10 0 884 KB
RANCANGAN USAHA “KERIPIK PISANG COKLAT”
Disusun oleh : DONI HADIAN PUTRADA
(J1A217011)
RANI YOVITA SARI
(J1A217004)
MUHAMMAD NASIR
(J1A217052)
TUMPAL PAHOTAN .R.S
(J1A217025)
SUSILO PRANOLO
(J1A217032)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2019
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pisang (Musa Paradisiaca) adalah salah satu buah yang paling banyak dikonsumsi di dunia untuk alasan yang baik. Buah kuning berbentuk melengkung yang dibungkus dengan segudang gizi besar. Pisang tumbuh setidaknya disekitar 107 negara dan menempati peringkat keempat di antara dunia tanaman pangan yang di nilai secara moneter. Indonesia dikenal sebagai produsen pisang di dunia, walau agak kecil. Indonesia dikenal sebagai produsen pisang nomor 7 di dunia. Pisang merupakan komoditas yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, karena sekitar 45% konsumsi buah-buahan adalah pisang. Beberapa manfaat pisang untuk kesehatan antara lain melancarkan peredaran darah, membantu pencernaan pada usus, dan menormalkan fungsi jantung. Pengolahan pisang di Indonesia sangat beragam, mulai dari digoreng, dibakar, direbus, dikolak. Salah satu olahan pisang yang cukup populer adalah kripik pisang. Kripik pisang biasanya dijadikan cemilan bagi masyarakat Indonesia. Pembuatan keripik pisang saat ini masih terbatas pada usaha kecil atau industri rumah tangga dengan ditujukan untuk pasaran lokal. Dengan memberi variasi dan rasa baru dalam pengolahan kripik pisang ini, memungkinkan keberadaan olahan ini dapat menjadi makanan tradisional Indonesia dan dinikmati oleh masyarakat. Melihat potensi tersebut, memungkinkan untuk mengembangkan usaha sederhana ini menjadi besar. Sama halnya dengan pisang, coklat juga memiliki banyak mamfaat bagi kesehatan. Pangsa pasar produk olahan coklat berupa minuman merupakan pangsa pasar yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Mengingat di indonesia juga banyak tempat yang mejadikan buah coklat sebagai komoditi khas daerahnya.
BAB II GAMBARAN USAHA 2.1. Identitas Produk Produk “Keripik Pisang Goreng Coklat” ini merupakan terobosan baru dalam berusaha. Walaupun kripik pisang sudah banyak dipasaran. Tetapi dengan memberi variasi rasa yang baru memungkinkan untuk menarik minat masyarakat. Pengemasan serapi mungkin menjadi salah satu kekuata untuk membuat masyarakat tertarik pada produk ini.
Sedangkan poduk es coklat adalah produk sampingan dari produk utama keripik coklat.penjualan produk es coklat ini hanya sebagai produk pelengkap bagi konsumen yang membeli produk kripik pisang coklat dapat langsung membeli minuman berupa es coklat yang rasanya serasi sama-sama berflavour coklat. 2.2. Kemasan Kemasan yang digunakan pada produk kripik pisang goreng coklat adalah dengan kemasan Standing Pouch sehingga lebih menarik. Dan kemasan yang digunakan untuk produk es coklat adalah cup es biasa berukuran 14 x 8 cm. 2.3. Potensi Sumber Daya Pisang merupakan salah satu pangan yang memiliki nilai kandungan serat yang tinggi,sangat baik bagi pencernaan. Pisang sangat mudah diperoleh terutama jenis pisang kepok yang akan digunakan pada produk ini. Coklat juga merupakan bahan baku produk yang mudah ditemukan dalam berbagai jenis macam produk sehingga proses produksi yang berbahan baku coklat dapat dijalankan secara masif. Sumber daya manusia dapat menggunkan mahasiswa dalam mengolah produk pisang ini. Apalagi dengan ketersediaan bahan baku yang mudah diperoleh. Membuat proses pengolahan tidak mengalami kendala pada bahan baku berupa pisang dan coklat bubuk tersebut.
