16 0 5 MB
SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN
………………………………………….. i ………………………………………….. ii ………………………………………….. iii ………………………………………….. v ………………………………………….. vii
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Dasar Hukum
………………………………………….. ………………………………………….. ………………………………………….. …………………………………………..
BAB II Gambaran Umum 2.1 Visi dan Misi 2.2 Administrasi dan Geografis 2.3 Kependudukan 2.4 Sosial Ekonomi
………………………………………….. 4 ………………………………………….. 4 ………………………………………….. 5 ………………………………………….. 8 ………………………………………….. 14
BAB III SARANA KESEHATAN 3.1 Fasilitas Peayanan Kesehatan 3.2 Posyandu Aktif
………………………………………….. 16 ………………………………………….. 16 ………………………………………….. 17
BAB IV SUMBER DAYA KESEHATAN 4.1 TENAGA KESEHATAN 4.1.1 Persebaran Tenaga Kesehatan 4.1.2 Rasio Dokter Spesialis dan Rumah Sakit 4.1.3 Rasio Dokter dan Puskesmas
………………………………………….. ………………………………………….. ………………………………………….. ………………………………………….. …………………………………………..
BAB V PEMBIAYAAN KESEHATAN
………………………………………….. 23
BAB VI KESEHATAN KELUARGA 6.1 Kesehatan Ibu Hamil 6.2 Status Gizi 6.3 Situasi Derajat Kesehatan
………………………………………. ………………………………………….. ………………………………………….. ……………………………………….
25 25 28 29
BAB VII PENGENDALIAN PENYAKIT 7.1 ANGKA KESAKITAN 7.1.1 Angka Kesakitan Tuberkulosis 7.1.2 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue 7.1.3 Angka Kesakitan Diare 7.1.4 Angka Kesakitan Pneumonia 7.1.5 Angka Kesakitan HIV/AIDS 10 Penyakit terbanyak Kunjungan Puskesmas
………………………………………….. ………………………………………….. ………………………………………….. ………………………………………. ………………………………………….. ………………………………………….. ………………………………………… ……………………………………… ……………………………………….
33 34 34 35
iii
1 1 2 2
20 19 20 22 22
38 40 41 43
44
BAB VIII KESEHATAN LINGKUNGAN 8.1 Tempat-tempat Umum 8.2 Pemantauan kualitas air minum 8.3 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 8.4 Tempat Pengolahan Makanan 8.5 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
………………………………………….. …………………………………………. ………………………………………… …………………………………………. …………………………………………. ……………………………………….
BAB IX KESIMPULAN
…………………………………………. 50
iv
44 44 45 46 47 48
DAFTAR GAMBAR PROPORSI PERSEBARAN PENDUDUK BERDASARKAN KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2017 SEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
10 22
JUMLAH ANGGARAN KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2018
23
JUMLAH IBU HAMIL, CAKUPAN K1 DAN K4 MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
26
JUMLAH IBU BERSALIN DAN JUMLAH PERSALINAN DITOLONG NAKES MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
27
JUMLAH BALITA DITIMBANG, BALITA GIZI KURANG, BALITA PENDEK DAN BALITA KURUS MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
29
PROPORSI KASUS TB DEWASA DAN ANAK KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
34
PROPORSI KASUS HIV MENURUT KELOMPOK UMUR KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
36
IR KASUS DBD PER KECAMATAN WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN GRAFIK KASUS DBD TAHUN 2018 BERDASARKAN GOLONGAN UMUR WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN PERKIRAAN KASUS DAN CAKUPAN LAYANAN DIARE WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN GRAFIK PNEUMONIA PER PUSKESMAS TAHUN 2018 WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN GRAFIK PNEUMONIA BALITA PERBULAN TAHUN 2017 DIBANDINGKAN TAHUN 2018 PER PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN JUMLAH KASUS HIV MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 PROPORSI KASUS HIV MENURUT KELOMPOK UMUR KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 10 PENYAKIT TERBANYAK DI PUSKESMAS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 JUMLAH KUNJUNGAN PUSKESMAS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
v
37 38 39 40 41 42 43 43 44
DAFTAR TABEL TABEL 2.1
LUAS WILAYAH, JUMLAH KELURAHAN, RUKUN WARGA, RUKUN TETANGGA MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
8
TABEL 2.2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
9
TABEL 2.3
KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 DATA DASAR PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN, TAHUN 2018 KETENAGAKERJAAN MENURUT JENIS KELAMIN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN 2018
TABEL 2.4 TABEL 2.5 TABEL 2.6 TABEL 3.1 TABEL 3.2 TABEL 4.1 TABEL 5.1 TABEL 6.1 TABEL 8.1 TABEL 8.2 TABEL 8.3 TABEL 8.4 TABEL 8.5 TABEL 8.6
JUMLAH FASILITAS KESEHATAN DI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 JUMLAH POSYANDU BERDASARKAN KRITERIA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 SEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
JUMLAH PESERTA BPJS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2017 JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 HASIL PEMBINAAN SARANA PENDIDIKAN (SD dan SMP/Sederajat) KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
HASIL PEMBINAAN SARANA KESEHATAN (PUSKESMAS) KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 HASIL PEMANTAUAN KUALITAS AIR MINUM KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 DATA KECAMATAN YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 HASIL PEMBINAAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 JUMLAH RUMAH TANGGA YANG DIPANTAU DAN BER-PHBS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
vi
11 12 13 15 16 18 21 24 31 44 45 45 47 48 49
BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Arah kebijakan Kementrian Kesehatan mengacu pada 3 hal penting yaitu: penguatan pelayanan kesehatan primer (primary health care), penerapan pendekatan berkelanjutan pelayanan (continuum of care), dan intervensi berbasis resiko kesehatan. Pelaksanaan Rencana Strategis dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 20152019
adalah
pembangunan
Kesehatan
dilaksanakan
melalui
peningkatan: 1) Upaya Kesehatan; 2) Pembiayaan Kesehatan 3); Sumber Daya Manusia Kesehatan; 4) Manajemen dan Informasi Kesehatan; dan 5) Pemberdayaan Masyarakat. Rencana Strategis Pembangunan Nasional Bidang Kesehatan tersebut sejalan dengan tujuan program pengelolaan data dan informasi kesehatan yaitu meningkatkan sistem informasi kesehatan. Dalam
rangka
peningkatan
kebijakan
dan
manajemen
pembangunan kesehatan maka perlu adanya informasi kesehatan yang akurat, tepat waktu dan lengkap sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan dalam pengolahan pembangunan kesehatan, serta menyediakan informasi untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan. Profil kesehatan merupakan salah satu bentuk dokumen informasi kesehatan yang dapat menjadi acuan perencanaan dari program kesehatan. Selain itu Profil Kesehatan dapat juga dijadikan alat untuk memantau dan menilai pencapaian atau cakupan kegiatan pembangunan di bidang kesehatan yang telah dilaksanakan, dan dapat juga menjadi indikator derajat kesehatan masyarakat. Profil Kesehatan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan Tahun 2018 merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data kesehatan periode data Januari sampai dengan Desember 2018. Ruang lingkup data dan jenis informasi yang dikumpulkan dalam penyusunan Profil Kesehatan Kota Administrasi Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
1
Jakarta Selatan yaitu: data umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial ekonomi, data derajat kesehatan yang berupa data agregat, meliputi data kematian, data kesakitan, dan data status gizi. Data upaya kesehatan yang terdiri atas pelayanan kesehatan, perilaku hidup sehat dan keadaan lingkungan. Data sumber daya kesehatan, antara lain data obat dan pembekalan kesehatan, data rumah sakit, Puskesmas, UKBM, dan pembiayaan kesehatan. 1.2 TUJUAN Tujuan umum disusunnya Profil Kesehatan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan ini adalah diperolehnya gambaran tentang upaya pembangunan kesehatan di Kota Administrasi Jakarta Selatan. Tujuan khususnya adalah diperolehnya gambaran tentang derajat kesehatan masyarakat, situasi lingkungan kesehatan, upaya kesehatan, dan situasi sumber daya kesehatandi wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan. 1.3 Dasar Hukum 1. Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1144/Menkes/PER/VIII/2010 tanggal 19 Agustus 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan; 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.03.01.160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014; 4. Keputusan Menteri Kesehatan RI NO. 837/MENKES/VII/2007 tentang Pengembangan SIKNAS Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional. 5. Instruksi Presiden RI Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. 6. Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan.
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
2
7. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Nomor 06 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan data gender dan anak. 8. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 119/PMK.02/2009 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2010. 9.
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 104/PMK.02/2010 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2011.
10. Kesepakatan bersama (Nomor 07 /MEN.PP&PA/5 /2010 Nomor 593 /MENKES/SKB/V/2010) antara Menteri PP dan PA dengan Menteri Kesehatan tentang pelaksanaan pengarusutamaan gender di bidang kesehatan. 11. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor
278 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan 12. PP No 46 Tahun 2014 tentang Sistem Infomasi Kesehatan
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
3
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1
VISI DAN MISI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN
2.1.1 Visi “Jakarta Selatan Kota Berbudaya Sehat Yang Warganya Terlibat Dalam Mewujudkan Kesehatan Bagi Semua Tahun 2022” Visi tersebut bermakna terwujudnya Jakarta Selatan : a. Dihuni oleh penduduk yang memiliki kesadaran dan kemandirian budayahidup sehat b. Mempunyai akses pelayanan perorangan dan masyarakat; c. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan untuk seluruh warga; d. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular serta Penyakit Tidak Menular; e. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat melalui Keluarga Sehat; f. Meningkatnya kualitas dan respon time pelayanan kesehatan gawat darurat dan bencana; h. Terwujudnya Sumber Daya Kesehatan sesuai standar. 2.1.2 Misi a. Menyelenggarakan pembangunan kesehatan dengan kaidah-kaidah “GoodGovernance”; b. Meningkatkan
pelayanan
kesehatan
perorangan,
kesehatan
masyarakat dan kegawatdaruratan kesehatan dengan prinsip pelayanan kesehatan prima dan bermutu; c. Mencegah dan Mengendalikan masalah Gizi, Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular, dan penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan; d. Meningkatkan Keluarga Sehat dengan pemberdayaan Masyarakat, Promosi Kesehatan, Gizi Seimbang, Kesehatan Keluarga, serta kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga;
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
4
e. Menyelenggarakan manajemen administrasi sesuai standar; f. Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan sesuai standar kompetensi; g. Meningkatkan Kualitas Sarana Farmasi, Alat Kesehatan, dan IRTP; h. Menggalang kemitraan dengan berbagai sektor & seluruh potensi yang ada di masyarakat. 2.1.3 Kebijakan Mutu “Suku
Dinas
Kesehatan
bertekad
melaksanakan
pembinaan,
pengawasan, dan pengendalian secara profesional agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan perbaikan secara
berkesinambungan
demi
tercapainya
derajat
kesehatan
masyarakat yang optimal” 2.2
ADMINISTRASI DAN GEOGRAFI Kota Administrasi Jakarta Selatan secara astronomis terletak pada106˚45’0,00” Bujur Timur (BT) dan 6˚15’40,8” Lintang Selatan (LS). Luas wilayah sesuai dengan SK Gubernur DKI Nomor 171 tahun 2007 adalah 145,73 Km² atau 22,41% dari luas Provinsi DKI Jakarta. Kota Administrasi Jakarta Selatan terbagi 10 Kecamatan dan 65 Kelurahan. Jumlah kecamatan dan kelurahan yang ada di Jakarta Selatan merupakan yang terbanyak di DKI Jakarta bersama Jakarta Timur.
