Drama Fabel 5 Tokoh [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Gajah dan Kancil (5 orang) Pagi yang cerah. gajah dan Kancil, dua orang siswa kelas VII sedang asyik membacabaca buku Biologi di koridor sekolah. Pasalnya nanti siang akan ada ulangan harian mata pelajaran tersebut. Kemudian datang Tikus, sahabat mereka.



Tikus Gajah



: “Mit, Cil, rajin sekali kalian berdua!” : “Iya dong, tugas kita sebagai pelajar kan memang harus belajar. Hehehe…” Tikus : “Iya juga sih. Eh ngomong-ngomong kalian tahu tidak, ada murid baru yang akan masuk ke kelas kita hari ini.” Kancil : “Oh ya, siapa namanya? jantan atau betina?” Tikus : “jantan, tapi aku juga belum tahu siapa namanya dan seperti apa rupanya.” [Bel sekolah berbunyi] Gajah : “Eh ayo masuk kelas!” [Ketiganya memasuki ruang kelas. Buaya masuk bersama seorang murid baru.] Buaya : “Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kita kedatangan teman baru dari Aceh, ia akan menjadi teman sekelas kalian. Silakan perkenalkan dirimu, nak!” Tupai : “Selamat pagi, teman-teman. Nama saya Tupai. Saya berasal dari Aceh.” Gajah : (berbisik pada Tikus) “Jauh sekali ya, dari hutan di Aceh pindah ke Bandung!” [Tikus hanya mengangguk tanda setuju] Buaya : “Tupai, kamu duduk di belakang Kancil ya! [menunjuk sebuah meja kosong]. Untuk sementara kamu duduk sendiri dahulu karena jumlah siswa di kelas ini ganjil.” [Tupai segera duduk di kursi yang disediakan] Buaya : “Ya baiklah, sekarang kita mulai pelajaran hari ini. Buka buku kalian di halaman 48….” [Pelajaran pun dimulai] Tiba saatnya jam istirahat. Tupai, yang belum memiliki teman, diam saja duduk di kursinya sambil menunduk. Rupanya belum ada yang mau mendekati Tupai. Semua siswa di kelas itu masih sungkan dan hanya mau tersenyum saja padanya tanpa berani mengajak ngobrol lebih lanjut. Kancil : “Psst, Jah, Kus, coba lihat anak baru itu, sendirian saja ya!” [berbisik pada Gajah dan Tikus saat mereka baru kembali dari kantin] Gajah Tikus



: “Ayo kita dekati saja.” [Ketiganya menghampiri Tupai] : “Hei, Tupai. Kenalkan, aku Tikus, ini Tupai dan Gajah [menunjuk kedua temannya].” [Ketiganya duduk di sekeliling Tupai]



Tupai Kancil Tupai Gajah



: “Hai, salam kenal.” : “Kamu kok tidak jajan ke kantin?” : “Aku… Aku bawa bekal makanan [pelan sekali, sambil tertunduk].” : “Oh begitu, rajin sekali kamu, Wan!



[Keempat siswa ini mulai terlibat obrolan ringan sehingga Ridwan merasa ditemani] Saat jam pulang sekolah, Ibu Guru memanggil Anggi dan Kancil yang hendak pulang ke rumah. Buaya : “Tikus, Kancil! Ke sini sebentar. Ibu mau menanyakan sesuatu.” [Tikus dan Kancil menghampiri Ibu Guru] Kancil : “Ada apa, Bu?” Buaya : “Itu, bagaimana perilaku Tupai di kelas? Apakah ia bisa membaur?” Kancil : “Dia agak pendiam, Bu. Dan suka menunduk saat berbicara.” Tikus



: “Tadi di jam istirahat, kami berdua dan Gajah berusaha mendekatinya. Kami mengobrol cukup lama, ia anak yang baik kok, hanya saja ia seperti agak kurang percaya diri dan muram.” Buaya : “Hmm… begitu ya. Anak-anak, Tupai adalah salah satu korban selamat tragedi tsunami Aceh beberapa bulan yang lalu. Kedua orang tuanya tewas terhempas ombak. Kini hanya tinggal ia dan adik perempuannya, Semut. Semut masih duduk di kelas 4 SD, di SD V kota kita ini.” Tikus : “Ya Tuhan, sungguh berat cobaan yang menimpanya…” Buaya :“Iya. Untungnya, seorang pamannya tinggal di Bandung sehingga ia dan adiknya tinggal di sini. Mereka tergolong masyarakat prasejahtera, sehingga Tupai benar-benar harus berhemat. Pamannya berkata pada Ibu tadi pagi, ia tak mampu memberi uang jajan yang cukup untuk Tupai sehingga Tupai harus bekal nasi setiap hari agar tidak lapar di sekolah. Kancil :“Oh pantas saja tadi jam istirahat ia tidak ke kantin.” Buaya : “Ya sudah, Ibu cuma mau bilang begitu. Kalian berbaik-baiklah dengannya. Temani dia agar tak merasa kesepian dan terus berduka.” [Tikus dan Kancil pamit kemudian pulang] Di rumahnya, Kancil terus menerus memikirkan teman barunya, Tupai. Akhirnya ia mendapatkan suatu ide. Dikabarkannya Tikus dan Gajah melalui SMS. Keesokan harinya di jam istirahat…. Kancil Gajah



: “Eh, kalian membawa apa yang aku bilang kemarin, kan?” :“Bawa dong. Ayo kita dekati Ridwan.”



Tikus Tupai



: “Tupai, bolehkah kami bertiga makan bersamamu?” : [kikuk dan kebingungan] “Eh, um.. boleh saja..”



Kancil, Tikus, dan Gajah mengeluarkan bekal makanan mereka. Ketiganya juga membawa makanan camilan untuk dimakan bersama-sama, tentu saja Ridwan juga kebagian. Dengan makan bersama setiap hari, mereka berharap bisa membuat Ridwan lebih ceria. Setelah makan… Tupai Gajah



:“Terima kasih, teman-teman. Kalian sangat baik kepadaku.”



: “Kamu ini bicara apa, sih? Kita kan teman, wajar saja jika kita saling bersikap baik.” Semenjak itu Tupai menjadi semakin kuat karena dukungan temanteman barunya. Siswa-siswa lain di kelas itu pun banyak yang bergabung membawa bekal untuk dimakan bersama-sama pada jam istirahat. Suasana menjadi semakin menyenangkan.



