Eden in The East [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Eden In The East ( SURGA DI TIMUR) Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara Posted by Ahmad Yanuana Samantho on November 9, 2010 in Budaya & Sastra, Falsafah, Hikmah, Ibrah Sejarah, Islam & Sciences Eden In The East ( SURGA DI TIMUR) Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara Oleh: Stephen Oppenheimer DM(Oxon), FRCP (UK), DTM&H (Liverpool) School of Anthropology, Oxford University Pengantar Hipotesa kunci dari edisi pertama buku Eden in The East dapat diringkaskan ke dalam beberapa tema terkait yang tidak terlalu berbeda dengan klaim yang dibuat di sampul belakang buku edisi bahasa Inggris dari Eden in The East oleh penerbit asal saya. Mereka telah secara luas didukung oleh penelitian kami berikut ini dan dari yang lainnya, sehingga membuat penerjemahan ini bersifat nubuwah (prophetic). Ada beberapa tema terkait: 1). Tiga kenaikan permukaan laut secara cepat, atau banjir-banjir, yang terjadi antara 14.500 sampai 7.200 tahun yang lalu yang menenggelamkan sebagian besar Sundaland, namun mendorong perjalanan laut dan penyebaran orang-orang Sundaland: Tema pertama dan mungkin merupakan isu yang paling controversial di dalam Eden in The East adalah analisis saya terhadap akibat dari tiga peningkatan permukaan laut yang cepat, atau banjir antara 14.000 sampai 7.200 tahun yang lalu di lempengan paparan benua Sunda dan penduduk pendahulu di Sundaland. Agak sedikit sulit untuk melihat mengapa ada beberapa penentangan terhadap konsep ini, yang sebenarnya sudah diterima oleh para ahli geologi dan para sarjana lainnya sejak lama, kecuali sekedar sebagai taktik berbeda oleh para pendukung pandangan teori “Out of Taiwan” (Keluar dari Taiwan)”. Bahwa Paparan Sunda mewakili sebuah benua besar yang tenggelam dan telah sempurna mengering pada 15.000 tahun yang lalu, adalah merupakan fakta yang sangat dikenal baik, sebagai sebuah fakta yang jelas, yang diikuti oleh 3 banjir besar (dalam 3 periode yang cepat). Sejumlah makalah ilmuwan membuktikan hal ini sebagimana dikutip dalam buku Eden in the East. Bahkan fakta bahwa banjir yang ketiga tersebut sebenarnya adalah 2 banjir ( sehingga menjadi total 4 banjir), yang terpisah selama 1.000 tahun dan sebuah kejatuhan moderat dari permukaan laut, yang telah diantisipasi di dalam Eden in The East (Gambar 37). Poin akhir dari naik-turunnya telah ditunjukkan secara jelas oleh Prof Michael Bird dan kawan-kawannya tahun ini. Kami sekarang punya 6 terbitan, dan akan lebih bertambah lagi, yang menunjukkan bahwa episode pembanjiran Sundaland adalah sinkron dengan peristiwa penyebaran genetik dari Sundaland terdahulu, yang mendukung pandangan asli saya bahwa kenaikan permukaan laut menyebabkan kehidupan di Sundaland menyebar melalui laut di dalam Indonesia dan ke Samudra Pasifik dan Samudra India dan bahkan ke mana pun ke Eurasia pada jumlah yang lebih rendah.