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
5
Batas-batas wilayah Jakarta Selatan adalah :
• Batas Timur
: Kali Ciliwung Kota Administrasi Jakarta Timur
• Batas Barat
: Kecamatan Ciputat dan Ciledug Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten
•
Batas Utara
: Banjir Kanal, Jalan Jenderal Sudirman Kecamatan Tanah Abang (Kota Administrasi Jakarta Pusat), Jalan Kebayoran Lama dan Kebon Jeruk (Kota Administrasi Jakarta Barat)
•
Batas Selatan
: Kotamadya Depok, Provinsi Jawa Barat
Topografi wilayah Jakarta Selatan pada umumnya dapat dikategorikan sebagai daerah perbukitan rendah dengan tingkat kemiringan 0,25%. Ketinggian tanah rata-rata mencapai 26,2 meter di atas permukaan laut. Pada wilayah bagian selatan, banjir kanal relatif merupakan daerah perbukitan jika dibandingkan dengan wilayah bagian utara. Jakarta Selatan beriklim panas dengan suhu rata-rata 27,60c dengan tingkat kelembaban rata-rata 81% dan curah hujan rata-rata 13,91 mm.
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
6
Jakarta Selatan merupakan daerah pemukiman. Masih banyak ditemukan perkampungan alami yang terdiri dari mayoritas komunitas budaya asli Betawi. Dengan kondisi lingkungan yang hijau, teduh, dan tenang, menjadikan wilayah ini sebagai pilihan golongan ekonomi atas dan warga asing untuk bermukim. Hal ini terlihat dari munculnya pemukiman golongan ini di berbagai bagian wilayah Jakarta Selatan, seperti Setiabudi, Pondok Indah, Permata Hijau, Kebayoran Baru dan Kemang. Jakarta Selatan merupakan daerah penyangga/daerah resapan air bagi Provinsi DKI Jakarta. Setu Babakan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengemban tugas penyangga air. Wilayah masing-masing kecamatan berikut jumlah kelurahan, jumlah rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT) tampak dalam tabel berikut:
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
7
TABEL 2.1 LUAS WILAYAH, JUMLAH KELURAHAN, RUKUN WARGA, RUKUN TETANGGA MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
NO
KECAMATAN
LUAS (Km2)
KELURAHAN
RW RT
1
Cilandak
18,20
5
46
476
2
Jagakarsa
25,38
6
54
546
3
Kebayoran Baru
12,91
10
74
657
4
Kebayoran Lama
19,31
6
80
860
5
Mampang Prapatan
7,74
5
38
411
6
Pancoran
8,23
6
43
481
7
Pasar Minggu
21,91
7
65
725
8
Pesanggrahan
13,47
5
51
528
9
Setiabudi
9.05
8
62
516
10
Tebet
9,53
7
82
940
145,73
65
577
6.101
JAKARTA SELATAN
Sumber : Dukcapil Kota Adm Jakarta Selatan tahun 2017
2.3
KEPENDUDUKAN Jumlah penduduk Jakarta Selatan terus mengalami peningkatan. Pada tahun 1990 penduduk Jakarta Selatan sebesar 1,9 juta jiwa dan meningkat dalam kurun waktu sepuluh tahun menjadi 2 juta jiwa (Sensus Penduduk Tahun 2010). Berdasarkan Estimasi Penduduk Menurut Umur Tunggal dan Jenis Kelamin Menurut Kab/Kota Tahun 2018 yang dikeluarkan oleh BPS Provinsi DKI jumlah penduduk Jakarta Selatan adalah sebesar 2.246.137 jiwa, jika dibandingkan data jumlah penduduk BPS tahun 2017 mengalami peningkatan sekitar 0,6%. Persebaran penduduk Jakarta Selatan relatif tidak merata. Kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi adalah Kecamatan Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
8
Pasar Minggu sebesar 306.853 jiwa (14%). Sedangkan Kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Setiabudi dengan jumlah penduduk 135.519 jiwa atau hanya sekitar 6% dari total penduduk Jakarta Selatan. Proporsi jumlah penduduk di tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut:
No
TABEL 2.2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1
Cilandak
101,714
102,145
203,859
2
Jagakarsa
135,174
129,439
264,613
3
Kebayoran Baru
85,664
89,618
175,282
4
Kebayoran Lama
161,189
161,617
322,806
5
Mampang Prapatan
84,775
81,303
166,078
6
Pancoran
86,096
85,063
171,159
7
Pasar Minggu
154,668
152,185
306,853
8
Pesanggrahan
115,964
114,909
230,873
9
Setiabudi
67,540
67,979
135,519
10
Tebet
130,520
138,575
269,095
1,123,304
1,122,833
2,246,137
Jakarta Selatan Sumber : Statistik DKI Jakarta tahun 2018
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
9
GAMBAR 2.1 PROPORSI PERSEBARAN PENDUDUK BERDASARKAN KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
Sumber : Statistik DKI Jakarta tahun 2018
Kepadatan
penduduk
Jakarta
Selatan
meningkat
setiap
tahunnya. Dengan luas wilayah 145,73 Km² (sekitar 22 persen dari luas Provinsi DKI Jakarta), kepadatan penduduk Jakarta Selatan menduduki peringkat tiga jika dibandingkan dengan kepadatan penduduk di kota/kabupaten lain di Provinsi DKI Jakarta. Tahun 2018 rata-rata kepadatan penduduk Jakarta Selatan sebesar 15.255 jiwa per Km².
TABEL 2.3 Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
10
KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 No
Kecamatan
Luas
Jumlah
(Km2) Penduduk
Jumlah
Rata-rata
Kepadatan
1
Cilandak
18,20
203,859
Rumah Tangga 38434
2
Jagakarsa
25,38
264,613
86.378
4,20
14297,32
3
Kebayoran Baru
12,91
175,282
50056
2,97
11531,53
4
Kebayoran Lama
19,31
322,806
49912
6,19
16009,89
5
Mampang Prapatan
7,74
166,078
54.709
2,76
19516,28
6
Pancoran
8,23
171,159
40.678
3,81
18813,12
7
Pasar Minggu
21,91
306,853
95.971
3,16
13841,90
8
Pesanggrahan
13,47
230,873
71.581
3,12
16596,14
9
Setiabudi
9,05
135,519
23.250
5,98
15367,96
9,53
269,095
65.209
3,51
24025,92
576.178
3,86
15.255
10 Tebet JAKARTA SELATAN
145,73 2.246.137
Jiwa/Rumah Penduduk Tangga (jiwa/Km²) 5,24 11066,92
Sumber : Statistik DKI Jakarta tahun 2018
TABEL 2.4 Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
11
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATANTAHUN 2018 No
Kelompok Umur (Tahun)
1
0– 4
102.799
100.315
2
5– 9
93.249
88.997
3
10 – 14
81.166
80.150
4
15 – 19
78.401
82.168
5
20 – 24
119.433
119.374
6
25 – 29
130.800
136.584
7
30 – 34
125.502
119.893
8
35 – 39
110.200
104.967
9
40 – 44
86.218
82.875
10
45 – 49
54.678
56.138
11
50 – 54
38.795
40.744
12
55 – 59
24.864
24.069
13
60 – 64
27.232
34.505
14
65 – 69
44.674
43.824
15
75+
11.277
13.769
1.123.304
1.122.833
JUMLAH
Laki-laki
Angka Beban Tanggungan (%)
Perempuan
40
Sumber : Statistik DKI Jakarta tahun 2018
Tabel 2.4 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk usia produktif (usia 15 sampai dengan 64 tahun) sebesar 70,92% dari jumlah penduduk Jakarta Selatan. Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Jakarta Selatan sebesar 40%. Program pembangunan di bidang kesehatan didasarkan pada dinamika kependudukan. Pada tabel 2.5 dapat dilihat data dasar penduduk Administrasi
sasaran Jakarta
program
pembangunan
Selatan
Tahun
2018.
kesehatan Sasaran
Kota
program
pembangunan kesehatan sesuai dengan karakteristik kelompok umur tertentu atau didasarkan pada kondisi siklus kehidupan yang terjadi. Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
12
TABEL 2.5 DATA DASAR PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN, TAHUN 2018
No
Penduduk Sasaran Program
Kelompok Umur/Formula
Jakarta Selatan Laki-laki
Perempuan
0 Tahun
18,231
18.701
0 - 1 Tahun
37,021
37.839
0 – 2 Tahun
56,301
57.387
BALITA
0 – 4 Tahun
96,154
97.634
5
ANAK BALITA
1 – 4 Tahun
77,923
78.933
6
ANAK PRASEKOLAH
5 – 6 Tahun
40,806
37.121
7
ANAK KELAS I SD
7 Tahun
20,456
17.067
8
ANAK KELAS VI SD
12 Tahun
16,893
15.365
9
ANAK SEKOLAH (SD)
7 – 12 Tahun
110,160
95.963
10
USIA REMAJA
10 – 18 Tahun
144,205
137.289
11
WANITA USIA SUBUR (WUS)
15 – 49 Tahun
12
USIA PRODUKTIF
15 – 64 Tahun
782.158
782.508
13
PRA USIA LANJUT
45 – 59 Tahun
116.349
118.252
14
USIA LANJUT
>=60 Tahun
73.363
78.537
15
USIA LANJUT RESIKO TINGGI
>70 Tahun
21.478
24.858
16
BAYI (LAHIR HIDUP)
17
1
BAYI
2
BADUTA
3
BATITA
4
643,547
CBR x Penduduk
37,032
IBU HAMIL
1,1 x CBR x Penduduk
40,735
18
IBU BERSALIN
1,05 x CBR x Penduduk
38,884
19
IBU NIFAS
1,05 x CBR x Penduduk
38,884
20
IBU MENYUSUI
≈ BAYI (lahir hidup)
37,032
JUMLAH POPULASI PENDUDUK
2.246.137
Sumber : Statistik DKI Jakarta tahun 2018
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
13
2.4
SOSIAL EKONOMI Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dibuat berdasarkan empat indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan kemampuan daya beli. Indikator angka harapan hidup mereprensentasikan dimensi umur panjang dan sehat (kesehatan). Selanjutnya indikator melek huruf dan rata-rata lama sekolah mencerminkan output dari dimensi pengetahuan (penduduk). Adapun indikator kemampuan daya beli digunakan untuk mengukur dimensi hidup layak (ekonomi). Salah satu indikator IPM adalah angka melek huruf, angka melek huruf merupakan tolak ukur penting dalam mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia di suatu daerah, secara umum Angka Melek Huruf penduduk usia 10 tahun ke atas di DKI Jakarta pada periode 2014-2017 mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 hampir seluruh penduduk DKI Jakarta usia 10 tahun keatas dapat membaca dan menulis yaitu sekitar 99,83 persen. Angka ini meningkat dari tahun 2016, yaitu sebesar 99,21 persen (Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta 2017).