KECERDIKAN SEEKOR INDUK AYAM ( 5 orang) Ada seekor induk ayam dan anaknya yang masih kecil-kecil. Mereka pulang dari jalan-jalan kemalaman, sementara rumah mereka masih jauh. Anak ayam : “Bulannya bagus, ya Bu.” Induk ayam : “Ya, ya…tapi.” Anak ayam : “Kenapa Bu ?” Kemudian induk ayam menyuruh anak-anaknya diam. Induk ayam : “Karena rumah kita masih jauh, sedangkan hari sudah gelap, maka kalian cobalah diam !” Anak ayam 1: “Aku tidak takut !” Induk ayam : “Anak – anak…..! kita harus berhati – hati … kalau tidak kita bisa tersesat, atau…..” Anak ayam 1,2,3,4 : “Atau apa, Bu ?” (anak ayam serentak bertanya heran) Induk ayam : “Bahaya !” Anak ayam 2: “Apa….apa….apa bu ?” Anak ayam 1: “Apanya yang bahaya bu?” Anak ayam 3 : “siapa yang bahaya bu?” Anak ayam 4 : “Ibu bukin takut saja”. Induk ayam : “Kalau….kalau ada yang berniat jahat mengintai di kegelapan …..” Belum selesai induk ayam menjelaskan kepada anaknya, tiba – tiba sebuah suara parau menyapa : “Selamat malam ibu ayam….. selamat malam anak – anak ayam yang lucu-lucu.” Ternyata seekor musang liar muncul secara tiba-tiba, dengan menampakkan sikap seakan-akan penuh dengan keakraban. Induk ayam : “Berhati-hatilah anak-anak, bagaimana pun seekor musang tetap saja musang yang sangat membahayakan keselamatan kita (induk ayam berbisik kepada anak-anaknya agar lebih waspada) Musang : “Sedang apa kalian disini ?” Suara musang itu memang terdengar sangat ramah dan sangat bersahabat, tetapi itu semua dilakukan merupakan siasat agar ayam-ayam itu tidak berlari menjauhinya. Induk ayam yang berpengalaman mengetahui bahwa musang hanya berpura-pura (bukankah musang musang memakan ayam), maka induk ayam dan anak-anaknya pun berkata : “Selamat malam pak musang.” Induk ayam pun bersiasat. Induk ayam : “Kami baru pulang jalan-jalan, karena keasyikan bermain, kami kemalaman dijalan.” Musang : “Rumahnya masih jauh ?” (Tanya musang). Induk ayam : “Begitulah !” Musang : “aku bisa menawarkan jasa baik, bagaimana kalau kalian menginap dirumahku ?”



Induk ayam : “O…o…oh…. Terima kasih banyak. “Bagaimana anak –anak ?” (induk ayam bertanya pada anak-anaknya) Anak ayam 1,2,3,4 : “Mau ! mau !”(kata anak ayam menjawab serempak). Induk ayam : (Induk ayam meringis) “Ah, polosnya anak-anak, ya baiklah, tapi kalian tidak boleh nakal. Anak ayam 1,2,3,4 : “Baik bu !” (anak ayam menjawab dengan riangnya). Musang : “Inilah rumahku, kalian aman disini, pakailah kamar ini, aku bisa tidur di beranda depan, disana lebih adem.” (musang pun tertawa riang) Induk ayam : “Ooh, kamarmu sendiri kau berikan ! kami sangat berterima kasih atas segala kebaikan pak musang.” Musang : “Ha, ha jangan sungkan-sungkan, semoga kalian bisa tidur dengan nyenyak, mari anak – anak selamat tidur.” (pak musang menyapa anak ayam). Anak ayam 2: (berbisik ke kuping ibunya) wah baik sekali ya bu”. Pak musang perlahan meninggalkan induk ayam beserta anak-anaknya dengan senyum penuh harapan. Pasti itulah yang diharapkan si musang. Tetapi induk ayam paham betul akan siasat si musang liar itu. Perlahan, namun terdengar oleh anak-anaknya, induk ayam bergumam. Induk ayam : “Dia boleh berharap begitu, tapi lihat saja…” Anak ayam 3 : “Kenapa bu.” (sahut salah satu anak ayam). Ibu ayam pun memberi tahu kepada anak-anaknya , kalau itulah yang namanya musang. Dia suka jahat terhadap sebangsa ayam. Tiba-tiba saja anak ayam terkejut. Anak ayam 4 : “Hah ! jahat ya bu.” (anak-anak pun mulai ketakutan dan terheran-heran.” Induk ayam : “Dia menolong kita hanya untuk menjebak dan akan memangsa kita.” (jawab induk ayam dengan tenang namun gelisah serta penuh rasa was-was). Anak-anak ayam pun bertambah takut dan mengajak induknya untuk lari meninggalkan gubuk milik pak musang. Si ibu tersenyum meski ia sendiri tegang, ia berusaha menenangkan anak-anaknya. Induk ayam : “Tenanglah anak –anak, kita tidak boleh panik, kalau gegabah, kita tidak akan selamat. Ingat….. ini tempat yang asing bagi kita, lagi pula hari sudah malam, kita mau lari kemana, sedangkan musang lebih tajam dan awas matanya pada malam hari.” Induk ayam mengamati suasana sekeliling kamar sambil terus berpikir mencari cara bagaimana mereka bisa meloloskan diri dari jebakan si musang itu. Tak lama kemudian wajahnya berubah cerah seraya berkata.



Induk ayam : “Ibu dapat akal.” Lalu anak-anaknya serempak bertanya. Anak ayam 1: “Bagaimana bu ?” Induk ayam : “Begini…..coba kalian lihat palang kayu di atas loteng itu !” Anak ayam 2: “Kita naik ke atas sana bu ?” (Tanya anak-anak ayam). Anak ayam 3: “mana bisa bu, tinggi”. Anak ayam 4 : “ bilang saja kamu takut” (mengejek anak ayam 4) Induk ayam : “Ayo kita mulai dari kamu ucrit lalu cicit dan yang lain segera mengikuti, Ibu naik belakangan, karena harus mematikan lampu, Nah sekarang ayo kalian tidur anak – anak, Kalau ada yang belum bisa tidur, ingat jangan ada yang bersuara sedikit pun.” Musang : “Wah, gelap…. Rupanya mereka senang tidur dalam gelap. Si musang pun masuk, karena gelap ia terantuk meja. Musang : “Aduh ! aku tidak boleh berisik. He biar gelap tetap asyik !” ( air liurnya mulai menetes, musang pun melompat ) Musang : “Sekali tubruk… ramai deh ! aduh kok nggak ada ? di pojok sana barang kali. Lho nggak ada juga. Si musang bingung, lalu ia mengaduk – aduk seisi kamar itu. Saking bernafsunya ia kelelahan…….. dan pingsan. Musang : “Iiih dimana siiih ???!” Pagi pun datang, induk ayam dan anak – anaknya turun dari loteng. Si musang melihat mereka tapi tubuhnyamasih lemas. Induk ayam : “Pak musang, kamimau pulang. Terima kasih banyak telah memberi inapan.” Karena malu, musang yang tak berdaya perlahan – lahan lari ke hutan. Induk ayam : “Nah anak – anak kita harus selalu waspada dan berhati – hati, terutama terhadap orang yang tidak kita kenal,” Induk ayam mengiring anak – anaknya dengan bangga pulang ke rumah mereka.



