Eksperimen Komparasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EKSPERIMEN KOMPARATIF Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika



Oleh: Siti Rodliyatin Qurrotul Aini Ayu Fajarotul M. Ratna Indra Sari Ratna Hapsari E. P.



(120210102033) (120210102061) (120210102063) (120210102096) (120210102103)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2015



BAB 1. PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah penikiran kritis (kritikal thinking) penelitian meliputi pemberian definisi dari redevinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis / jawaban sementara, membuat kumpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan apakah cocok dengan hipotesis. Penelitian juga bertujuan untuk mengubah kesimpulan kesimpulan yang telah diterima, ataupun mengubah dalil-dalil dengan adanya aplikasi baru dari dalil-dalil tersebut. Ketika hendak melakukan penelitian, biasanya seorang peneliti dihadapkan kepada pilihan mengenai metode apa yang akan digunakan. Pilihan mana yang akan diambil oleh peneliti yang bersangkutan sering ditentukan oleh sikap peneliti terhadap jenis-jenis metode untuk melakukan penelitian, seseorang dapat memilih jenis-jenis metode sesuai dengan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran yang dirancang. Di dalam dunia pendidikan di kenal pula studi tentang penelitian pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar dalam penelitian pendidikan kelak diharapkan menggunakan metode yang tepat dan efektif untuk mengolah data. Lebih lagi, sebagai mahasiswa, kita harus mengetahui dan memahami tentang beberapa metode penelitian yang ada. Terdapat dua jenis penelitian yakni, penelitian kualitatif dan kuantitatif. Menurut Emzir (2010: 2) penelitian kualitatif adalah deskriptif dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Sedangkan, penelitian kuantitatif adalah analisis statistik dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk yang dapat dihitung (numeric). Pada penelitian kuantitatif terdapat beberapa jenis penelitian. Subana dan Sudrajat (2009: 26) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif terbagi menjadi penelitian eksperimen, deskriptif korelasional, evaluasi dan kausal komperatif.



Penelitian kausal komperatif sering sukar dibedakan dengan penelitian korelasional. Penelitian eksperimen komparatif adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan hubungan sebab-akibatnya (Marzuki, 1999:122)



1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana cara menyusun bab 1 pada penelitian eksperimen komparatif?



1.3 Tujuan 1.3.1 dapat menyusun bab 1 pada penelitian eksperimen komparatif.



BAB 2. PEMBAHASAN



2.1 Menyusun Bab 1 pada Penelitian Komparatif Sebelum melakukan suatu penelitian, maka peneliti harus menyusun proposal penelitian.



Proposal penelitian merupakan rancangan yang



menggambarkan tentang masalah yang akan diteliti. Proposal penelitian ini dapat disusun pada bab 1, yaitu pendahuluan. Secara umum, bab 1 pendahuluan disusun meliputi unsur-unsur berikut: a. Judul Penelitian, yaitu mencerminkan isi dari penelitian tersebut. Judul ini dapat dikatakan sebagai wajah dari penelitian tersebut. b. Latar Belakang Masalah, yang menguraikan beberapa alasan teoritis atau praktis, tentang mengapa judul atau masalah tersebut diteliti. c. Permasalahan, sebagai inti persoalan dalam penelitian. Permasalahan ini pada umumnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang jelas, spesifik, yang memungkinkan dapat dijawab melalui dapat yang diperoleh secara empirik. d. Tujuan dan Manfaat Penelitian, yakni terkait dengan harapan yang ingin diketahui



dari



penelitian,



yang



dirumuskan



dalam



bentuk



pernyataanpernyataan. Tujuan harus konsisten sama dengan permasalahan (rumusan masalah). Sementara manfaat penelitian terkait dengan pengembangan ilmu, pemecahan masalah, kepentingan lembaga, atau kepentingan masyarakat pada umumnya. Berikut adalah penyusunan bab 1 pendahuluan pada pelitian komparatif: BAB 1. PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk baik buruknya pribadi seseorang. Pendidikan yang baik juga menjadi salah satu penentu tingkat kesuksesan individu. Baiknya pendidikan dapat dilihat dari mutu pendidikan yang



dimiliki suatu negara. Dibandingkan dengan negara-negara maju di dunia, mutu pendidikan yang dimiliki oleh Indonesia saat ini masih cenderung rendah. Namun berbagai kebijakan untuk dapat



meningkatkan mutu pendidikan yang telah



ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional menjadikan perkembangan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Keberhasilan



proses



pembelajaran



merupakan



hal



utama



yang



diinginkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam dunia pendidikan, ada tiga komponen penting yang utama dalam setiap proses pembelajaran, yaitu kurikulum, proses, dan produk. Kurikulum berhubungan dengan materi yang akan diajarkan. Proses berhubungan dengan bagaimana materi diajarkan dan produk erat kaitannya dengan hasil dari proses pembelajaran. Pada praktiknya, proses belajar mengajar yang diterapkan hanya terpaku pada materi yang diajarkan tanpa menentukan metode yang benar dan efektif. Metode pembelajaran merupakan sarana interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa dapat menerima materi sekaligus memahami konsep materi yang disampaiakan. Penggunaan metode belajar yang tepat dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang diperoleh berdasarkan proses ilmiah. Menurut Trianto (2011:137) hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah berupa konsep, prinsip, teori yang berlaku universal. Proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada proses dan produk sehingga dibutuhkan kerja ilmiah untuk dapat menentukan fakta-fakta, membangun konsep yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan. Penyebab rendahnya prestasi siswa dalam bidang IPA salah satunya dikarenakan selama proses



pembelajaran sering kali siswa cenderung tidak



mau bertanya pada guru meskipun sebenarnya belum mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Padahal pembelajaran fisika mengharuskan siswa tidak



