Drama 6 Orang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“MENGGAPAI MENTARI”



Dewi



: Tiara Utami Ridho asih



Ibu Dewi



: Ghina Kamiliya



Marni



: Rizky Fadhila



Tina



: Nurhayati Ningsih



Ibu Rumpi 1 : Dinda Nur Fauziah Ibu Rumpi 2 : Rosyida Himmatush Shofia Narator



: Ade Wulan Oktaviani



Disuatu desa yang letaknya tidak jauh dari perkotaan, desa tersebut bernama desa “Silanjar”. Dimana didesa itu masih menganggap rendah pendidikan SMK dibanding pendidikan SMA. Suatu hari ada seorang pelajar SMK yang bernama “DEWI” yang ingin berangkat kesekolah. Tiba-tiba dijalan ia bertemu dengan teman SMP nya yang bersekolah di SMA. Dewi : (Berjalan menuju sekolah) Marni : “Eh, Eh liat tuh ada anak SMK lewat” Tina : “Eh iya, ih kok kayak gak mampu banget sih” Dewi : “Permisi.. kalian gak berangkat sekolah, ayuk berangkat bareng. Lagian juga kan kita jalannya searah” Marni : “Bareng? Ih! Gak sudi!” Dewi : “Emang kenapa?” Tina : “Iyalah jelas, kamu kan anak kampung” Dewi : “Lah, kan kita emang satu kampung. Yaudah kalau kalian gak mau, aku duluan ya. Misi..” (berjalan pergi) Marni & Tina : (Terdiam/Cengo) Marni : “Iya ya, kamu gimana sih ngomongnya. Kan kita emang satu kampung” Tina : “gak tau kan mulut aku yang ngomong” Setelah itu mereka pergi kesekolah masing-masing. Menjelang siang saat Dewi pulang sekolah, terdapat sekumpulan ibu-ibu yang sedang merumpi. Saat itu lah Dewi lewat.



Ibu Rumpi 1 : (Duduk sambil kipas-kipas) Ibu Rumpi 2 : (Lari datang menghampiri Ibu Rumpi 1) “Bu, Bu liat tuh si Dewi sekolah di SMK, ya ampun gak mampu banget ya” Ibu Rumpi 1 : “iya, ya ampun malu-maluin banget ya, gimana ya itu nanti masa depannya” Ibu Rumpi 2 : “Iya, palingan juga nanti langsung kerja. Gak kuliah dulu kan” Dewi : (Berhenti dan terdiam) Ibu Rumpi 1 : “Eh.. Sttt.. si dewi denger tuh” Ibu Rumpi 2 : “Biarin aja, biar sekalian denger” Lalu Dewi pun sampai dirumahnyaa, ia melihat ibunya yang sedang mengayak beras. Dewi : “Assalammualaikum” (Salim keibunya) Ibu Dewi : “Waalaikumussalam, gimana nak sekolahnya?” (Menurunkan tampah) Dewi : “Ya gitu deh bu, bu Dewi mau cerita boleh?” Ibu Dewi : “Boleh dong, mau cerita apa nak?” Dewi : “Tadi ada ibu-ibu yang ngomongin aku bu, karna aku sekolah di SMK mereka bilang katanya sekolah di SMK tanda orang ga mampu bu” Ibu dewi : “gapapa gausah dengerin kata orang lain, niat kamu buat sekolah itu udah baik kamu harus tunjukkin sama mereka kalo mereka itu salah. Sekarang tugas kamu belajar yang rajin supaya jadi orang sukses dan beli semua omongan mereka tentang kamu.” Dewi : “iya bu makasih nasihatnya Dewi bakal tunjukkin kalo dewi ga serendah itu” Ibu dewi :”yaudah ganti baju terus istirahat” Hari demi Hari berlalu seperti biasa yang mana Dewi masih direndahkan dan dianggap remeh oleh warga sekitar. Tak terasa 3 tahun berlalu kini ia tlah lulus dari SMKnya dan ingin merantau ke kota. Dewi :”bu?dewi pamit mau ke kota, doain dewi supaya sukses ya bu” Ibu dewi :”kamu yakin nak mau ke kota” Dewi :”insyaallah bu. Dewi mau ngegapai cita-cita dewi buat jadi orang sukses.” Ibu dewi :”yaudah kalo gitu ibu doakan semoga kamu sukses disana jaga diri baik-baik ya nak.” Setelah dewi memutuskan untuk merantau ke jakarta ia mendapatkan pendidikan kuliah kurang lebih 5 tahun, dan ia pun kembali ke desanya.