MOMO YANG RAKUS (7 orang) Di sebuah kebun, hiduplah sekumpulan anak – anak semut. Mereka hidup berkelompok. Salah satu dari semut tersebut ada yang bernama Momo. Momo adalah seekor anak semut, kalau dilihat dari ukuran badannya, Momo termasuk yang paling gendut di antara teman – temannya. Di kebun tersebut, Momo hidup bersama 6 orang temannya. Ada yang bernama Tata, Kiki, Mimi, Jojo,Nene dan Lili. Aktivitas para semut tersebut setiap pagi adalah mencari makan. Mereka mencari makan bersama – sama. Momo



:



Tata, Kiki Lili Nene



: : :



Tata Momo



: :



Lili



:



Nene



:



“ Teman – teman matahari sudah terbit, ayo kita mencari makan karena aku sudah lapar .“ “ ayooo….ayoooo.” ( dengan penuh semangat ) “ Ayooo....” “ Sebentar teman – teman, aku masih ngantuk karena tadi malam aku tidur larut malam. “ “ Teman – teman, Nene kita tinggal saja yuuk... “ “ Jangan , Nene kita tunggu saja teman – teman, nanti dia malah nangis lho.” “ Nene cepat kamu bangun dan cuci muka terus kita langsung berangkat untuk mencari makan. “ “ Iya..Iya...sebentar.( Nenepun segera mencuci muka )



Akhirnya mereka pun bergegas untuk mencari makan.Merekapun bergembira sambil beryanyi – nyanyi. ( Menyanyi lagu “ Di sini senang di sana senang” ) Di saat akan melewati jembatan kecil, merekapun saling bergandengan supaya tidak terjatuh. Momo Tata Kiki



: : :



“ Hati – hati teman –teman, pegang tanganku yang erat. “ “ Aduh, aku takut. “ “ Tata, pegang tanganku yang kuat. “



Merekapun melompat – lompat ketika melewati jalan yang becek, salah satu dari mereka ada yang terjatuh. “ Momo Mimi Jojo



: : :



“ Aduh, kakiku sakit. “ ( Momopun terjatuh ) “ Makanya hati – hati Momo. “ “ Besok lagi harus lebih berhati – hati ya Momo. “ ( Jojo memberi nasehat kepada Momo, Sambil membantu membangunkan Momo yang terjatuh )



Setelah berjalan cukup jauh, merekapun kelelahan. Tetapi belum satupun makanan yang mereka temukan. Momo



: “ Huuuhh, aku sudah lelah sekali.Perutku sudah lapar dan



Lili Nene



keroncongan. “ : “ Iya, aku juga sudaj lelah dan lapar.” : “ Sabar Momo, sabar Lili kita semua juga sudah kelaparan. “



Merekapun sejenak beristirahat di bawah pohon yang rindang. Namun, tibatiba cuaca menjadi kurang bersahabat. Petirpun mulai terdengar dan hujanpun turun. Momo Jojo Tata



: “ Hrrrrrr...dingin sekali.Perutku semakin terasa lapar kalau cuacanya dingin seperti ini. “ : “ Sama Momo, aku juga semakin merasa lapar. “ : “ Semoga saja hujanya bisa segera reda, sehingga kita semua tidak kelaparan di sini .”



Hujanpun reda, dan mereka semua bergegas melanjutkan perjalanan untuk mencari makan. Tidak lama kemudian, akhirnya merekapun menemukan sepotong roti. Momo : “ Lihat teman- teman, ada sepotong roti. “ ( Momo sambil menunjuk ke arah roti yang dimaksud ) Mimi : “ iya....iya...itu rotinya, ayo kita segera kesana. “ ( mereka semuapun terlihat sangat senang karena menemukan roti ) Momo : ( Terlihat ingin langsung memakan semua roti tersebut ) Tata : “ Momo, jangan dimakan dulu.Terlebih dahulu kita potong roti tersebut menjadi bagian yang ukuranya bisa kita bawa, kemudian roti tersebut kita bawa pulang. “ Kiki : “ Betul, nanti kita makan di rumah saja. Sebagian kita makan dan sebagian lagi kita simpan untuk cadangan makanan. “ Momo : “ iya deh. “ Lili ; “ Nah, gitu Momo.” Merekapun membagi roti tersebut menjadi bagian yang sama rata, sehingga masing-masing semut mendapat bagian. Namun, perkataan Momo tidak bisa dipercaya. Momo langsung memakan roti yang ada di bawanya. Momo



:



“ Aemmm....aeemmm ( Dengan lahabnya, Momo langsung memakan semua roti yang dibawanya ) “ Mmmmm....tetapi aku kok masih merasa lapar. “ ( Momopun merebut roti milik Tata untuk dimakan ) Momo : “ Tata, kemarikan rotimu !!!! “ ( Momo langsung merebut roti milik Tata dan langsung memakan habis roti tersebut ) Tata : “ Jangan Momo !!!! Jangan dimakan !!” ( Tatapun menangis ) Mimi : “ Tenang Tata.... “



Momo Jojo Momo Momo Nene Momo



: : : : : :



“ Momo, kenapa kamu memakan roti milik Tata ??!!! “ “ Aku kan lapar. “ “ Tetapi kamu kan sudah punya roti sendiri !!! “ ( Terlihat tidak peduli. Dan ingin merebut roti milik Nene ) “ Nene, Berikan rotimu kepadaku !!! “ “ Tidak akan ku berikan, Momo! “ ( Langsung memakan habis roti milik Nene )



