8 3 639 KB
I Putu Ferdy Pratama 2301030017 Sistem Informasi Akuntansi
RESUME MATERI TEKNIK DAN METODOLOGI MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI 1. DEFINISI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI Manajemen Proyek Sistem Informasi pada dasarnya adalah proses mengatur semua informasi yang diperlukan untuk menjalankan sebuah proyek sistem informasi. Ini mencakup pengelolaan sumber daya, waktu, dan koordinasi antar tim agar proyek berjalan sesuai rencana. Dengan manajemen yang baik, semua detail tentang kebutuhan sistem, langkah-langkah pengembangan, dan alur kerja disusun dengan jelas, sehingga memudahkan setiap orang yang terlibat untuk memahami dan menjalankan tugasnya. Manajemen yang terorganisir juga membantu mengurangi risiko, sehingga proyek dapat selesai tepat waktu dan sesuai dengan harapan pengguna.
2. APAKAH PENTING ? Manajemen Proyek Sistem Informasi penting karena membantu memastikan proyek berjalan lancar dan teratur. Dengan kerangka yang jelas, setiap anggota tim tahu tugasnya, dan sumber daya bisa dikelola dengan lebih baik. Ini juga memudahkan Project Manager untuk memantau kemajuan proyek, menemukan masalah lebih awal, dan mengambil tindakan yang tepat agar proyek tetap berjalan sesuai rencana. Tanpa manajemen yang baik, proyek bisa terlambat, menghabiskan lebih banyak biaya, atau bahkan gagal mencapai tujuannya. Intinya, manajemen ini sangat penting untuk menjaga proyek tetap efisien, berkualitas, dan sukses di tengah persaingan bisnis yang ketat.
3. APA SAJA TEKNIK DAN METODOLOGINYA ? Terdapat banyak teknik dan juga metodologi dari Manajemen Proyek Sistem Informasi (MPSI), diantaranya : 1. Metode Waterfall Waterfall merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang lebih dikenal dengan nama Software Development Life Cycle (SDLC). Metode tersebut dinamakan demikian dikarenakan model pengembangannya dapat dianalogikan seperti halnya air terjun, yaitu setiap tahapnya dikerjakan secara berurutan dari atas ke bawah.
2. Metode Agile Metode Agile adalah pendekatan dalam pengembangan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa metode yang menekankan proses yang berulang dan bertahap. Tujuannya adalah untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan selama proyek berlangsung. Dengan metode ini, pengembangan dilakukan dalam siklus-siklus kecil, memungkinkan tim untuk terus memperbaiki dan menyempurnakan perangkat lunak berdasarkan umpan balik yang didapat di setiap tahap. Ini membantu memastikan bahwa produk akhir lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna dan dapat dikembangkan lebih cepat dan fleksibel.
3. Scrum Scrum adalah kerangka kerja yang digunakan dalam metode Agile untuk menyelesaikan pekerjaan secara efisien. Scrum menerapkan prinsip-prinsip utama Agile dan menyediakan metode yang membantu memfasilitasi jalannya sebuah proyek dengan lebih terstruktur. Dalam Scrum, ada pembagian peran, sprint, dan pertemuan rutin yang semuanya dirancang untuk memastikan tim tetap fokus pada tujuan proyek. Namun, perlu diingat bahwa Agile adalah konsep yang lebih luas, dan Scrum hanyalah salah satu
pendekatannya. Jadi, meskipun Scrum mengadopsi prinsip Agile, tidak semua yang berlandaskan Agile menggunakan Scrum.
4. Kanban Metode Kanban adalah kerangka kerja manajemen proyek yang berfokus pada visualisasi untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan alur kerja. Menggunakan papan Kanban, tim dapat memantau progres pekerjaan secara visual melalui kolom-kolom yang mewakili setiap tahap proses, seperti "To Do," "In Progress," dan "Completed." Tujuan dari metode ini adalah untuk mengurangi hambatan dalam alur kerja dan memastikan bahwa tugas-tugas diselesaikan secara bertahap dan tepat waktu. Kanban memungkinkan tim untuk melihat pekerjaan yang sedang berlangsung, mengidentifikasi kemacetan, dan menyesuaikan kapasitas kerja agar proyek berjalan lebih lancar.
KESIMPULAN Manajemen Proyek Sistem Informasi Akuntansi merupakan proses yang krusial untuk memastikan proyek sistem informasi dapat berjalan dengan lancar dan
efisien. Dengan menggunakan kerangka kerja seperti Agile, Scrum, dan Kanban, tim dapat mengorganisasi, memantau, dan mengendalikan setiap tahap proyek secara efektif. Agile memberikan pendekatan fleksibel dengan iterasi berulang, sementara Scrum menyediakan struktur yang jelas dengan peran dan siklus kerja yang terorganisir. Kanban, di sisi lain, memanfaatkan visualisasi untuk mengoptimalkan alur kerja dan mengidentifikasi potensi masalah. Semua metode ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko, dan memastikan bahwa proyek sistem informasi akuntansi mencapai tujuan yang diharapkan, dengan penekanan pada adaptasi dan perbaikan berkelanjutan.