Dewi : (Berjalan saat memasuki desa) Marni : (Melihat Dewi) “Eh, itu siapa? Ada orang kota dateng kekampung kita” Tina : “gak tau deh, ayuk kita lihat” (Jalan mengikuti Dewi) Dewi : (Melewati ibu-ibu yang sedang merumpi) Ibu Rumpi 1 : (menanya ke Marni) “Eh, siapa itu?” Marni : “gak tau bu, liat aja yuk” Lalu Dewi menghampiri sebuah rumah yang tak asing mata warga. Dewi : (Mengetok Pintu) “Assalammualaikum” Ibu Dewi : “Waalaikumsalam” (Membuka pintu) Dewi : “Ibu! Dewi pulang” Ibu Dewi : “Dewi, Yaallah kamu udah pulang nak. Ibu kangen sekali sama kamu.” (Menangis dan memeluk Dewi) Dewi : “Dewi juga bu, Ibu kangen banget sama Ibu. Kini Dewi udah jadi orang sukses bu” Ibu Dewi : “Ibu bangga sam kamu nak” Ibu Rumpi 2 : “Oh! Ternyata itu Dewi, ngak nyangka ya” Tina : “Iya, kok dia bisa jadi orang sukses ya” Ibu Rumpi 1 : “Iya ngak nyangka Ya” Setelah itu Para warga menghampiri Dewi dan Ibunya meminta maaf atas segala cemooh dan ejekan yang telah mereka lakukan pada Dewi. Jadi, Pesan moral dari kisah ini adalah janganlah kita menilai orang dari pendidikannya karena suatu yang membedakan kita adalah rasa semangat dan ikhtiar dalam menggapai suatu cita-cita yang mungkin sampai dengan yang mustahil.



ARTI PERSAHABATAN SEJATI Tema: pendidikan, dan persahabatan. Dimainkan oleh: 3 Sahabat: 1. Bahroni sebagai Anak SMP (pemberani) 2. Shelvira Okmalita Sebagai Anak SMP (Santai) 3. Mentari Anggeraini U sebagai anak SMP (lugu, Sopan) 3 Senior SMA: 1. Muhammad Ariztama R sebagai Ketua Osis (adil, Santai) 2. Adilla Marantha Sebagai ketua MPK (Pemarah) 3. Annisa Mutiara F sebagai Sekretaris Osis (Santai, enjoy) Narator: 1. Rahmatia Rani S sebagai Narator Assalamualaikum, disini kami akan melakukan sebuah drama Teater yang Khusus kami buat sendiri. Silahkan menyimak, terimakasih!! Pada hari senin tepatnya pukul 6:40 pagi, ketiga sahabat yaitu Mentari, Bahroni, dan Shelvira datang terlambat disebuah SMA yang akan mengadakan Masa Orientasi Siswa Baru. Bahroni: “hey Shel, Ment cepetan dong! Kita udah telat nih. Bisa-bisa kita nanti dihukum lagi sama sekolah!!” Shelvira : “santai aja kalik Ron, kan ada Ayah Mentari yang punya jabatan tinggi di SMA itu, jadi kalau ada masalah tinggal kita siulin aja hhaha, ya gak Men?!” Mentari: “e..e..e Iya Shel” Shelvira: “kan apa saya bilang? Kita ini termasuk orang yang beruntung loh, Ron!” Bahroni: “heh Shelvira, jangan gitu dong! Walau ayahnya seorang yang pangkat tinggi sekalipun, kita ga boleh manfaatin ayahnya untuk kebaikan kita sendiri!” Bahroni: “eh kamu juga, Men. Jangan mau kamu iya-iyain apa yang di Suruh dia dong!!” Tiba tiba saat Mentari berbicara, dia tak sengaja menabrak seorang kaka kelas perempuan yang terlihat dengan mimik muka memarah. Mentari: “e..e...e iya Ron, lain kali saya bakal lebih hat-……..” Adilla: “hey dek! Jalan itu pake mata dong! Masih junior aja sudah berlaga!” Mentari: “maaf kak ga sengaja, tadi saya ga melihat ada kaka di depan saya” Adilla: “halah ngeles loh ya! (Sambil menunjuk muka mentari dengan nada tinggi)” Mentari “maaf kak (Sedih)” -Tiba-tiba saat Adilla menunjuk dan Mengocehi Mentari, Shelvira dan Bahroni datang dan membela sahabatnya. Bahroni: “(menghadang)” Shelvira: “kak sudah dong! Si Mentari kan kan ga Sengaja dan sudah meminta maaf sama kakak?!” Adilla: “Ooke-oke(Sedikit tenang). Bilangin temen lo tuh, kalo jalan make mata!(nada tinggi)”