2.4. Potensi Pasar 2.4.1. Peluang Pasar Pencarian pangsa pasar kuliner Keripik Pisang Goreng Coklat dan es coklat dilakukan dengan penjualan secara langsung dan tidak langsung. Penjualan langsung dilakukan dengan cara yaitu membuka stand penjualan sedangkan penjualan tidak langsung dilakukan dengan cara order via sosial media (Whatsapp dan Instagram). 2.4.2. Analisis Potensi Pasar a. Segmen Pasar Segmen pasar yang dituju adalah: Mahasiswa Masyarakat setempat (kelompok usia ; anak-anak dan dewasa) Pelajar b. Price (Harga) Harga yang ditetapkan untuk tiap 1 pcs Keripik Pisang Goreng Coklat dibandrol dengan harga Rp.8000/pcs. Sedangkan, untuk produk es coklat di bandrol dengan harga Rp.5000/cup. c. Positioning Konsumen melihat produk Keripik Pisang Goreng Coklat yang kami produksi ini sebagai produk kreatif,inovatif dari produk pisang lain dengan harga yang tidak mahal serta daya tahan produk pisang lebih lama. Dan produk es coklat yang kami tawarkan dapat dijadikan pelengkap saat menyantap produk kripik pisang coklat. d. Produk Produk pisang seperti ini sangat baik dalam membuat nilai tambah dan daya simpan dari pisang ini. Sehingga menjadikannya sangat baik dalam kegiatan usaha dan produk es coklat dapat dijual sepaket atau berbeda dengan produk olahan pisang coklat.
BAB III METODOLOGI PRODUKSI 3.1. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada proses pembuatan produk Keripik Pisang Goreng Coklat dan es coklat adalah kompor, pisau, teko, sendok, baskom,wajan,slicer,dan peniris minyak. Sedangkan pada bahan yang digunakan adalah pisang gepok,bubuk coklat,minyak goreng,standing pouch, susu skim, garam, gula halus,cup. 3.2. Cara Pembuatan 3.2.1 Pembuatan Kripik Pisang Goreng Coklat a. Kupas kulit pisang menggunakan pisau. b. Iris pisang menggunakan slicer. Tidak tebal dan juga tidak tipis. c. Panaskan minyak yang telah disiapkan. d. Setelah minyak panas, masukkan pisang dan goreng pisang yang telah diiris. e. Setelah warna pisang yang digoreng berubah, angkat dan tiriskan minyak yang masih menempel. f. Setelah kripik pisang digoreng telah mengering, masukkan kripik pisang kedalam baskom. g. Masukkan bubuk coklat kedalam baskom, lalu aduk hingga bercampur rata. h. Kemas keripik pisang yang telah jadi kedalam bungkusan. Keripik Pisang Coklat siap
dijual.
3.2.1 Pembuatan Es Coklat a. Campurkan coklat, susu skim, gula, dan milo. b. seduh campuran tadi dengan sedikit air panas didalam teko. c. Tambahkan air dingin secukupnya kedalam teko d. masukkan kedalam cup-cup dengan ukuran sepertiga cup lalu tambahkan es batu.dan es coklat siap dikonsumsi.
3.3. Pemasaran Pemasaran dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pemasaran secara langsung bisa dilakukan sekitar kampus, area keramaian, car free night, hari-hari besar. Pemasaran secara tidak langsung dapat memanfaatkan sosial media sebagai ajang promosi dan pemasaran.
BAB IV RANCANGAN KEUANGAN 4.1 Estimasi Dana Skala Kecil
Tabel 1. Estimasi Dana (Modal) produksi skala kecil No
Nama barang
Banyaknya
Harga Satuan
Jumlah
1.
Pisang Kepok
5 Sisir
Rp. 11.000
Rp 55.000
2.
