERI 1 REMBANG Jl.Bodas Karangjati,kec, Rembang,kab.Purbalingga



KATA PENGANTAR



Puja puji syukur kami panjatkan pada ALLAH SWT. Hanya padanya lah kami memuji dan hanya kepadanya lah kami memohon pertolongan tidak lupa sholawat serta salam kami curahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk menjalini kehidupan. Dengan pertolongannya kami dapat menyesuaikan laporan berjudul “ASAL-USUL DESA GUNUNG WULED “, pada isi laporan akan diuraikan mengenai bagaimana penelitian sejarah di lakukan dan hasil yang diperoleh. Laporan “ASAL-USUL DESA GUNUNG WULED” disusun sebagai pemenuhan tugas mata pelajaran Sejarah bagi siswa X PPLG 1 di SMK Negeri 1 Rembang kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca agar perbaikan dapat dilakukan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siswa umumnya dan kami pribadi khususnya.



Rembang, 1 November 2023. 1.Laela Azmi (12) 2.Zaskia Ramadhani (35) 3. Riana lutifah (24)



Daftar isi



Halaman judul.................................................................................................................... i Kata pengantar.................................................................................................................. ii Daftar isi............................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1 A. Latar belakang .......................................................................................................1 B. Rumusan masalah..................................................................................................1 C. Tujuan .....................................................................................................................1 BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................2 A. Pengertian sejarah .................................................................................................2 B. Pengertian penelitian sejarah ................................................................................2 BAB III METODE...................................................................................................................3 A. Pengertian metode penelitian sejarah ...................................................................3 B. Langkah-langkah penelitian sejarah.......................................................................3 C. Metode yang digunakan..........................................................................................3 BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................................4 A. Pengertian desa.......................................................................................................4 B. Sejarah Watu Geong..................................................................................................4 C. Mitos yang berkembang di desa ...............................................................................4 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6 LAMPIRAN.............................................................................................................................6



BAB 1 PENDAHULUAN



A.LATAR BELAKANG Sejarah lokal mengandung suatu pengertian, bahwa suatu peristiwa yang tidak terjadi hanya meliputi suatu daerah dan tidak menyebar ke daerah lainnya sejarah tentang suatu daerah memuat suatu awal daerah tersebut dan bukti-bukti terhadap sejarah tersebut sampai kepada perkembangan daerah itu pada masa berikutnya setiap wilayah di Indonesia memiliki karakter tersendiri hal ini disebabkan karena masing-masing wilayah di Indonesia terbentuk melalui sejarah panjang yang berbeda-beda. Demikian pula dengan kebudayaan atau kebiasaankebiasaan masyarakat di setiap wilayah yang berbeda-beda hal tersebut dapat terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan budaya dalam masyarakat seperti perbedaan lokasi dan kondisi alam, perbedaan agama atau keyakinan yang mereka anut, kebiasaan masyarakat setempat juga adat istiadat dan tradisi yang selalu secara turun temurun di wilayah tertentu adat istiadat merupakan norma dan nilai sosial masyarakat setempat. Sedangkan tradisi adalah kegiatan turun temurun atau diwariskan dari masa lampau. Adat istiadat dan tradisi antar daerah berbeda tergantung dengan wilayah nenek moyang di wilayah tersebut. Sejarah pedesaan juga menjadi salah satu tujuan pemerintah Republik Indonesia dalam pembangunan nasional agar masyarakat Indonesia khususnya pada daerah perdesaan dapat mengetahui peristiwa sejarah yang ditempatinya. Akan tetapi sampai saat ini banyak generasi muda tidak mengetahui sejarah desa yang ditempatinya, padahal sejarah juga harus diketahui oleh masyarakat sendiri agar ketika orang asing yang bertanya tentang sejarah desa dapat dijelaskan dengan baik tentang bagaimana sejarah terbentuknya desa yang ditempatinya. Gunung Wuled adalah nama sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga. Gunung Wuled sendiri sebagian besar wilayahnya berada pada daerah ketinggian dengan luas wilayahnya mencapai 543 hektare dengan jumlah penduduk mencapai 5376 jiwa yang komprehensif dalam 1259 kepala keluarga. Gunung Wuled kini dikenal sebagai Desa Wisata yang sering dikunjungi oleh para turis lokal sekitar wilayah Kabupaten Purbalingga maupun Banjarnegara. Bentangan alam yang berada pada daerah ketinggian dan berbukit-bukit membuat wilayahnya mempunyai potensi alam yang bisa dikembangkan menjadi daerah wisata. Sebagaimana yang kami uraikan diatas maka kami mengangkat sebuah judul penelitian yakni sejarah Desa gunung wuled yang menceritakan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di wilayah tersebut pada masa lampau.