hanya menghafal tentang konsep melainkan menjadikan siswa mengerti dan memahami konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain. Pembelajaran fisika akan lebih bermakna saat siswa tidak hanya menerima informasi, namun secara langsung terlibat secara aktif dalam suatu pembelajaran. Setiap siswa memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Apabila metode yang diterapkan guru selama proses pembelajaran cenderung monoton, maka hanya sebagian siswa yang dapat berkembang sedangkan sebagian siswa lain yang memiliki kecerdasan berbeda justru dapat menunjukkan penurunannya dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, guru harus merancang berbagai macam aktivitas belajar yang menggabungkan sebnayak mungkin keceerdasan siswa dan menyampaikan informasi pada siswa menggunakan strategi VAK (visual, audiotori, dan kinestetik). Berbagai metode pembelajaran dari tahun ke tahun telah dikembangkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Penelitian- penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif suatu metode pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pengembangan pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang memberikan iklim kondusif dalam pengembangan daya nalar dan kreatifitas siswa. Metode yang dapat digunakan pada pembelajaran fisika yaitu metode eksperimen dan metode berbasis proyek. Metode merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara optimal (Mulyono, 2012:81). Metode eksperimen adalah cara penyampaian mata pelajaran dengan melakukan percobaan sehingga siswa mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Metode eksperimen dapat dijadikan sebagai cara yang digunakan guru untuk melibatkan siswa dalam menemukan dan menerapkan konsep-konsep penting dalam fisika. Dengan metode eksperimen, siswa diajak untuk bekerja melalui metode ilmiah serta dapat besikap ilmiah dalam menerapkan konsep fisika.



Berdasarkan penelitian Triwiyono dalam jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011: 80-83) yang berjudul Program Pembelajaran Fisika Menggunakan



Metode



Eksperimen



Terbimbing



untuk



Meningkatkan



Keterampilan Berpikir Kritis, diketahui bahwa pembelajaran dengan eksperimen terbimbing dapat memperbaiki kualitas pembelajaran. Melalui eksperimen, secara signifikan dapat memperbaiki kemampuan siswa untuk memahami argumen dan masalah yang dipecahkan dalam kelas. Metode pembelajaran berbasis proyek adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan



pengetahuan



baru



berdasarkan



pengalamannya



dalam



beraktivitas secara nyata. Metode berbasis proyek membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar siswa didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata. Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa diberikan tugas atau proyek yang kompleks, cukup sulit, lengkap, tetapi realistik dan kemudian diberikan bantuan secukupnya agar mereka dapat menyelesaikan tugas. Disamping itu, penerapan strategi pembelajaran berbasis proyek mendorong tumbuhnya kompetensi seperti kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri, dan berpikir kritis serta analitis. Kedua metode ini mempunyai persamaan yaitu melatih kemandirian siswa dalam memahami konsep fisika yang lebih menekankan pada proses dan produk melalui pengalaman nyata. Tapi permasalahannya tidak ada yang dapat menjamin bahwa suatu metode pembelajaran yang ada akan selalu berhasil dan efektif untuk diterapkan pada semua peserta didik dan pada setiap pokok bahasan. “Komparasi Hasil Belajar Fisika antara Siswa yang diberi Metode Eksperimen dengan Metode Berbasis Proyek pada Materi Fluida Kelas XI”.



1.2 Rumusan Masalah



Berdasarkan uraian tentang latar belakang permasalahan di atas, berikut ini beberapa rumusan masalah dalam penelitian: a. Apakah metode pembelajaran eksperimen efektif terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI? b. Apakah metode pembelajaran berbasis proyek efektif terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI? c. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang menggunakan metode pembelajaran eksperimen dengan metode pembelajaran berbasis proyek pada kelas XI?



1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Menyelidiki keefektifan metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI b. Menyelidiki keefektifan metode pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI c. Menyelidiki apakah ada perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang menggunakan



metode



pembelajaran



eksperimen



dengan



metode



pembelajaran berbasis proyek pada kelas XI



1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pendidikan. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.



Bagi



siswa,



dapat



meningkatkan



motivasi



belajar



siswa



serta



meningkatkan daya tarik siswa terhadap Fisika guna meningkatkan hasil belajar siswa. b.



Bagi Guru, dapat digunakan sebagai alternatif metode pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.



c.



Bagi Kepala Sekolah,dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam



pelaksanaan



pembelajaran



khususnya



mata



pelajaran



fisika



untuk



meningkatkan hasil belajar. d.



Bagi Peneliti lain, dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.



BAB 3. KESIMPULAN



3.1 Penyusunan bab 1 pendahuluan pada penelitian komparatif yaitu: Judul Penelitian, mencerminkan isi dari penelitian tersebut; Latar Belakang Masalah, yang menguraikan beberapa alasan teoritis atau praktis, tentang mengapa judul atau masalah tersebut diteliti; Permasalahan, sebagai inti persoalan dalam penelitian; Tujuan dan Manfaat Penelitian, yakni terkait dengan harapan yang ingin diketahui dari penelitian, yang dirumuskan dalam bentuk pernyataanpernyataan. Sementara manfaat penelitian terkait dengan pengembangan ilmu, pemecahan masalah, kepentingan lembaga, atau kepentingan masyarakat pada umumnya.



DAFTAR PUSTAKA



Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Marzuki, C. 1999. Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga. Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran: Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global. Malang: UIN-Maliki Press. Subana dan Sudrajat. 2009. Dasar-Dasar penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. Trianto.



2011.



Model



Pembelajaran



Terpadu:



Konsep,



Strategi,



dan



Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Jurnal Triwiyono.



2011.



Program



Pembelajaran



Fisika



Menggunakan



Metode



Eksperimen Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 7 : 80-83.