6 2 114 KB
PERENCANAAN PANGAN DAN GIZI Dosen Pengampu: Rosmauli Jerimia Fitriani, S.Gz., M.Gz
Disusun Oleh: Triardy Amtio Barshobedie Munada Madalia Hasuna Hanna Aulia Rahma
21166100003 21166100011 21166100026
PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Sehingga Laporan Penyuluhan Stunting di Desa Sengi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini sebagai bentuk konversi pada Mata Kuliah Perencanaan Pangan dan Gizi, Program Studi Gizi, Universitas PGRI Yogyakarta. Adapun penyusunan Laporan Penyuluhan Stunting ini berdasarkan dari pengamatan selama kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik. Penulis menyadari jika dalam penyusunan laporan penyuluhan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Penyuluhan Stunting pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik ini terdapat banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak terutama bagi para pembaca.
Yogyakarta, 2023
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perencanaan pangan dan gizi adalah suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan dalam memformulasikan kebijakan, strategi, dan program intervensi gizi berbasis bukti untuk meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan, ketersediaan pangan bergizi seimbang, serta akses pangan dan gizi yang berkualitas bagi masyarakat. Dengan kata lain, perencanaan pangan dan gizi merupakan master plan program dan kegiatan di bidang pangan dan gizi secara nasional yang diperlukan untuk mencapai target pembangunan di bidang kesehatan dan gizi, seperti menurunkan prevalensi underweight, stunting, wasting, anemia pada ibu hamil, dan defisiensi mikronutrien sesuai target global World Health Assembly
(WHA)
dan
tujuan
pembangunan
berkelanjutan
atau
Sustainable Development Goals (SDGs). Stunting atau disebut dengan "pendek" merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Asupan zat gizi yang tidak seimbang adalah salah satu faktor yang berpengaruh langsung terhadap stunting. Asupan zat gizi dipengaruhi oleh perilaku makan keluarga terutama ibu dan anak. Perubahan perilaku dapat terjadi ketika ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang gizi seimbang dan memahami adanya masalah gizi yang berisiko pada terjadinya stunting pada anak. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dan membuat ibu memahami adanya faktor risiko stunting pada perilaku makannya dan perilaku makan anaknya adalah dengan memberikan konseling gizi. Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi bayi (0-11 bulan) dan anak balita (12-59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, tetapi kondisi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun. Balita dikatakan pendek jika nilai z-score-nya panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari -3SD (severely stunted). Balita stunted akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadi lebih rentan terhadap penyakit, dan di masa depan dapat berisiko menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya, secara luas, stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan. Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi, di antaranya praktik pengasuhan gizi yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta setelah ibu melahirkan. Program kerja Penyuluhan Stunting ini merupakan program kerja yang berfokus pada pemenuhan gizi anak dan peran keluarga. Program kerja ini dicetus atas tingginya kasus stunting yang terjadi di Desa Sengi khususnya Dusun Gowok Pos. Untuk menangani tingginya kasus Sunting di Desa Sengi, kami melakukan upaya salah satunya yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita, karena di Desa ini PMT yang diberikan masih kurang dalam pemenuhan gizinya. Adapun pemberian makanan tambahan yang dilakukan pada program kerja KKN-T dilakukan guna memberikan pengertian pentingnya kandungan gizi yang ada didalam makanan tambahan bagi balita untuk tumbuh kembang, agar makanan tambahan yang diberikan tidak seadanya bahkan dikatakan sangat kurang dari standar makanan tambahan. Pemberian makanan tambahan ini dilakukan agar angka stunting yang terjadi didesa tersebut diharapkan menurun, sehingga balita tersebut dapat menjadi lebih baik lagi dalam tumbuh kembang. Besar harapan saya terhadap program kerja yang saya lakukan di desa tersebut untuk tetap dilanjutkan, agar balita tidak hanya mendapatkan makanan tambahan
berupa snack yang terdapat di toko-toko, tetapi balita tersebut terpenuhi asupan gizinya. Permasalahan yang terjadi ini bisa karena beberapa faktor, yaitu: Kurangnya Pengetahuan Tentang Stunting, Kondisi Gizi dan Pola Makan yang Kurang Seimbang, Ketersediaan makanan yang tidak seimbang atau pola makan yang kurang memadai, Kurangnya Peran Keluarga dalam Pemenuhan Gizi Anak, Keterbatasan Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan, serta Kurangnya Edukasi dan Kesadaran Masyarakat dalam masalah Stunting. B. Tujuan 1. Tujuan umum Masyarakat dapat mengetahui dan memahami mengenai apa itu stunting, tanda dan gelaja serta penyebabnya dan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pencegahan stunting dalam rangka menciptakan generasi muda yang sehat dan berkualitas. 2. Tujuan khusus 1. Meningkatkan pemahaman dan menerapkan perilaku sesuai pengetahuan yang diperoleh dari hasil penyuluhan stunting di Desa Sengi. 2. Mengetahui tindakan pencegahan yang dapat dilakukan sehingga kejadian stunting dapat diminimalisir. 3. Mengetahui
dan
mampu
melakukan
pemeriksaan
perkembangan berupa penimbangan berat badan dan tinggi badan pada balita sehingga dapat mengetahui status gizi balita. 4. Mengetahui asupan nutrisi yang bergizi untuk anak balita. C. Manfaat 1. Bagi Mahasiswa Sebagai
bahan
masukan
kepada
mahasiswa
untuk
lebih
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan serta wawasan
dan menjalin kerjasama dengan kader-kader untuk membantu mengatasi kasus stunting yang ada di desa-desa. 2. Bagi Masyarakat Penyuluhan
ini
dapat
membantu
masyarakat
memahami
pentingnya mengenal bahaya stunting, sehingga masyarakat dapat melakukan penanganan untuk kasus stunting di desa tersebut. 3. Bagi Dinas Kesehatan Sebagai bahan masukan tentang prevalensi Stunting sebagai bahan untuk merencanakan program penanggulangan Stunting di desadesa.