2.5
KETENAGAKERJAAN Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah indikator untuk mengukur besarnya jumlah angkatan kerja dibandingkan penduduk usia kerja. Pada tabel 2.10 terlihat bahwa jumlah angkatan kerja di Jakarta Selatan cukup besar yaitu 896.806 orang tabel 2.10 menggambarkan bahwa dari 869.806 orang angkatan kerja di Jakarta selatan yang berstatus bekerja sebesar 863.228 orang (99,24%), ini menunjukan bahwa penyerapan angka kerja di Jakarta Selatan cukup tinggi yakni hampir 100 persen. Juka dilihat menurut jenis kelamin, angkatan kerja laki-laki yang masuk dalam angka penyerapan angkatan kerja laki-laki yang masuk dalam angka penyerapan angkatan kerja laki-laki (99,44
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
14
persen) sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan angkatan kerja perempuan (98,80 persen). TABEL 2.6 KETENAGAKERJAAN MENURUT JENIS KELAMIN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN 2018 Angkatan Penyerapan Angkatan Kerja (Employment Rate)
Angkatan Kerja Yang Berkerja Angkatan Kerja Laki-Laki
Kota/Kab
Jakarta Selatan
Perempuan
L+P
L
P
L+P
n
%
n
%
n
%
L
P
L+P
606.681
262.975
869.806
603.418
20,93
259.810
23,08
863.228
21.54
99,44
98,80
99,24
Sumber : Profil Dukcapil kota addmnistrasi Jakarta Selatan 2017
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
15
BAB III SARANA KESEHATAN
3.1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah salah satunya dipengaruhi oleh keberadaan sarana kesehatan. Berdasarkan Undangundang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah dan/atau
masayarakat. Fasilitas kesehatan
yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan yang meliputi Puskesmas dan Rumah Sakit dan sarana kefarmasian dan alat kesehatan Tabel 3.1: Jumlah Fasilitas Kesehatan Di Jakarta Selatan Tahun 2018 NO
FASILITAS KESEHATAN
JUMLAH
RUMAH SAKIT 1 RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT KHUSUS 2
50 1
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 3 4 SARANA 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
78 3
PUSKESMAS NON RAW AT INAP PUSKESMAS KELILING PELAYANAN LAIN KLINIK PRATAMA KLINIK UTAMA PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN BANK DARAH RUMAH SAKIT UNIT TRANSFUSI DARAH INDUSTRI FARMASI INDUSTRI OBAT TRADISIONAL USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL PRODUKSI ALAT KESEHATAN PEDAGANG BESAR FARMASI APOTEK APOTEK PRB TOKO OBAT TOKO ALKES
345 161 69 138 53 1 1 3 0 0 34 3 404 11 49 5
Sumber : seksi yankes Sudinkes Jakarta Selatan, 2018
Dibanding tahun 2017 jumlah Rumah Sakit di Jakarta Selatan tidak mengalami peningkatan yaitu dari 51 Rumah Sakit dengan rincian 38 Rumah Sakit Umum dan 13 rumah Sakit Khusus. Jumlah Puskesmas Kecamatan berada pada posisi tetap yaitu 1 (satu) Puskesmas per Kecamatan,
namun
jumlah
Puskesmas
Kelurahan
mengalami
perubahan lokasi dikarenakan beberapa Puskesmas berubah status menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D. Pembangunan Rumah Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
16
Sakit Umum Daerah Kelas D di wilayah Jakarta Selatan dimaksudkan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan rujukan pasien dari Puskesmas yang lebih dekat dan cepat, sebelum pasien dirujuk ke Rumah Sakit Kelas C atau B. Selain fasilitas Rumah sakit dan Puskesmas di Jakarta Selatan ketersediaan Farmasi atau apotik mengalami peningkatan,hal tersebut cukup bermakna dalam memberikan pelayanan kesehatan kuratif. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat selain upaya promotif dan preventif, diperlukan juga upaya kuratif dan rehabilitatif. Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumah sakit yang berfungsi sebagai penyedia layanan rujukan.
Berdasarkan
Peraturan
147/Menkes/PER/I/2010
tentang
Menteri Perizinan
Kesehatan
Nomor
Rumah
Sakit
mengelompokan rumah sakit berdasarkan kepemilikan, yaitu rumah sakit publik dan privat. Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dikelola pemerintah, pemerintah daerah dan badan hukum bersifat nirlaba, sedangkan rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero. Meningkatnya fasilitas kesehatan di Jakarta Selatan dikarenakan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan meningkat tinggi, hal ini menuntut pemerintah untuk menyediakan fasilitas dan sarana kesehatan yang memadai dan berkualitas. 3.2
Posyandu Aktif Jenis UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Masyarakat) yang paling memasyarakat adalah Posyandu dengan kegiatan 5 program prioritasnya yaitu perbaikan gizi, imunisasi, penanganan diare, KIA, dan KB. Pelaksanaan kegiatan Posyandu dilaksanakan 1 kali dalam sebulan dikelola oleh kader dan salah satu pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan kesehatan yang ditangani oleh petugas Puskesmas atau tenaga kesehatan.
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
17
TABEL 3.2 JUMLAH POSYANDU BERDASARKAN KRITERIA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 POSYANDU
KECAMATAN PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
0
0 0 0
2 0 5
90 129 88
92 129 93
0
0
0
126
126
4 0 0 6 0 0 10
0 0 80 32 5 13 137
108 183 101 85 70 118 1,098
112 183 181 123 75 131 1,245
Cilandak Jagakarsa Kebayoran Baru Kebayoran Lama Mp. Prapatan
0 0
Pancoran Pasar Minggu
0 0
Pesanggrahan Setiabudi Tebet Jakarta Selatan
0 0 0
0
0
AKTIF (PURNAMA+ MANDIRI)
JUMLAH POSBINDU PTM
100% 100%
33 46
100%
16
100%
31
100%
100% 100% 100%
27 41 35 30 13 18
100%
290
100% 100%
Jumlah posyandu di seluruh wilayah Jakarta Selatan pada tahun 2018 sebanyak 1.245 posyandu aktif,
tahun 2017 sebanyak 1.230
posyandu, sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 1,227 posyandu, terlihat trend peningkatan posyandu dalam periode 2016 - 2018. tahun 2018 Pancoran sebagai wilayah dengan jumlah posyandu terbanyak yaitu 183 posyandu. Persentase posyandu aktif atau posyandu dengan strata purnama dan mandiri se Jakarta Selatan tahun 2017 dan 2018 sebesar 100% meningkat dibandingkan tahun 2016. Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dlm kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor resiko Penyakit Tidak Menular secara mandiri dan berkesinambungan. Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
yang
selanjutnya
berkembang menjadi Upaya
Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM) pada tahun 2018 jumlah posbindu
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
18
PTM di Jakarta Selatan adalah 290 jumlah tersebut meningkat 30 persen jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang berjumlah 202 posbindu PTM.
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
19
BAB IV SUMBER DAYA KESEHATAN 4.1
TENAGA KESEHATAN Menurut PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2018Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.Peningkatan mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. 4.1.1 Persebaran Tenaga Kesehatan Sumber daya manusia kesehatan (SDMK) mempunyai peranan yang penting dalam upaya pencapaian derajat kesehatan melalui upaya pelayanan kesehatan atau program yang berada di tingkat Puskesmas, Rumah Sakit, Suku Dinas Kesehatan dan Dinas Kesehatan. Selain sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan yang baik sangat dibutuhkan kompetensi tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan kesehatan seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2014. Tenaga di bidang kesehatan terdiri dari tenaga kesehatan dan asisten tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan dikelompokan menjadi beberapa rumpun dan sub rumpun seperti tenaga medis, keperawatan, kebidanan, kesehatan lingkungan, apoteker, gizi, keterapian fisik, kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya, ada 14 rumpun kesehatan petugas yang bertugas di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Seiring meningkatnya fasilitas sarana dan prasarana kesehatan meliputi Puskesmas, Klinik, balai Pengobatan, Rumah Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
20
Sakit Umum daerah, Pemerintah dan Swasta, maka dibutuhkan pula Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan guna menunjang operasional pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
Selain
kompetensi
jumlah
petugas
juga
petugas harus
kesehatan
kualitas
ditingkatkan
agar
dan dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dan bermutu. Total jumlah untuk tujuh jenis tenaga kesehatan di Puskesmas wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan sebanyak 1.772 orang sedangkan pada rumah sakit berjumlah 9.754 tenaga kesehatan seperti terlihat pada tabel di bawah ini TABEL 4.1 SEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 TENAGA KESEHATAN NO
1 2
UNIT KERJA
PUSKESMAS RUMAH SAKIT JUMLAH
NO
UNIT KERJA
1 2
PUSKESMAS RUMAH SAKIT JUMLAH
MEDIS
PERAWAT & BIDAN
FARMASI
GIZI
JML 475
% 4,1
JML 840
% 7,5
JML 177
% 1,1
JML 79
% 0,6
3188
27,6
4899
42.3
585
5,0
79
0,6
3663
31,8
5739
49,8
743
6,8
158
1,3
TEKNISI MEDIS JML % 139 1,2 878 7.6 1017 8,8
TENAGA KESEHATAN SANITASI KESMAS JML % JML % 67 0,5 12 0,1 16 0,1 109 0.9 83 0,7 121 1,0
TOTAL JUMLAH 1.772 9.754 11.526
Sumber: SDK sudinkes Jakarta selatan
Dari tabeldiatas diketahuiSebaran tenaga kesehatan di Kota Administrasi Jakarta Selatan sebagian besar ada di unit kerja Rumah Sakit yaitu sebanyak 84,6 persen dari total tenaga kesehatan. tenaga kesehatan perawat menempati persentase tertinggi dibanding jenis tenaga kesehatan lainnya yaitu sebesar 49,8 % (persen) dan tenaga
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
21
% 15.4 84.6 100
medis mencapai 31,8 % ( persen), dan prosentase terendah tenaga kesehatan yaitu rumpun tenaga sanitasi sebesar 0,7 % (persen). GAMBAR 4.1 SEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 rumah sakit medis
gizi tek. Medis sanitasi kesmas
4.1.2
27.6
4.1
perawat&bidan farmasi
puskesmas
42.3
7.5 1.1 0.6 0.6 1.2 0.1 0.5 0.9 0.1
5
7.6
Rasio Dokter Spesialis Dan Rumah Sakit Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan serta makin bervariasinya jenis penyakit maka kebutuhan akan dokter spesialis juga meningkat. Dari data yang berhasil dikumpulkan diketahui jumlah dokter spesialis di Rumah Sakit sebanyak 1443. Jumlah Rumah Sakit di Kota Administrasi Jakarta Selatan pada tahun yang sama sebanyak 51 rumah sakit, dengan demikian rasio Dokter Spesialis dan Rumah Sakit adalah sebesar 1 : 35
4.1.3 Rasio Dokter Dan Puskesmas Seluruh Puskesmas di Kota Administrasi Jakarta Selatan telah memiliki Dokter. Sampai dengan tahun 2018 jumlah Puskesmas di Kota Administrasi Jakarta Selatan sebanyak 78 Puskesmas terdiri dari 10 Puskesmas Kecamatan dan 68 Puskesmas Kelurahan. Tenaga dokter Puskesmas di Kota Administrasi Jakarta Selatan tercatat 475 orang, dengan demikian rasio Dokter dan Puskesmas di Kota Administrasi Jakarta Selatan tahun 2018 sebesar 1 : 6. Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
22
BAB V PEMBIAYAAN KESEHATAN Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus dikeluarkan untukmenyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat (Azrul A, 1996) GAMBAR 5.1 JUMLAH ANGGARAN KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2018
anggaran 66,795,694,723
2014
40,442,883,893
2015
5,323,625,379
8,121,313,435
2016
2017
7,832,915,650
2018
anggaran
Dari gambar 5.3 terlihat anggaran tahun 2018 menurun dikarenakan sudah tidak ada lagi pembiayaan untuk pembayaran hutang.
