Electroretinography (ERG) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

Electroretinography (ERG) [PDF]

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata merupakan organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang

7 0 436 KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE


File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang



Mata merupakan organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana yaitu untuk mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata merupakan salah satu organ yang sangat penting. Mata manusia memiliki cara kerja otomatis yang sempurna, mata dibentuk dengan 40 unsur utama yang berbeda dan ke semua bagian ini merniliki fungsi penting dalam proses melihat kerusakan atau ketiadaan salah satu fungsi bagiannya saja akan menjadikan mata mustahil dapat melihat. Lapisan tembus cahaya di bagian depan mata adalah komea, tepat di belakangnya terdapat iris, selain memberi warna pada mata, iris juga dapat mengubah ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk, dengan bantuan otot yang melekat padanya. Misalnya ketika berada di tempat gelap iris akan membesar untuk memasukkan cahaya sebanyak mungkin. Ketika kekuatan cahaya bertambah, iris akan mengecil untuk mengurangi cahaya yang m suk ke mata. Sistem pengaturan otomatis yang bekerja pada mata bekerja sebagaimana berikut. Jika fungsi kerja mata terganggu maka akan terjadi gangguan pengelihatan. Salah satu gangguan pengelihatan itu merupakan gangguan nystagmus. Untuk melakukan kegiatan sehari-hari, mata merupakan organ penting yang sangat dibutuhkan. Dalam makalah ini membahas tentang alat yang dapat mendiagnosa penyakit pada retina mata dengan alat yang dinamakan Electroretinography.



1.2 Rumusan Masalah



Rumusan masalah dari makalah Electronystagmography adalah sebagai berikut: 1. Pengertian Retina. 2. Pengertian Electroretinography. 3. Fungsi Electroretinography.



1



2



4. Gambar dan bagian-bagian Electroretinography. 5. S t a n d a r t Standard operating



procedure (SOP)/Standar prosedur pengoperasian



Electroretinography. 6. Blok diagram dan analisa teknis Electroretinography. 7. Perawatan Electroretinography. 8. Troubleshooting Electroretinography.



1.3 Tujuan



Tujuan dari penulisan makalah Electroretinography adalah bertujuan untuk mernpelajari



alat diagnosa retina pada mata dengan alat diagnosa berupa



Electroretinography dan sebagai salah satu pernenuhan tugas mata kuliah peralatan diagnostik lanjut.



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Retina Retina adalah selapis tipis sel yang terletak pada bagian belakang bola mata vertebrata dan cephalopoda. Retina merupakan bagian mata yang mengubah cahaya menjadi sinyal saraf. Retina memiliki sel fotoreseptor ("rods" dan "cones") yang menerima cahaya. Sinyal yang dihasilkan kemudian mengalami proses rumit yang dilakukan oleh neuron retina yang lain, dan diubah menjadi potensial aksi pada sel ganglion retina. Retina tidak hanya mendeteksi cahaya, melainkan juga memainkan peran penting dalam persepsi visual. Pada tahap embrio, retina dan saraf optik berkembang sebagai bagian dari perkembangan luar otak. Struktur unik pembuluh darah pada retina telah digunakan sebagai identiflkasi biometrik.



2.2 Pengertian dan Fungsi Electroretinography Electroretinography adalah alat diagnostik yang dapat mengukur respons elektrik dari berbagai tipe sel yang ada pada retina, termasuk sel fotoreseptor (rod/ sel batang (penglihatan) dan cones/ reseptor warna), sel retina dalam (bipolar neuron dan amacrine cell) dan retinal ganglion cell. Elektroda (DTL silver/ Nylon Jiber stl;ing) biasanya ditempatkan pada permukaan komea untuk Full Field/ Global/ Multifocal ERG, dan membutuhkan brass/ copper elektroda yang diletakan pada kulit dekat mata untuk tipe pemeriksaan EOG. Pada saat perekaman, mata pasien akan terkena stimuli (stimulus) yang terstandarisasi dan mata pasien akan menghasilkan sinyal yang ditampilkan pada kursus wakto dari signal amplitude (voltage)/ sinyal amplitude (voltage). Sinyalnya sangat kecil dan secara khusus diukur dalam satuan microvolts atau nanovolts. Electroretinography menangkap kontribusi potensial elektrik dari tipe sel yang berbeda didalam retina, dan kondisi stimulus (flash or pattern stimulus/ berkedip atau pola stimulus, whether a 3



