Ekonomi Politik Sosialisme (Marxisme) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANGKUMAN BAB 3 EKONOMI POLITIK SOSIALISME (MARXISME) A. Sosialisme Sebelum Marx Gagasan sosialisme mulai dari Plato hingga Thomas More, Tomasso Campanella, Francis Bacon, dan James Hurington dikategorikan sebagai sosialis utopis. Dikatakan demikian sebab pemikiran mereka hanya di tuangkan dalam bentuk ide atau gagasan, tetapi tidak di realisasikan dalam dunia realitas. Selain sosialisme utopia, juga ada sosialisme komunitas yang dalam sejarah diprakarsia oleh Robert Owen bersama Charles Fourier. B. Sosialisme Marx (Marksisme) Marx sangat gencar mengkritik ekonomi pasar yang di kembangkan oleh adam Smith, Marx membuktikan bahwa kapitalisme adalah sebuah sistem yang tidak adil dan “busuk dari dalam”. Dari segi moral, marx mengatakan bahwa kapitalisme mewarisi ketidakadilan dari dalam sebab tidak peduli pada kepincangan dan kesenjangan sosial dalam masyarakat. Dari segi sosial, marx memandang kapitalisme sebagai konplik antar kelas, baik antar borjuis danngan proletar, maupuntuan tanah dengan buruh tani, dan terutama sekali kapitalis dengan buruh. Dari segi ekonomi, marx melihat bahwa kapitalisme tidak lain hanya sebagai alat dari para kapitalis untuk mengejar laba, dan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengeruk laba yang lebih banyak adalah dengan menekan buruh sekeras mungkin. C. Ekonomi Politik Marxisme Istilah Ekonomi Politik yang digunakan dalam teori Marxian tidak merujuk pada pemikiran-pemikiran tentang hubungan antara ekonomi dengan politik, melainkan merujuk pada sebuah cara berpikir tentang perekonomian yang didasarkan pada metode dan teori dari pemikir-pemikir ekonomi klasik, terutama Adam Smith dan David Ricardo. 1. Pendekatan Politik Revolusioner Pendekatan pertama yaitu politik revolusioner, adalah jalan yang dianjurkan oleh Marx dan Engels serta kemudia juga didukung sekaligus diprakteikkan oleh Lenin dengan melancarkan revolusi Bolshevik di rusia. Dalam pendekatan yang paling radikal ini, politik tidak merujuk pada kebijakan yang dirancang untuk mengompesasikan keterbatasan masyarakat pasar seperti yang digunakan kaum klasik, melainkan sebagai perubahan besar-besaran dalam struktur politik itu sendiri. 2. Pendekatan Politik Kompromi Kelas Jika bagi Marx yang penuh kekerasan adalah hal yang tidak terhindarkan, bagi pakar marxian lainnya revolusi bukan satu-satunya jalan yang harus ditempuh. Ada pendekatan lain yang lebih ilegant, yaitu pendekatan kompromi atau politik kesepakatan kelas. Dengan politik pendekatan kompromi kelas, praktik politik



