Drama 5 Orang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jenis Drama: Drama Singkat Tema Drama: Sosial Judul: Arti Seorang Sahabat Jumlah Pemeran: 5 orang 1. Tarisa 2. Siva 3. Dhea 4. Icha 5. Hanum



Sinopsis Drama Siva adalah sahabat dari Tarisa, Dhea, Icha, dan Hanum. Berbeda dengan keempat sahabatnya, kehidupan Siva sangat sulit. Siva adalah sosok remaja yang hidup dibawah kemiskinan. Siva memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya di SMA lantaran tidak tega melihat kesehatan ibunya yang sering mengalSiva sakit-sakitan akibat terlalu bekerja keras demi membiayai pendidikan dirinya. Karena kepedulian seorang sahabat, Siva pun bisa keluar dari kesulitan yang dia hadapi. Siva tetap bisa melanjutkan sekolahnya tanpa harus membebani orangtuanya.



Dialog Drama Pada suatu hari, Tarisa mendapati Siva sedang terlihat sangat gelisan. Tarisa tertanya-tanya dalam hatinya, ada apa gerangan dengan si Siva. Tak ingin menyaksikan Siva terus menampilkan raut yang menyedihkan, maka Tarisa langsung mencari tahu permasalahannya. Tarisa: Siva, kamu kenapa? kok wajahmu terlihat sangat gelisah sekali? kamu ada masalah apa? Siva: Nggak kok, aku nggak ada apa-apa. Aku cuman nggak cukup tidur aja, makanya mukaku terlihat pucat. Tarisa: Masalahnya, muka kamu nggak cuman terlihat pucat, tapi kamu seperti orang yang sedang kebingungan. Siva pun berusaha mengelak. Siva: Ah kamu bisa aja sih! aku nggak kenapa-kenapa kok. Bener aku cuman nggak cukup tidur aja. Tarisa pun terdiam, dan tidak lama kemudian datanglah Dhea. Dhea: Hai, kalian lagi pada ngapain disini? Oww... kamu kenapa, Siva? kok kamu kelihatan pucat amat? Tarisa: Nah, benar kan, kalau kamu tuh terlihat nggak kayak biasanya. Udahlah, kamu ngomgong aja, ada apa sebenarnya?



Dhea: Iya Siva, kita ini kan sahabat. Kalau kamu ada masalah, coba cerita ke kSiva berdua. KSiva pasti akan berusaha untuk membantu. Siva tetap berusaha menutupi masalah yang dihadapinya, karena tidak ingin merepotkan kedua temannuya itu. Siva: Udahlah, aku nggak kenapa-kenapa kok. Kan tadi aku udah bilang, aku nggak cukup tidur. Dhea dan Tarisa pun hanya bisa terdiam, dan 5 menit kemudian datanglah Icha dan Hanum.



Tarisa: Hi, guys.. kalian pada darimana? Icha: Emm.. kSiva abis main daru rumah tante aku. Hanum: Iya, tadi aku sama Icha main sebentar kerumah tante si Icha. Dhea: Oh.. emang kalian pada ngapain disana? Icha: Nggak papa, cuman silaturrahim aja, cuz udah lama nggak kesana. Dhea: Oh.. gitu, baguslah! Sama seperti Dhea dan Tarisa, Icha dan Hanum pun langsung menanyakan sesuatu kepada Siva yang dilihatnya tidak seperti biasanya. Icha: Eh.. Siva, kamu kenapa? Siva: Aku kenapa emang? Hanum: Yah.. kamu, orang ditanya bener-bener malah jawabnya gitu lagi! Dhea: Nggak tahu si Siva nih.. aku yakin dia pasti lagi ada masalah, tapi nggak tahu kenapa dia nggak mau ngomong, padahal kita nih kan sahabat. Jadi gimana gitu kalau ada seorang sahabat yang nggak terbuka gini. Mendengar ucapan Dhea, Siva pun akhirnya tak kuasa untuk menutupi apa yang sedang dihadapinya. Siva:



Sebenarnya aku nggak mau ngomong masalah aku, karena aku nggak mau kalian ikut terlibat dalam masalah aku, tapi karena kalian memaksa aku untuk ngomong, maka aku nggak punya pilihan. Tarisa: Iya, nggap apa-apa, kamu ngomong aja! Siva: Aku akan berhenti sekolah. Icha: Ha... berhenti sekolah? maksud kamu apaan? Hanum: Iya, maksud kamu berhenti gimana, Siva? Siva: Aku nggak bisa menambah beban orangtuaku. Mereka bekerja siang-malam demi bisa menyekolahkan aku. Pas aku lihat ibuku sakit semalam, aku nggak mungkin lagi bergantung pada ibuku. Keempat sahabat Siva pun terdiam sambil memikirkan jalan terbaik untuk Siva. Icha kemudian memberikan usulan untuk Siva Icha: Ok Siva, gimana kalau aku coba tanyakan ke tante aku barangkali dia butuh karyawan part time. Hanum: Iya, tante kamu kan punya supermarket. Dhea: Kyaknya itu ide bagus deh. Kalau tante Icha emang butuh karyawan part time, kamu kan bisa simpan uang kamu untuk biaya sekolah. Kamu mau kan, Siva? Siva menerima penawaran Icha. Siva: Baiklah kalau begitu, aku pasti mau kalau tante Icha emang butuh karyawan part time. Icha: Sip! kamu tenang aja, aku yakin tanteku butuh karyawan tambahan soalnya pas aku maen kesana kemarin ada salah satu karyawannya yang keluar. Teman-teman Siva akhirnya dengan semeringah melihat Siva kembali bisa tersenyum. Siva pun akhirnya diterima bekerja di supermarket tantenya Icha, dan dia tidak jadi keluar sekolah.