E Library Stikes Nani Hasanuddin Nirwanahas 45 1 Artikel21 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI RSIA PERTIWI MAKASSAR Nirwana, Hasyifah, Magdalena Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar Dosen tetap Program Studi D3 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar Dosen tetap Program Studi S1 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar



ABSTRAK Nirwana, “ Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Perubahan Berat Badan Akseptor KB Di RSIA Pertiwi Makassar “, dibimbing oleh Hasyifah dan Magdalena. Program KB mempunyai tujuan ganda, yaitu menurunkan tingkat kelahiran dan mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Namun tidak dapat dipungkiri timbulnya konsekuensi lain dari penggunaan alat kontrasepsi khususnya pemakaian alat kontrasepsi hormonal. Hal ini dapat menimbulkan berbagai efek samping di antaranya adalah perubahan berat-badan akseptor. Kontrasepsi hormonal adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan menggunakan preparat hormon estrogen dan progesteron. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat-badan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Jenis penelitian ini adalah deskriftip analitik dengan cara cross sectional, Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor yang menggunakan kontrasepsi hormonal ≥ 6 bulan, besar sampel sebanyak 54 responden yang diperoleh berdasarkan Accidental Sampling. Pengumpulan data di lakukan dengan menggunakan kuesioner. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan perangkat computer. Analisa data mencakup analisis unuvariat dengan mencari distribusi frekuensi, dan analisis bivariat dengan uji chi-square (P0,05). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat-badan akseptor Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Saran bagi Institusi yang terkait hendaknya meningkatkan koordinasi dan kolaborasi serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. Kata Kunci : Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dan Perubahan Berat Badan. PENDAHULUAN Masalah kependudukan dewasa ini merupakan masalah penting yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari pemerintah dan ahli kependudukan, baik di seluruh dunia maupun di seluruh indonesia. Pertambahan penduduk yang tidak terkendali dapat membahayakan aspirasi penduduk untuk memperbaiki tingkat hidupnya. Peledakan penduduk pada akhirnya akan menyukarkan pula pemerataan kemakmuran masyarakat itu sendiri. (Sutriani, 2011). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang kependudukan yang masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin



Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721



tinggi pertumbuhan penduduk semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang di lakukan untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. (Afni, 2012) Jumlah penduduk indonesia berdasarkan data badan pusat statistik indonesia tahun 2010 di dapatkan bahwa jumlah penduduk indonesia tahun 1980 sebanyak 146,9 juta jiwa, thun 1990 meningkat menjadi 178,6 juta jiwa, pada thun 2000 jumlahnya meningkat lagi menjadi 205,1 juta jiwa, pada tahun 2010 bertambah menjadi 237,6 juta jiwa. Secara emosional, laju pertumbuhan penduduk indonesia per tahun selama sepuluh tahun terakhir adalah sebesar 1,49 persen. (Sutriani, 2012) Jumlah penduduk yang besar secara umum berdampak terhadap permasalahanpermasalahan sosial lainnya, antara lain: ketersediaan pangan yang semakin terbatas,



1



pengangguran, kemiskinan, pembangunan perumahan, meningkatnya tingkat kriminalitas, masalah kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Untuk itu dibutuhkan suatu gerakan pengendalian dan peningkatan kesejahtaraan penduduk melalui berbagai program- program pemerintah yang salah satunya adalah gerakan keluarga berencana nasional (KB). (Afni, 2012) WHO memiliki data yang menunjukkan, sembilan dari 10 wanita yang menggunakan kontrasepsi memilih metode modern berupa sterilisasi wanita (24%), spiral (14%), dan pil (7%). Pil merupakan metode jangka pendek, cenderung lebih populer di negara maju. Sterilisasi dan spiral merupakan metode jangka panjang, banyak dipilih wanita di negara berkembang dengan persentase 23% dan 15%. Di Afrika tercatat, sekitar 82% penduduknya tak berkontrasepsi. Di Asia Tenggara, Selatan, dan Barat, hanya 43% yang sadar kontrasepsi. Negera maju di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan, hanya seperlima warganya yang menolak kontrasepsi. (Afni, 2012). Jumlah peserta KB yang menggunakan kontrasepsi pada tahun 2008 sebanyak 13.959 akseptor dengan perincian presentase yaitu IUD (1,8%) akseptor, MOP (0,07%) akseptor, MOW(0,8%), Suntik (50,6%) akseptor, Pil (34,03%) akseptor, dan kondom (4,4%) akseptor. (Wirna, 2011). Jumlah peserta KB di sul-sel adalah 62,6% dari 735.000 jiwa pasangan usia subur (PUS). Pemakaian alat kontrasepsi yang paling tinggi adalah Pil (42,6%), Suntik (36,8%), IUD (10,6%) dari metode efektif yang ada. (Wirnah, 2011). Badan keluarga berencana kota Makassar, berhasil mencapai sekitar empat puluh lima ribu akseptor, atau peserta KB baru, pada tahun 2010 lalu. Dengan masingmasing kontrasepsi, pengguna IUD sebanyak 2.042 peserta, medis operasi pria 380 peserta, medis operasi wanita 767 peserta, implant 1.754 peserta, suntik 23.193 peserta, pil 14.573 peserta, dan kondom 2.635 peserta. (BKBN, 2012) Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan pada tanggal 16 Maret 2012 di RSIA Pertiwi Makassar terdapat 364 akseptor yang menggunakan kontrasepsi selama tahun 2011, dengan jumlah pemakaian kontrasepsi hormonal sebanyak 114 (38,18%), suntik sebanyak 77 (55,39%), dan kontrasepsi pil sebesar 37(26,61%) akseptor KB. Sedangkan yang menggunakan kontrasepsi non hormonal sebanyak 225 (61,81%) akseptor KB.



Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ● ISSN : 2302-1721



Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Hormonal terhadap Perubahan Berat Badan di ''RSIA Pertiwi Makassar”. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSIA Pertiwi Makassar pada Tanggal 09 sampai 21 Juli tahun 2012. Populasi Penelitian adalah semua akseptor pengguna kontrasepsi hormonal di RSIA Pertiwi Makassar, dengan jumlah akseptor 364 pada tahun 2011 dengan jumlah kontrasepsi hormonal sebanyak 114 akseptor. Penentuan jumlah besar sampel dengan menggunakan rumus didapatkan 54 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Jumlah responden di RSIA Pertiwi Makassar yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 54 orang diambil dengan menggunakan rumus, Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 54 responden. 1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Bersedia menjadi responden b) Memakai kontrasepsi hormonal >6 bulan c) Bisa baca dan menulis 2) Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah : a) Tidak bersedia menjadi responden b) Memakai kontrasepsi hormonal 0,05. Jika p < α (0,05) maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima yang berarti ada pengaruh penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat badan akseptor KB. Sedangkan jika p > α (0,05) maka hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak yang berarti tidak ada pengaruh penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat badan akseptor KB. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Analisis Univariat Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Umur Akseptor KB di RSIA Pertiwi Makassar 2012. Frekuensi Umur % 33 17 4 54



20 - 30 31 - 40 41 - 50 Jumlah



61,1 31,5 7,4 100,0



Sumber : Data Primer 2012



responden (31,5%) 30 - 40 tahun, 4 responden (7,4 %) 41 - 50 tahun. Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Pekerjaan Akseptor KB di RSIA Pertiwi Makassar 2012. Pekerjaan Frekuensi % Ibu Rumah 10 18,5 Tangga Pegawai 44 81,5 TOTAL 54 100,0 Sumber : Data Primer 2012



Pada Tabel 2 diketahui bahwa dari 54 responden, 10 responden (18,5%) bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dan 44 responden (81,5%) bekerja sebagai pegawai. Tabel



3 :



Distribusi Frekuensi Lama Pengguna Akseptor KB di RSIA Pertiwi Makassar 2012. Frekuensi %



Lama Pengguna 5 – 10 bulan 11 -15 bulan Jumlah



12 42 54



22,2 77,8 100,0



Sumber : Data Primer 2012



Pada Tabel 3 diketahui bahwa dari 54 responden, 12 responden (22,2%) lama penggunaan 05 - 10 Bulan, 42 responden (77,8%) lama penggunaan 11 - 15 Bulan. Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Akseptor Kontrasepsi Pil di RSIA Pertiwi Makassar 2012 Kontrasepsi Pil > 6 bulan < 6 bulan Jumlah



Frekuensi 26 1 27



% 48,1 1,9 50,0



Sumber: Data Primer 2012



Pada tabel 4 di ketahui bahwa dari 27 akseptor, 26 akseptor (48,1 yang memakai >6 bulan, 1a kseptor (1,9%) yang memakai 6 bulan < 6 bulan Jumlah



b)



Frekuensi



%



27 27



50,0 50,0



Sumber: Data Primer 2012



Pada tabel 5 diketahui bahawa dari 27 akseptor, di mana yang memakai >6 bulan sebanyak 27 akseptor (50,0%), dan tidak terdapat akseptor yang memakai 6 bulan



23



88,5



3 11,5



26



96,3



6 bulan, 23 (88,5%) yang berat badannya meningkat, dan sisanya 3 akseptor (11,5%) yang berat badannya menurun. Sedangkan 1 akseptor (3,7%) 6 bulan lebih banyak menunjukkan perubahan berat badan yang naik untuk perubahan berat badan. Sedangkan responden dengan 6 bulan



26



96,3



1 3,7



27



100.0



6 bulan, 26 (96,3%) yang berat badannya meningkat, dan sisanya 1 akseptor (3,7%) yang berat badannya menurun. Sedangkan tidak terdapat akseptor yang memakai 6 bulan lebih banyak menunjukkan perubahan berat badan yang naik untuk perubahan berat badan. Sedangkan tidak terdapat akseptor yang memakai 6 bulan, 23 (88,5%) yang berat badannya meningkat, dan sisanya 3 akseptor (11,5%) yang berat badannya menurun. Sedangkan 1 akseptor (3,7%) memakai α (0,05)) maka hipotesis alternatif ditolak dan hipotesis nol diterima yang berarti tidak ada pengaruh penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat badan akseptor KB. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi Pil tidak berpengaruh terhadap perubahan berat badan akseptor. Responden dengan pemakaian >6 bulan lebih banyak menunjukkan perubahan berat badan yang



4



naik. Sedangkan responden dengan pemakaian 6 bulan, 26 (96,3%) yang berat badannya meningkat, dan sisanya 1 akseptor (3,7%) yang berat badannya menurun. Sedangkan tidak terdapat akseptor yang memakai α (0,05)) maka hipotesis alternatif ditolak dan hipotesis nol diterima yang berarti tidak ada pengaruh penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat badan akseptor KB. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi suntik tidak berpengaruh terhadap perubahan berat badan akseptor. Responden dengan pemakaian >6 bulan lebih banyak menunjukkan perubahan berat badan yang naik. Sedangkan tidak terdapat responden dengan pemakaian