B.RUMUSAN MASALAH Rumusan Masalah-masalah dalam makalah ini adalah: 1.Pengertian Desa 2.Sejarah watu geong 3.Mitos Yang Berkembang



C.TUJUAN 1. Untuk tugas sejarah yang diberikan oleh guru 2. Sebagai sumber pengetahuan 3. Menelusuri fakta dan pristiwa yang terjadi dimasa lalu 4. Menambah wawasan, sejarah sebagai inspirasi dan melatih untuk lebih kritis.



BAB II LANDASAN TEORI



A.PENGERTIAN SEJARAH Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian sejarah adalah kejadian dan peristiwa benar yang terjadi pada masa lampau. Dengan kata lain, sejarah berkaitan dengan peristiwa dalam kurun waktu tertentu. Sejarah berasal dari kata syajaratun dalam Bahasa Arab yang artinya pohon kehidupan. Ini adalah istilah yang berkaitan dengan asal usul suatu hal. Sementara itu, dalam Bahasa Inggris sejarah adalah history yang diambil dari Bahasa Yunani istoria. Kata ini memiliki makna orang pandai. Kata istoria pun mengalami perkembangan makna, yaitu pembelajaran dan pengkajian terkait manusia secara kronologi atau menurut urutan waktu. Apa Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli? 1.W.J.S Poerwodarminta Tokoh sastra Indonesia ini memaparkan bahwa sejarah memiliki tiga unsur pengertian, yaitu: Kejadian yang benar terjadi di masa lalu Kesusastraan lama, asal-usul, dan silsilah Ilmu pengetahuan atau cerita pengalaman tentang suatu hal 2.Herodotus Tokoh sejarah berkebangsaan Yunani ini mendapat julukan The Father of History. Menurutnya sejarah tidak berkembang ke depan dengan tujuan pasti, tetapi bergerak layaknya lingkaran yang tinggi rendahnya dipicu oleh keadaan manusia. 3. R.Mohammad Ali Sejarawan sekaligus akademisi R. Mohammad Ali menjelaskan pengertian sejarah sebagai keseluruhan perubahan dan kejadian yang benar terjadi. Sejarah juga merupakan ilmu yang menganalisa berbagai perubahan yang terjadi di masa lalu. 4. Ibnu Khaldun Lewat bukunya yang berjudul Mukadimah, sejarawan Musim ini menjelaskan pengertian sejarah merupakan catatan terkait peradaban atau umat manusia dan tentang perubahanperubahan yang terjadi pada watak mereka.



5. Moh.yamin Moh. Yamin merupakan sejarawan sekaligus sastrawan dan budayawan Indonesia. Pengertian sejarah menurutnya yaitu ilmu pengetahuan yang disusun berdasarkan hasil penyelidikan dari beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan fakta atau kenyataan. 6. Edward Hallett Carr Sejarawan Inggris ini menganggap sejarah mempunyai konsep utama yang bermakna berkesinambungan atau kontinyu. Ia juga menjelaskan bahwa sejarah merupakan cabang ilmu yang mempelajari secara sistematis seluruh perkembangan dan proses perubahan serta dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupan yang berlangsung di masa lalu. 7. Norman E.Cantor Di mata sejarawan asal Amerika Serikat ini, pengertian sejarah yaitu studi terkait apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat manusia di masa lampau.



B.PENGERTIAN PENELITIAN SEJARAH Pengertian penelitian sejarah adalah kumpulan yang sistematis, terdiri dari beberapa prinsip dan beberapa aturan yang ditujukan untuk mengumpulkan bahan-bahan sumber sejarah secara efektif serta mempermudah menilai dan menguji sumber-sumber secara kritis dan menyajikan hasil dalam bentuk tertulis dari hasil-hasil yang dicapai.



