E SCM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Individu ke-5



Muhammad Ridho



(Minggu 9 / Sesi 9)



1. Apa yang dimaksud dengan konsep koalisi, kolaborasi antar entitas dalam sistem rantai pasok! Sebuah koalisi untuk rantai pasok merupakan hal yang penting dalam jaringan produksi di mana pemasok dan mitra bekerja sama untuk tujuan tertentu. Koalisi tersebut mencakup beberapa kegiatan yang menghasilkan pengaturan formal atau informal. Kolaborasi rantai pasok didefinisikan sebagai hubungan jangka panjang di mana para pelaku secara umum melakukan hubungan kerja, berbagi informasi dan bersama-sama melakukan perencanaan bahkan memodifikasi praktik bisnis mereka untuk meningkatkan kinerja bersama (Whipple et al., 2010). Sedangkan kinerja logistik dinyatakan sebagai berikut "kemampuan dalam mengantarkan barang dan jasa dalam jumlah yang tepat dan di waktu yang tepat, sesuai dengan kebutuhan pelanggan." Kemampuan tersebut dapat dievaluasi dengan kepuasan pelanggan, kecepatan pengiriman, fleksibilitas pengiriman serta pengiriman yang dapat diandalkan. (Bowersox, et al., 2000). 2. Jelaskan secara ringkas peran komponen e-koalisi antar entitas atau anggota rantai pasok yang terlibat dalam proses produksi, distribusi dan logistik industri manufaktur. Sebuah koalisi untuk rantai pasok merupakan hal yang penting dalam jaringan produksi di mana pemasok dan mitra bekerja sama untuk tujuan tertentu. Koalisi tersebut mencakup beberapa kegiatan yang menghasilkan pengaturan formal atau informal. Kegiatan tersebut berupa menentukan dan bertukar cara dan kendala, bagaimana dan waktu untuk bertukar informasi, serta kondisi koalisi. Koalisi juga berkaitan dengan semua aspek dalam hal bekerja sama dan bermitra, seperti penilaian dan seleksi mitra, kualitas produk yang akan diberikan kepada pelanggan, keuntungan dan risiko yang diambil bersama. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keuntungan individu dalam menghadapi globalisasi,semua anggota rantai pasok harus bekerja sama untuk mencapai pasar baru dan mengembangkan produk-produk atau memberikan jasa yang



ISYE6055 – E-Supply Chain Management



berkualitas.Internet muncul dan menjadi media yang tepat untuk Muhammad memperluas Ridho pasar dan memungkinkan kolaborasi dengan mitra di semua tahap manufaktur produk, pengujian, dan melakukan perdagangan melalui perdagangan elektronik. Dukungan untuk kolaborasi melalui Internet ini disebut dengan e-koalisi. Perdagangan tradisional dengan model elektronik pun mulai dengan gencar mengaktifkan penawaran online, pemesanan, pembayaran, dan pengiriman barang melalui sistem online. e-koalisi memberikan sebuah aturan yang disepakati dengan melibatkan semua para entitas proses produksi, distribusi dan logistik industri manufaktur. 3. Jelaskan secara ringkas kendala dan tantangan yang sering dihadapi oleh perusahaan dalam menerapkan e-trading dan e-coalition dalam cakupan e-SCM Beberapa kendala dalam e-trading dan e-coalition dalam cakupan e-SCM yaitu: 1. Incerasing Variety of Products. Sekarang konsumen seakan dimanjakan oleh produsen, hal ini kita lihat semakin beragamnya jenis produk yang ada di pasaran. Hal ini juga kita lihat strategi perusahan yang selalu berfokus pada pelanggan (customer oriented). Jika dahulu produsen melakukan strategi dengan melakukan pembagian segmen pada pelanggan, maka sekarang konsumen lebih dimanjakan lagi dengan pelemparan produk menurut keinginan setiap individu bukan menurut keinginan segment tertentu. Banyaknya jenis produk dan jumlah dari yang tidak menentu dari masing-masing produk membuat produsen semakin kewalahan dalam memuaskan keinginan dari konsumen. 2. Decreasing Product Life Cycles. Menurunnya daur hidup sebuah produk membuat perusahan semakin kerepotan dalam mengatur strategi pasokan barang, karena untuk mengatur pasokan barang tertentu maka perusahaan membutuhkan waktu yang tertentu juga. Daur hidup produk diartikan sebagai umur produk tersebut dipasaran. 3. Increasingly Demand Customer. Supply chain management berusaha mengatur (manage) peningkatan permintaan secara cepat, karena sekarang customer semakin menuntut pemenuhan permintaan yang secara cepat walaupun permintaan itu sangat mendadak dan bukan produk yang standart (customize). 4. Fragmentation of Supply Chain Ownership. Hal ini menggambarkan supply chain itu melibatkan banyak pihak yang mempunyai masing-masing kepentingan, sehingga hal ini mebuat Supply chain mangement semakin rumit dan kompleks.



ISYE6055 – E-Supply Chain Management



Muhammad Ridho 5. Globalization. Globalisasi membuat supply chain semakin rumit dan kompleks karena pihak-pihak yang terlibat dalam supply chain tersebut mencakup pihak-pihak di berbagai negara yang mungkin mempunyai lokasi diberbagai pelosok dunia. 6. Bullwhip Effect Bullwhip effect merupakan istilah yang digunakan dalam dunia inventory yang mendifinisikan bagaimana pergerakan demand dalam supply chain. Bullwhip yaitu cambuk, alat untuk mengendalikan sapi atau banteng. Konsepnya adalah adalah suatu keadaan yang terjadi dalam supply chain, dimana permintaan dari customer mengalami perubahan, baik semakin banyak atau semakin sedikit, perubahan ini menyebabkan distorsi permintaan dari setiap stage supply chain. Distorsi tersebut menimbulkan efek bagi keseluruhan stage supply chain yaitu permintaan yang tidak akurat Beberapa tantangan dalam e-trading dan e-coalition dalam cakupan e-SCM yaitu Menurut I Nyoman Pujawan (2005), terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola suppy chain, yaitu: 1. Kompleksitas struktur supply chain 



Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda







Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan



2. Ketidakpastiaan 



Ketidakpastian permintaan







Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku







Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna, ketidakpastian kualitas produksi dll



Untuk menghadapi masalah ketidakpastian pemesanan dalam rantai pasokan atau bullwhip effect, diperlukan sharing informasi di sepanjang rantai pasokan, optimalisasi tingkat persediaan, penciptaan tim rantai pasokan, pengukuran kinerja rantai pasokan, maupun membangun koordinasi dan kolaborasi di antara mitra bisnis sehingga proses pengiriman produk dari pemasok ke perusahaan dan ke konsumen dapat berjalan lancar dan memungkinkan perusahaan untuk mencapai biaya persediaan yang rendah. Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), tantangan dalam supply chain management adalah untuk menyeimbangkan



ISYE6055 – E-Supply Chain Management



Muhammad Ridho kebutuhan pengiriman pelanggan secara tepat dengan mendorong biaya produksi dan biaya persediaan. Pemodelan rantai supply chain management memungkinkan manajer untuk mengevaluasi pilihan yang akan memberikan peningkatan terbesar dalam kepuasan pelanggan dengan biaya yang terjangkau.



Daftar Pustaka https://core.ac.uk/download/pdf/267901492.pdf https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan LO 3 : Explain the business models and strategies of e-business toward value chain ISYE6055 – E-Supply Chain Management



Muhammad Ridho



ISYE6055 – E-Supply Chain Management