Ejaan Kalimat Efektif Penilisan Karyailmiah 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Ejaan dan Pengunaan Kalimat Efektif Dalam Penulisan Karya Ilmiah



DOSEN PENGAMPUH : SUPRIATINI, M.Pd



DISUSUN OLEH :



1. Ihsan Fadhil H 2. Tri Intan lestari



( 19.01.010 ) ( 19.01.027 )



3. Nur Saliah Rahman ( 19.01.020 ) 4. Mesy Agustina



( 19.01.014 )



PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT ABDI NUSA PALEMBANG 2021



KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pengunaan Kalimat Efektif Dalam Penulisan Karya Ilmiah. Dalam penulisan makalah ini kami banyak menghadapi kesulitan dan hambatan tetapi berkat dorongan dan dukungan dari teman-teman, sehingga kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu,kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya. Namun walaupun makalah ini selesai tentulah masih banyak kekurangan hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang mengarah kepada perbaikan isi makalah ini sangat kami harapkan.



Palembang, Oktober,2021 Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….……i DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….…..ii 1.LATAR BELAKANG......................................................................................................................1 1.1 RUMUSAN MASALAH...............................................................................................................3 1.2 TUJUAN PENULISAN.................................................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………4 2.1 Kalimat Efektif Dalam Karya Tulis Ilmiah....................................................................................4 2.2 Ciri – Ciri Kalimat Efektif Dalam Karya Tulis Ilmiah..................................................................4 1. Gramatikal....................................................................................................................................4 2. Logis.............................................................................................................................................5 3.Efisien...........................................................................................................................................6 4. Jelas..............................................................................................................................................7 2.3 Sebab - Sebab Ketidak Efektifan Kalimat.....................................................................................9 1.Kontaminasi, yaitu merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah................................................9 2.Pleonasme, yaitu berlebihan atau tumpang tindih........................................................................9 3.Tidak memiliki subjek..................................................................................................................9 4.Adanya kata depan yang tidak perlu.............................................................................................9 5.Salah nalar...................................................................................................................................10 6.Kesalahan pembentukan kata......................................................................................................10 7.Pengaruh bahasa asing................................................................................................................10 8.Pengaruh bahasa daerah..............................................................................................................10 BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………..11 KESIMPULAN..................................................................................................................................11 SARAN..............................................................................................................................................11



ii



1



BAB I PENDAHULUAN 1.LATAR BELAKANG Kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam proses belajar yangdialami mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada setiap semester paramahasiswa harus menulis makalah atau tulisan lainnya, bahkan untuk sebagian besar mata kuliahyang ditempuh. Dengan demikian, mereka diharapakan akan memiliki wawasan yang lebih luasdan mendalam mengenai topik yang ditulisnya. Dalam menghadapi tugas menulis di atassebagian besar mahasiswa menganggapnya sebagi beban berat. Anggapan tersebut muncul karenakegiatan menulis menyita banyak waktu, tenaga, pemikiran, serta perhatian yang sungguh-sungguh. Disamping itu kegiatan menulis menuntut keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh mahasiswa. Ada pula mahasiswa yang meragukan kegunaannya, apalagi jika tugas menulis itu dikaitkan dengan mata kuliah yang bukan merupakan mata kuliah bidang studinya.Sehubungan dengan kegunaan tugas atau kegiatan menulis tersebut, Subarti Akhadiah dkk (1988) mengemukakan bahwa banyak keuntungan yang dapat diambil dari pelaksanaan tugas ataukegiatan menulis tersebut, antara lain:   1.Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita 2.Melalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan 3.Kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis 4.Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat 5.Melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif  6.Dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan 7.Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif  8.Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta berbahasa secaratertib.   Tentu saja kegiatan menulis di perguruan tinggi tidak sesederhana menulis di lembaga pendidikan dasar atau menengah. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Tulisan yang baikmemilki beberapa ciri, diantaranya bermakna,