Setelah memakan 3 potong roti, sekarang akibatnya Momo menjadi kekenyangan. Tubuhnya terasa berat, dan menjadi susah untuk berjalan. Bahkan tubunya pun menjadi terasa lemas. Momo : “ Teman-teman tolong aku,tubuhku lemas, aku sulit untuk berjalan. “ Kiki : “ Makanya....jadi semut itu jangan rakus. Akibanya jadi sepeti tiu kalau kamu rakus.” Jojo : “ Teman- teman..ayo kita pulang dan Momo kita tinggal saja ! “ Lili : “ Iya, Momo kita tinggal saja.” Nene : “ Kasihan Momo, jangan kita tinggal. “ ( Nene berusaha menjelaskan pada teman- temanya ) Melihat kebaikan Nene, Momo pun menjadi sadar bahwa perbuatan yang dilakukan tadi adalah salah. Dan Momo pun meminta maaf kepada temantemannya. Momo : “ Teman-teman...aku minta maaf atas kesalahanku tadi. Aku salah karena telah memakan roti milik kalian. Maaf ya Tata.... maaf ya Nene. Aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahanku lagi. “ Tata, Nene : “ Iya tidak apa-apa teman. “ Karena Momo tidak bisa berjalan, teman-teman memapah Momo untuk pulang. Setelah beberapa waktu, akhirnya mereka semua sampai di rumah dengan selamat.



Tiga Cicak yang Rakus (3 orang) Di pojok sebuah perpustakaan, hidup tiga ekor cicak yang tumbuh besar bersama-sama. Mereka ditetaskan dari telur yang berdampingan. Ketiga cicak itu bernama Kicak, Ciprut, dan Gombes. Mereka terbiasa hidup rukun, meskipun ketiga cicak itu memiliki wilayah kekuasaan masing-masing. Hidup sepanjang tahun tanpa kekurangan makan membuat mereka betah tinggal di ruang perpustakaan istana kepresidenan. Tetapi sejak beberapa hari yang lalu, makanan mulai sulit didapatkan. Mereka tidak menemukan satu makanan pun buat dimakan. Kicak, Ciprut, dan Gombes mulai kelaparan. Kicak :“Aduh, Prut, kenapa sekarang jarang banget ya, ada makanan. Padahal, beberapa hari lalu masih banyak,” Ciprut : “Enggak tau nih, Cak. Kasihan si Gombes, perutnya sampe slim tuh gara-gara lama enggak dapat makanan,” Gombes : “Apaan sih? Kayak kamu nggak jadi slim aja, malahan sampe kering kayak tulang kering. Makanya, ngaca dong, sebelum ngejek aku.” Kicak : “Udah ah. Jangan berantem mele, makin laper tau nggak, garagara denger kalian berantem. Mendingan sekarang, coba kalian intip di kolong meja atau di sela-sela rak buku. Kali aja ada banyak makanan.” Ciprut : ”Kalo sekarang mana ada, Cak. Nyamuk-nyamuknya udah pada disemprot manusia,” Gombes : (Perutnya berbunyi) Kicak : “Ih, suara apaan tuh?” Ciprut : “Apa lagi kalo bukan suara perutnya si Gombes. Hahaha,” Gombes : “Huffttt. Laper… aku hari ini sama sekali belum makan, nih. Kalian juga kan?” Kicak & Ciprut : “Iya..” Ciprut : “Sekarang, kita mesti gimana, nih?” Kicak : (Berpikir sejenak) “Hmm, gini aja deh. Kita mencar aja, buat cari makan. Nah, nanti kalo ada yang udah nemu makanan, kita bagi aja makanannya jadi 3. Harus sama rata. Gimana?” Ciprut & Gombes : “Setuju-setuju!” Gombes : “Tapi, beneran harus dibagi sama rata ya, biar adil.” Kicak : “Oke…” Kicak, Ciprut, dan Gombes pergi memencar untuk mencari makanan. Mereka merayap kesana kemari, tetapi tidak satu pun mereka menjumpai makanan. Hingga tiba-tiba, Kicak menemukan sebuah benda putih yang terletak di atas meja. Kicak : “Prut, Mbes! Sini deh, aku menemukan sesuatu, yang kayaknya bisa dimakan…” Ciprut : “Ih… Itu… Itu… Itu… Itu tuh…” Gombes : “Ish, Ciprut lemot banget sih. Itu tuh makanan manusia, namanya roti,” Kicak : “Kayaknya enak tuh. Ayo kita kesana!”



(Kicak, Ciprut, dan Gombes segera merayap dengan cepat menuju roti itu.) Ciprut : “Wew, wangi banget rotinya… Pasti rasanya enak.” Gombes : “Pasti enak dong. Rejeki besar nih, buat kita!” Kicak : “Tapi kita harus cepat-cepat membawanya pergi dari sini. Mumpung manusia belum datang.” Ciprut : “Kalo gitu, ayo kita gotong roti ini bersama-sama,” Ketiga cicak itu segera saja bergotong-royong menyeret roti itu. Mereka berniat menyembunyikannya di atas sebuah rak buku yang sangat tinggi. Sampai di atas rak buku, mereka berunding untuk membagi roti tersebut. Gombes : “Sekarang, bagaimana kita membaginya?” Kicak : “Hmm, semestinya kalau pengen adil, aku yang dapat roti itu paling banyak. Karena tadi aku yang menemukan roti itu!” Ciprut : “Enggak bisa gitu lah, Cak. Kan tadi aku juga udah ngebantuin cari makan, yah… walaupun nggak sampai menemukannya. Lagi pula, tadi kita udah sepakat ‘kan, buat membagi makanannya sama rata?” Gombes : “Iya, bener tuh, apa katanya si Ciprut. Tapi ya, kalo mau lebih adil lagi, mestinya aku dong, yang dapat roti paling banyak. ‘Kan, tadi aku sudah memberitahu kalau itu namanya roti!” Ciprut : “Semua cicak juga tau kali, kalau itu namanya roti!” Gombes : “Lah, buktinya tadi kamu sama Kicak nggak tau kalau itu roti namanya. Pokoknya, aku harus dapat lebih banyak!” Kicak : “Ihh sudah-sudah! Kalau berdebat mulu, kapan kita mulai makannya nih?” Ciprut : “Hmm, jadinya, gimana kita membagi roti ini?” (Hening) Gombes : “Ah, aku nggak mau tau, pokoknya aku harus dapat roti itu paling banyak!” Kicak : “Aku lah yang berhak mendapat roti paling banyak! Tadi kan, aku yang pertama kali menemukan rotinya!” Ciprut : “Kalau kalian berdua berhak mendapat roti yang paling banyak, berarti aku juga! Aku pengen mendapatkan roti yang paling banyak!” Kicak, Ciprut, dan Gombes terus bertengkar agar mendapatkan roti yang paling banyak. Tiba tiba… (SREEET!!) Kicak dan Gombes terpeleset ke lantai. Sementara, Ciprut yang masih di atas rak buku bersama roti, melompat kegirangan. Ciprut : “Yey yey yey yey! Aku dapat semua roti! Yey yey yey yey!!!” (SREET!!) “Aduh!” Karena tidak berhati-hati, Ciprut juga terjatuh ke lantai. Sementara itu, ada seekor laba-laba yang juga sedang kelaparan. Melihat ada roti di atas rak buku itu, ia segera mengambilnya menuju sarangnya. Kicak, Ciprut, dan Gombes menyaksikan kejadian itu dari bawah, terkejut dan kecewa. Kicak : “Yahh.. Rotinya di ambil sama laba-laba…” Ciprut : “Apa? Yahh… Kalian sih, pake rebutan segala. Gini deh,