memerlukan partisiasi dalam institusi-institusi yang ada, kompromi, serta strategi pemilihan umum dan sebagainya. 3. Pendekatan Teori Negara Marxian Pendekatan ketiga tentang hubungan antara ekonomi dan politik adalah melalui teori negara marxian. Teori negara markxian dimulai dengan asumsi bahwa masyarakat ekonomi terpolarisasi kedalam kelas-kelas yang terpisah. Bagi kelompok marpxian, negara adalah bagian dari “super structur” bungkus dari politik kaitalis yang responsif terhadap kkuatan ekonomi. Negara adalah sebuah organ dominasi kelas dan opresi dari satu kelas terhadap kelas lainnya. Dalam teori negara Marxian digunakan beberapa asumsi sebagai berikut: (1) bahwa konflik yang tak terdamaikan ada di antara kepentingan-kepentingan kelaskelas yang terdapat dalam masyarakat, (2) konflik antar kelas tersebut mengancam ketertiban sosial, (3) utuk menciptakan ketertiban sosial perlu dirancang sebuah organisasi sosial untuk memenuhi kepentinagan-kepentinagan ekonomi satu kelas dan bukan kelas lainnya, (4) dengan demikian ketertiban sosial harus menindasan salah satu kelas, (5) negara sebagai organ yang memelihara ketertiban sosial, adalah sebuah organ penindas kelas. D. Interprentasi Analisis Marxis 1. Pendekatan Instrumentalis Marxis mengatakan bahwa instrumentalis melahirkan institusi- institusi sebagai instrumen dari kekuasaan kelas, dan tradisi otonomi yang melihat bahwa pada situasi tertentu negara dapat bebas dari perjuangan kelas. (1). Tradisi instrumentalisme secara jelas memperlihatkan siapa yang ditekan dan siapa yang menekan dan bagaimana penekanan ini bisa dihindari. (2). Kelas penguasa disini adalah mereka yang memiliki modal produksi, pertukaran, dan distribusi. Namun analisis ini banyak ditentang karena dianggap bahwa pendekatan instrumentalis terlalu sempit dan menganggap negara tak lebih dari penjumlahan politikus – politkus individu dan pelayan publik serta mengabaikan struktur dimana orang – orang politik beroperasi selain itu juga bersifat statis dan tidak bisa menjelaskan peruabahn yang terjadi dalam masyarakat. 2. Pendekatan Strukturalisme Kaum strukturalis justru melihat kemungkinan negara bertindak bebas dari pengaruh kelas penguasa. Otonomi penting karena kelas penguasa cenderung terbagi secara internal an sering tidak mampu mengenali dan menjamin kondisi – kondisi yang diperlukan bagi pengembangan kapitalisme. Pemerintah sebagai intel yang bertugas : (1). Mendorong reformasi sosial yang sesuai dengan kepentingan jangka panjang borjuis, (2). Memecah persatuan politik kelas pekerja, (3). Memproyeksikan penejlasan rasional akan perlunya kapitalisme demi kepentingan seluruh masyarakat dan negara. Banyak pengritiknya menunjukkan bahwa kesadaran, tujuan, dan tindakan tidak memiliki signifikasi penjelas dalam teori strukturalis yang patutu diwaspadai yaitu



kemungkinan elit negara tidak memenuhi komitmen kelas, kaum strukturalis memberikan landasan yang berbahaya dimana ide politik dipaksakan untuk mengatur ekonomi. Jika hal speerti in terjadi, justru strukturalis menjadi pendorong fasisme. 3. Pendekatan Hagelian-Marxis Instrumentalis maupun strukturalis tidak begitu memperhatikan peran dari ide – ide dan budaya secara umum maka muncullah pendekatan Hegelian – Marxis oleh Aantonio Gramsci yang menekankan perlunya hegemoni budaya dalam memelihara kekuasaan kelas dan lebih mengutamakan fundamen argumentasi.  



 



Kesadaran dari ideologi sangat penting untuk memahami baik konsolidasi maupun kehancuran negara kapitalis Kepentingan kelas penguasa dilayani namun sebagian hanya dilakukan membujuk kamu proletar bahwa konflik kelas dapt dipecahkan dalam kepentingan nasional yang didalamnya terdapat nilai juga tradisi dari suatu budaya umum. Pendekatan Hegelian – Marxis merujuk secara umum pada masyarakat kapitalis dibanding mengeksplorasi proses aktual dalam masyarakat kapitalis tertentu. Lebih cocok digunakan dalam mengatasi masalah di negara dunia ketiga yang memiliki kapitalisme lebih maju.



E. Catatan Tentang Ekonomi Politik Marxisme Analisa marxisme terhadap globalisasi memiliki kecenderungan dan karakter yang sangat khas dibanding perspektif lain. Hal ini diindikasikan lewat logika dan model eksplanasi yang menitikberatkan pada proses dialektika kondisi material yang bersandar pada corak produksi masyarakat. Selanjutnya , perspektif Marxian memberikan ruang khusus bagi analisa historis menyangkut tahap perkembangan sejarah masyarakat. Oleh karenanya, globalisasi perlu dilihat sebagai suatu proses dan produk dialektika sejarah yang berbasis pada kepentingan ekonomi-politik. Neoliberalisme lewat proyek globalisasi dianggap sebagai konsekuensi sistemik dari logika dan mekanisme internal kapitalisme. Sistem ini berwatak sangat progresif dengan orientasi akumulasi kapital yang tak terbatas. Kemunculan globalisasi adalah produk bentuk imperialisme baru yang merefleksikan antagonisme kelas sekaligus ketimpangan kelas yang sangat mencolok.