2



jelas/lugas, merupakan kesatuan yang bulat,singkat dan padat, serta memenuhi kaidah kebahasaan. Disamping itu tulisan yang baik harus bersifat komunikatif.   Untuk dapat menghasilkan tulisan seperti yang diaparkan di atas, maka dituntut beberapa kemampuan sekaligus. Agar dapat menulis karangan misalnya, kita harus memilki pengetahuan tenatang apa yang akan ditulis. Disamping itu kita harus mengetahui bagaimana menuliskannya.Pengetahuan yang pertama menyangkut isi karangan, sedangkan yang kedua menyangkut aspek-aspek kebahasaan dan teknik penulisan. Baik isi karangan, aspek kebahasaan, maupun teknik penulisan berkaitan erat dengan gagasan pikiran. Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimilki seseorang pada prakteknya harus dituangkan kedalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik persyaratan utamanya harus memenuhi persyaratan gramatikal. Hal tersebut berarti bahwa kalimat harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut menurut Subarti Akhadiah dkk (1988) meliputi: (1) Unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat, (2) Aturan-aturan tentang Ejaan YangDisempurnakan, (3) Cara memilih kata dalam kalimat (diksi).   Kelengkapan unsur sebuah kalimat sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat. Oleh sebab itusebuah kalimat minimal harus memiliki subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini harus ditulis sesuai dengan aturan-aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kata-kata yang digunakan dalam membentuk kalimat tadi haruslah dipiih dengan tepat, sehingga kalimat menjadi jelas maknanya. Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahamai orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk memunculkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembaca. Bila hal ini tercapai diharapkan pembaca akan tertarik kepada apa yang dibicarakan dan tergerak hatinya oleh apa yang disampaikan oleh penulis.   Sesuai dengan paparan di atas penulis ingin mengetahui hal-hal apa saja yang berkaitan dengankalimat efektif dalam karya tulis ilmiah melalui penulisan dengan judul ”Penggunaan Kalimat  Efektif dalam Penulisan Karya Tulis  Ilmiah”.



3



 1.1 RUMUSAN MASALAH Mengacu dari judul di atas maka rumusan masalah yang dapat penulis bahas dalam penulisan iniadalah sebagai berikut:  1.Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?  2.Apa saja ciri-ciri kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?  3.Apa saja sebab-sebab ketidakefektifan kalimat?



1.2 TUJUAN PENULISAN  1.Mendeskripsikan maksud kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?  2.Mendeskripsikan ciri-ciri kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?  3.Mendeskripsikan sebab-sebab ketidakefektifan kalimat?



4



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kalimat Efektif Dalam Karya Tulis Ilmiah Kalimat efektif adalah kalimat yang berisikan gagasan pembicaraan atau penulis yang dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca (singkat), hemat dalampemakaian atau dalam pemilihan kata-kata (jelas), dan sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku (tepat). Penggunaan kalimat efektifdalam karya tulis ilmiah diukur dari dua sisi, yaitu dari sisi penulis dan pembaca. Dari sisi penulis, kalimat dikatakan efektif jika kalimat yang digunakan dapat mengakomodasi gagasankelimuan penulis secara tepat dan akurat. Sedangkan dari sisi pembaca, pesan kalimat ditafsirkansama persis dengan yang dimaksudkan penulisnya. Oleh sebab itu , jika pembaca masihmengalami kebingungan dan kesulitan yang mengakibatkan salah menafsirkan pesan kalimatmaka kalimat tersebut belum dapat dikategorikan efektif (Heri dan Anang, 2007).



2.2 Ciri – Ciri Kalimat Efektif Dalam Karya Tulis Ilmiah Secara garis besar kalimat efektif mempunyai ciri-ciri gramatikal, bernalar atau logis,efisien, dan jelas. Keempat hal yang menjadi syarat ini merupakan syarat pokok yangperlu dimilki oleh semua kalimat dalam karya tulis ilmiah. Syarat yang lain, misalnyakeparalelan dan kevariasian, hanya berlaku pada kalimat-kalimat tertentu. Sedangkan syarat penekanan tidak bisa ditentukan kebenarannya dalam pemakaian mengingat yang perlu mendapattekanan dalam suatu kalimat sifat subjektif, sehingga yang tahu secara pasti hanya penulis.Disamping itu cara melakukan penekanan tidak hanya menggunakan satu cara, melainkantergantung kepada penulisnya. Berikut ini adalah pemaparan ciri-ciri kalimat efektif antara lain:



1. Gramatikal Syarat pertama kalimat efektif adalah kegramatikalan atau kebenaran kalimat. Suatu kalimatdikatakan gramtikal atau benar apabila penyusunannya mengikuti kaidah bahasa yang bersangkutan. Ketaatan pada kaidah ini tampak pada struktur yang dibangun dalam kalimattersebut. Kaidah tata bahasa dapat dilihat dalam buku-buku tata bahasa. Selain itu, kaidah tata bahasa selalu



5



dimiliki oleh penutur asli bahasa yang dimaksud. Maksudnya, penutur aslimempunyai kepekaan terhadap kaidah tata bahasanya.  Kegramatikalan sebuah kalimat dapat dilihat dari segi struktur sintaksis, bentuk kata, dan ketepatan diksi. Kalimat dikatakan gramatikal dari segi sintaksis apa bila urutan kata-kata yang membentuk kalimat itu tepat dan lazim digunakan oleh masyarakat penuturnya.   Contoh: Surat itu saya telah tanda tangani. Buku itu diambil oleh saya Seharusnya: Surat itu telah saya tanda tangani Buku itu saya ambil   Kalimat dikatakan gramatikal dari segi bentuk kata apabila bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu sesuai dengan kaidah pembentukan kata. Kesalahan pembentukan kata yang digunakan dalam kalimat biasanya berupa ketidak lengkapan pembentukan dan ketidak cermatan pembentukan kata. Contoh: Mike Tyson pukul KO lawannya. Pemerintah bantu korban bencana alam. Seharusnya: Mike Tyson memukul KO lawannya. Pemerintah membantu korban bencana alam.   Kalimat dikatakan gramatikal dari segi ketepatan diksi apabila dalam kalimat itu tidak terdapat pemakaian kata yang tidak lazim. Kata-kata digunakan dengan makna yang tepat serta sesuaidengan perilakunya, khususnya kata-kata yang mempunyai (makna) kolokasi dan sinonim. Contoh: Lampu di ruang tamu itu telah tewas. Ibu saya tampan sekali. Seharusnya: Lampu di ruang tamu itu telah mati. Ibu saya cantik sekali.



2. Logis Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi (proporsi) kalimat tersebut dapat diterima olehakal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi



6



maknanya, bukan strukturnya.Kelogisan kalimat tampak pada gagasan dan pendukungnya yang dipaparkan dala kalimat. Suatukalimat dikatakan logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antargagasandalam kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga masuk akal(Heri Suwignyo dkk, 2001).   Contoh: Kuda memanjat pohon Seharusnya: Tidak masuk akal kuda dapat memanjat pohon (kalimat tidak logis).   Kelogisan kalimat didukung oleh ketepatan diksi dan bentukan kata yang digunakan. Diksi yangtepat akan dapat membantu memperjelas informasi yang dikandungnya.   Contoh: Pencopet itu telah berhasil ditangkap oleh polisi. Seharusnya: Pencopet itu telah ditangkap oleh polisi. Kelogisan kalimat juga ditentukan oleh pembentukan kata.   Contoh: Rina menangkapkan kupu-kupu adiknya. Seharusnya: Rina menangkapkan adiknya kupu-kupu. / Rina menangkap kupu-kupu untuk adiknya.   Kalimat menjadi tidak logis dapat juga disebabkan oleh pengguna logika bahasa yang salah.   Contoh: Waktu dan tempat kami persilakan! Yang merasa kehilangan buku harap diambil di kantor TU. Seharusnya:  Waktu dan tempat kami serahkan. / Yang terhormat Bapak… kami persilahkan! Yang merasa kehilangan buku harap mengambilnya di kantor TU.  



3.Efisien Kalimat efisien atau hemat adalah kalimat yang padat isi bukan padat kata. Artinya, kalimat ituhanya menggunakan kata sesedikit mungkin, tetapi