Di
tahun
2018
Anggaran
Sudin
Kesehatan
Sebesar
Rp.7.832.915.650, dimana sekitar Rp. 3.024.504.500,- merupakan anggaran yang dialokasikan untuk DAK (Dana Alokasi Khusus) dibidang Kesehatan dana tersebut dipergunakan untuk Persiapan Akreditasi Puskesmas dan Survey Akreditasi Puskesmas. Sedangkan sebesar Rp. 4.808.411.150
merupakan
anggaran
yang
dialokasikan
untuk
membiayai Program dan Kegiatan Sudin Kesehatan Jaksel.
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
23
TABEL 5.1 JUMLAH PESERTA BPJS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 NO
JENIS KEPESERTAAN
1
2
PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) 1 PBI APBN 2 PBI APBD SUB JUMLAH PBI NON PBI 1 Pekerja Penerima Upah (PPU) Pekerja Bukan Penerima Upah 2 (PBPU)/mandiri 3 Bukan Pekerja (BP) SUB JUMLAH NON PBI JUMLAH (KAB/KOTA)
PESERTA JAMINAN KESEHATAN JUMLAH % 3
4
225,897 1,006,016 1,231,913
10.1 44.8 54.8
778,315
34.7
157,279
7.0
86,736 1,022,330
3.9 45.5
2,254,243 100.4
Dari tabel diatas terlihat data yang tersedia adalah data cakupan Jaminan Kesehatan Nasional, sedangkan data Jamkesda, asuransi swasta dan asuransi perusahaan belum tersedia. Penduduk Kota Administrasi Jakarta Selatan tahun 2018 yang telah terdaftar dalam Jaminan Kesehatan Nasional adalah sebanyak 2.254.243 orang (100.4%).
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
24
BAB VI KESEHATAN KELUARGA
6.1
Kesehatan Ibu Hamil Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama
masa
kehamilan, dengan distribusi waktu minimum 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimum 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12–24 minggu), dan 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24–36 minggu). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas 10 T, yaitu : 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2. Pemeriksaan tekanan darah 3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) 4. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (puncak rahim) 5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) 6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan. 7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan 8. Test laboratorium (rutin dan khusus) 9. Tatalaksana kasus 10. Temu wicara (bimbingan konseling), termasuk juga Perencanaan Persalinan danPencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. Hasil pencapaian upaya kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali,
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
25
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, dibandingkan sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kerja. Gambar 6.1 memperlihatkan Cakupan pelayanan ibu hamil K1 dan K4 di Kota Administrasi Jakarta Selatan tergolong cukup baik dengan persentase K1 100,6 persen dan K4 98,6 persen jika dibandingkan dengan tahun 2017 tren cakupan K1 dan K4 mengalami peningkatan dimana pada tahun 2017 persentase K1 99,9 persen dan K4 98,6 persen. Diwilayah kecamatan cakupan K1 dan K4 mencapai 100 persen di lima wilayah kecamatan dan lima wilayah lain hampir mencapai 100 persen. GAMBAR 6.1 JUMLAH IBU HAMIL, CAKUPAN K1 DAN K4 MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 40,735 40,969 40,031
KOTA JAKARTA SELATAN 3,663 3,881 3,662 5,656 5,712 5,656 2,666 2,681 2,630 5,345 5,331 5,321 3,288 3,279 3,236 3,122 3,123 3,126 5,655 5,683 5,655 4,577 4,808 4,401 2,144 2,150 2,177 4,619 4,321 4,167
Cilandak Jagakarsa Kebayoran Baru Kebayoran Lama Mampang Prapatan Pancoran Pasar Minggu Pesanggrahan Setiabudi Tebet 0
5,000 10,00015,00020,00025,00030,00035,00040,00045,000
JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH K1
JUMLAH K4
Sumber: Laporan seksi kesmas sudinkes Jakarta Selatan th 2018 Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
26
Gambar 6.1 menunjukkan jumlah ibu bersalin dan jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang memilki kompetensi kebidanan menurut kecamatan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Pada tahun 2018, dilaporkan ada 37.312 persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan angka tersebut mencapai 96 persen dari seluruh ibu bersalin yang ada di kota Jakarta Selatan tahun 2018 yaitu 38.884 ibu. Indikator ini menjelaskan tingkat kemampuan Pemerintah dalam menyediakan pelayanan persalinan berkualitas yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
GAMBAR 6.2 JUMLAH IBU BERSALIN DAN JUMLAH PERSALINAN DITOLONG NAKES MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
IBU BERSALIN
IBU BERSALIN DITOLONG NAKES 38,884 37,312
KOTA JAKARTA SELATAN Cilandak
Jagakarsa Kebayoran Baru Kebayoran Lama
3,496 3,510 5,399 5,433 2,545 2,505 5,102 5,011
Mampang Prapatan
3,138 2,650
Pancoran
2,980 2,980
Pasar Minggu Pesanggrahan Setiabudi Tebet
5,398 5,410
4,369 3,722 2,047 2,121 4,409 3,970
Sumber seksi kesmas sudinkes Jakarta Selatan th 2018
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
27
Ibu hamil yang Mendapat Tablet tambah darah yang terdata di Puskesmas di seluruh wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan pada tahun 2018 adalah sebanyak 39,674 orang Ibu Hamil, jumlah tersebut adalah 97,1 persen dari total seluruh ibu hamil di Kota Administrasi Jakarta Selatan tahun 2018. Pemeriksaan kehamilan dan mendapatkan vitamin Fe tidak terlepas dari peran tenaga kesehatan dan penyuluh kesehatan dalam program peningkatan kualitas kesehatan ibu hamil dan mengurangi resiko pada ibu hamil. 6.2
STATUS GIZI
6.2.1 Persentase Balita BGM dan Gizi Buruk Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam MDG’s adalah status gizi balita. Salah satu upaya yang dilakukan dalam menanggulangi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita serta Stunting
adalah dengan cara
pemantauan pertumbuhan. Dengan melihat perkembangan status gizi balita, dapat diketahui perkembangan dan pertumbuhan anak. Kegiatan pemantauan perkembangan status gizi balita dilaksanakan melalui penimbangan setiap bulan pada balita. Data yang didapat dari 10 kecamatan menunjukkan pada tahun 2018 terdapat 91.702 balita ditimbang atau sama dengan 84,5 persen dari jumlah balita yang dilaporkan yaitu 108.568 balita, dibandingkan tahun 2017 terdapat kenaikan cakupan balita ditimbang dari 80,3 persen menjadi 84,5 persen di tahun 2018. Dari semua balita yang ditimbang terdapat 174 balita gizi kurang, 121 balita pendek dan 161 balita kurus.
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
28
GAMBAR 6.3 JUMLAH BALITA DITIMBANG, BALITA GIZI KURANG, BALITA PENDEK DAN BALITA KURUS MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
10,944 7129
10,944 4595 7473 4,764
24 13 16
31 26 15
20,297 17156
15,066 13005
411
4872 5,426 6710
13,799 11000
26717
11136 10,078
10243 10,796
6,454 5093 674
29 25 19
2046
50 43 32
502
Mamp Pasar Kebayo Kebayo Setiabu ang Cilanda Pancor Jagakar Pesang Tebet Mingg ran ran di Prapat k an sa grahan u Baru Lama an
JUMLAH BALITA DILAPORKAN 10,944 4,764 10,944 15,066 5,426 13,799 6,454 10,078 20,297 10,796 JUMLAH BALITA DITIMBANG
7129
4595
BALITA GIZI KURANG (BB/U)
24
15
4
BALITA PENDEK (TB/U)
13
31
1
BALITA KURUS (BB/TB)
16
26
1
7473 13005 4872 11000 5093 11136 17156 10243 6
26
6
25
20
43
5
7
7
7
19
4
32
0
10
17
4
29
6
50
2
Sumber seksi kesmas sudinkes Jakarta Selatan
SITUASI DERAJAT KESEHATAN ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Mortalitas adalah kejadian kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka kematian yang akan disajikan pada bab ini adalah Angka Kematian Neonatal, Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) serta kematian yang disebabkan oleh penyakit dan bencana. Angka Kematian Neonatal (AKN) Setiap tahun diperkirakan delapan juta bayi lahir mati atau meninggal pada bulan pertama dari kehidupannya. Angka Kematian Neonatal adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Jumlah kematian neonatal di Kota Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
29
Administrasi Jakarta Selatan Tahun 2018 sebanyak 58 angka kejadian.Dengan penyebab kematian tertinggi diakibatkan Asfiksia yaitu 21 angka kejadian dan tertinggi kedua disebabkan kelainan bawaan yaitu 15 angka kejadian. Jumlah kematian neonatal tertinggi ada di wilayah kecamatan Jagakarsa dengan jumlah 11 kejadian, kemudian tertinggi kedua di wilayah Kecamatan Tebet dengan jumlah 10 kejadian, di urutan ketiga ada di kecamatan Setiabudi dengan jumlah 9 angka kematian. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) merupakan salah satu indikator kesejahteraan masyarakat pada bidang kesehatan. Angka Kematian Bayi adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Data laporan Puskesmas di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan tahun 2018 terdapat 44.237 kelahiran hidup dan tercatat 86 angka bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun.