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Permasalahan Gizi Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, angka stunting di Kabupaten Magelang mencapai 28,20 persen. Sedangkan pada data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) yang dilakukan setiap bulan oleh petugas gizi Puskesmas, presentase angka stunting di Kabupaten Magelang mencapai 13,10 persen. Untuk mendukung penurunan angka stunting di Kabupaten Magelang, kita dapat memperbaiki terlebih dahulu sarana, dan prasarana yang ada di Kabupaten
Magelang,
seperti
di
Puskesmas
yaitu
terkait
alat
Ultrasonografi Medis (USG) dan di Posyandu terkait alat antropometri seperti Stadiometer (alat ukur tinggi badan), Infantometer (alat ukur Panjang badan), Pita LIKA dan LILA, Baby Scale dan Timbangan Digital. Dari data yang didapat diketahui kondisi dan situasi serta sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten Magelang antara lain, yang terdiri dari 29 Puskesmas, yang sudah memiliki alat Ultrasonografi Medis (USG) sebanyak 5 Puskemas, dan dari 2.466 Posyandu yang baru memiliki alat antropometri yaitu 618 Posyandu, sehingga masih ada kekurangan alat antropometri untuk 1.848 Posyandu. Tenaga kesehatan di Puskesmas, dengan rincian Dokter sebanyak 70 orang, Bidan 486 orang, Ahli Gizi 46 orang, Kader Posyandu 13.139 Orang. Kasus Stunting menyebar di 21 kecamatan Kabupaten Magelang. Stunting merupakan kasus tertinggi di Kabupaten Magelang yang ditemukan melalui perhitungan berat badan dibagi umur (BB/U). Berdasar perhitungan ini, jika berat badan tidak mencapai 60% sampai 80%, maka termasuk gizi kurang, sedangkan jika 80% sampai 110%, maka termasuk gizi normal dan di atas 110% termasuk obesitas. Kasus gizi buruk yang terjadi di wilayah Kabupaten Magelang kebanyakan disebabkan oleh kondisi anak ketika ditimbang. Menurut hasil
pengamatan saat dilaksanakan penimbangan balita di pos pelayanan terpadu (posyandu), terdapat balita yang sedang sakit sehingga berat badannya turun. Setelah dilakukan pengobatan dan diberi makanan tambahan, balita tersebut membaik kondisinya. Namun, pada bulan berikutnya, kondisi tidak sehat ini mungkin menyerang balita lainnya. Akan tetapi, kasus gizi buruk di wilayah ini tidak sampai pada kejadian busung lapar (marasmus kwashiorkor). 2. Menentukan Prioritas Masalah Prevalensi stunting menurun menjadi 30%. Namun masih berada di atas target nasional sebesar 14%. Kemiskinan di desa masih menjadi tantangan utama dalam percepatan penurunan stunting. Program edukasi dan pemantauan gizi balita oleh kader kesehatan desa terus berlanjut. Namun, partisipasi masyarakat masih rendah. Akses air bersih dan sanitasi sudah diperbaiki, tetapi balita rentan terkena diare pada musim hujan. Tahun 2023 diperkirakan angka stunting akan menurun perlahan mencapai 28% pada akhir tahun. Tingginya angka Stunting di Desa sengi ini menjadi masalah prioritas yang akan kami bahas pada program kerja kami. Jadi, pada kesempatan ini masalah yang akan kami bahas yaitu terkait tingginya kasus Stunting di Desa Sengi. Pada program kerja ini kami bekerja sama dengan bidan desa, kader posyandu, dan karang taruna untuk intervensi stunting yaitu melakukan penyuluhan Stunting, Pemberian Makanan Tambahan (PMT), melanjutkan edukasi pola asuh, gizi seimbang, dan ASI eksklusif bagi orang tua. Membangun sistem pemantauan pertumbuhan balita oleh bidan desa minimal 1 bulan sekali.
