Efisiensi Produksi Awal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Efisiensi Ekologi Efisiensi ekologi adalah presentase energy yang ditransfer dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya, atau rasio produktivitas bersih pada satu tingkat trofik di bawahnya (Campbell, et al., 2004). Efisiensi ekologi sangat bervariasi pada organisme, yang umumnya berkisar mulai 5 % sampai 20%. Dengan kata lain, 80% sampai 95% energy yang tersedia pada satu tingkat trofik tidak pernah ditransfer ke tingkat berikutnya. Hilangnya energy secara multiplikatif dari suatu rantai makanan dapat digambarkan sebagai diagram piramida yang nantinya akan dibahas (Campbell, et al., 2004). Efisiensi Produksi (Production Efficiency) Efisiensi produksi di definisikan sebagai presentase energy yang tersimpan dalam makanan terasimilasi yang tidak digunakan untuk respirasi (Campbell, et al., 2004). kita dapat mengukur efisiensi hewan sebagai pengubah energy menurut persamaan berikut: Efisiensi Produksi =



𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑋 100 𝐴𝑠𝑖𝑚𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟



Dimana produksi sekunder merupakan energy yang tersimpan dalam biomassa yang direpresentasikan oleh pertumbuhan dan reproduksi, sedangkan asimilasi diambil dan digunakan untuk pertumbuhan, reproduksi, dan respirasi. Burung dan mamalia biasanya memiliki efisiensi produksi yang rendah, dalam kisaran 1-3 %, karena mereka menggunakan banyak energy untuk mempertahankan suhu tubuh yang tinggi dan konstan. Ikan, yang merupakan ektoterm, memiliki efisiensi produksi sekitar 10%, serangga dan mikroorganisme bahkan lebih efisien, dengan efisiensi produksi yang berkisar 40%. Efisiensi produksi untuk setiap individu hewan bervariasi dari kurang dari 1 % hingga 50 % dan sangat berbeda antara homoeterm (Eprod 1-3%) dan poikiloterm (Eprod 10-50%) (Chapin et al., 2002).



Efisiensi Asimilasi (Assimilation Efficiency) Efisiensi asimilasi ini merupakan proporsi dari energi yang dicerna (In) dan diasimilasikan (An) ke dalam aliran darah. Efisiensi Asimilasi dipengaruhi oleh kualitas makanan dan fisiologi konsumen. Materi yang tidak terasimilasi kemudian dikembalikan ke tanah dalam bentuk feces, komponen input bagi detritus-sistem. Cara menghitung efisiensi asimilasi ini ditunjukkan dengan persamaan di bawah ini (Chapin et al., 2002).



Efisiensi asimilasi seringkali lebih besar (sekitar 5-80%) daripada efisiensi konsumsi (0,1-50%). Karnivora pemakan vertebrata cenderung memiliki efisiensi asimilasi yang lebih tinggi (sekitar 80 %) daripada herbivora terrestrial (5-20%) karena karnivora tersebut memakan makanan dengan structural yang lebih kecil daripada yang terdapat pada tumbuhan terrestrial (Chapin et al., 2002) Daftar Rujukan Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2004. Biologi. Jilid 3. Edisi Kelima. Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga. Chapin, F.S., P. A. Matson., H. A. Mooney. 2002. Principles of Terrestrial Ecosystem Ecology. Springer. United States of America.