jadinya. Kita nggak jadi makan besar,” Gombes : “Kamu juga salah, Prut! Jangan salahkan kita juga dong!” Kicak : “Ah, sudahlah, lebih baik nanti siang aku mencari makan sendirian saja!” Akhirnya, Kicak, Ciprut, dan Gombes kembali ke sarangnya dengan perut kosong.



Persahabatan 'Dina dan Dani (5 orang) Pada pagi hari, ada seekor kelinci buta yang selalu berada didalam rumahnya, dan terdiam tanpa suara, kesepian tanpa teman. Dani



: mmmm.. sepi sekali hari ini,biasanya ada suara kelinci yg indah dan merdu sekali.



Dan senja pun menelan bumi, tiba-tiba suara kelinci yg bersuara indah dan merdu itu pun datang. Dina lalalalala.. Dani Dina Dani Dina Dani Dina Dani Dina Dani Dina Dani



: huhh.. lelah sekali hari ini pergi ke ladang memetik strawberry : apa itu kau yang datang ? Kelinci bersuara merdu dan indah itu ? : hai Dani.. namaku Dina : kau tau namaku ? : jelas aku tau, aku selama ini mencari asal-usulmu dan bertanya kepada teman-temanku siapakah kamu. : jadi selama ini kau berada dihalamanmu bermain ayunan, sambil melihatku ? : yaa, betul sekali, aku sangat mengagumimu Dani.. : yaa setelah sekian lama aku tak mempunyai teman yang mengerti kondisi mataku ini : aku tahu dengan semua kondisimu itu yg membuat aku ingin mengenalimu lebih jauh lagi : sungguh aku bernasib baik karna mempunyai teman baik dan cantik sepertimu : kau tau darimana kalau aku cantik dan baik? hahaha..kau bergurau dan ingin merayuku, bukan ? : karna kau sudah tau, aku tak mau melanjutkannya hehehe.



Hari demi hari pun mereka lewati bersama, dengan rasa sayang layaknya sepasang kekasih. Lalu suatu ketika... Rudolf Arshya Rudolf



: bagaimana seekor kelinci cantik, dekat dengan kelinci buta dan jelek itu ? : aku tak mengerti jalan pikiran kelinci itu : aku akan kesana untuk menjelek-jelekkan si kelinci buta itu



Kemudian, Rudolf seekor Serigala yang bijaksana dan perhatian itu melabrak si kelinci cantik karna kecemburuannya terhadap si kelinci buta. Dina&Dani : *sedang berbicara berdua dihalaman rumah Dani* Rudolf : hai kelinci cantik, mengapa kau ingin berteman dengan kelinci buta dan jelek itu ? Dina : jaga omonganmu Rudolf !



Dani Rudolf



: tidak apa-apa Dina, aku sudah terbiasa dengan masalah ini : lebih baik, aku pergi saja, aku tak tahan dengan semua kemunaan ini ! Rudolf pun pergi dan kembali ke Arshya, tetapi perasaan Dina masih saja kesal dengan sikap Rudolf tadi. Dan suatu ketika, Dina mengidap penyakit langka yang belum ditemukan obatnya. Dina Dani Dina Dani Dina Dani



: jika aku telah tiada, apakah kau akan selalu datang ke tempat peristirahatanku yg terakhir? : bicara apa kamu ini Dina.. aku akan selalu setia bersamamu, seumur hidupku.. : ya tapi... : tapi apa ?? : lupakan lah.. : baiklah..



Semakin lama, penyakit Dina pun semakin parah. Dina pun di rawat di rumah sakit tanpa memberitahu Dani. Dani pun sering kesepian karena Dina tak kunjung datang mengunjunginya. Dani



: Mengapa Dina tak terlihat lagi ? Di manakah dia sehingga dia tidak mengunjungiku ? Tiba-tiba Rudolf dan Arshya datang menghampiri Dani.



Rudolf : Hahahaha... Dina ternyata sudah tidak mengunjungimu lagi ya... Arshya : Mungkin dia tidak mau punya teman sepertimu.. Dani : tidak mungkin. Dina adalah sahabatku. Dia tidak mungkin meninggalkanku. Rudolf : Lantas, apa yang dilakukan Dina sekarang jika dia tidak menemuimu ?? Dani terdiam. Rudolf dan Arshya pun pergi sambil menertawainya. Setelah beberapa lama kemudian, seseorang datang menghampiri Dani. Sofie : Ku rasa kau adalah sahabat dari Dina, bukan ? Dani : iya, anda betul sekali.. Sofie : Perlu ku beri tahu, Dina menderita sebuah penyakit langka dan dia sekarang sedang sekarat. Dia membutuhkanmu sekarang. Dani : Apa ? Dina se..sekarat *terkejut* Sofie : Ikut aku sekarang, akan ku antar kau menuju rumah sakit. Sofie dan Dani pun menuju rumah sakit. Dan di sana, terlihat Dina terbaring hampir tak sadarkan diri.