BAB III METODE



A.PENGERTIAN METODE PENELITIAN SEJARAH Pengertian penelitian sejarah adalah kumpulan yang sistematis, terdiri dari beberapa prinsip dan beberapa aturan yang ditujukan untuk mengumpulkan bahan-bahan sumber sejarah secara efektif serta mempermudah menilai dan menguji sumber-sumber secara kritis dan menyajikan hasil dalam bentuk tertulis dari hasil-hasil yang dicapai. B.LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN SEJARAH Pemilihan Topik Sama seperti penelitian pada umumnya, langkah pertama yang harus dilakukan seorang sejarawan dalam melakukan penelitian sejarah adalah menentukan judul dan topik yang akan diteliti. Dasar yang harus dimiliki peneliti dalam memilih topik adalah kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. Kedekatan emosional berarti topik yang dipilih harus disenangi. Sementara kedekatan intelektual, peneliti harus menguasai topik yang dipilih. Mencari Bukti/ Bahan Sumber Langkah kedua dari penelitian sejarah adalah mencari bukti-bukti atau bahan-bahan sumber yang dibutuhkan ke depannya. Bukti atau bahan sejarah ini biasanya bersifat heuristik atau memiliki hubungan dengan penemuan baru. Hal-hal yang bisa dilakukan dalam langkah penelitian sejarah ini adalah mencatat bahanbahan sumber yang bisa didapat dari studi pustaka atau dokumen sejenisnya. Menilai dan Menguji Bahan Sumber (verifikasi) Dalam menilai tingkai otensitas sebuah bahan sumber, maka bisa dilakukan pengujian dengan mendatangkan kritik luar (external critism) atau kritik dalam (internal critism). Konstruksi dan Komunikasi Setelah menilai dan menguji bahan-bahan sumber, hasil analisis sejarawan biasanya dituangkan atau dikonstruksi ke dalam sebuah tulisan. Dalam menuliskan hasil penelitian sejarah, bahasa yang digunakan harus lugas, sederhana, dan ilmiah.



Historiografi Hasil konstruksi dari sebuah penelitian sejarah disebut historiografi. Historiografi adalah proses penulisan sejarah sekaligus menjadi akhir tahapan dari metode penelitian sejarah



C.METODE YANG DIGUNAKAN Wawancara yakni percakapan seseorang dengan orang lain dengan tujuan Tertentu, yaitu mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari yang Diwawancara, adalah suatu teknik pengumpulan data yang amat penting dalam Penelitian survey, disamping teknik utama yakni observasi.



Nama sumber yang diwawancara: Pak Mangku



Yang kedua metode menyalin/mengutip data dari internet yang memiliki arti mengambil data untuk dijadikan sebagai pelengkap informasi dari tugas penelitian sejarah ini



BAB IV PEMBAHASAN



A.PENGERTIAN DESA Jejak Kiai Wuled, pendiri Desa Gunungwuled memang tidak mudah dilacak. Tapi setidaknya ada beberapa lokasi yang disebut-sebut masyarakat sekitar sebagi cikal bakal lahirnya desa Gunungwuled ini. Di manakah tempatnya? 1. Perigi Perigi mungkin tidak tepat disebut sebagai hutan Perigi karena tempat ini tidak terlalu luas. Lokasinya berada di tepi sebelah barat sungai Bawang - Gunungwuled. Penanda tempat ini adalah adanya beberapa pohon besar yang berusia ratusan tahun. Di sekitarnya sudah sangat susah menemukan jenis dan usia pohon seperti itu. Dahulu di tempat ini terdapat bangunan gubuk sebagai tempat istirahat orang yang berziarah baik dari desa Gunungwuled atau warga luar desa. Tapi sejak sekitar sepuluh tahun lalu, gubuk itu sudah tidak ada lagi. Lantas apa yang diziarahi? Ada dua makam di dalam Perigi Gunungwuled. Namun tidak ada batu nisan yang mejelaskan nama orang yang dimakamkan. Tapi masyarakat Gunungwuled menyebut makam itu adalah makam Kiai Wuled dan pengikutnya. Jika hal ini benar, maka inilah titik mula kita bisa menelusuri sejarah Kiai Wuled serta asal usul desa Gunungwuled. Perigi - Gunungwuled dikenal angker. Ada banyak cerita dan mitos yang beredar mengenai tempat ini. Terlepas dari kesan angker yang ada, tapi adanya kepercayaan itu justru menyelamatkan tempat ini dari kerusakan. Orang tidak berani berulah ditempat ini. Apalagi menebang pohon sembarangan. 2. Makam pengikut Kiai Wuled Dahulu ada sekitar sembilan atau sepuluh makam di sebelah timur Sungai Bawang Gunungwuled. Masyarakat sekitar menyebut makam tersebut merupakan makam para pengikut Kiai Wuled. Tempat ini juga menjadi satu kesatuan lokasi ziarah dengan Perigi. Di sebelah timurnya terdapat batu besar yang seolah bergantung di atas tebing tapi tidak pernah jatuh. Orang yang mencoba menjatuhkan batu itu tidak pernah bisa.