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
30
TABEL 6.1 JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 NO
LAHIR HIDUP
LAHIR MATI
LAHIR HIDUP+MATI
1
Tebet
3,970
5
3,975
JUMLAH BAYI MATI 17
2
Setiabudi
2,120
2
2,122
13
20
3
Mamp. Prapatan
2,671
0
2,671
3
3
4
Pasar Minggu
5,410
1
5,411
6
7
5
Kebayoran Baru
2,502
0
2,502
3
4
6
Kebayoran Lama
5,011
2
5,013
11
13
7
Cilandak
3,509
4
3,513
7
7
8
Pancoran
2,972
2
2,974
6
7
9
Jagakarsa
5,433
0
5,433
16
18
10
Pesanggrahan
3,968
3
3,971
4
4
Jakarta Selatan
37,566
KECAMATAN
ANGKA
19
37,585
KEMATIAN (DILAPORKAN)
JUMLAH BALITA MATI 19
86
102
2,3
2,7
Sumber seksi kesmas sudinkes Jakarta Selatan
Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA merepresentasikan resiko terjadinya kematian pada fase setelah anak dilahirkan dan sebelum umur 5 tahun. Laporan
kematian
balita
di
Suku
Dinas
Kesehatan
Kota
Administrasi Jakarta Selatan pada tahun 2018 tercatat 102 balita meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun dengan jumlah kelahiran hidup sebesar 37.566.
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
31
Jumlah kematian balita tertinggi ada di wilayah kecamatan Setiabudi yaitu 20 angka kejadian kemudian wilayah kecamatan Tebet 19 angka kejadian dan ketiga wilayah Kecamatan Jagakarsa 18 angka kejadian. Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganan (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu di Kota Administrasi Jakarta Selatan Tahun 2018 sebanyak 11 orang. Jumlah kematian ibu tertinggi yaitu Kecamatan Pasar Minggudengan 3 kematian ibu, selanjutnya di Kecamatan Tebet, Setiabudi, dan Mampang Prapatan masing-masing 2 kejadian kematian ibu, di kecamatan Pancoran dan Pesanggrahan masing-masing 1 kejadian kematian ibu sedangkan kejadian kematian ibu tidak terjadi di kecamatan Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Cilandak dan Jagakarsa. Jika ditinjau dari penyebab kematian, Penyebab kematian ibu tertinggi adalah pada ibu bersalin dengan yaitu 10 kejadian dengan rincian penyebab Perdarahan sebanyak 7 kejadian kemudian Hipertensi Dalam Kehamilan sebanyak 3 kejadian, Jika ditinjau berdasarkan golongan umur kejadian kematian ibu bersalin tertinggi berada di golongan umur 20-35 tahun.
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
32
BAB VII PENGENDALIAN PENYAKIT Kesehatan telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap manusia di dunia dalam menjalankan aktivitas hidup. Berdasarkan pengertiannya bahawa keadaan sehat merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam kondisi yang baik (dengan kata lain sehat) maka akan timbul suatu masalah atau gangguan kesehatan. Hal ini akan sangat merugikan penderita karena akan menurunkan produktifitas terhadap kehidupan pribadi dan negaranya. Dengan demikian perlu adanya suatu usaha-usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan. Di berbagai negara, masalah penyakit menular dan kualitas lingkungan yang berdampak terhadap kesehatan masih menjadi isu sentral yang ditangani oleh pemerintah bersama masyarakat sebagai bagian dari misi peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Faktor lingkungan dan perilaku masih menjadi risiko utama dalam penularan dan penyebaran penyakit menular, baik karena kualitas lingkungan,
masalah
sarana
sanitasi
dasar
maupun
akibat
pencemaran lingkungan. Sehingga insidens dan prevalensi penyakit menular yang berbasis lingkungan di Indonesia relatif masih sangat tinggi. Usaha pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi pelaksanaan yang tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan. Dalam strategi penerapan ilmu kesehatan masyarakat dengan prinsip tingkat pencegahan seperti tersebut di atas, sasaran kegiatan diutamakan pada peningkatan derajat kesehatan individu dan masyarakat,
perlindungan
terhadap ancaman dan gangguan kesehatan, penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan, serta usaha rehabilitasi lingkungan.
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
33
7.1
ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
7.1.1 Angka Kesakitan Tuberkulosis (TB) Angka
Kesakitan
(Morbiditas)
menggambarkan
kejadian
penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu, dapat berupa angka insiden maupun angka prevalens dari suatu penyakit. Angka kesakitan juga berperan dalam penilaian derajat kesehatan masyarakat. Tuberkulosis
(TB)
merupakan
penyakit
menular
yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs. GAMBAR 7.1 PROPORSI KASUS TB DEWASA DAN ANAK KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2017
TB anak, 680
TB Dewasa, 5798
Sumber seksi P2P sudinkes Jakarta Selatan
Jumlah penderita TB Paru Klinis (Suspek ditemukan) di Kota Administrasi Jakarta Selatan pada
tahun 2018 sebanyak 10.235
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
34
penderita jika dibandingkan tahun 2017 sebanyak 18.916 penderita terjadi penurunan. Dari jumlah tersebut 5.798 penderita diantaranya merupakan kasus baru TBC positif. TBC Paru dapat menyerang manusia mulai dari usia anak sampai dewasa. Pada tahun 2018 jumlah kasus pada anak usia 0-14 tahun sebanyak 680 kasus. Cakupan penemuan kasus TBC anak adalah jumlah seluruh kasus TB anak yang ditemukan di antara perkiraan jumlah kasus TBC anak yang ada disuatu wilayah dalam periode tertentu. Perkiraan jumlah kasus TBC anak adalah 12% dari perkiraan jumlah semua kasus TBC (insiden). Indikator ini menggambarkan berapa banyak kasus TBC anak yang berhasil dijangkau oleh program di antara perkiraan kasus TBC anak yang ada.Cakupan penemuan kasus TBC anak di Jakarta Selatan tahun 2018 sebesar 12,7% ada kenaikan dibandingkan dengan tahun 2017 (11,6%), artinya sudah mencapai target. Jumlah perkiraan notifikasi semua kasus TB (CNR) di Jakarta Selatan pada tahun 2018 adalah sebanyak 236 kasus per 100.000 penduduk, sedangkan notifikasi yang diperoleh pada tahun 2018 sebanyak 240 kasus per 100.000 penduduk. Artinya, angka notifikasi semua kasus TB (CNR) di Jakarta Selatan sudah melampaui target CNR yang harus dicapai Jakarta Selatan. Berdasarkan angka notifikasi semua kasus TB pada tahun 2017, CNR semua kasus TB di Jakarta Selatan adalah sebesar 311 kasus per 100.000 penduduk. Artinya,ada penurunan penemuan kasus TB di Jakarta Selatan pada tahun 2018 hal ini disebabkan masih banyak fasilitas kesehatan swasta yang belum melaporkan kasus TB yang diobati dan masih banyak penduduk wilayah Jakarta selatan yang memilih berobat ke luar wilayah Jakarta selatan. 7.1.2 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Salah satu strategi utama dan paling efektif untuk pengendalian penyakit DBD adalah dengan upaya preventif Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
35
yaitu dengan memutuskan mata rantai penularan melalui gerakan 3M Plus yaitu Menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air, Menutup
rapat-rapat
tempat
penampungan
air
dan
Menyingkirkan/Mendaur Ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. Plus cara yang lainnya yaitu menanam tanaman pengusir nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, memasang
ovitrap/larvitrap
atau
perangkap
nyamuk,
tidak
menggantung pakaian di dalam rumah, memakai repelent atau kelambu. Jumlah kasus Demam Berdarah di Wilayah Jakarta Selatan mengalami peningkatan kasus dari tahun 2017 yaitu sebesar 642 kasus jika dibandingkan dengan kasus DBD tahun 2018 sebesar 755 kasus. Berikut grafik kasus DBD tahun 2017 dibandingkan tahun 2018 : GRAFIK KASUS DBD JAKARTA SELATAN TAHUN 2017 DIBANDINGKAN TAHUN 2018 2017, des, 52 2017, nop, 43 2017, okt, 31 2017, sep, 11 2017, agust,… 2017, jul, 34 2017, jun, 34 2017, mei, 61 2017, apr, 76 2017, mar, 77 2017, feb, 71 2017, jan, 133
2018, des, 97 2018, nop, 41 2018, okt, 24 2018, sep, 32 2018, agust, 46 2018, jul, 59 2018, jun, 74 2018, mei, 138 2018, apr, 89 2018, mar, 61 2018, feb, 52 2018, jan, 42
Sumber : Surveilans Dinkes DKI Jakarta 2017dan 2018 Dari Grafik diatas terlihat bahwa kenaikan kasus yang signifikan terjadi pada bulan Januari tahun 2017 yaitu sebanyak 133 kasus, sedangkan pada tahun 2018 kenaikan kasus DBD terjadi di bulan Mei yaitu sebesar 138 kasus. Dan kasus terendah pada bulan September 2017 dan bulan Oktober 2018. Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
36
2017
2018
Insiden Rate (IR) kasus DBD Per Kecamatan di Wilayah Jakarta Selatan Tahun 2018:
IR KASUS DBD JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 IR, Cilandak, 14.7 IR, Mampang Pr, 19.3 IR, Keb Lama, 27.3 IR, Tebet, 32.3 IR, Pancoran, 32.7 IR, Pesanggr, 33.8 IR, Keb Baru, 37.1 IR, Setiabudi, 39.8 IR, Pasar Mg, 48.2
Sumber : Laporan Puskesmas
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semua Puskesmas di Wilayah Jakarta Selatan IR nya berada di bawah Indikator Nasional sebesar 49% (angka tersebut adalah batas maksimal kasus per 100.000 penduduk yang dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan RI). dan Puskesmas yang IR nya tertinggi adalah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu yaitu sebesar 48,2%. Sedangkan IR terendah adalah Puskesmas Kecamatan Cilandak sebesar 14,7%.