2) Sembilan puluh persen (90%) para leluhur dari penduduk Sundaland saat ini telah tiba di sini lebih dari 5.000 tahun yang lalu, kebanyakan lebih dari 50.000 tahun yang lalu: Makalah saya telah mengkonfirmasi garis-garis penanggalan gen, baik di Indonesia maupun Polynesia yaitu pada 5000 tahun yang lalu, beberapa di antaranya sebelum Zaman Es, berarti bahwa ada keberlanjutan genetick yang substansial di Indonesia selama ribuan tahun. Derajat keberlanjutan genetik itu membantah pandangan ortodoks bahwa para petani padi Taiwan berbahasa Austronesia secara essensial menggantikan penduduk terdahulu dari Paparan Sunda 3.500 tahun yang lalu. Isu kunci dalam setiap rekonstruksi prasejarah adalah mengenai suatu metode yang valid. Dalam kasus hipotesis Sundaland, penanggalan genetik adalah pusat dari rute argumentasi ini, penanggalan dan sumber dari migrasi. Kami telah mengalamatkan ‘problem’ ini dengan mengumpulkan data lebih banyak dan dengan menyempurkan sebaran genome yang lengkap pada sejumlah pertauan di Asia dan Pasifik, dan mengkalibrasi kembali keseluruhan pohon induk, akhirnya mempublikasikan suatu benchmark kalibrasi ulang bagi seluruh populasi dunia. 3) Para penduduk Sundaland telah memulai perubahan budaya mereka dari para “pemburu dan pengumpul makanan” menjadi para penanam tumbuhan, pertanian, nelayan ikan dan perdagangan berbasis kelautan dengan baik sejak 5.000 tahun yang lalu. Mereka tidak mempelajari hal ini dari orang-orang Taiwan 3.500 tahun yang lalu, Mungkin ini juga cara yang sama dalam beberapa kasus: Bukti-bukti paralel mengenai kekunoan dan kecanggihan orang-orang Sundaland telah datang dari para arkeolog yang menunjukkan bahwa ketimbang mempelajari keahlian Neolitik mereka dan menerima hewanhewan yang sudah dijinakkan serta tanaman pertanian dari Taiwan 3.500 tahun yang lalu, mereka telah mempunyai keahlian era Neolitik mereka sendiri yang asli, dan penjinakan hewan-hewan ternak mereka serta pertanian aslimereka sendiri sejak lebih dari 10.000 tahun yang lalu. Para penjinak ini adalah leluhur yang sebenarnya dari mereka yang dibawa keluar ke samudra Pasifik oleh orang-orang Polynesia. Terlebih lagi teknologi pelayaran terkuno adalah asli berasal dari Sundaland dan Barat Daya Pasifik, bukan Taiwan. Peristilahan dalam Bahasa Austronessia untuk teknologi pelayaran pertama kali muncul di Asia Tenggara, bukan Taiwan. 4) Orang Polynesia berasal dari Sundaland: pandangan ini, yang sekarang begitu terkenal, adalah sentral dari buku dan memteorikan bahwa hampir semua leluhur orang Polynesia yang muncul secara sempurna di Melanesia dan utamanya kepulauan Asia Tenggara (Sebelumnya, benua besar itu dikenal dengan nama Sundaland) lebih dari 5.000 tahun yang lalu, ketimbang menjadi keturunan dari satu kelompok petani padi, yang disangka menyebar keluar dari Taiwan untuk menempati Sundaland dan Pasifik 3.500 tahun yang lalu. Pandangan terakhir itu adalah pandangan ortodoks. Makalah baru saya dalam tema ini, dapat dikelompokan ke dalam beberapa baris dari buktibukti-bukti baru yang yang saling terkait, yang secara bersama-sama menunjukkan bahwa kebanyakan gene lines yang diketemukan di Polynesia adalah diturunkan dari paparan Sunda lebih dari 5.000 tahun yang lalu. 5) Gema kebudayaan kuno menyebar dari Sundaland: Lebih dari setengah Eden in The East terkait dengan bukti dari perbandingan milotologi, yang disebut diaspora, walaupun sejumlah efek efek numeric antarbenua tentang Daratan Utama Eropa-Asia (Eurasia), Benua



Amerika dan Afrika adalah kecil, mempunyai efek besar dalam arti transfer budaya dari legenda asli dan mitos-mitos banjir. Stephen Oppenheimer Oxford October 2010 Bibliography: (chronologically ordered ): #