-Saat Adilla sedang memarahi Mentari, tiba tiba Ketua Osis datang dan menegur Adilla dan Berkata.. Ariz: “hey, hey ada apa ini Dila? Jangan marah-marah gitu dong! Kita ini senior loh berikan lah contoh yang baik ke Adik adik kita!” Adilla: “iya Tapi anak ini nih belagu banget abis itu songong lagi, Riz! (sambil menunjuk mentari)” Ariz: “udah lah Dil maafin aja, emang masalahnya apaan sih?” Bahroni: “ini kak tadi si Mentari ga sengaja, nabrak kaka itu, dan kami juga udah minta maaf kok.” Shelvira: “iya kakak, emang dasar nya si kaka itu aja yang ngotot.” Ariz: “nah adek itu udah minta maaf sama elu! Jadi bereskan?” Adilla: “iya Tapi….” Ariz: “udahlah, yuk acara MOS kita udah mau mulai tuh!” -Kemudian mereka pergi menuju Gedung tempat Acar itu dimulai. Shelvira: “hey Men, kamu ga papakan? santai aja nih minum Konidin dulu biar Fresh!” Mentari: “engga papa kok, Makasih” Bahroni: “udah jangan diambil hati, Men. Semua kaka kelas mungkin sebagian kayak begitu.” Men: “iya Ron, makasih ya Udah ngasih Konidin dan Support Aku!” Bahroni&Shelvira: “iya sama-sama…” Acara pun dimulai dengan Dilakukan Pembukaan, Demo ekskul, lalu pembagian bagi para anak-anak MOS tersebut. Di saat itu, mereka tak sengaja ditempatkan di kelas bersama dan dengan kaka Senior sekitar 3 Orang. Annisa: “Hallo adik-adik!! Nama kaka Annisa Mutiara dengan jabatan Sekretaris Osis, lalu ada… (menunjuk Adilla)” Adila: “hallo nama kak Adilla jabatan kaka sebagai Ketua MPK, teratas dari Osis!” 3 Sahabat: “hai juga kak Annisa dan Kak Adilla!!” Annisa: “disini kaka-kaka ini sebagai pendamping MOS kalian, tujuan dari pada Diadakan MOS ini adalah agar bisa melatih kesopanan, kekompakan, dan melatih ke solidaritasan sesama teman, jadi walau kaka ini senior kalian tetep aja anggep kaka ini sebagai sahabag karib kalian, biar enak gitu! Oiya disini ada ga yang sahabat dari SMP?” 3 sahabat: “kami kak…..” Annisa: “oo nguomong dong dek…ehh kaka bosen nih, main game yuk?!!” 3 Sahabat dkk: “engga.. iyaa… engga… iyapun!!” Adilla: “ayo dong dek semangat!! Jangan letoy kalo letoy minum konidin biar jrengg gitu!” Annisa: “apaan sih kamu Dil? Lebih enak juga belajar ekonomi dari pada minum konidin, ya kan, Dek?!!” 3 Sahabat dkk: “iyoii kaka…..” -Saat lagi bermain, barulah sang ketua Osis datang setelah berjam jam menongkrong di WC… Ariz: “hey adik jelek semua, bagaimana? Asik ga main sama kaka kaka ini?” 3 sahabat dkk: “asik kak, kayak terbang ke awan auuuu..”