Grafik Kasus DBD Tahun 2018 berdasarkan Golongan Umur :
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
37
Grafik Kasus DBD Tahun 2018 berdasarkan Golongan Umur > 1 th
1-4 th
5-14 th 10%
3%
15-44 th
> 45 th
5%
35% 47%
Sumber : Surveilans Dinkes DKI Jakarta 2018 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa prosentase DBD tertinggi adalah usia 15-44 tahun yaitu sebesar 47 % dan terkecil kasus DBD pada usia < 1 tahun sebesar 3%. Hal ini menunjukkan bahwa kasus DBD berada pada usia produktif dimana pada usia tersebut melakukan aktifitas kegiatan di lingkungan sekolah atau lingkungan kerja. 7.1.3 Angka Kesakitan Diare Dari sekitar 62.789 target penemuan penderita diare, ditemukan 76.184 diantaranya menderita diare atau sebesar 121,3%. Tiga Kecamatan dengan jumlah perkiraan kasus diare terbesar adalah wilayah Jagakarsa, Pasar Minggu dan Tebet. Berdasarkan gambar 3.5 jumlah perkiraan kasus diare dan cakupan layanan diare menurut kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Selatan 6 kecamatan melewati target perkiraan kasus yaitu di wilayah kecamatan Pesanggrahan, Setiabudi, Mampang, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama dan Cilandak, sedangkan wilayah kecamatan yang mencapai capaian terendah ada di kecamatan Jagakarsa yaitu 45,4% dari 10.680 target perkiraan kasus. Secara keseluruhan terjadi peningkatan kasus penderita Diare sebesar 44,2 % yaitu pada tahun 2017 jumlah kasus diare sebesar Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
38
52.817
kasus
kasus.Darisemua
dan
pada
penderita
tahun diare
2018
sebesar
berdasarkan
76.184
laporan
dari
Puskesmas Kecamatan wilayah Jakarta Selatan, tidak ada pasien yang meninggal. Untuk pengobatan pada kasus diare ini, pasien diberikan oralit untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan diberikan tablet Zinc yang berfungsi untuk mengurangi lama dan tingkat keparahan diare serta mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. GAMBAR 7.2 PERKIRAAN KASUS DAN CAKUPAN LAYANAN DIARE MENURUT KECAMATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 KOTA JAKARTA SELATAN Pesanggrahan Jagakarsa Pancoran Cilandak Kebayoran Lama Kebayoran Baru Pasar Minggu
Mampang Prapatan Setiabudi Tebet
62789
76194
17409 7,266 4847 10,680 7465 4,621 5383 2,758 5825 8,421 14533 4,733 6026 8,285 5867 4,484 4739 3,578 4100 7,965
Berdasarkan gambar 7.2 jumlah perkiraan kasus diare dan cakupanlayanan diare menurut kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Selatan 6 kecamatan melewati target perkiraan kasus yaitu di wilayah kecamatan Pesanggrahan, Setiabudi, Mampang, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama dan Cilandak, sedangkan wilayah kecamatan yang mencapai capaian terendah ada di kecamatan Jagakarsa yaitu 45,4% dari 10.680 target perkiraan kasus. 7.1.4 Angka Kesakitan Pneumonia
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
39
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak yang kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Jumlah perkiraan kasus pneumonia pada balita yaitu 10 persen dari jumlah balita pada tahun dan wilayah tersebut. Jumlah perkiraan ini dapat dijadikan sebagai target penanganan kasus pneumonia pada balita.Tahun 2018 Perhitungan estimasi jumlah balita adalah sebesar 223.853 balita. Untuk itu target sasaran penemuan kasus pneumonia adalah 4,24 x jumlah balita 223.853 dari estimasi jumlah balita yaitu sebesar 9.491 balita. Berdasarkan laporan bulanan dari puskesmas, hasil penemuan kasus pneumonia pada balita pada tahun 2018 sebanyak 9.578 kasus. Jadi cakupan pneumonia balita = 9.578 kasus/ 9.491 kasus X 100 % = 100,9% Grafik Pneumonia Perpuskesmas Tahun 2018 di Jakarta Selatan 1,800 1,600 1,400 1,200 1,000
800 600 400 200 0
TEBET
Series1
559
PASAR KEBAY KEBAY PESAN SETIAB MAMP CILAN PANC JAGAK MING ORAN ORAN GGRA UDI ANG P DAK ORAN ARSA GU BR LM HAN 417
237
1,119
818
1,357 1,106
864
1,601 1,500
Sumber : Laporan Bulanan ISPA Puskesmas tahun 2018
Dari grafik di atas terlihat bahwa kasus pneumonia pada Balita pada tahun 2018 sebesar 9.578 kasus, dimana kasus tertinggi adalah Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
40
Puskesmas Kecamatan Jagakarsa sebesar 1.601 kasus (16,7%) dan kasus terendah adalah Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan sebesar 237 kasus (2,47%). Dari total keseluruhan penemuan kasus pneumonia Balita terjadi peningkatan kasus dari tahun 2017 sebesar 8.560 kasus menjadi 9.578 kasus tahun 2017, hal ini dapat dilihat dari grafik bulanan di bawah ini :
Grafik pneumonia Balita Perbulan Tahun 2017 dibandingkan Tahun 2018 PerPuskesmas Jakarta Selatan
Januari Februari Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septem Novemb Desemb Oktober ber er er
2017
804
819
771
837
682
530
611
718
657
749
733
649
2018
837
941
843
800
645
888
825
726
727
909
780
657
Sumber seksi P2P sudinkes Jakarta Selatan
Berdasarkan Grafik di atas terlihat bahwa pada tahun 2017 terjadi kenaikan kasus yang signifikan pada bulan Februari 819 kasus dan bulan April sebesar 837 kasus, sedangkan pada tahun 2018 kenaikan kasus mulai bulan Februari yaitu 941 kasus puncaknya dan pada bulan Oktober yaitu sebesar 909 kasus, dan menurun lagi pada bulan Mei yaitu 645 Kasus.
7.1.5 Angka Kesakitan HIV/AIDS HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksiHumanImmunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh.
Infeksi
tersebutmenyebabkan
penderita
mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Pada tahun 2018 di Kota Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
41
Administrasi Jakarta Selatan terdapat kasus HIV sebanyak 978orang, 809 kasus HIV pada laki-laki dan 169 kasus HIV pada perempuan. Angka kejadian tahun ini
mengalami kenaikan jika
dibandingkan dengan tahun 2017 di Kota Administrasi Jakarta Selatan kasus HIV total sebanyak 780 orang.
GAMBAR 7.2 JUMLAH KASUS HIV MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 5 19
≥ 50 TAHUN
115
25 - 49 TAHUN 28
20 - 24 TAHUN
571 191
7
15 - 19 TAHUN
22 4 2 10 4
5 - 14 TAHUN ≤ 4 TAHUN 0
100
200
300
400
500
4
15 - 19 TAHUN 7
20 - 24 TAHUN 28
25 - 49 TAHUN 115
2
22
191
571
≤ 4 TAHUN
5 - 14 TAHUN
PEREMPUAN
10
LAKI-LAKI
4
600
≥ 50 TAHUN 5 19
Sumber seksi P2P sudinkes Jakarta Selatan
Berdasarkan gambar 7.2 sebagian besar kasus HIV terjadi pada rentang usia 25-49 tahun yaitu sebanyak 70,1persen disusul usia 20-24 tahun sebanyak 22,4persen dan usia 15-19 tahun sebesar 3persen. Jika dibandingkan tahun sebelumnya tidak terlihat perubahan berarti dari persentase kasus berdasarkan usia.
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
42
GAMBAR 7.3 PROPORSI KASUS HIV MENURUT KELOMPOK UMUR KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 ≥ 50 TAHUN
2.5
25 - 49 TAHUN
70.1
20 - 24 TAHUN 15 - 19 TAHUN
5 - 14 TAHUN ≤ 4 TAHUN
22.4 3.0 0.6 1.4
Sumber seksi P2P sudinkes Jakarta Selatan
1O PENYAKIT TERBANYAK DI PUSKESMAS JAKARTA SELATAN 10 PENYAKIT TERBANYAK TAHUN 2018 180,000 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 -
Acute Acute Essential Nasophary upper Acute (primary) ngitis respiratory Dyspepsia pharyngitis, hypertensi (Common infection, unspecified on Cold) unspecified Series 1
163,408
146,871
101,870
81,369
49,121
Myalgia
Non insulindependent diabetes mellitus without omplication
38,797
30,316
Diarrhoea and gastroenter Fever, Necrosis of itis of unspecified pulp presumed infectious origin 27,493
27,438
Sumber: dashboard EIS Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
43
25,739
4.2 AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 4.2.1 Persentase Penduduk Memanfaatkan Puskesmas Perkiraan jumah penduduk Kota Administrasi Jakarta Selatan tahun 2018 sejumlah 2.246.137 jiwa. Total kunjungan (rawat jalan) di sarana kesehatan Puskesmas di seluruh Kota Administrasi Jakarta Selatan pada tahun 2018 sebanyak 2.732.213 artinya cakupan kunjungan Puskesmas di Jakarta Selatan tahun 2018melebihi 100 persen. Data tahun 2014 s/d 2018 menunjukkan tren jumlah kunjungan Puskesmas (rawat jalan) di Jakarta Selatan cenderung meningkat, sedangkan pada 2015 mengalami penurunan karena 4 (empat) Puskesmas Kecamatan berubah menjadi RSUK dan lokasi Puskesmas Kecamatan pindah ke Puskesmas Kelurahan.
GAMBAR 4.7 JUMLAH KUNJUNGAN PUSKESMAS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014-2018
kunjungan puskesmas 3000000
2620731
2617405
2500000
2285174
2103997
2000000
2732213
1500000 1000000 500000 0 2014
2015
2016
2017
2018
Sumber: dashboard EIS Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
44
BAB VIII KESEHATAN LINGKUNGAN
8.1 TEMPAT – TEMPAT UMUM (TTU) Kegiatan penyehatan, dengan pengawasan dan pengendalian (binwasdal) di tempat umum, tempat kerja/industri berskala besartingkat Kota Administrasi Jakarta Selatan ditujukan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit berbasis lingkungan yang ada di lingkungan tempat umum, tempat kerja/industri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tempat- tempat umum yang berskala besar yakni Hotel, Rumah Sakit, sarana pendidikan, pasar dan lain-lain. TABEL 8.1 HASIL PEMBINAAN SARANA PENDIDIKAN (SD dan SMP/Sederajat) KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 NO KECAMATAN SARANA PENDIDIKAN JUMLAH MEMENUHI SYARAT KESEHATAN 1 69 58 KEBAYORAN BARU 2 145 88 KEBAYORAN LAMA 3 43 37 SETIABUDI 4 84 37 TEBET 5 58 47 PANCORAN 6 126 111 PASAR MINGGU 7 114 97 CILANDAK 8 174 167 JAGAKARSA 9 75 63 MAMPANG 10 PESANGGRAHAN 100 89 TOTAL 988 794 Sumber : Laporan Kesling Puskesmas Kecamatan 2018
% 84 60.69 86 44 81 88 85.08 96 84 89 80
Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan sebanyak 988 lokasi. Pemeriksaan Higiene Sanitasi Sarana Pendidikan dilakukan oleh sanitarian puskesmas/petugas kesehatan lingkungan dengan hasil memenuhi syarat kesehatan sebanyak 794 lokasi (80%).