1. Richards M., Oppenheimer, S.J., and Sykes B.. (1998) “MtDNA suggests Polynesian Origins in Eastern Indonesia”, American Journal of Human Genetics, 63 . 4:1234-6 #



2. Oppenheimer, S.J. Richards, M., Macaulay, V. “The Austronesian Homeland: A genetic perspective” Proceedings of the Sixth Biennial Borneo Research Conference. Kuching, UNIMAS, 2000. vol 1. #



3. Capelli, C., Wilson, J.F. Richards, M., Gratrix, F., Oppenheimer, S., Underhill, P., Ko, TM, and Goldstein, D. (2001). “A Predominantly Indigenous Paternal Heritage for the Austronesian-speaking Peoples of Insular Southeast Asia and Oceania. American Journal of Human Genetics, 68:432-443. #



4. Oppenheimer, S.J., Richards M, (2001). “Polynesian Origins: Slow boat to Melanesia?” Nature, 410: 166-7 #



5. Oppenheimer, SJ, Richards M, (2001). Fast trains, slow boats, and the ancestry of the Polynesian islanders. Science Progress, 84 (3), 157-181. #



6. Oppenheimer, S.J.. “Polynesians not the first Argonauts of the Pacific: Evidence for an Early Holocene expansion from Wallacea to New Guinea and Near Oceania” Oral presentation at the 17th Congress of the Indo-Pacific Prehistory Association, Taipei, Taiwan, September 2002. #



7. Oppenheimer, S.J. and Richards M. “Origins of Polynesians: Out-of-Taiwan or Wallacea?” Oral presentation at the 17th Congress of the Indo-Pacific Prehistory Association, Taipei, Taiwan, September 2002. #



8. Oppenheimer, S. & M. Richards, 2002. Polynesians: devolved Taiwanese rice farmers or Wallacean maritime traders with fishing, foraging and horticultural skills, in Examining the Farming/Language Dispersal Hypothesis, eds. P. Bellwood & C. Renfrew. (McDonald Institute Monographs.) Cambridge: McDonald Institute for Archaeological Research, 287297. *&£9. Oppenheimer, Stephen. Book title: “Out of Eden: the Peopling of the World” Constable, London, July 2003.



*&£10. Oppenheimer, Stephen. Book title: “The Real Eve: Modern Man’s Journey Out of Africa” Carroll & Graf, New York, July 2003. ISBN: 0786711922 *&£11. Oppenheimer, Stephen. Book title “Out of Africa’s Eden: The Peopling of the World” Jonathan Ball. Johannesburg SA. October 2003. ISBN: 1868421732 m



12. Nunn P.D. (2003). ‘Fished Up or Thrown Down: The Geography of Pacific Island Origin Myths’ Annals of the Association of American Geographers.93(2): 350–364. #



13. Oppenheimer, Stephen. (2004) “Austronesian spread into Southeast Asia and Oceania: where from and when” in Pacific Archaeology: Assessments and Prospects: Proceedings of the International Conference for the 50th Anniversary of the first Lapita excavation – Kone, Noumea 2002 (Ed Christophe Sand) Les Cahiers de l’Archeologie en Nouvelle Caledonie. Pp.54-70 #$



14. Oppenheimer, Stephen. (2004) “The ‘Express Train from Taiwan to Polynesia’: on the congruence of proxy lines of evidence” World Archaeology 36:591-600. *&£15. Oppenheimer, Stephen. (2005). “Arguments for and Logical consequences of a Single Successful Exit of Anatomically Modern Humans (AMH) from Africa”. Proceedings of the Australasian Society for Human Biology: ‘Human Contacts in the Past: Origins, Adaptations, and Health Implications.’ HOMO- Journal of Comparative Human Biology 56:263-302. &£