3. Si Onje Si Onje berada di tepi Sungai Gintung - Gunungwuled. Tempat ini berupa petilasan yang masih ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah hingga saat ini. Kebanyakan pengunjung justru dari luar desa Gunungwuled. Mereka biasanya berkunjung di hari Selasa atau Jumat Kliwon. Tempat ini berupa hutan kecil dimana terdapat sejumlah makam di dalamnya. Tidak jelas makam siapa yang berada di sana. Tapi masyarakat Gunungwuled menyebutnya sebagai makan dari Syeh Rubiyah Kembang. Tokoh itu sangat lekat dengan sejarah berdirinya Kadipaten Purbalingga dan Kadipaten Pasirluhur (sekarang Kabupaten Banyumas). Jika benar, maka pada zaman dahulu, Gunungwuled memiliki peran yang penting bagi pemerintahan setempat. Bagi para peziarah disediakan tempat istirahat berupa beberapa gubuk yang cukup luas. Sebelum memasuki bulan Ramadhan digelar acara tutupan dimana acara ziarah tidak diperbolehkan selama bulan Ramadhan. 4. Gunung Korakan Menurut cerita tutur para sesepuh di desa Gunungwuled, Gunung Korakan yang berada di sebelah selatan desa konon menjadi tempat pijakan kaki kiri Kiai Wuled ketika melakukan tiwikrama karena murka terhadap anak dari Adipati Onje bernama Cakrakusuma. 5. Gunung Siringgeng Gunung ini berada di sebelah selatan desa Gunungwuled. Konon gunung ini menjadi pijakan kaki kanan Kiai Wuled saat menentang Cakrakusuma. Mari kita jaga tempat bersejarah dan budaya yang menjadi tanda lahirnya desa Gunungwuled. Jangan sampai tergusur seperti makam para pengikut Kiai Wuled. Tugas kita semua untuk menjaganya.Sayangnya, peninggalan makam keramat itu kini tidak akan dijumpai lagi. Di atas makam itu kini telah dibangun rumah bertingkat. Sementara makam telah dipindahkan ke pemakaman umum Desa Gunungwuled, tapi tidak jelas lokasinya dimana.



B.SEJARAH WATU GEONG Sama seperti daerah lain di Indonesia, khususnya di tanah Jawa, semua tempat pasti memiliki cerita tersendiri. Begitu pula dengan Watu Geong. Menurut Juweni (75) warga desa Gunung Wuled, “Watu Geong merupakan tempat bersemayamnya senjata dari para Pandawa,