Dani : Dina ? Dina ? Dina : Iya Dani.. Aku di sini.. *lemas* Dani : Dina.. Mengapa kamu tidak memberitahukanku tentang penyakitmu ?? Dina : Maafkan aku.. Aku tak mau kau khawatir.. Sofie : Bertahanlah Dina.. Tim kedokteran akan membantumu.. Dina : Tapi aku tak kuat lagi.. Dani : Bertahanlah.. Aku akan selalu ada untukmu.. Dina : Terima kasih Dani.. Sofie : Sebelumnya, aku punya berita bahagia untukmu Dani, ada seseorang yang mendonorkan matanya untukmu. Dani : Wah, siapa gerangan yang ingin mendonorkan matanya itu ? Sofie : Kau akan mengetahuinya nanti, setelah kau melihat dunia ini. Operasi matamu akan dilakukan setelah ini. Tiba-tiba Dina pun kehilangan kesadarannya. Sofie dan rekan dokter yang lain pun berusaha. Tetapi sepertinya Tuhan tidak menghendaki Dina tetap hidup. Dani pun bersedih karena sahabatnya sudah tiada. Sofie : Maafkan aku mengganggumu, tetapi operasi matamu akan dilakukan sebentar lagi. Ku mohon kau bersiap-siap. Dani : Baiklah Dani pun masuk ke ruang operasi dan Sofie pun mengoperasinya. Dan beberapa hari kemudian... Dani Sofie



: Akhirnya, ku bisa melihat dunia ini. Ternyata dunia ini sangat indah. : Selamat atas mata barumu, Dani.



Dani pun sangat senang karena mempunyai mata baru. Dan rupanya dia melupakan Dina. Pada suatu saat di rumahnya, dia menemukan sebuah surat yang terselip. Dani : *membaca surat tersebut* Ya ampun.. *menjatuhkan surat tersebut dan berlari menuju makan Dina* Dani pun pergi menghampiri makan Dina. Dani mata ini.



: Maafkan aku Dina *sambil menangis* Ku akan selalu menjaga



Akhirnya, Dani pun menyesal dan bertekad menjaga mata yang diberikan Dina. .Selesai.



Tanduk yang Diperebutkan (4 orang) Tokoh: · Singa, Raja Hutan · Anjing · Domba · Kelinci Pada suatu hari di sebuah hutan, Singa sang Raja Hutan mengadakan sayembara mencari siapa binatang yang paling cantik di hutan. Singa: Tenang, tenang semua rakyatku, kalian semua kukumpulkan disini karena aku bermaksud untukmengadakan sebuah sayembara, semua binatang diperbolehkan mengikuti sayembara ini, dalam sayembara ini akan dicari hewan yang paling indah di hutan, pemenang sayembara ini akan dinobatkan menjadi hewan paling indah dan cantik di hutan dan mendapatkan hadiah istimewa dariku, penilaian akan dilakukan 4 hari mendatang di tempat ini, untuk itu kuharapkan kalian semua bersiap untuk mempersiapkan penampilan terbaik kalian. Anjing : Hahahaha pasti aku lah yang menang, secara aku hewan paling cantik keren kece disini. Terlebih lagi aku punya tanduk yang indah kayak gini. Yang lain mah ga ada apanya dari aku Domba : Sombong sekali dia, hanya tanduk seperti itu saja dia bangga. Liat saja nanti tanduk itu akan menjadi milikku dan aku akan memenangkan sayembara ini. Singa : Silahkan kalian semua diperbolehkan keluar.....



Pada sore harinya di ladang milik domba tempat kelinci bekerja, domba berniat bertemu dengan kelinci untuk meminta pertolongan kelinci untuk melancarkan niat jahat nya Domba Kelinci Domba Kelinci Domba Kelinci Domba Kelinci Domba



Kelinci Domba Kelinci Domba Kelinci Domba Kelinci



: Kemari kelinci, Kelinci aku butuh bannyonya mu : Apa itu nyonya? : Aku ingin kau untuk mengambil tanduk milik anjing : Apa maksudmu nyonya? : Aku ingin memenangkan sayembara itu agar aku bisa memperluas wilayahku : Maaf nyonya aku tidak bisa mengkhianati teman baik ku : Tapi ini juga bisa menguntungkan mu kelinci. Engkau bisa memperluas ladang wortel mu itu. : Tapi aku tetap tidak bisa nyonya : Baik jika kau tidak mau membantuku. Aku akan menutup ladang wortel mu dan aku tidak membiarkan mu tinggal lagi di wilayah ku lagi : Jangan nyonya, ampun. Aku akan makan apa jika nyonya mengusirku ? Jangan nyonya : Jadi bagaimana? Kau akan membantu ku atau kau tetap membela temanmu itu? : hmm Ba..aa..aa.iikk nyonya aku akan membantumu. Jadi Apa yang harus aku lakukan? : Kau cukup berpura-pura untuk meminjam tanduk temanmu itu dan kau bisa memberikannya kepadaku : tapi bagaimana jika.... : Sudah tenang saja, bilang saja bahwa kau tak sengaja telah menghilangkan tandukmu itu : Baiklah , aku akan meminjamnya esok hari



Kemudian domba dengan rasa bingung, kelinci pulang ke rumahnya. Kelinci merasakan dilema yang luar biasa.Dia bingung harus memilih siapa, tetapi dia juga sudah berjanji kepada domba nyonyanya. Kelinci



: Apa yang harus ku perbuat sekarang? Apa aku harus membantu nyonyaku domba? Tetapi jika aku membantunya itu sama saja aku berhianat dan kehilangan teman terbaikku,tetapi jika aku tidak membantu nyonyaku domba , aku pasti akan mati kelaparan. Aaa tidak, aku tidak mau mati kelaparan. hufftt