Minyak Goreng
1 Kg
Rp. 10.800
Rp 10.800
3.
Cup es
20 pcs
Rp 320
Rp.6.400
4.
Bubuk Coklat
1 Kotak
Rp. 17.800
Rp. 17.800
5.
Standing Pouch
18 pcs
Rp.540
Rp. 9.720
6.
Garam
1pcs
Rp.1.300
Rp. 1.300
7.
Susu Milo
12 pcs
Rp. 1.600
Rp.19.200
8.
Susu Skim
1 Bungkus
Rp.6000
Rp 6000
9.
Gula Halus
1 Bungkus
Rp. 6000
Rp.6000
Total Modal Tabel 2. Perhitungan Keuntungan Uraian Penerimaan: 1. Keripik Pisang Goreng Coklat ( 20 pcs x Rp.8000) 2. Es Coklat ( 20 cup x Rp 5000) Pengeluaran: 1. Investasi 2. Biaya Operasional 3. Biaya Tidak Tetap Jumlah Keuntungan
Rp. 132.220
Per Hari Rp.160.000 Rp. 100.000
Rp. 132.220 Rp.30.000 Rp.10.000 Rp.172.220 RP. 87.780
260000
Maka, B/C = 132.220 = 1,966 Jadi, Net B/C lebih dari 1 maka usaha dinyatakan layak secara ekonomi.
4.2 Estimasi Dana Skala Industri Tabel 1. Estimasi Investasi No
Komponen
Jumlah per satuan(Rp)
Keterangan
Jumlah
1 unit usaha
150.000.000
1
Bangunan
2
Biaya perijinan
8.000.000
3
Sarana Transportasi Motor
5.000.000
1 unit
5.000.000
4
Peralatan 5.195.000
2 buah
10.390.000
b. box besar
154.900
3 buah
464,700
c. Pisau
10.000
10 buah
100.000
d. Mesin Penggorengan Deepf Prayer FRY-672
3.864.000
1 unit
3.864.000
a. mesin Pemotong pisang
e. Mesin
3.000.000
1 unit
3.000.000
f. Mesin Penggorengan
10.678.000
1 unit
10.678.000
g. mesin pengaduk bumbu tabur h. Nampan Stainless steel
5.250.000
2 unit
150.000
4 buah
600.000
127.000
10 buah
1.270.000
140.000.000
1 buah
140.000.000
i. Timbangan analitik 5.
8.000.000
Mobil Truck Box Jumlah
10.500.000
343.866.700
Tabel 2 . Biaya produksi ( Biaya Tidak Tetap) NO
URAIAN
Tahun 1 1 Bahan baku Pisang kepok 2 Bahan lainnya Bumbu tabur coklat Garam Minyak goreng Air 3 Listrik 4 Bahan pengemas Standing pouch Label Jumlah Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Jumlah
BANYAKNYA
HARGA SATUAN
JUMLAH(Rp)
14.400 Tandan
55.000
792.000.000
880 kg 580 bungkus 580 kg 12.000 liter 12 bulan
58.900 1.000 10.800 200 1.000.000
51.832.000 580.000 6.264.000 2.400.000 12.000.000
435.000 pcs 435.000 pcs
500 100
217.500.000 435.000.000 1.517.576.000 1.517.576.000 1.517.576.000 1.517.576.000 6.070.304.000
Tabel 3. Biaya Produksi (Biaya Tetap) Biaya tetap No URAIAN Gaji Karyawan 2 Pemeliharaan Gedung Peralatan 3 Penyusutan Gedung Peralatan Bunga modal 4 Jumlah Tabel 4. Penerimaan
BANYAKNYA
HARGA SATUAN
JUMLAH (RP)
1
No 1 2 3 4
Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4
5 x 12 bulan
1.200.000
72.000.000
10 % 15 %
150.000.000 79.133.000
15.000.000 11.869.950
10 % 15 % 30 %
150.000.000 79.133.000 343.866.700
15.000.000 11.869.950 103.160.010 228.899.910
Banyaknya (pcs) 435.000 435.000 435.000 435.000 Jumlah