Adilla: “dari mana aja sih Riz lama banget?” Ariz: “biasa, abis bersemedi di WC, hahha..” Annisa: “is dasar riz riz jorok” Ariz: “dah ah, kalian udah pada perkenalan?” Annisa&Dila: “udah lah, giliran elu tuh!” Ariz: “ookeh, hai adik adik!! Nama kaka Ariztama, kaka merupakan ketua Osis di SMA ini! Dan kaka juga yang mengatur agar acara MOS ini berjalan dengan lancar dan tertib!..” 3 Sahabat Dkk: “ hmm sudah kudungga, oo nguomong dong kak!!” Pada saat pembicaraan tiba tiba si Shelvira bertanya kepada sang ketua Osis dengan santai…. Shelvira: “eeh kaka yang guanteng ngetss, boleh minta Pin Bbm dan nama Ig nya ga??” Adilla: “anjir nih anak, hey bersikap yang sopan sedikit dong, kami ini senior kalian seenganya beri kami rasa hormat!” Annisa: “lagian mana mungkin juga si ketua mau ngasih nama IG apalagi Pin nya, ya gak, ketua?!” Ariz: “ahh engga juga Mut, nih adik-adik nama pin dan IG kaka. Boleh follow tapi jangan harap di Acc!!” -Saat selesai memberi tahu nama IG dan pin nya, tiba tiba bel tanda istirahat lun berbunyi’teeet waktu istirahat coeg'…. Ariz: “ookeh adik adik sampain disini dulu kisah kita, nanti jangan harap kita lanjut lagi, bye!!” Annisa&Dila: “sampai nanti dek!!” 3 Sahabat dkk: “okeh kaka” Pada saat jam Istirahat, 3 Sahabat itu oergi menelusuri seluk beluk dari lubang semut sampai lubang buaya di SMA itu. Sampai mereka mengarah juga ke arah Kantin. Shelvira: “hey, Makan Yuk! Dari tadi dengerin kaka kaka bejat itu ngomong gajd malah bikin perut laper aja” Bahroni: “eeits tunggu laper itu bukannya yang bawa perasaan itu ya?” Mentari: “Itu Baper kali Roni -,-..” Bahroni: “ohh Baper toh kalo gitu nguomong dong dari tadi pagi!” Shelvira: “udah ah ga jelas kalian ber 2 ini, ayuk makan dari pada saya tinggal nih?!” Bahroni&Mentari: “iya iya….” Pada saat makan, tiba-tiba saja bel berbunyi. Kemudian Mentari Berkata…. Mentari: “ehh itu bel tanda masuk deh, ayuk kita langsung kekelas, nanti kita dihukum lagi!!” Bahroni: “iya bener juga, cepetan kenapa dasar, kebo rakus!” Shelvira: “iya..iya.. sabar baru aja makan, nanti kalo buru-buru, malah mulut yang dibawah nanti cerewet lagi!!” -Berlari lah mereka berdua dengan kecepatan kilat, melebihi Sonic dan Saat tiba dikelas mereka dipanggil dan dihukum bernyanyi. Annisa: “adek-adek abis dari mana aja?! Yuk sini kalian Ber-tiga nyanyi bareng!!” Shelvira: “nah kan, kita sial banget nih coeg!”