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
45
TABEL 8.2 HASIL PEMBINAAN SARANA KESEHATAN (PUSKESMAS) KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 NO KECAMATAN SARANA KESEHATAN JUMLAH MEMENUHI SYARAT KESEHATAN 1 KEBAYORAN BARU 10 10 2 KEBAYORAN LAMA 13 13 3 SETIABUDI 7 7 4 TEBET 7 7 5 PANCORAN 8 8 6 PASAR MINGGU 10 10 7 CILANDAK 6 6 8 JAGAKARSA 9 9 9 MAMPANG 6 6 10 PESANGGRAHAN 6 6 TOTAL 82 82 Sumber : Laporan Kesling Puskesmas Kecamatan 2018
% 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah sarana kesehatan di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan sebanyak 80 lokasi. Pemeriksaan Higiene Sanitasi Sarana Pendidikan dilakukan oleh sanitarian puskesmas/petugas kesehatan lingkungan dengan hasil sarana kesehatan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 82 lokasi (100%). 8.2
PEMANTAUAN KUALITAS AIR MINUM Kegiatan pemantauan kualitas air minum di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan dilakukan melalui pemeriksaan mikrobilogis dan kimiawi. TABEL 8.3 HASIL PEMANTAUAN KUALITAS AIR MINUM KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 NO KECAMATAN PEMANTAUAN KUALITAS AIR MINUM JUMLAH MEMENUHI SYARAT (MS) % SAMPEL 1 KEBAYORAN BARU 20 1 5 2 KEBAYORAN LAMA 18 12 66.67 3 SETIABUDI 36 18 50 4 TEBET 10 4 40 5 PANCORAN 107 63 58 6 PASAR MINGGU 49 13 26,5 7 CILANDAK 43 14 32.55 8 JAGAKARSA 30 16 53,3 9 MAMPANG 15 4 26,6 10 PESANGGRAHAN 57 40 70 TOTAL 385 185 48 Sumber : Laporan Kesling Puskesmas Kecamatan 2018 Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
46
Pada tabel di atas kegiatan uji petik kualitas air minum dilakukan secara random sampling pada penyelenggara air minum yang tersebar di Kota Administrasi Jakarta Selatan. Seluruh sampel air dikirim dan diperiksa ke LABKESDA Provinsi DKI Jakarta. Hasil pemeriksaan menunjukkan 185 sampel memenuhi syarat (MS) dari 385 sampel yang diperiksa. Dari hasil tersebut perlu adanya penyuluhan secara intensif mengenai bahaya pencemaran air dan bagaimana penanggulangannya. 8.3 SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) atau dikenal juga dengan nama Community Lead Total Sanitation (CLTS) merupakan program pemerintah dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan,
meningkatkan
kemampuan
masyarakat,
serta
mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar berkesinambungan dalam pencapaian MilleniumDevelopment Goals (MDGs) Tahun 2015. Sesuai dengan KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN R.I. NOMOR: 852/MENKES/SK/IX/2008 tentang STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM). STBM memiliki 6 (enam) strategi nasional, yaitu: 1. Penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment) 2. Peningkatan kebutuhan sanitasi (demand creation) 3. Peningkatan penyediaan sanitasi (supply improvement) 4. Pengelolaan pengetahuan (knowledge management) 5. Pembiayaan 6. Pemantauan dan evaluasi Strategi Pencapaian STBM : Pemicuan dan kampanye perubahan perilaku 5 pilar STBM kepada masyarakat Pemicuan stop BABS kepada komunitas
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
47
Peningkatan kualitas bangunan bawah jamban thd 11% penduduk sesuai target RPJMN 2010-2014 S.T.B.M. ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) mempunyai pilar : 1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) 2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 3. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAM-RT) 4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga ( Limbah Cair RT ) TABEL 8.4 DATA KECAMATAN YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KECAMATAN
KEBAYORAN BARU KEBAYORAN LAMA SETIABUDI TEBET PANCORAN PASAR MINGGU CILANDAK JAGAKARSA MAMPANG PESANGGRAHAN
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
10 6 8 7 6 7 5 6 5 5
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DESA DESA STOP MELAKSANAKAN BABS DESA STBM STBM (SBS) JMLH % JMLH % JMLH %
10 6 8 7 5 7 5 6 5 5
100 100 100 100 83 100 100 100 100 100
4 0 2 0 0 0 0 0 0 1
40 0 25 0 0 0 0 0 0 20
4 2 0 0 0 0 0 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA)
65 64 7 10,7 7 98 Kota Administrasi Jakarta Selatan terdiri dari 10 kecamatan dan 65
kelurahan. Pada Tahun 2017 sebanyak 64 kelurahan telah melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Pada kelurahan tersebut telah dilakukan sosialisasi, pemicuan dan telah terbentuk natural leader. 8.4
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) Kegiatan penyehatan, dengan pengawasan dan pengendalian (binwasdal) tempat tempat makanan ditingkat Kota Administrasi Jakarta Selatan ditujukan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit berbasis lingkungan yang ada di lingkungan tempat pengelolaan makanan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tempat- tempat umum yang berskala besar yakni Rumah Makan dan lain-lain. Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
48
40 0 25 0 0 0 0 0 0 20 10,7
TABEL 8.5 HASIL PEMBINAAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 NO
KECAMATAN JUMLAH SELURUH NYA
1 2
KEBAYORAN BARU KEBAYORAN LAMA
3 4 5 6 7 8 9 10
SETIABUDI
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN JUMLAH JUMLAH % MS JUMLAH IKL MEMENUHI BERSERTIF SYARAT IKAT
497
256
189
308
308
122
56 56 49 72 72 53 TEBET 177 177 138 PANCORAN 301 148 128 PASAR MINGGU 407 287 239 CILANDAK 268 179 161 JAGAKARSA 211 67 35 MAMPANG 298 298 188 PESANGGRAHAN TOTAL 2595 1848 1302 Sumber : Laporan Kesling Puskesmas Kecamatan 2018
% SERTIFIKAT
38 39
72 0
15 0
13 73,6 77 49.2 58.7 90 17 63
13 19 11 12 10 0 33 10
26 26,3 6,2 6,9 3.5 0 16 5,3
50,2
180
13,82
Ket : - % MS adalah Jumlah TPM memenuhi syarat dibagi dengan jumlah seluruh TPM - % Sertifikat adalah jumlah TPM bersertifikat dibagi dengan
Jumlah TPM di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan sebanyak 2595 lokasi. Pemeriksaan Higiene Sanitasi TPM dilakukan oleh sanitarian puskesmas/petugas kesehatan lingkungan dengan hasil memenuhi syarat kesehatan sebanyak 1302 sedangkan yang memiliki sertifikat SLS sebanyak 180 TPM
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
49
1. PROMOSI KESEHATAN 2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk mencapai rumah tangga ber-PHBS, terdapat 10 perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu : (1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi ASI eksklusif selama 6 bulan, (3) menimbang balita setiap bulan (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas jentik di rumah sekali seminggu, (8) makan buah dan sayur setiap hari, (9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan (10) tidak merokok di dalam rumah. TABEL 8.6 JUMLAH RUMAH TANGGA YANG DIPANTAU DAN BER-PHBS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 KECAMATAN RUMAH TANGGA DIPANTAU BER-PHBS % Tebet 24.844 16.529 66,53 Setiabudi 12.812 7.387 57,66 Mp. Prapatan 9.029 2.517 27,88 Pasar Minggu 161.314 114.632 71,06 Kebayoran Baru 9.974 6.385 64,02 Kebayoran Lama 2.246 1.797 80,01 Cilandak 6.097 4.722 77,45 Pancoran 25.251 19.973 79,10 Jagakarsa 57.416 35.492 61,82 Pesanggrahan 5.115 3.069 60,00 Jakarta Selatan 314.098 212.503 67,65 Sumber : Profil Promosi Kesehatan Tahun 2018
Terlihat bahwa hasil dari pemantauan 314.098 rumah tangga yang ada di Jakarta Selatan, diketahui 79,10 persen diantaranya berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), persentase tersebut meningkat 9 persen dibanding tahun 2017. Berdasarkan kecamatan jumlah rumah tangga berPHBS tertinggi yaitu kecamatan Kebayoran Baru sebesar 80,01 persen.
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
50
BAB VI KESIMPULAN 1.
Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Administrasi Jakarta Selatan mengalami peningkatan jumlahnyadi tahun 2018 dibadingkan dengan data jumlah Fasilitas kesehatan tahun 2017 sebagai berikut : jumlah posyandu yang meningkat dari 1230 menjadi 1245 dan Posbindu PTM yang semula 202 menjadi 290. Untuk
RS
dan
Puskesmas
tidak
ada
jumlah.Meningkatnya fasilitas kesehatan di dikarenakan
kebutuhan
masyarakat
perubahan
Jakarta Selatan
terhadap
pelayanan
kesehatan meningkat tinggi, hal ini mendorong pemerintah untuk menyediakan fasilitas dan sarana kesehatan semakin berkualitas Untuk memenuhi kebutuhan tersebut beberapa RSUD tipe D di Jakarta Selatan menambah jumlah pelayanan dokter spesialis dan ada beberapa RSUD di wilayah Jakarta Selatan yang sedang berpproses menjadi RSUD tipe C 2.
Sumber daya manusia kesehatan (SDMK) mempunyai peranan yang penting dalam upaya pencapaian derajat kesehatan melalui upaya pelayanan kesehatanDari tabel diatas diketahui sebaran tenaga kesehatan di Kota Administrasi Jakarta Selatan sebagian besar ada di unit kerja Rumah Sakit yaitu sebanyak 84,6 persen dari total tenaga kesehatan. tenaga kesehatan perawat menempati
persentase
tertinggi
dibanding
jenis
tenaga
kesehatan lainnya yaitu sebesar 49,8 % (persen) dan tenaga medis mencapai 31,8 % ( persen), dan prosentase terendah tenaga kesehatan yaitu rumpun tenaga sanitasi sebesar 0,7 % (persen).dari hasil pengumpulan datadi Kota Administrasi Jakarta Selatan tahun 2018 tahun 2018 didapat rasio Dokter Spesialis dan Rumah Sakit adalah sebesar 1 : 35 dan rasio Dokter dan Puskesmas sebesar 1 : 6. rasio dokter cukup dan merata terus diupayakan agar pelayanan kesehatan di Puskesmas sebagai lini Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
51
terbawah
dalam
pelayanan
kesehatan
bagi
masyarakat
meningkat. Selain iu di dukung oleh tim KPLDH yang secara rutin melakukan kegiatan promotif dan preventif pada akhirnya akan tercapai derajat kesehatan yang optimal 3.
Hasil pencapaian upaya kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4.Cakupan pelayanan ibu hamil K1 dan K4 di Kota Administrasi Jakarta Selatan Tahun 2018 tergolong cukup baik dengan persentase K1 100,6 persen dan K4 98,6 persen jika dibandingkan dengan tahun 2017 tren cakupan K1 dan K4 mengalami tren peningkatan dimana pada tahun 2017 persentase K1 99,9 persen dan K4 98,6 persen
4. Masalah penyakit dan kualitas lingkungan yang berdampak pada kesehatan masih menjadi isu sentral yang ditangani oleh pemerintah bersama masyarakat sebagai bagian dari misi peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Faktor lingkungan dan perilaku masih menjadi resiko utama dalam penularan dan penyebaran penyakit baik karena kualitas lingkungan maupun masalah sarana sanitasi dasar. Dalam rangka mengurangi atau menekan terjadinya masalah penyakit menular dan tidak menular serta meningkatkan kualitas lingkungan yang berdampak pada kesehatan banyak upaya yang sudah dilakukan di tahun 2018, indikator yang menunjukkan perbaikan kualitas kesehatan antara lain adalah penurunan angka kematian ibu serta presentase balita yang pernah diimunisasi sebesar 100 persen dan kenaikan persentase penduduk yang ber PHBS. Sudinkes Jakarta Selatan untuk kedepannya akan terus melakukan pengembangan inovasi agar
kualitas
derajat
kesehatan
warga
Jakarta
Selatan
khususnya semakin meningkat
Profil Kesehatan Tahun 2018 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
|
52
RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA JAKARTA SELATAN TAHUN 2018 NO I 1 2 3 4 5 6 7 8 9
INDIKATOR GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Rata-rata jiwa/rumah tangga Kepadatan Penduduk /Km2 Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi a. SMP/ MTs b. SMA/ SMK/ MA c. Sekolah menengah kejuruan d. Diploma I/Diploma II e. Akademi/Diploma III f. Universitas/Diploma IV g. S2/S3 (Master/Doktor)
II II.1 10 11 12 13 14 15 16 17
SARANA KESEHATAN Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Jumlah Rumah Sakit Khusus Jumlah Puskesmas Rawat Inap Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap Jumlah Puskesmas Keliling Jumlah Puskesmas pembantu Jumlah Apotek RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1
II.2 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Cakupan Kunjungan Rawat Inap Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS Bed Occupation Rate (BOR) di RS Bed Turn Over (BTO) di RS Turn of Interval (TOI) di RS Average Length of Stay (ALOS) di RS Puskesmas dengan ketersediaa obat vaksin & essensial
II.3 27 28 29 30
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Jumlah Posyandu Posyandu Aktif Rasio posyandu per 100 balita Posbindu PTM
III 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN Jumlah Dokter Spesialis Jumlah Dokter Umum Rasio Dokter (spesialis+umum) Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) Jumlah Bidan Rasio Bidan per 100.000 penduduk Jumlah Perawat Rasio Perawat per 100.000 penduduk Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan Jumlah Tenaga Sanitasi Jumlah Tenaga Gizi Jumlah Tenaga Kefarmasian
L
ANGKA/NILAI L+P
P
1,123,304
1,122,833
#DIV/0!
#DIV/0!
146 65 2,246,137 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
12.7 49.5 0.0 0.4 4.7 16.1 2.5
13.7 43.1 0.0 0.8 6.0 14.2 1.4
13.2 46.3 0.0 0.6 5.4 15.2 2.0
38 #REF! 0 78 3 0 404 96.08
179.0 0.0 #REF! #REF!
3,514.0 59.0 #REF! #REF!
3,693.0 59.0 #REF! #REF! 47.3 50.05 3.85 3.05 95.0
-
1 3
0 10
0
1
14
15 10.0 31
0 0 0 0
1 1 3 6
1 13 16.0 1 3.0
45 29.0 1 1 3 6
Satuan
Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa Jiwa/Km2 per 100 penduduk produktif
No. Lampiran
%
Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 3
% % % % % % %
Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3 Tabel 3
RS RS Puskesmas Puskesmas Puskesmas keliling Pustu Apotek %
Tabel 4 Tabel 4 Tabel 4 Tabel 4 Tabel 4 Tabel 4 Tabel 4 Tabel 6
% % per 1.000 pasien keluar per 1.000 pasien keluar % Kali Hari Hari %
Tabel 5 Tabel 5 Tabel 7 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 8 Tabel 8 Tabel 8 Tabel 9
Posyandu % per 100 balita Posbindu PTM
Tabel 10 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 10
Orang Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk Orang per 100.000 penduduk Orang Orang Orang Orang
Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 12 Tabel 12 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 13 Tabel 13 Tabel 15
NO IV 44 45 46 47 48 V V.1 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
INDIKATOR
L
ANGKA/NILAI L+P
P
PEMBIAYAAN KESEHATAN Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita
100.36 % #DIV/0! % Rp 0.0 % 3,487 Rp
7,832,915,650
KESEHATAN KELUARGA Kesehatan Ibu Jumlah Lahir Hidup Angka Lahir Mati (dilaporkan) Jumlah Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (dilaporkan) Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes Pelayanan Ibu Nifas KF3 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Penanganan komplikasi kebidanan Peserta KB Aktif Peserta KB Pasca Persalinan
V.2 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
Kesehatan Anak Jumlah Kematian Neonatal Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Penanganan komplikasi Neonatal Bayi baru lahir ditimbang Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Bayi yang diberi ASI Eksklusif Pelayanan kesehatan bayi Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak/MR pada Bayi Imunisasi dasar lengkap pada bayi Bayi Mendapat Vitamin A Anak Balita Mendapat Vitamin A Pelayanan kesehatan balita Balita ditimbang (D/S) Balita gizi kurang (BB/umur) Balita pendek (TB/umur) Balita kurus (BB/TB) Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 7 SMP/MTs 89 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA
V.3 Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut 90 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 91 Pelayanan Kesehatan Usila (60+ tahun)
Satuan
0 0.0
0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 61.7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0 0.0 0 0.0 0 0.0 0.0 0
0 0.0 0 0.0 0 0.0 0.0 0
-
-
-
-
#REF! #REF!
#REF! #REF!
-
-
No. Lampiran
Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 19
0 Orang 0.0 per 1.000 Kelahiran Hidup Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup % % % % % % % % % 0.0 % 0.0 %
Tabel 20 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 21 Tabel 23 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 27 Tabel 23 Tabel 23 Tabel 23 Tabel 23 Tabel 30 Tabel 28 Tabel 29
0 0.0 0 0.0 0 0.0 0.0 0
Tabel 31 Tabel 31 Tabel 31 Tabel 31 Tabel 31 Tabel 31 Tabel 30 Tabel 33 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 34 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 39 Tabel 39 Tabel 41 Tabel 41 Tabel 42 Tabel 43 Tabel 44 Tabel 44 Tabel 44
neonatal per 1.000 Kelahiran Hidup bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Balita per 1.000 Kelahiran Hidup % % % % % % % % % % % % % % % %
100.00 #REF! #REF! 0.00 99.07 % 99.48 %
Tabel 45 Tabel 45
98.81 % Tabel 45
12,5 -
16,2 -
14,4 % %
Tabel 48 Tabel 49
NO
INDIKATOR L VI PENGENDALIAN PENYAKIT VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung 93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan sesuai standar 94 CNR seluruh kasus TBC 95 Case detection rate TBC 96 Cakupan penemuan kasus TBC anak 97 Angka kesembuhan BTA+ 17.03 98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 8.43 99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua kasus TBC 20.20 100 Jumlah kematian selama pengobatan 101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 102 Balita Pneumonia yang diberikan tatalaksana standar 103 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar pneumonia min 60% 104 Jumlah Kasus HIV 809 105 Jumlah Kasus Baru AIDS 71 106 Jumlah Kematian karena AIDS 3 107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 108 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur 109 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) #REF! 110 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) #REF! 111 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 112 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 113 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 114 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 115 Angka Prevalensi Kusta 116 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 75.0 117 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 81.4 VI.2 Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi 118 AFP Rate (non polio) < 15 th 119 Jumlah Kasus Difteri 120 Case Fatality Rate Difteri 121 Jumlah Kasus Pertusis 122 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 123 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 124 Jumlah Kasus Hepatitis B 125 Jumlah Kasus Suspek Campak 126 Insiden rate Campak 127 KLB ditangani < 24 jam VI.3 128 129 130 131 132 133 134
Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Angka kesakitan (Incidence Rate) DBD Angka kematian (Case Fatality Rate) DBD Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) Konfirmasi laboratorium pada suspek Malaria Pengobatan standar kasus Malaria positif Case Fatality Rate Malaria Penderita Kronis Filariasis
VI.4 Pengendalian Penyakit Tidak Menular 135 Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan 136 Penyandang DM mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar 138 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 139 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 140 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 141 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat VII KESEHATAN LINGKUNGAN 142 Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak) 143 Sarana air minum dengan risiko R+S 144 Sarana air minum memenuhi syarat 145 Penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak (jamban sehat) 146 Desa STBM 147 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 148 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan
ANGKA/NILAI L+P
P
22.57 9.44 23.59
169 23 0
#REF! #REF!
66.7 100.0
6
0 0
0 0
0 13 0.6
0 9 0.4
0.0 0.0 0.0
0.0 0.0 0.0
0.0 0
0.0 0
29.4
50.4
0.0 0.0 0.0
No. Lampiran
#DIV/0! 129.07 #DIV/0! #DIV/0! 19.32 8.87 21.68 1.4 100.9 100.0
% per 100.000 penduduk % % % % % per 100.000 penduduk % %
Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 52 Tabel 52 Tabel 52 Tabel 53 Tabel 53
1.0 978 94 3 11.1 121.3 #REF! #REF! 10.3 74.4 15.4 2.7 0.2 71.4 86.7
% Kasus Kasus Jiwa % % Kasus per 100.000 penduduk % % % per 100.000 penduduk per 10.000 Penduduk % %
Tabel 53 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 55 Tabel 56 Tabel 56 Tabel 57 Tabel 57 Tabel 58 Tabel 58 Tabel 58 Tabel 58 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 60
per 100.000 penduduk