sehingga puluhan tahun lalu diyakini sebagai tempat untuk mencari wangsit ataupun senjata pusaka” Selain cerita tersebut, Juweni menambahkan “Watu Geong merupakan tempat bertapa tokoh pewayangan, yakni Pandawa dan Punakawan. Sehingga masyarakat Dusun Sirebut dan sekitarnya tidak berani mengadakan pagelaran wayang kulit” Konon kalau ada yang berani menggelar pagelaran wayang kulit, akan menimbulkan bencana. Salah satunya adalah runtuhnya Watu Geong. Karena alasan tadi, hingga detik ini, penduduk sekitar belum ada yang berani menggelar pagelaran wayang kulit di desanya. Beberapa kejadian antara percaya dan tidak percaya pernah terjadi di Gunung Wuled ini, salah satunya adalah bencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada tanggal 6 Januari 2010, tidak ada korban jiwa yang melayang saat itu, akan tetapi beberapa rumah warga rusak berat diterjang banjir dan tanah longsor. Tercatat ada 8 rumah yang dihuni masing-masing oleh kepala keluarga Tarmaja, Manto, Mino, Martono, Sumarso, Tunggul dan juga Gubes yang turut menjadi korban kejadian tanah longsor dan banjir bandang tadi. Menurut penuturan Tarmaja (80) korban sekaligus sesepuh desa setempat, 30 menit sebelum kejadian salah seorang warga bernama Yanto menggelar hajatan berupa kesenian tradisional lengger (Baladewa). Memang untuk kesenian lengger sendiri sebenarnya tidak dilarang karena memang beberapa warga juga pernah menanggapnya di desa Gunung Wuled ini, akan tetapi menurut warga lain yaitu Rasmudi yang merupakan Juru Kunci Petilasan Sangulara, warga tersebut kurang mengindahkan imbauan yang disampaikan oleh Rasmudi. Rasmudi mengingatkan untuk melengkapi persyaratan sebelum menggelar kesenian lengger berupa selamatan pada hari senin, memberikan sesaji berupa bubur kolak dan pinang renteng ke petilasan serta jangan sampai kelewat waktu yang telah ditentukan tadi. Selain persyaratan ketiga tadi, pemilik hajat juga mengindahkan himbauan juru kunci petilasan berupa larangan menyanyikan Kidung Baladewaan (Kidung yang dinyanyikan dalam pagelaran wayang). Walhasil, pagelaran lengger diiringi oleh kidung tadi yang diidentikan dengan pagelaran wayang pada umumnya. Hujan disertai angin sepanjang siang dan sore hari tanggal 6 Januari 2010 pada puncak gunung beriringan dengan pagelaran lengger yang meriah di desa ternyata membawa sebuah bencana (entah ini memang murni bencana alam atau ada hal lain, penulis kurang tahu) suara gemuruh dari puncak gunung membawa material berupa bebatuan dan batang kayu disertai campuran air-tanah melewati sungai di tepi desa. Walhasil sungai kecil itu pun tertutup material longsor dan mengakibatkan rumah di sekitarnya rusak parah.



C.MITOS YANG BERKEMBANG Beberapa kejadian antara percaya dan tidak percaya pernah terjadi di Gunung Wuled ini, salah satunya adalah bencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada tanggal 6 Januari 2010, tidak ada korban jiwa yang melayang saat itu, akan tetapi beberapa rumah warga rusak berat diterjang banjir dan tanah longsor. Tercatat ada 8 rumah yang dihuni masing-masing oleh kepala keluarga Tarmaja, Manto, Mino, Martono, Sumarso, Tunggul dan juga Gubes yang turut menjadi korban kejadian tanah longsor dan banjir bandang tadi Menurut penuturan Tarmaja (80) korban sekaligus sesepuh desa setempat, 30 menit sebelum kejadian salah seorang warga bernama Yanto menggelar hajatan berupa kesenian tradisional lengger (Baladewa). Memang untuk kesenian lengger sendiri sebenarnya tidak dilarang karena memang beberapa warga juga pernah menanggapnya di desa Gunung Wuled ini, akan tetapi menurut warga lain yaitu Rasmudi yang merupakan Juru Kunci Petilasan Sangulara, warga tersebut kurang mengindahkan imbauan yang dikatakan oleh Rasmudi. Rasmudi mengingatkan untuk melengkapi persyaratan sebelum menggelar kesenian lengger berupa selamatan pada hari senin, memberikan sesaji berupa bubur kolak dan pinang renteng ke petilasan serta jangan sampai kelewat waktu yang telah ditentukan tadi.