Bahroni: “sial aja kalik kalo sial banget kayak si Gotik shel” Mentari: “kan, kita malah di suruh nyanyi, mana suara aku bagus lagi kayak Agnes Monica Gitu, kan bahaya Ron, Shel!” Bahroni: “anjir nih anak, elu sebenarnya mau ngerendahin apa nyombongin diri elu sih, Men?” Adilla: “ayok dek lama banget sih, tinggal nyanyi aja!!” 3 Sahabat: “baik kak…… ookeh yuk 1..2..3.. Persahabatan bagai kepompong merubah ulat menjadi kupu-kupu Slallala……..” Ariz: “okeh cukup, Suara kalian bener-bener mantap tenan kayak Mas sule! Yaudah duduk lah sana!” Ariz: “mengenai sahabat, apa kalian tau bagaimana arti dari persahabatan? Ada yang tau?!” Adilla: “saya Riz!!! Sahabat itu iya kawan, iya kawan!” Annisa: “eeh Adila sahabat memang lah kawan-,-. Kalo kata saya, sahabat itu adalah sekumoulan seseorang yang mempunyai rasa Solidaritas dan tolong menolong!!” Ariz: “heh bagus juga dari kaka kaka nya. Tuh si kaka kakanya aja pada bisa coba, kalo adik adik bagaimana? Ada yang tau bagaimana yang namanya the Real Best Friend itu?!” Dengan berani dan percaya diri, Mentari menjawab pertanyaan dari Sang ketua Osis. Mentari: “kalo kata saya, Sahabat itu seperti layaknya kami Ber-tiga. Yaitu orang yang selalu support membantu, dan menolong teman disaat keadaan Sulit mauoun Mudah!” Bahroni&Shelvira: “ahh engga juga kok Men(Dengan tersipu malu)” Suasana kelas semakin gembira dengan adanya hiburan oleh kaka Osis. Ariz: “hmmm nguomong dong, itu semua benar! Untuk mengakhiri MOS kita kali ini, maka akan kaka beritahu apa itu Arti persahabatan Sejati!” Annisa&Adilla: “beh!! Ini dia… ini diaa… ini dia ariz teguh kita….!!” Ariz: “sahabat itu bisa dibilang keluarga ke 2, dan termasuk saudara yang mungkin dapat kita parcayai dapat membantu kita menolong, dan menginsoirasi kita dalam senang maupun Sulit. Kaka Saranin Jika ada orang yang mungkin seperti itu, jangan lah kalian lepaskan. Karena, walau ada banyak manusia, tidak ada yang sifat nya sama dengan yang kalian inginkan. Seperti kalian bertiga, walau ada yang lugu, jahat, santai, dan berani. Tapi, kalian masih asik kan? Dengan sifat seperti itu. Dengan menghormati perbedaan kita bisa menghargai sebuah persamaan. Saya Muhammad Ariztama undur diri dalam ‘Ariz teguh Gundul Ways!’.” 3 Sahabat: “ooo gak nanya kaka, dan nguomong dong dari kemaren soal itu!” -Akhirnya ketiga sahabat itu tahu arti sebenarnya dari persahabatan. Dan berjanji akan selalu menjaga hubungan persahabatan itu walau badai menghadang. -TAMAT-



PERSAHABATAN, SEKOLAH, KEHIDUPAN. Aliran Jumlah Karakter



: Bahasa Indonesia. : 6 Orang (Fauziah, Vini, Hani, Syifa, Wila, dan Serli).



Hirup-tikup kehidupan remaja sering terjadi pertikaian diantara sesama. Begitulah yang dialami oleh dua kelompok remaja murid SMK PGRI 1 Sukabumi ini. Kelompok Sehat (Fauziah, Hani dan Syifa) mereka berdua adalah sahabat sejati yang selalu bersama dalam suka dan duka. Kedua orang ini baik, pintar dan ramah. Tidak seperti kelompok Vini, Wila, dan Serli. Mereka bertiga sangat keras, kejam dan tidak memiliki rasa keprimanusiaan. Pada suatu hari Di kantin. Fauziah dan Syifa sedang berada di kantin. Mereka sedang bercerita setelah makan. Tiba-tiba datanglah Vini dan teman”nya yang menyambar pembicaraan mereka. Vini : Hey, kalian ! Sedang apa kalian disini? (sambil memukul meja). Wila : Ini itu tempat khusus buat kita, mendingan kalian pergi aja sana !. Serli : Betul itu, kamu dan kamu pergi ! (menunjuk ke Fauziah dan Syifa). Fauziah : Apa hak kalian ngusir kita? Lagian ini kan tempat umum bukan tempat milik nenek moyang kalian. Wila : Eeh.. Eeh.. Ini anak sudah mulai belajar melawan, apa perlu saya panggilkan satpam untuk mengusir kalian ! Syifa : ya, silahkan panggil satpam, kalian pikir kita takut dengan kalian. Vini : Gak sopan banget ya ! (hampir menampar Syifa, tapi tiba-tiba Fauziah berbicara). Fauziah : Hey jangan. Sudahlah, biar kita saja yang mengalah. Ayo kita pergi dari sini. Permisi. (sambil menarik tangan Syifa). Fauziah, Hani dan Syifa akhirnya meninggalkan kantin. Vini : Akhirnya mereka pergi juga hahaha. Tidak lama kemudian bel pun berbunyi. Semua murid mengambil tasnya dan bergegas untuk pulang. Seperti biasa kelompok sehat mengerjakan tugas di perpustakaan sekolah. Kali ini tugas yang mereka kerjakan adalah tugas Bahasa Indonesia membuat drama kelas. Hani : Aku sangat tidak setuju dengan Pak Darmo, masa drama kelas kita satu kelompok bareng grup Vini. Aku itu gak suka tahu sama mereka. Syifa : Iya liat saja sekarang yang mengerjakan drama hanya kita bertiga (sambil kesal). Hani : Sudahlah, kita bergabung dengan kelompok lain saja. Setuju tidak? Fauziah : Suutt. Kalian tidak boleh seperti itu walau bagaimanapun grup Vini tetap teman kita. Soal drama tinggal kita kasih teksnya saja lalu beritahu mereka bagianbagiannya yang harus mereka hafal. Selesai kan? Syifa : Tapi?. Fauziah : Sudah kerjakan saja. Keesokan harinya.