Keesokan harinya di rumah anjing Kelinci



: Hei Aan mari kita pergi bermain



Anjing : Bermain? Maaf kelinci, Aku tidak ada waktu itu. Aku sedang sibuk untuk mempersiapkan penampilanku di acara syaembara nanti.Lihat lah tanduk ku ini kelinci, betapa cantiknya tandukku ini. Aku yakin aku akan menang. Kelinci : Jadi kau tidak mau bermain denganku? Anjing : Aku tapi aku benar-benar tidak bisa, karena aku sangat sibuk. Lebih baik kau pulang dan jangan ganggu aku! (sambil mengusir kelinci) Kelinci : Aan…. Mengapa kau seperti ini? Mengapa sayembara itu membuat mu sombong seperti ini?kau berubah. (sambil berjalan perlahan pulang kerumahnya) Anjing : (merasa bersalah) Tunggu kelinci ! Baiklah, aku minta maaf kepadamu, aku menyesal telah menyombongkan diriku kepadamu. Aku harap kau mau memaafkan ku Kelinci : Tapi aku terlanjur kecewa denganmu anjing. Lebih baik aku pulang saja dan mencari teman lain yang mau aku ajak bermain (memasang muka licik) Anjing : Aku mohon kelinci maafkan aku. Aku akan melakukan apapun yang kau mau asal kau mau memaafkan ku dan tetap menganggapku teman mu. Kelinci : Apapun? (muka gembira licik) Anjing : Iya apapun yang kau mau Kelinci : (sambil pura-pura berfikir) Hmm..Aku tidak meminta apa-apa. Bolehkah akumeminjam tanduk mu untuk sehari saja. Karena aku juga ingin merasakan rasanya menjadi binatang paling cantik Anjing : Apa memang harus tanduk ku ini? Kelinci : Aku hanya ingin itu anjing, tetapi jika kau tidak mau aku akan pergi dan mencari teman lain saja Anjing : Baik lah kalau itu bisa menebus rasa bersalahku (sambil memberikan tanduknya) ini kupinjamkan kepadamu. Tapi ingat ya hanya untuk sehari saja. Kelinci : (sambir kegirangan) Iya anjing tenang saja.oh iya Aku rasa aku harus pulang dan memanen wortel-wortel ku diladang Anjing : Baiklah kelinci. Tolong jaga tanduk itu baik-baik ya Kelinci : Tenang saja anjing. Aku pulang dulu ya (sambil berjalan keluar dari rumah anjing) Anjing : Mengapa tiba-tiba dia menginginkan tanduk ku itu ? Ah tapi tak apalah kalau itu bisa menebus rasa bersalahku. Mungkin dia memang ingin merasakan cantik seperti ku Setelah kelinci berhasil mengambil tanduk milik anjing, kelinci pun pergi kerumah domba untuk memberikan tanduk itu. Diperjalanan kelinci sangat gelisah dan ketakutan. Sesampainya dirumah domba, kelinci disambut dengan hangat oleh domba.



Kelinci Domba Kelinci Domba



Kelinci Domba



: Permisi nyonya. Aku datang membawakan tanduk permintaanmu ini : Wah akhirnya datang juga, ternyata kerjamu cepat sekali ya. Aku bangga kepadamu. : Terimakasih nyonya, aku juga meminta supaya nyonya menepati janji nyonya kemarin malam kepadaku : Tenang saja kelinci, jangan risau seperti itu. Aku ini binatang yang suka menepati janjiku, tapi kau tidak boleh berkata kepada siapapun mengenai ini. Kalau tidakk…… : Iyaaaa nyonya aku mengerti. Kalau begitu aku ijin pulang ya nyonya,karena sudah sore. : Baiklah silahkan kau pulang



Setelah kelinci sampai dirumahnya, dia harus berpikir bagaimana caranya dia membuat anjing percaya kepadanya dan tidak marah kepadanya karena tanduk itu Kelinci



: Aku harus berkata apa kepada anjing tentang tanduk nya itu ? Apa aku harus jujur kepadanya ? Ah tapi aku bisa dihabisi nyonyaku domba. Oh tuhan Apa yang harus kulakukan ???



Sambil berfikir dia teringat sesuatu. Dia teringat dengan jurang yang ada didekat ladang wortel nya Kelinci



: Oh iya. Aku bilang saja kalau tanduk itu jatuh kedalam jurang saat aku berlari terburu-buru untuk mengambil wortel ku lalu aku tersandung batu dan tanduk itu lepas dari kepalaku dan jatuh kedalam jurang. Ide yang bagus



Keesokan harinya kelinci pergi kerumah anjing dengan terburu-buru. Dia ingin terlihat sangat panik supaya anjing percaya dengan kebohongannya Kelinci Anjing Keinci Anjing Kelinci Anjing Kelinci Anjing Kelinci



: Anjing.. Anjing.. (sambil terlihat panik) : Ada apa kelinci ? Mengapa kau terlihat panik sekali ? (sambil mencari-cari tanduknya) : kabar buruk bagi kita semua. Tapi sebelumnya aku minta maaf. : Kabar buruk apa ? Ceroboh apa ? Aku tidak mengerti maksudmu ! : Tan..tan..tanduk..tandukmu anjing : Ada apa dengan tanduk ku ? (muka marah) : Tanduk itu jatuh kedalam jurang.(muka sedih) : APAAA ?? Jatuh kedalam jurang ?? (muka marah dan sedih) : I..i..i..iya..iyaa anjing (sambil ketakutan) saat aku berlari terburu-buru untuk mengambil wortel ku, aku tersandung batu dan tanduk itu lepas dari kepalaku dan jatuh kedalam jurang.aku minta maaf anjing. Aku benar-benar tidak sengaja



Anjing



: Iyaa kelinci tak apa. Mungkin memang sudah nasib ku untuk tidak mengikut sayembara itu Kelinci : Mengapa begitu ?Engkau tetap bisa mengikuti sayembara itu anjing. Belum tentu kau kalah walaupun kau tidak memiliki tanduk anjing Anjing : Tapi aku tidak percaya diri jika tanduk ku tidak ada (sambal memelas) Kelinci : Yasudah lebih baik kau istirahat. Tenangkan dirimu dan pikirkan lagi untuk sayembara besok Anjing : Terimakasih kelinci, engkau memang benar-benar temanku yang baik Kelinci : Yasudah aku pulang dulu ya anjing Anjing : Iyaa kelinci



Kelinci berjalan pulang kerumah nya. Dia berharap anjing masih mau menjadi temannya walaupun kelinci sudah mengkhianati anjing Kelinci



: Maafkan aku anjing, aku bukan teman yang baik. Aku sudah mengkhianati mu, aku berharap kau mengerti mengapa aku melakukan ini.



Sore harinya saat anjing sedang berjalan-jalan di hutan. Anjing melihat domba mengenakan tanduk dari kejauhan, dia melihat domba sedang berjalan-jalan dengan mengangkatkan kepala nya seperti menyombongkan dirinya karena sesuatu. Awalnya dia tidak melihat apa-apa diatas kepalanya karena tertutup dahan pohon dari kejauhan. Tetapi lamalama dia melihat sesuatu diatas kepalanya. Anjing



: Itu seperti tandukku….. Tidak salah lagi itu memang tandukku..Tanduk kesayanganku.Tapi kelinci bilang kalau tanduk itu sudah masuk kedalam jurang.Tidak mungkin aku menghampiri dia tanpa bukti, bisa-bisa aku habis dengannya. Bagaimana ini ? Bagaimana sayembara besok ?Bagaimana ?