16. Macaulay, V, Hill, C, Achilli, A, Rengo, C, Clarke, D, Meehan, W, Blackburn, J, Semino, O, Scozzari, R, Cruciani, F, Taha, A, Shaari, NK, Raja, JM, Ismail, P, Zainuddin, Z, Goodwin, W, Bulbeck, D, Bandelt, H-J, Oppenheimer, S.J., Torroni, A, Richards, M. (2005) “Single, Rapid Coastal Settlement of Asia Revealed by Analysis of Complete Mitochondrial Genomes” Science 2005 308: 1034-1036. &£



17. Stephen Oppenheimer, “The Significance of the Orang Asli and their possible relationship to the Pleistocene peoples of the Malay Peninsula and to the colonization of the World”. In Ed. Zuraina Majid, The Perak Man and other Prehistoric skeletons of Malaysia. University of Science Malaysia. 2005. Penang, Malaysia.pp. 447-462. &£



18. Macaulay, V, Hill, C, Achilli, A, Rengo, C, Clarke, D, Meehan, W, Blackburn, J, Semino, O, Scozzari, R, Cruciani, F, Taha, A, Shaari, NK, Raja, JM, Ismail, P, Zainuddin, Z, Goodwin, W, Bulbeck, D, Bandelt, H-J, Oppenheimer, S.J., Torroni, A, Richards, M. (2005) “Tracing Modern Human Origins”. Science 23 September: 309:1995-1997. #



19. Oppenheimer, S.J. “Following populations or molecules? Two contrasting approaches and descriptive outcomes of island colonization arising from a similar knowledge-base” paper presented Aug 2005, read at an invited symposium: “Simulations, Genetics and Human Prehistory – A Focus on Islands” Eds, Shuichi Matsumura, Peter Forster & Colin Renfrew, Published by the McDonald Institute for Archaeology, Cambridge, McDonald Institute Monograph Series 2006. #$



20. Oppenheimer, SJ. “The ‘Austronesian’ story and farming-language dispersals: Caveats on timing and independence in proxy lines of evidence from the Indo-European model”. Chapter 7 in: eds, EA Bacus, IC Glover, VC Piggott, Uncovering Southeast Asia’s Past: Selected Papers from the 10th International Conference of the European Association of



Southeast Asian Archaeologists, The British Museum London 14th – 17th September 2004 NUS Press Singapore, 2006. 65-73. &£



21. Richards, M., Bandelt, H-J., Kivisild, T., and Oppenheimer, S. A model for the dispersal of modern humans out of Africa. in Eds. Bandelt, H-J., Macaulay, V., Richards, M. Human mitochondrial DNA and the evolution of Homo sapiens. (Nucleic Acids and Molecular Biology). Springer Verlag. Hamburg. 2006. pp. 223-263. &£



22. Hill, C., Soares, P., Mormina, M., Macaulay, V., Meehan, W., Blackburn, J., Clarke, D., Raja, J.M., Ismail, P., Bulbeck, D., Oppenheimer, S and Richards, M. (2006), ‘Phylogeography and Ethnogenesis of Aboriginal Southeast Asians’ Molecular Biology and Evolution. 23(12):1–12. #$



23. Oppenheimer, Stephen (2006) ‘Response to Peter Bellwood and Jared Diamond (2005): ‘On explicit ‘‘replacement’’ models in Island Southeast Asia: a reply to Stephen Oppenheimer’, World Archaeology 38(4): 715–717 (Debates in World Archaeology). ∞



24. Bird, M.I., Pang, W.C., and Lambeck, K., (2006), ‘The age and origin of the Straits of Singapore’: Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology, 241: 531–538, doi: 10.1016/j.palaeo.2006.05.003. #



25. Oppenheimer, Stephen ‘Interactions of nutrition, genetics and infectious disease in the Pacific; further implications for prehistoric migrations.’ In eds.Ryutaro Ohtsuka & Stanley J. Ulijaszek, Health Changes in the Asia-Pacific Region. Cambridge University Press, Cambridge, 2007. pp. 21-43. #$ &