Bel berbunyi tanda masuk pelajaran pertama dimulai, pelajaran pertama dimulai, semua murid belajar dengan seksama. Vini yang selalu bersikap ketus kepada semua orang membuat Syifa merasa risih dan terpaksa menjadi teman sebangkunya karena terpaksa. Syifa : Bisa tidak kamu diam sebentar ! tugas Bahasa Inggris nya harus dikumpulkan, lihat waktunya sebentar lagi habis (merasa kesal). (Vini hanya memutar matanya dan terlihat ketus). Setelah semua pelajaran selesai, bel pun kemudian berbunyi tanda waktu kegiatan belajar-mengajar telah berakhir. Kelompok sehat dan grup Vini membereskan buku-bukunya. Fauziah : Vini, tugas drama kita sekelompok kan? Ini teksnya sudah kita buat kemarin, mau tidak kita jelaskan bagian-bagiannya (sambil memberikan teks drama tersebut). Vini : Oh iyah aku baru ingat ternyata aku sekelompok drama bareng kalian. tidak usah kalian jelaskan, lagian melihat teksnya saja sudah tidak memungkinkan (sambil membuang teks drama tersebut dari tangan Fauziah). Hani : Apa kamu tidak bisa menghargai? Kita itu sudah capek-capek pulang sore hanya untuk menyelesaikan tugas drama dan itu tanpa kamu dan tanpa kalian juga (sambil menunjuk grup Vini). Vini : Mau dihargai berapa?. Wila : Yaudah sini mana teksnya ! Hani : Ini teksnya. Fauziah : Kalian bisakan berbuat baik sama kita? Apa tidak bosan dari kelas X kelakuan kalian selalu ketus dan kejam terhadap orang lain, termasuk terhadap kita juga. Serli : Lagian dari dulu kita gak pernah suka sama kalian. Fauziah : Memangnya salah kita apa sama kalian? Vini : Banyak ! ayo pergi dari sini. Sudah terlalu bosan melihat kalian (sambil pergi begitu saja). Syifa : Tuhkan benar apa kataku? Mendingan kita bergabung sama kelompok lain saja dan tidak dengan mereka. Hani : Kamu juga sih yang terlalu baik Zi. Fauziah : Sudahlah tidak apa-apa, asalkan kita tidak seperti itu sama orang lain. Aku yakin sebenarnya mereka punya hati yang baik. Seperti biasa mereka pergi ke perpustakaan sekolah, kali ini mereka tidak mengerjakan tugas melainkan berlatih drama kelas. Walaupun hanya bertiga tetapi mereka berlatih dengan penuh semangat, namun Syifa mengeluh saat berlatih. Hani : Sebenarnya kita itu percuma latihan , tokoh-tokohnya pun tidak ada yang memerankan (keluhnya). Syifa : Mulai besok kita berlatih semua dan itu harus sungguh-sungguh, apapun caranya grup Vini harus ikut latihan. Fauziah : ya sudah kalau begitu, besok aku akan cari cara supaya grup Vini ikut latihan.