PLANNING OF ACTIONS (POA)
DESKRIPSI KEGIATAN
POKOK BAHASAN
SASARA METODE WAKTU N& (TGL & TARGET JAM)
LOKASI
ALAT BANTU & MEDIA
EVALUASI PENANGG UNG JAWAB
Penyuluhan Stunting
Adanya permasalaha n kasus Stunting di Desa Sengi
Masyarak Presentasi at Dusun dan tanya Gowok jawab Pos, Desa Sengi
Dusun Gowok Pos, Desa Sengi, Kab. Magelang, Jawa Tengah
Power point
Kurangnya keaktifan masyarakat saat acara berlangsung
Kamis, 5 Oktober 2023 / 10.00 – 12.00
Brevi Istu Pambudi, S.Gz., M.Gizi.
Evaluasi Kegiatan Pada pelaksanaan kegiatan Penyuluhan Stunting dengan tema Pencegahan Stuntung Melalui Pemenuhan Gizi Anak dan Peran Keluarga terdapat beberapa hambatan dalam pelaksaannya. Hambatan ini akan menjadi evaluasi bagi program kerja kami. Adapun beberapa hambatan antara lain: 1. Kurang tepatnya waktu pelaksanaan acara penyuluhan dikarenakan menunggu kedatangan beberapa kader. Waktu pelaksanaan acara Penyuluhan Stunting terganggu oleh keterlambatan kedatangan beberapa kader yang dijadwalkan untuk menjadi bagian penting dalam acara tersebut. Keterlambatan ini mengakibatkan acara dimulai lebih lambat dari jadwal yang telah ditentukan sebelumnya, menunda proses pembukaan dan penyampaian materi yang telah direncanakan. 2. Suasana yang kurang kondusif saat acara berlangsung dikarenakan program kerja yang bersamaan dengan kegiatan posyandu. Suasana acara yang kurang kondusif terjadi karena adanya tumpang tindih antara program kerja Penyuluhan Stunting dengan kegiatan Posyandu. Karena perhatian para peserta dan pengelola berbagi perhatian dan waktu antara dua kegiatan yang sebenarnya sama-sama penting. 3. Kurangnya partisipasi peserta dalam bertanya. Terlibatnya peserta dalam sesi tanya jawab merupakan aspek penting dalam memperkaya diskusi dan memperluas pemahaman topik yang dibahas. Ketika peserta enggan atau tidak aktif dalam bertanya, hal ini bisa mencerminkan beberapa hal, seperti kurangnya kepercayaan diri, kurangnya pemahaman mengenai materi yang disampaikan, atau bahkan rasa takut untuk bertanya.
Evaluasi Mahasiswa 1. Diharapkan dapat mempersiapkan materi lebih baik lagi dan lebih efisien baik materi maupun waktunya agar masyarakat dapat mudah memahami. 2. Lebih meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengatasi permasalahan gizi di daerah tersebut. 3. Mampu melakukan kerjasama dengan dinas Kesehatan guna menurunkan angka stunting di desa tersebut.
Evaluasi untuk Masyarakt 1. Diharapkan mampu memanfaatkan pangan lokal untuk pemberian makanan tambahan pada balita kasus stunting. 2. Diharapkan mampu meningkatkan kesadaran guna memenuhi asupan kebutuhan anak sesuai dengan permenkes
Evaluasi untuk Dinas Kesehatan 1. Kami berharap agar permasalahan gizi di Kabupaten Magelang dapat teratasi dengan baik. 2. Kami berharap kepada petugas Kesehatan yang ada di wilayah setempat untuk lebih memperhatikan pengetahuan masyarakat terkait permasalahan gizi yang ada.
BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan Sosialisasi mengenai Stunting di Desa Sengi ini merupakan sebuah upaya yang penting dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kasus stunting untuk segera ditangani, dan kegiatan ini juga memiliki dampak positif yang signifikan. Sosialisasi ini membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dan khususnya kami mahasiswa gizi untuk menangani permasalahan stunting. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat di desa ini yang menyebabkan kasus stunting di desa ini sangat tinggi dan belum teratasi. Dengan adanya program kerja ini masyarakat jadi lebih memahami mengenai stunting dan pentingnya menangani kasus stunting agar anakanak dapat tumbuh kembang dengan baik. Serta masyarakat terlebih lagi orang tua menjadi lebih sadar akan pentingnya pemberian makanan yang bergizi seimbang pada anak. B. Saran Penulis menyadari jika laporan diatas masih banyak kekurangan dari segi kegiatan maupun dari penulisan laporan bahkan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis membutuhkan kritik yang bersifat membangun agar penulis mampu memberikan yang terbaik dari segi penulisan maupun kegiatan.