Harga satuan (Rp) 8000 8000 8000 8000
Jumlah(Rp) 3.480.000.000 3.480.000.000 3.480.000.000 3.480.000.000 13.920.000.000
Tabel 5. Cash Flow ( Aliran Kas) NO URAIAN TAHUN 1 PENERIMAAN 3.480.000.000 JUMLAH 3.480.000.000 PENGELUARAN 1 INVESTASI 343.866.700 2 BIAYA OPERASIONAL BIAYA TETAP 228.899.910 BIAYA TIDAK 1.517.576.000 TETAP JUMLAH 2.090.342.610 KEUNTUNGAN 1.389.657.390
TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 3.480.000.000 3.480.000.000 3.480.000.000 3.480.000.000 3.480.000.000 3.480.000.000 0
0
0
228.899.910 228.899.910 228.899.910 1.517.576.000 1.517.576.000 1.517.576.000 1.746.475.910 1.746.475.910 1.746.475.910 1.733.524.090 1.733.524.090 1.733.524.090
Tabel 6. Perhitungan Net Present Value No Uraian Penerimaan 1 PV ( i = 10 %) 2 Pv (i= 20 %) 3 Pv (i=30%) Pengeluaran 1 Pv (i= 10%) 2 Pv (i= 20 %) 3 Pv (i=30%) Keuntungan 1 Pv (i= 10%) 2 Pv (i= 20 %) 3 Pv (i=30%)
Tahun 1 3.480.000.000
2.090.342.610
1.389.657.390
Tahun 2 3.480.000.000 3.163.363.680 2.899.998.840 2.676.932.880 1.746.475.910 1.587.705.532 1.445.396.010 1.343.443.411 1.733.524.090 1.575.931.148 1.444.602.831 1.333.480.469
Tahun 3 3.480.000.000 2.876.032.080 2.416.665.120 2.059.171.680 1.746.475.910 1.443.368.029 1.212.829.711 1.033.417.740 1.733.524.090 1.432.664.050 1.203.835.402 1.025.753.940
Tahun 4 3.480.000.000 2.514.576.200 2.013.889.920 1.583.977.680 1.746.475.910 1.312.153.548 1.010.692.595 794.936.454 1.733.524.090 1.301.422.652 1.003.197.325 789.041.226
NPV Keuntungan i = 0 % (NPV) = 1.389.657.390 + 1.733.524.090 + 1.733.524.090 + 1.733.524.090 = 6.590.229.660 i = 10 % (NPV) =1.389.657.390 + 1.575.931.148 + 1.432.664.050 +1.301.422.652 = 5.699.675.240 i = 20 % (NPV) = 1.389.657.390 + 1.444.602.831 +1.203.835.402 +1.003.197.325 = 5.041.292.948 i = 30 % (NPV) = 1.389.657.390 + 1.333.480.469 + 1.025.753.940 +789.041.226 = 4.537.933.025
NPV (i = 20 % ) = 1.389.657.390 + 1.444.602.831 +1.203.835.402 +1.003.197.325 = 5.041.292.948 NPV (i = 30 % ) = 1.389.657.390 + 1.333.480.469 + 1.025.753.940 +789.041.226 = 4.537.933.025
IRR = i1 +
𝑁𝑉𝑃1 𝑁𝑃𝑉1−𝑁𝑃𝑉2
X (i2 – i1) 5.041.292.948
= 30 % + X (30 – 20 ) 5.041.292.948− 4.537.933.025 = 30 % + 100,1528 % = 130, 1528 % Nilai Benefit Cost (B/C) I = 0% B = 3.480.000.000 + 3.480.000.000 + 3.480.000.000 + 3.480.000.000 = 13. 920. 000.000 C = 2.090.342.610 + 1.746.475.910 + 1.746.475.910 + 1.746.475.910 = 7.329.770.340 Nisbah B/C =
13.920.000.000 7.329.770,340
= 1,8991
I= 10% B= 3.480.000.000+3.163.363.680+2.876.032.080+2.514.576.200 =12.033.971.960 C= 2.090.342.610+1.587.705.532+1.443.368.029+1.312.153.548 =6.433.569.719 Nisbah B/C =
12.033.971.960 6.433.569.719