Syifa : Harus dong Zi, nanti nilai kita kosong di raport bagaimana? Apa mereka akan bertanggung jawab? Tidak kan? Tiba-tiba terdengar keributan di depan ruang perpustakaan, kelompok sehat menghampiri orang-orang yang sedang ribut tersebut. Serli : Vin, mau tidak mau kita harus latihan drama dengan Ziah dan temantemannya. Aku takut nilai raportku kosong. Wila : Iya Vin untuk sementara kita baikan dulu saja dengan mereka, memangnya kamu mau bertanggung jawab jika nilai kita di raport kosong? Vini : Kalian itu kenapa harus bela mereka? Kalian tahu kan, Ziah sudah merebut prestasi yang aku punya di sekolah ini. Mulai dari ketua OSIS, juara lomba karya ilmiah, dan sekarang menjadi ketua excul dance. Apa kalian tidak ingat? Fauziah : Aku tidak merebut semua itu, apapun yang aku raih semua diambil dari pemilihan seluruh siswa berarti mereka mendukung aku untuk melakukannya (membantah perkataan Vini). Vini : Tapi memang kenyataannya kamu yang merebut itu semua dari aku ! Fauziah : Tapi aku tidak berniat sedikitpun tentang itu Vin. Vini : Alah banyak bicara ! (sambil pergi dengan rasa marah). Fauziah : Vin, Vini (memanggilnya dengan suara keras). Wila : Maafin teman kita Vini ya Ziah. Kita boleh tidak ikut bergabung latihan drama bersama kalian. Fauziah : (Hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum). Esoknya kelompok sehat berangkat ke sekolah, tetapi di kelas ada seorang murid yang duduk menyendiri yaitu Vini. Lalu Vini tiba-tiba saja menghampiri kelompok sehat itu sambil marah-marah dengan nadanya yang sedikit kejam. Vini : Hey, Ziah. Kamu apakan teman-temanku kemarin? Hari ini mereka tidak ingin berangkat ke sekolah bersamaku. Aku yakin kamu mempengaruhinya dengan perkataanmu yang super lembut itu atau mungkin.... (terpotong perkataannya oleh Syifa). Syifa : Apa kamu? Main menyalahkan orang saja ! Kamu yang salah sudah meninggalkan mereka kemarin ! Vini : Aku tidak meninggalkan mereka hanya mereka saja yang tidak mengikutiku, terpaksa aku tinggalkan. Wila : Untung saja kita tidak mengikutimu dan selamatnya kita berlatih drama bersama mereka, walaupun pulangnya hampir menjelang sore tapi ada hasilnya (tibatiba menyambar pembicaraan). Vini : Kalian itu sudah dipengaruhi oleh mereka ! (sambil menunjuk). Serli : Usai sudah kebodohan ini, kita capek terus menjadi temanmu ! Wila : Kamu hanya bisa menyuruh, menyuruh dan menyuruh kita saja, dan kamu hanya bisa menjelek-jelekkan orang lain saja. Apa kamu tidak pernah berpikir begitu jelek sikapmu didepan orang lain?! Vini : Ya sudah jika kalian tidak mau menjadi temanku lagi, teman banyak kok diluar sana selain kalian. aku bisa mencarinya dan aku yakin aku pasti dapat !



Fauziah : Tetapi kamu tidak bisa mencari teman seperti Wila dan Serli yang selama ini selalu denganmu, dalam suka maupun duka mereka mau tetap bersamamu. Mungkin kali ini mereka lelah dengan sikapmu yang terus-menerus tidak ada perubahan. Vini : Terserah kalian mau berbicara apa? Aku tidak mau dengar ! Yang pasti aku tidak butuh teman ! (beranjakan pergi). Saat Vini berjalan pergi keluar, tiba-tiba dia diam sejenak di depan pintu kelas namun saat berbalik dia langsung memeluk Fauziah dan dia menangis. Vini : Aku butuh teman aku tidak bisa hidup sendiri, aku butuh teman seperti kalian. Maafkan aku Ziah, aku selalu terlihat kejam didepanmu tapi itu karena aku merasa kamu lebih sempurna dari pada aku. Maafkan aku Ziah, selama ini aku egois (sambil menangis tersedu-sedu). Fauziah : Didunia ini tidak ada manusia yang sempurna, maafkan aku juga yah? Aku pernah membuatmu tidak suka. Wila : Maafkan kita juga ya. Fauziah : Nah, sekarang kamu jangan sedih lagi ya, tersenyum dong (sambil melepaskan pelukannya lalu tersenyum dan mengusap air matanya). Vini : terimakasih yah. Kalian sudah ingin menjadi temanku. Dan memberiku semangat dengan cobaan ini. Aku sayang kalian semua. Fauziah : Kita juga sayang kok sama kamu. Mereka semua lalu berpelukan.