BAB V PENUTUP



A.KESIMPULAN Gunung Wuled adalah nama sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga. Gunung Wuled sendiri sebagian besar wilayahnya berada pada daerah ketinggian dengan luas wilayahnya mencapai 543 hektare dengan jumlah penduduk mencapai 5376 jiwa yang terbagi dalam 1259 kepala keluarga.Gunung Wuled kini dikenal sebagai Desa Wisata yang sering dikunjungi oleh para turis lokal sekitar wilayah Kabupaten Purbalingga maupun Banjarnegara. Bentangan alam yang berada pada daerah ketinggian dan berbukit-bukit membuat wilayahnya mempunyai potensi alam yang bisa dikembangkan menjadi daerah wisata. Beberapa kejadian antara percaya dan tidak percaya pernah terjadi di Gunung Wuled ini, salah satunya adalah bencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada tanggal 6 Januari 2010, tidak ada korban jiwa yang melayang saat itu, akan tetapi beberapa rumah warga rusak berat diterjang banjir dan tanah longsor. Tercatat ada 8 rumah yang dihuni masing-masing oleh kepala keluarga Tarmaja, Manto, Mino, Martono, Sumarso, Tunggul dan juga Gubes yang turut menjadi korban kejadian tanah longsor dan banjir bandang tadi Menurut penuturan Tarmaja (80) korban sekaligus sesepuh desa setempat, 30 menit sebelum kejadian salah seorang warga bernama Yanto menggelar hajatan berupa kesenian tradisional lengger (Baladewa). Memang untuk kesenian lengger sendiri sebenarnya tidak dilarang karena memang beberapa warga juga pernah menanggapnya di desa Gunung Wuled ini, akan tetapi menurut warga lain yaitu Rasmudi yang merupakan Juru Kunci Petilasan Sangulara, warga tersebut kurang mengindahkan imbauan yang dikatakan oleh Rasmudi. Rasmudi mengingatkan untuk melengkapi persyaratan sebelum menggelar kesenian lengger berupa selamatan pada hari senin, memberikan sesaji berupa bubur kolak dan pinang renteng ke petilasan serta jangan sampai kelewat waktu yang telah ditentukan tadi.Selain Punakawan, sosok kelima Pandawa juga tidak bisa lepas dari cerita penduduk sekitar mengenai asal muasal keberadaan Watu Geong ini. Dalam dunia perwayangan, kelima Pandawa tadi dikenal sebagai sosok laki-laki gagah yang bersaudara dan mempunyai kesaktian tersendiri lengkap dengan senjata pamungkasnya masing-masing. Yudhistria/Puntadewa adalah anak sulung Prabu Pandu dan Dewi Kunti. Sebenarnya dia anak kedua dari Kunti karena anak pertama yang bernama Karna diasuh oleh Adirata. Puntadewa merupakan putra (titisan) Dewa Yama/Dharma karena Pandu menerima kutukan sebelum dia sempat bercinta dengan istrinya. Yudhistira atau Puntadewa yang derajat keluhurannya disamakan dengan derajat para dewata, tokoh ini dikenal memiliki senjata berupa Tombak



Jamus Kalimasada. Bima adalah putra kedua dari Pandu dan Kunti yang notabene titisan Batara Bayu (dewa angin). Dia merupakan yang terkuat di Pandawa karena secara fisik, dia memiliki postur yang tinggi dan berotot. Bima memiliki senjata berupa sebuah Gada bernama Gada Rujakpala. Arjuna merupakan putra ketiga Pandawa atau putra terakhir dari Pandu dan Kunti. Dia adalah salah satu tokoh Pandawa yang paling tampan, Arjuna sendiri dikenal memiliki sebuah senjata berupa busur panah bernama Pasupati. Nakula dan Sadewa adalah anak dari Pandu dan Madri yang lahir karena bantuan Batara Aswin (Dewa Tabib). Mereka adalah anak kembar dimana Nakula sebagai saudara yang lebih tua. Masing-masing saudara kembar ini memiliki senjata pamungkasnya masing-masing berupa Tirtamanik, adalah sebuah cupu yang berisi Air Kehidupan dan Maniktira adalah busur panah yang memungkinkan pemakainya untuk mendatangkan hujan, atau mengeringkan samudra.Sosok Punakawan dan Pandawa tadi yang tidak bisa dilepaskan dari cerita di balik keberadaan Watu Geong berada membuat penduduk secara turun temurun percaya bahwa Watu Geong merupakan lokasi kedua sosok tadi bersemedi dan tempat menyimpan pusaka mereka masing-masing.



B.SARAN Cerita rakyat selalu memiliki amanat dan nilai yang bisa diterapkan dalam kehidupan Sehari-hari. Maka dari itu, sebaiknya dalam membaca cerita rakyat kita juga harus memahami Makna dan amanat dalam cerita tersebut. Selain itu, harapannya dengan memahami makna Dalam cerita rakyat, kita bisa menerapkan nilai baik dalam cerita tersebut ke kehidupan seharihari



DAFTAR PUSTAKA



https://bingkaikhatulistiwa.wordpress.com/2017/03/26/watu-geong-antara-wayang-kulit-danbencana-alam/



LAMPIRAN



0.1 Desa gunung wuled