Anjing pun kembali kerumah nya mencari ide yang tepat untuk sayembara besok. Dia sepertinyakehabisan ide karena dia baru sadar domba adalah binatang yang cerdik yang bisa menggunakan cara apapun untuk mendapatkan apa yang dia mau, terlebih lagi daerah yang dia kuasai banyak sehingga dia bisa menyuruh binatang-binatang yang tinggal di daerahnya termasuk kelinci untuk melancarkan segala niat nya. Anjing hanya pasrah dengan sayembara itu Keesokan harinya di singgasana singa si raja hutan



Singa



: Wahai rakyatku! Tibalah saat yang kalian tunggu-tunggu. Aku persilahkan kepada para peserta syambara untuk maju satu persatu. (masing2 peserta menampilkan penampilan terbaiknya)



Dan tibalah saat pengumuman. Semua peserta merasa penasaran dengan keputusan yang akan disampaikan oleh raja. Termasuk anjing, anjing sudah berpikiran untuk menghajar domba jika domba lah pemenangnya. Singa



Anjing



Singa Anjing



Singa Kelinci Anjing Domba



Anjing Domba Singa Domba Anjing Singa Singa



:Baiklah, karena kalian semua sudah menunjukan penampilannya, sekarang adalah waktunya pengumuman siapa binatang paling indah dan cantik di hutan ini.... Dan pemenangnya adalah. Domba dengan tanduknya yg indah. Selamat kepada domba (domba maju ke depan) : Maaf Sebelumnya Raja, tetapi saya tidak terima jika si pencuri ini yang harus menang. Hei cepat kembalikkan tandukku yang kau curi itukambing, itu tanduk milikku ( menunjuk ke arah tanduk di atas kepala domba : Apa maksud perkataanmu anjing ? : Tanduk itu milik ku dan seharusnya aku menang karena tanduk itu. Dia memanfaatkan kelinci yang kukira sahabat ku ,untuk mengambil tanduk milik ku. Kenapa kau tega melakukan hal ini kelinci ? ku kira kau sahabatku,ternyata kau bersekongkol dengan domba. Mereka berdua pencuri ! (sambil menunjuk domba dan kelinci) : Apa itu semua benar kelinci ? Apa domba Menyuruhmu ? : Itu semua tidak benar raja...( terbata-bata sambil melirik ke arah domba) : Tidak kusangka kau tega kepadaku kelinci....Cepat kembalikan tanduku domba ! : Dia berbohong raja ! Tanduk ini memang benar milikku. Dia berkata seperti itu karena dia iri akan kecantikan tandukku! Dan dia tidak terima akan kekalahannya! : Percayalah padaku raja, itu benar-benar tandukku! Aku berani sumpah karenanya. : Bohong.....Ini tandukku : tenanglah kalian berdua.......baiklah jika seperti ini adanya begitu berikanlah tanduk itu padaku sekarang, domba. : Tapi yg mulia........ : Jangan diapa-apakan tanduku itu wahai yang mulia raja! Aku berani bersumpah bahwa itu benar-benar milikku! : Cepat berikan tanduk itu...... : Diamlah kalian berdua, jika kalian saling mengaku kalau ini tandukku kalian, Lebih baik aku belah saja tanduk ini menjadi dua agar kalian bisa memiliki tanduk ini masing-masing......



Anjing Domba Anjing Singa Anjing Singa Domba Singa



Kelinci



Singa Anjing Domba Singa



Singa



: (sambil berlutut dan sedikit menangis) Jangaaaannnn raja ! Aku mohon! jangan belah tandukku raja......aku mohon........ : Belah saja raja! Itu lebih baik daripada dia atau aku yang tidak mendapatkan tanduk itu sama sekali. : jangan raja aku mohon : baiklah jika itu maumu domba (sambil mematahkan tanduk itu)...... : tidak.....tandukku......( sambil terus menagis tersedusedu meratapi patahan tanduknya ) : baikklah aku telah mengambil sebuah kesimpulan, ternyata kaulah pembohong itu domba(menunjuk ke arah domba ) : Ampun baginda raja, aku bersumpah aku tidak melakukannya : Simpan saja sumpah palsumu itu. Karena aku sudah tau kelicikan hatimu dari perilakumu, karenalah tidak mungkin seorang ibu merelakan anaknya dimakan seorang serigala sekalipun serigala itu menyisakkan beberapa bagian kepada ibu itu......Kelinci cepat ceritakan padaku kejadian yang sebenarnya.....atau kau akan ku hukum atas perbuatanmu ini..... : Ampun, paduka. Aku tidak bermaksud mencuri tanduk anjing paduka......Ampun baginda raja, sebenarnya aku ini hanya disuruh domba untuk melakukan perbuatan keji ini, dombalah yang menjadi dalang atas semua perbuatan ini, kalo baginda mau hukum saja si domba paduka ?? aku tidak tahu apaapanyonyaku raja....... : Jadi memang benar kalau tanduk ini milikmu anjing ? : Iya raja, ini memang milikku. : Tidak! Tanduk Ini sudah menjadi milikku! : diam kau domba, Aku sudah mengetahui bahwa kau itu berbohong domba! (domba menunduk malu) : Wahai anjing karena kesombongan mulah dari awal memancing benih iri hati di benak domba, karena kesombongan maka selamanya kau tidak akan sanggup menahan lidahmu untuk terus terulur.....Dan kepadamu domba, karena sikap iri hatimu itu akan ku berikan tanduk yg sudah patah ini kepada mu, tanduk yang kaupikir indah dan bisa membuatmu menjadi binatang paling cantik di hutan,Tak luput juga dari benakku kelinci, engkau telah bersedia melakukan sebuah kejahatan dan tidak berani berkata jujur dan berpihak pada dusta,maka selamanya gigi serimu akan terus membesar,sebesar kejahatan yang kau perbuat.....



Akhirnya tanduk itu diberikan kepada domba karena memang pemenang sayembara ini, tetapi raja mematahkan cabang tanduk itu. Dan anjing diberi hukuman karena kesombongannya, dia menjulurkan lidah tanpa henti. Dan kelinci diberi hukuman karena kebohongannya, 2 gigi depannya



dibiarkan panjang Ini lah asal mula mengapa tanduk domba menjadi pendek, anjing selalu menjulurkan lidahnya, 2 gigi kelinci maju kedepan