* 26. Hill, C., Soares, P., Mormina, M., Vincent Macaulay, V., Clarke, D., Blumbach, P.B., Vizuete-Forster, M., Forster, P., Bulbeck, D., Oppenheimer, S., Richards, M. A (2007) A mitochondrial stratigraphy for Island Southeast Asia. American Journal of Human Genetics. 80: 29-43. m



27. Palmer, Edwina. (2007) ‘Out of Sunda? Provenance of the Jōmon Japanese’



Nichibunken Japan Review, 19:47–75. ∞



28. Bird, M.I., Fifi eld, L.K., Chang, C.H., Teh, T.S., and Lambeck, K., (2007), ‘An



infl ection in the rate of early mid-Holocene sea-level rise: A new sea-level curve for Singapore’: Coastal: Estuarine and Shelf Science, 71:523–536, doi: 10.1016/j.ecss.2006.07.004. m



29. van Binsbergen, Wim M.J., and Mark Isaak, 2008, ‘Transcontinental mythological patterns in prehistory: A multivariate contents analysis of flood myths worldwide challenges Oppenheimer’s claim that the core mythologies of the Ancient Near East and the Bible originate from early Holocene South East Asia’, Cosmos: The Journal of the Traditional Cosmology Society), 23 (2007): 29-80, fulltext at: http://shikanda.net/ancient_models/Binsbergen_Edinburgh_2007_%20for_Cosmos.pdf .



#$ &



* 30. Soares, P., Trejaut, J., Catherine Hill, C., Maru Mormina, M., Macaulay, V., David Bulbeck, D., Loo, J.–H., Lin, M., Oppenheimer, S., Richards, M. (2008) Climate change and post-glacial human dispersals in Southeast Asia. Molecular Biology and Evolution. 25(6):1209-1218. &£



31. Oppenheimer, Stephen. (2009), The great arc of dispersal of modern humans: Africa to Australia, Quaternary International. 202: 2–13. doi:10.1016/j.quaint.2008.05.015 £



32. Soares P, Ermini L, Mormina M, Rito T, Röhl A, Oppenheimer S, Macaulay V, Richards M. (2009) Correcting for purifying selection: An improved human mitochondrial molecular clock” American Journal of Human Genetics. 84, 1–20. ∞



33. Bird, M.I., Austin W.E.N., Wurster, C. M., Fifield3 L. K., Mojtahid, M., and Sargeant, C. (2010) ‘Punctuated eustatic sea-level rise in the early mid-Holocene’ Geology, 2010; 38 (9): 803–806; doi: 10.1130/G31066.1 http://geology.geoscienceworld.org/cgi/content/full/38/9/803? ijkey=0.T8.g909hKX.&keytype=ref&siteid=gsgeology m



34. Palmer, Edwina, (2010) ‘Out of Sundaland: The Provenance of Selected Japanese Myths’ in Globalization, Localization, and Japanese studies in the Asia-Pacific Region (Volume 1) Proceedings of an international symposium in Sydney (2003), Pub. International research Center for Japanese studies, Kyoto, Japan. pp. 67-88. Key: #



Recent publications showing that Polynesians arose ultimately from Indonesia over 3,500 years ago. £



Recent publications improving methods of genetic dating in the Asia-Pacific region, thus supporting dates in #publications. $



Recent publications showing that the bulk of ancestors of people living in Southeast Asia (Sundaland) were already living there over 5,000 years ago, thus showing indigenous continuity rather than replacement from Taiwan. &



Recent publications showing that a large proportion of ancestors of people living in Sundaland (Southeast Asia) had already arrived there between 25,000-60,000 years ago, again showing indigenous Indonesian continuity rather than replacement from Taiwan. * Recent publications showing that three episodes of flooding of Sundaland between 15,000 to 7,400 years ago caused people living there to disperse massively by sea within Indonesia and to the Pacific. m



Recent publications following up on the comparative mythology in Eden in the East.







Recent publications on prehistoric sea level changes over Sundaland.



Terjemahan oleh: Ahmad Yanuana Samantho, 25 Oktober 2010