=1,8705
I=20% B= 3.480.000.000+2.899.998.840+2.416.665.120+2.013.889.920 =10.810.553.880
C= 2.090.342.610+1.445.396.010+1.212.829.711+1.010.692.595 =5.759.260.926 Nisbah B/C =
10.810.553.880 5.759.260.926
=1,8771
I= 30% B= 3.480.000.000+2.676.932.880+2.059.171.680+1.583.977.680 =9.800.082.240 C= 2.090.342.610+1.343.443.411+1.033.417.740+794.936.454 = 5.262.140.215
Nisbah B/C
9.800.082.240
= 5.262.140.215 = 1,8624
Dari hasil perhitungan industri ini layak ekonomis pada suku bunga 10%, 20% dan 30% karena memiliki nilai b/c > 1
Break Event Point (BEP) BEP Penerimaan BEP Penerimaan = Biaya Tetap / 1 – (Biaya Tidak Tetap / Penerimaan) = 228.899.910 / 1 – (1.517.576.000 / 3.480.000.000) = 405.850.904 Pada tingkat penerimaan Rp.405.850.904 Per tahun, usaha pengolahan banana choco berada pada titik impas BEP Produksi BEP Produksi = BEP Penerimaan / Harga = 405.850.904 / 8000 = 50.731,363032 Pada tingkat produksi bungkus 50.731,363032 per tahun, pengolahan banana choco berada pada titik impas. BEP Harga BEP Harga = Biaya Total / Produksi = 1.746.475.910 / 435.000 = 4.015
Pada tingkat harga banana choco Rp. 4.015 Per bungkus, usaha pengolahan banana choco pada titik impas. Analisis Sensitivitas Untuk mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial kegiatan usaha yang akan dijalankan atau diusahakan. Analisis sensitivitas akan melihat apa yang akan terjadi dengan hasil kegiatan usaha jika terjadi perubahan – perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya dan pendapatan. Dalam penelitian, analisis sensitivitas dilakukan pada arus penerimaan (manfaat) dan pengeluaran (biaya) pada analisis kelaykan usaha, yaitu perubahan biaya operasional, perubahan biaya bahan baku dan perubahan penerimaan. Maka berikut perhitunganya : Penerimaan Toleransi
= Penerimaan Minimum/Penerimaan Direncanakan x 100% = 405.850.904 / 3.480.000.000 X 100 % = 11,66 %
Usaha pengolahan banana choco memiliki toleransi 11,66 % penurunan penerimaaan sampai dari yang direncankan. Produksi Toleransi
= Produksi Minimum/Poduksi Diencanakan x 100% = 50.731,363032 / 435.000 X 100 % = 1,16 %
Usaha pengolahan banan choco memiliki toleransi 1,16 % penurunan produksi sampai dari yang direncankan. Harga Toleransi
= Harga Minimum/Harga Direncankan x 100% = 4.015 / 8000 X 100 % = 50,18 %
Untuk pengolahan banana choco memiliki toleransi 50,18 % penurunan harga sampai dari yang diencanakan.
LAMPIRAN
Gambar 1. Pengupasan kulit pisang
Gambar 3. Proses pengirisan dan
Gambar 2. Bahan-bahan pembantu
Gambar 4. Produk yang telah dikemas
Penaburan coklat bubuk
Gambar 4. Proses penjualan produk
Gambar 5. Diskusi bersama