4



background light is present! apakah latar belakang yang ditampilkan terang, dan color of the stimulus and background/ wama dari latar belakang yang ditampilkan oleh stimulus), dapat mendapat sedikit respon kuat dari komponen tertentu. Jika dim flash Electroretinography dilakukan pada dark-adapted eye/ mata gelap yang beradaptasi, respon utamanya dari rod cell/ sel batang penglihatan. Flash Electroretinography yang dilakukan pada light-adapted eye/ mata putih yang beradaptasi akan merefleksikan aktifitas dari cone system/ reseptor wama. K.ilatan yang cukup terang akan mendapatkan sinyal Electroretinography yang memuat awave/ gelombang a (initial negative deflection! defleksi negatif awal) yang di-ikuti dengan b-wave/ gelombang b (positive deflection! defleksi positit). Tepi depan dari awave/ gelombang a dihasilkan oleh photoreceptor, sementara sisa dari gelombang yang dihasilkan tersebut dihasilkan dari pencampuran dari sel termasuk photoreceptor, bipolar neuron, amacrine cell, dan muller cells atau muller glia. Pola dari Electroretinography (Pattern Electroretinography/ PERG), ditimbulkan oleh alternating checkboard stimulus (checkboard stimulus alternatit), yang utamanya merefleksikan aktifitas dari retinal ganglion cell.Electroretinography



secara



klinik



biasanya



digunakan pada oftomologi dan oftometris untuk mendiagnosa berbagai penyakit pada retina. Electroretinography berguna dalam mendiagnosa penyakit retina dalam turunan sebagai berikut: 1.



Retinitis pigmentosa



2.



Retinitis punctate albescens



3.



Leber's congenital amaurosis



4.



Choroideremia



5.



Gyrate atrophy of the retina and choroid.



6.



Goldman-Favre syndrome.



7.



Congenital stationary night blindness- normal a-wave/ gelombang a normal mengindikasikan



sel fotoreseptor



dalam keadaan



normal;



ketiadaan



b-



wave gelombang b mengindikasikan adanya ketidaknormalan yang ada didalam bagian bipolar neuron (bipolar cell).



5



8.



X-linked juvenile retinoschisis.



9.



Achromatopsia.



10. Cone dystrophy. 11. Disorders mimicking retinitis pigmentosa. 12. Usher Syndrome.



Gangguan



penglihatan lainnya



yang



dapat



dibuktikan



dengan



standar



Electroretinography dengan informasi yang berguna adalah sebagai berikut: 1.



Diabetic retinopathy.



2.



Ischemic retinopathies termasuk central retinal vein occlusion (CRVO), branch vein occlusion (BVO), dan sickle cell retinopathy.



3.



Toxic retinopathies (Retinopati yang keracunan) yang sebabkan oleh Plaquenil dan Vigabatrin. Electroretinography juga digunakan untuk memonitor retinal toxicity (keracunan pada retina) dalam kebanyakan uji coba obat.



4.



Autoimmune retinopathies seperti Cancer Associated Retinopathy (CAR), Melanoma Associated Retinopathy (MAR), dan Acute Zonal Occult Outer Retinopathy (AZOOR).



5.



Retinal detachment.



6.



Penilaian pada retina setelah trauma, khususnya pada vitreous hemorrhage/ pendarahan vitreous, dense cataract/ katarak padat, dan kondisi lainnya dimana fundus tidak dapat divisualisasikan. Electroretinography juga digunakan secara ekstensif pada penelitian mata, yang



mana menyediakan informasi tentang fungsi dari retina yang apabila sudah tidak tersedia (the function of the retina that is not otherwise available). Pemeriksaan Electroretinography lainnya, seperti photopic negative response (PhNR) dan pattern ERG (PERG) dapat berguna dalam menilai fungsi sel ganglion pada retina pada penyakit seperti glaukoma. Multifocal Electroretinography digunakan untuk merekam respon terpisah dari lokasi retina yang berbeda. Sebagai tambahan dalam tujuan klinik diagnosa, Electroretinography bias digunakan pada saat pengembangan obat-obatan dan dalam uji klinik untuk memeriksa keselamatan okular dan kemanjuran dari obat-obatan baru dan modalitas pengobatan.



6



Studi pada tahun 2013 didapati bahwa respon dopaminergic retina untuk memakan kue brownies adalah sama dengan besarnya dengan respon mengonsumsi methylphenidate dengan dosis sebanyak 20 mg, yang mana artinya aktifitas dari dopamine neurons dalam retina merefleksikan aktifitas dopaminergic pada otak. Studi tersebut menyimpulkan bahwa, jika dikonfirmasikan dengan penelitian lebib lanjut, "Electroretinography dapat menyediakan neurotransmitter kbusus dari PET (Positron emission tomography)/ Tomografi ernisi positron dengan harga yang lebih murah.



2.3 Gambar dan Bagian-bagian Electroretinography Gambar dan bagian-bagian dari Electroretinography adalah sebagai berikut: 2 1 3



4



5



Gambar 3.1 Bagian-bagian Electroretinography Keterangan gambar bagian-bagian Electroretinography adalah sebagai berikut: 1. Komputer dalam alat Electroretinography adalah sebuah komputer kontrol



untuk menerima sinyal bioelektrik dari pasien, penyimpanan data pasien, dan



7



sebagai kontrol untuk mengontrol monitor stimulus. 2. Stimulus, adalah sebuah layar (monitor) yang digunakan oleh pasien untuk:



menatap dengan gambar-gambar yang dapat menstrimulasikan retina pasien yang suda.h terstandarisasi. 3. Elektroda, adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian



atau media non-logam yang pada alat Electronystagmography adalah pasien. 4. Penutup mata, digunakan untuk menutup mata pada saat pemeriksaan retina



pada mata lainnya. 5. Analog to USB Converter, adalah sebuah alat yang dapat mengubah sinyal



listrik analog yang dihasilkan oleh oleh pasien (bioelektrik) menjadi sinyal listrik yang dapat diterima oleh komputer untuk dirubah menjadi data digital sebagai hasil dari pemeriksaan terhadap retina pasien.



2.4 Standard Operating Procedure (SOP)/ Standar Prosedur Pengoperasian Electroretinography Standard operating procedure (SOP)/ Standar pengoperasian Dari electroretinography adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan alat dengan segala pengaturan yang diperlukan.



prosedur



2.



Menyiapkan aksesoris alat yang diperlukan.



3.



Memasukan data pasien pada alat.



4.



Menyiapkan pasien.



5.



Memberitahukan kepada pasien untuk melepaskan segala macam aksesoris penghantar (konduktor) listrik karena dapat mengganggu pemeriksaan, dan mengamankan segala macam alat berfrekuensi seperti handphone, atau aksesoris berbahan konduktor listrik seperti jam tangan, cincin, kalung dan lain sebagainya.



6.



Memberitahukan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan.



7.



Mengoleskan gel elektroda ke tubuh pasien yang akan dipasangkan elektroda secukupnya.



8.



Memasangkan elektroda pada bagian tubuh pasien sesuai dengan pemeriksaan.



9.



Memberitahukan tindakan yang harus dilakukan kepada pasien sesuai dengan mode pemeriksaan.



8



10. Meperhatikan sinyal yang ditampilkan pada display alat. 11. Melakukan tindakan yang diperlukan, hasil sinyal yang ditampilkan dapat



dicetak sesuai dengan keperluan. 12. Apabila pemeriksaan telah selesai, lepaskan elektroda yang ada pada pasien lalu



bersihkan elektroda dengan tisu yang lembut, sampai bersih agar tidak adanya gel elektroda atau kotoran lainnya yang kering dan tertempel pada elektroda. Gel elektroda atau kotoran lainnya yang kering dan tertempel pada elektroda dapat mengganggu pemeriksaan. 2.5 Blok Diagram



Gambar 3.2 Blok Diagram Electroretinography Sumber arus listrik masuk ke rangkaian power supply, yang mana rangkaian power supply ini berfungsi untuk menyuplai/ menjadi pemasok daya terhadap seluruh rangkaian yang artinya alat akan aktif secara keseluruhan. Layar (monitor) pemeriksaan akan diatur oleh komputer sesuai dengan pemeriksaan, pada saat bersamaan pasien akan melihat layar pemeriksaan dan mengikuti perintah-perintah yang dikatakan oleh dokter sesuai dengan mode pemeriksaan. Pada saat pasien melihat layar pemeriksaan karena mengikuti perintah-perintah otomatis ada pergerakan mata, pergerakan mata inilah akan menghasilkan sinyal listrik (bioelektrik) yang akan ditangkap oleh elektroda yang terpasang pada pasien.



9



Sinyal listrik yang ditangkap elektroda yang terpasang pada pasien berupa sinyal listrik analog, karena menggunakan komputer untuk menampilkan data digitalnya maka sinyallistrik analog terlebih dahulu dikonversikan menjadi sinyal listrik yang dapat diterima oleh komputer melalui Analog to USB Adapter. Sinyal listrik yang dihasilkan oleh USB Adapater akan masuk ke komputer yang akan dikonversikan kembali melalui software yang ada dikomputer untuk alat Electronystagmography agar sinyal listrik yang dihasilkan USB menjadi sinyal digital. Sinyal digital akan ditampilkan berupa data digital berupa angka dan grafik kondisi dari pasien yang diperiksa pada monitor utama komputer, yang mana data angka dan grafik yang ada pada komputer dapat disimpan dan juga dapat dicetak pada printer. Perbedaan antara Electronystagmography dengan Electroretinography adalah adanya stimulus pada Electroretinography yang ditempelkan pada pasien sampai menghadap retina pasien untuk melakukan pemeriksaan, walaupun prinsipnya sama dengan layar (monitor) pemeriksaan yang akan tetapi layar (monitor) inijuga digunakan dalam pemeriksaan retina pada Electroretinography dengan mode yang pemeriksaan yang berbeda. Selain itu perbedaan lainnya adalah dalam hal software dengan bahasa pemrograman yang berbeda membuat hasil dari pemeriksaan yang berupa data digital dalam bentuk grafik, angka dan lain sebagainya berbeda.



2.6 Perawatan Electroretinography Perawatan dari Electroretinography adalah sebagai berikut: 1.



Membersihkan kese1uruhan bagian alat setiap enam bulan.



2.



Menguji fungsi alat setiap enam bulan.



3.



Memeriksa sumber arus listrik setiap tahun.



4.



Memeriksa adanya arus listrik yang bocor setiap tahun.



5.



Memeriksa grounding setiap tahun.



6.



Memeriksa tahanan kabel power setiap tahun.



7.



Memeriksa keutuhan kabe1 power setiap tahun.



8.



Menggunakan stabilisator listrik dalam penggunaan alat.



10



9.



Apabila alat tidak digunakan maka cabutlah kabe1 power dari sumber listrik dan tutuplah alat dengan penutup debu.



10. Menaruh alat dalam pemakaian/ menyimpan alat, ditempat yang datar, kering dan



sejuk. 11. Peme1iharaan pada e1ektroda adalah sebagai berikut: a.



Ketika elektroda selesai digunakan harap dibersihkan dari sisa gel dengan air hangat.



b.



Ketika elektrode tidak digunakan harap di taruh pada alas yang steril untuk menghindari kontak dengan bakteri yang berlebihan.



12. Pemeliharaan kabel penghubung elektroda dan computer (USB Adapater)



adalah sebagai berikut: Karena struktur kabel USB Adapater kebanyakan di dalamnya tembaga dianjurkan agar tidak dilipat ketika ingin merapikannya, kabel USB Adapter hams tergulung agar menghidari kerusakkan pada kabel USB Adapter tersebut. 13. Melakukan kalibrasi setidaknya satu tahun sekali. 14. Melakukan kalibrasi setelah melakukan perawatan dan perbaikan.



2.7 Troubleshooting Electroretinography Troubleshooting dari Electroretinography adalah sebagai berikut: 1. Komputer tidak dapat menyala, periksa sumber arus listrik, periksa tahanan



kabel, periksa saldar untuk menyalakan komputer, periksa rangkaian power supply, dan periksa hardware. 2.



Komputer dapat menyala tetapi tidak dapat masuk ke menu utama, periksa sistem operasi, dan periksa hardware.



3.



Komputer dapat menyala dan dapat masuk ke menu utama tapi tidak dapat masuk ke software untuk pemeriksaan, periksa hardware, dan periksa dongle.



4.



Layar (Monitor)/ Stimulus pemeriksaan untuk pasien tidak menyala, periksa suplai tegangan untuk layar (monitor) pemeriksaan/ stimulus, periksa saldar untuk menyalakan layar (monitor) pemeriksaan! stimulus.



5. Layar (Monitor)/ Stimulus pemeriksaan untuk pasien menyala tetapi tidak



11



terdapat tampilan apapun, periksa connector layar (monitor) pemeriksaan! stimulus, periksa port output komputer, dan periksa port input layar (monitor) pemeriksaan! stimulus. 6.



Graflk. sinyal kelistrikan salah satu atau lebih tidak tampil, periksa elektroda yang terpasang pada pasien, periksa kabel Analog to USB Adapter, periksa software.



7.



Sinyal grafik kelistrikan kurang kuat, periksa kondisi elektroda, tidak adanya gel elektroda pada bagian elektroda.



8.



Adanya noise pada sinyal grafik kelistrikan, periksa kondisi grounding, periksa kabel grounding alat, periksa kondisi elektroda, periksa tubuh dan lingkungan pasien apakah terdapat konduktor listrik ataupun alat yang memancarkan gelombang elektromagnetik, dan pasien pengguna alat pacemaker.



9.



Hasil yang ada tidak dapat dicetak, periksa ketersediaan kertas pada printer, periksa printer, periksa software.



10. Elektoda terpasang tapi tidak menampilkan data pada komputer kendali, periksa



pemasangan elektroda pada pasien, periksa kabel elektroda, periksa Analog to USB Adapter, dan periksa port input Analog to USB Adapter dengan kornputer.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Jadi, kesimpulan dari penulisan makalah tentang Electroretinography adalah bahwasanya Electroretinography adalah sebuah alat diagnostik yang digunakan untuk mendiagnosa pasien yang mengalami penyakit pada retina dengan basil berupa angka dan grafik yang dapat dicetak melalui printer guna untuk memperkuat diagnosa dokter. Perbedaan antara Electronystagmography dengan Electroretinography adalah adanya stimulus pada Electroretinography yang ditempelkan pada pasien sampai menghadap retina pasien untuk melakukan pemeriksaan, walaupun prinsipnya sama dengan layar (monitor) pemeriksaan yang akan tetapi layar (monitor) inijuga digunakan dalam pemeriksaan retina pada Electroretinography dengan mode yang pemeriksaan yang berbeda. Selain itu perbedaan lainnya adalah dalam hal software dengan bahasa pemrograman yang berbeda membuat basil dari pemeriksaan yang berupa data digital dalam bentuk grafik, angka dan lain sebagainya berbeda



12



13



DAFTAR PUSTAKA



[IJ



Fadhil, Mau1ana, dkk. "MAKALAH ILMU PENYAKIT MATAGANGGUAN PENGLIHATAN AKUT". https://www.academia.edu/10481120/MAKALAH_ILMU_PENYAKIT_ MATA_GANGGUAN_pENGLIHATAN_AKUT.



Diakses:



Jum'at, 18 Mei2018 [2]



"Diopsys®



ERG



Vision



Testing



Training



Video".



https://www.youtube.com/watch?v=ZMOeY6exep8. Diakses: Jum'at, 18 Mei2018 [3]



"Electroretinography''.



https://en.wikipedia.org/wiki/Electroretinography.



Diakses: Jum'at, 18 Mei 2018 [4]



"Retina". https://id.wikipedia.org/wiki/Retina. Diakses: Jum'at, 18 Mei 2018