Epidemiologi ADHD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Attention Deficit-Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah suatu gangguan psikiatrik dan perkembangan yang mempunyai risiko kegagalan sekolah, gangguan dalam bersosialisasi, konflik keluarga, penggunaan obat – obatan terlarang, kenakalan, depresi, bunuh diri, dan kesehatan fisik yang paling banyak menyerang anak- anak(1)Penelitian mengenai ADHD yang berlanjut sampai dewasa



menyatakan



bahwa



secara



klinis



menunjukan



ketidakmampuan



psikososial, komorbiditas kejiwaan, disfungsi neurologis, dan gangguan pada pendidikannya.



(2)



ADHD ditandai oleh gejala kekurangan perhatian, impulsif dan



hiperaktif yang dapat membantu mempengaruhi banyak aspek perilaku dan kinerja, baik di sekolah maupun di rumah.(3) Penelitian yang dilakukan Barkley R telah membuktikan bahwa sebanyak 2/3 dari anak – anak ADHD memiliki gejala ADHD yang mengganggu ketika mereka menjadi dewasa. Onset timbulnya gejala ADHD sebelum usia 7 tahun. (4) Prevalensi anak ADHD pada anak usia sekolah dasar adalah 8-10%, dan 3550% kasus ADHD dapat berlanjut ke masa remaja atau dewasa.(5)Tiga dari 34 juta kasus ADHD di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, diperkirakan 31% menjadi kasus ADHD dewasa (usia > 19 tahun) dan 69% kasus ADHD pada usia 3-19 tahun.Di Amerika Serikat insidens ADHD berkisar antara 2-20% pada anak – anak usia sekolah dasar dan 3 – 7 % pada usia pra pubertas. Di inggris prevalensi ADHD lebih rendah yaitu kurang dari 1%. Dari sumber lain juga didapatkan 1520% ADHD yang menetap sampai dewasa. Prevalensi laki – laki lebih tinggi dibandingkan perempuan dengan rasio 2:1 sampai dengan 9:1. (6) Seiring dengan peningkatan kebutuhan pangan manusia, kemajuan teknologi



telah



memproduksi



pewarna



makanan



yang



dipakai



untuk



mempercantik makanan. Pewarna makanan buatan menurut Food and Drug 1 Hubungan antara pewarna makanan buatan dengan attention deficit hyperactivity disorder pada anak usia 6-12 tahun Bayan Basalamah



Administration (FDA) adalah pewarna, pigmen, atau zat lain yang dapat memberi warna pada makanan atau obat. (7) Pewarna makanan buatan yang diizinkan dan dilarang di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 033 tahun 2012. Pewarna makanan buatan yang tidak diizinkan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia dan FDA merupakan pewarna makanan yang berbahaya dan dapat mempengaruhi kesehatan.(7) Pewarna makanan sendiri mempunyai beberapa efek samping diantaranya adalah reaksi alergi, keganasan, dan kerusakan sistem saraf. Beberapa penelitian menyatakan bahwa pewarna makanan dapat menyebabkan Attention Deficit-Hyperactivity Disorder (ADHD) dan/atau memperberat ADHD. (8). Penelitian yang dilakukan oleh Schab dan Trinh (2007) menggunakan plasebo yang dipantau terus menerus mendukung hipotesis Schab bahwa pewarna makanan buatan dapat berkontribusi dalam hiperaktif pada anak – anak.



(9)



Menurut penelitian yang dilakukan oleh Eugene Arnold (2012) menyatakan bahwa alergi dari makanan dan hipersensitivitas dapatmemengaruhi perilaku dan hiperkatif pada anak –anak.(8) Penelitian yang dilakukan olehMcCann (2007) kepada anak – anak Taman Kanak – Kanak dan anak usia 8-9 Tahun penggunaan pewarna makanan buatan tidak menunjukan dampak yang signifikan terhadap anak – anak yang menderita ADHD berdasarkan penilaian DSM-IV dan tidak ada interaksi dengan hiperaktivitas.



(10)



Menurut penelitian yang dilakukan oleh



Cormier(2007) terdapatpenurunan hiperaktivitas pada anak anak ADHD yang mengeleminasi zat aditif dan pewarna makanan buatan, yang dinilai melalui Behaviour Scale Score selama 1 bulan penelitian sehingga penelitian tersebut menyimpulkan terdapat hubungan antara pewarna makanan buatan dengan ADHD.(11)Kanarek (2011) menyatakan bahwa anak yang sudah mengeleminasi pewarna makanan buatan dari dietnya akan didapatkan penurunan dari hiperaktivitas.(12) Penelitian yang dilakukan oleh Stevens L (2011) terdapat perubahan sikap pada anak anak sekolah yang rutin mengkonsumsi pewarna makanan buatan lebih dari lima kali per minggunya (13). 2 Hubungan antara pewarna makanan buatan dengan attention deficit hyperactivity disorder pada anak usia 6-12 tahun Bayan Basalamah



Berdasarkan uraian diatas mengingat tingginya Prevalensi ADHD dan kontroversi antara berhubungannya pewarna makanan buatan dengan ADHD menarik perhatian peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dampak pewana makanan buatan dan ADHD khususnya pada anak – anak usia 6 – 12 tahun yang sedang duduk pada bangku Sekolah Dasar (SD) dengan judul: “Hubungan antara Pewarna Makanan Buatan dengan Attention DeficitHyperactivity Disorder pada Usia 6 – 12 Tahun” 1.2Rumusan Masalah Apakah Terdapat hubungan antara pewarna makanan buatan dengan Attention Deficit-Hyperactivity Disorderpada anak usia 6 – 12 tahun?



1.3 Tujuan 1.3.1



Tujuan umum



Menurunkan angka kejadianAttention Deficit-Hyperactivity Disorderdengan menemukan hubungan antara pewarna makanan dengan ADHD 1.3.2



Tujuan khusus 1. Mengetahui hubungan pewarna makanan buatan dengan



Attention



Deficit-Hyperactivity Disorder 2. Mengetahui hubungan keadaan sosial ekonomi dengan pewarna makanan buatan 3. Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan



Attention Deficit-



Hyperactivity Disorder



1.4Hipotesis Terdapat hubungan antara pewarna makanan buatan dengan Attention Deficit-Hyperactivity Disorderpada anak usia 6 - 12 tahun



3 Hubungan antara pewarna makanan buatan dengan attention deficit hyperactivity disorder pada anak usia 6-12 tahun Bayan Basalamah



1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1



Manfaat bagi ilmu pengetahuan 



Melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara pewarna makanan buatan dengan



Attention Deficit-



Hyperactivity Disorder 



Memberikan informasi untuk penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara pewarna makanan buatan dengan ADHD



1.5.2



Manfaat bagi profesi Diharapkan dengan penelitian ini memberikan informasi dan referensi



mengenai Attention Deficit-Hyperactivity Disorderkhususnya pada anak usia 6 12tahun serta hubungannya dengan pewarna makanan buatan.



1.5.3



Manfaat bagi masyarakat Diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat, terutama pada



orang tua



yang memiliki



anak



dengan



Attention



Deficit-Hyperactivity



Disorderagar dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan anaknya terhadap konsumsi pewarna makanan buatan dalam kaitannya dengan ADHD.



4 Hubungan antara pewarna makanan buatan dengan attention deficit hyperactivity disorder pada anak usia 6-12 tahun Bayan Basalamah