7



dapat menyampaikan informasi secara tepatdan jelas. Pengungkapan informasi dengan menggunakan banyak kata merupakan pemborosan.Penggunaan kata yang berlebihan menjadikan kalimat menjadi berbelit-belit dan sulit dipahami.   Contoh: Sesuai dengan pengamatan kami yang selam kuranng lebih dua bulan melaksanakan program Kuliah Kerja Nyatayang kami programkan di desa Pronojiwo di mana salah satu kegiatan itu adalah di dalamnya terdapat sektor Keluarga Berencana, di mana pelaksanaan KKN itu dilaksanakan bulan Juni, Juli 2009, bahwa pelaksanaan KeluargaBerencana desa Pronojiwo belum berhasil. Seharusnya: Sesuai dengan pengamatan kami saat melaksanakan program KKN di desa Pronojiwo pada bulan Juni-Juli 2009,ternyata pelaksanaan KB di desa tersebut belum berhasil. Kalimat efisien ditandai dengan tiadanya unsur kalimat yang tidak ada manfaatnya (atau tidakada unsur mubazir).   Contoh: Pasukan Mujahidin saling tembak-menembak dengan pasukan pemerintah Kabul dukungan Soviet di perbatasankota. Amuba itu hewan yang amat sangat kecil sekali. Seharusnya: Pasukan Mujahidin tembak-menembak dengan pasukan pemerintah Kabul dukungan Soviet di perbatasan kota. Amuba itu hewan yang sangat sekali.   Dalam percakapan sehari-hari atau pun di surat kabar sering dijumpai penggunaan unsur mubazir.Unsur mubazir itu dapat berupa penggunaan kata tugas.   Contoh: Kakak dari Bapak Parno meninggal pada hari Senin yang lalu. Mereka membicarakan tentang hasil penelitiannya. Seharusnya: Kakak Bapak Parno meninggal pada hari Senin yang lalu. Mereka membicarakan hasil penelitiannya.



8



4. Jelas Tujuan menyusun kalimat adalah untuk menyampaikan informasi (proposisi) kepada orang lain.Tujuan itu dapat tercapai bila proposisi kalimat itu dapat dipahami dengan mudah oleh para pembaca. Kalimat yang proposisinya dapat mudah dipahami itulah yang dinamakan kalimat jelas.Sebaliknya, kalimat yang mempunyai kemungkinan banyak tafsir dinamakan kalimat ambigius(Heri Suwignyo dkk, 2001). Kalimat yang ambigius dalam karya tulis ilmiah perlu dihindarisebab dapat menimbulkan salah pengertian.   Contoh: Gadis itu tidak cantik, pandai, dan ramah. Kemungkinan arti: Gadis itu pandai, ramah, dan tidak cantik. / Gadis itu tidak cantik, tidak pandai, dan tidak ramah.   Kesalahan penggunaan tanda baca dapat menimbulkan ketidakjelasan kalimat. Dalam surat kabarsering dijumpai kalimat-kalimat yang tidak memperhatikan penggunaan tanda baca.   Contoh: Berdasarkan penelitian tikus sawah dapat menyebabkan penyakit. Seharusnya: Berdasarkan penelitian, tikus sawah dapat menyebabkan penyakit. (perhatikan tanda koma)   Kalimat yang panjang juga dapat menimbulkan kesulitan dalam memahami proposisi kalimat.   Contoh: Kewajiban belajar, sistem ujian standar nasional yang uniform menghasilkan suatu kekayaan sumber daya pendudukyang terlatih baik, memilki inti kebudayaan berkebangkitan, penduduk yang bergairah belajar, dapatdididik,berdisiplin, peka urusan kemasyarkatan dan kemanusiaan, dan terdidik bekerja keras. Seharusnya kalimat tersebut harus dipecah menjadi kalimat yang lebih sederhana seperti berikut: Sistem wajib belajar dan sistem ujian dengan standar nasional yang seragam dapat menghasilkan kekayaan sumberdaya manusia (penduduk). Dengan sistem itu juga dapat dihasilakn manusia-manusia yang terlatih dan memilki intikebudayaan. Selain itu, juga dapat diperoleh manusia yang bergairah belajar,



9



dapat dididik, berdisiplin, pekaterhadap urusan kemanusiaan serta manusia yang terlatih bekerja keras.



kemasyarakatan



dan



2.3 Sebab - Sebab Ketidak Efektifan Kalimat Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu dipahami pembaca sesuai dengan maksud penulisnya. Sebaliknya, kalimat yang sulit dipahami atau salah terpahami oleh pembacanyatermasuk kalimat yang tidak efektif. Ketidak efektifan kalimat tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:



 1.Kontaminasi, yaitu merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah. Contoh:  Diperlebar, dilebarkan (benar)  Diperlebarkan (salah)  Memperkuat, menguatkan (benar)  Memperkuatkan (salah)  Sangat baik, baik sekali (benar)  Sangat baik sekali (salah)  Saling memukul, pukul-memukul (benar)  Saling pukul-memukul (salah)  Di sekolah diadakan pentas seni (benar)   Sekolah mengadakan pentas seni (salah)  2.Pleonasme, yaitu berlebihan atau tumpang tindih. Contoh:  Para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)  Para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)  Banyak siswa-siswa (banyak siswa)  Saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)  Agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)  Disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)



3.Tidak memiliki subjek  Contoh:  Buah mangga mengandung vitamin C. (SPO) (benar)  Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar)  Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)



10



 4.Adanya kata depan yang tidak perlu Contoh:  Perkembangan Dari pada teknologi informasi sangat pesat. (kata dari pada dihilangkan)  Kepada siswa kelas VII berkumpul di GOR. (kata kepada dihilangkan)  Selain dari pada bekerja, ia juga kuliah. (kata dari pada dihilangkan)



5.Salah nalar  Contoh:  Waktu dan tempat dipersilahkan. (siapa yang dipersilahkan)  Vespa Pak Erwin mau dijual. (apakah bisa menolak?)  Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)  Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)  Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)  Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)  Bola gagal masuk gawang. (ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa)



6.Kesalahan pembentukan kata Contoh:  mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan  Menyetop seharusnya menstop  Mensoal seharusnya menyoal   Ilmiawan seharusnya ilmuwan  Sejarawan seharusnya ahli sejarah



 7.Pengaruh bahasa asing  Contoh:  Rumah di mana ia tinggal…(the house where he lives…) (kata rumah seharusnya tempat )  Sebab-sebab daripada perselisihan… (cause of the quarrel) (kata dari pada dihilangkan)  Saya telah katakan… (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah sayakatakan)



 8.Pengaruh bahasa daerah Contoh:  sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir )  Oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)  Jangan-jangan… (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)



11



BAB III  PENUTUP KESIMPULAN Kegiatan menulis karya tulis ilmiah merupakan kegiatan yang akrab dengan para mahasiswakhususnya dalam hal tugas akhir mata kuliah. Selain untuk menyelesaikan tugas akhir matakuliah, kegiatan menulis karya tulis ilmiah banyak sekali manfaatnya bagi para mahasiswa,diantaranya yaitu lebih mengenali kemampuan dan potensi diri, mengembangkan berbagaigagasan, lebih banyak menyerap, mencari, dan menguasai informasi, serta membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.   Dalam kegiatan menulis harus memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku, salah satunya yaitu penggunaan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pesankepada pembaca sebagaimana yang dikehendaki penulis. Kalimat efektif memiliki empat persyaratan pokok, yaitu gramatikal, logis, efisien, dan jelas. Suatu kalimat dikatakan gramatikal apabila kalimat tersebut disusun berdasarkan kaidah ketatabahasaan. Suatu kalimat dikatakanlogis apabila informasi yang disampaikan penulis dapat diterima oleh akal sehat. Suatu kalimat dikatakan efisien apabila dalam kalimat tersebut tidak ditemukan unsur yang boros atau mubazir.Sedangkan kejelasan kalimat berhubungan dengan ketidak ambiguan makna yang terkandung dalam kalimat.  



SARAN  1.Dalam kegiatan menulis karya tulis ilmiah hendaknya para mahasiswa memperhatikan penggunaan kalimat efektif   2.Dalam kegiatan menulis karya tulis ilmiah hendaknya para mahasiswa menghindari penggunaan kalimat yang tidak efektif   3.Perguruan tinggi hendaknya dapat membantu meningkatkan wawasan para mahasiswakhususnya dibidang penulisan karya tulis ilmiah dengan mengadakan sosialisasi, seminar,workshop, atau kompetisi yang berkaitan dengan penulisan karya tulis ilmiah.



DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga   http://aiemalissa.wordpress.com/2009/10/04/kalimat-efektif-dlm-bind/ akses 12 Oktober 2010   Suwignyo, Heri dkk. 2001. Bahasa Indonesia Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang    ________________. 2007. Bahasa Indonesia Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang