#ESAI Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Pendidikan Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nb aku belum ada judul (Indonesia masih krisis kualitas dan kuantitas Pendidikan)saran “Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu”-Ki Hajar DewantoroKi Hadjar Dewantara atau yang kenal sebagai bapak Pendidikan nasional Indonesia ini mengutarakan konsep pranata pendidikannya yang hingga kini masih tetap eksis berdiri, Perguruan Nasional Taman Siswa yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 3 juli 1922. Selain itu, ia juga terkenal dengan tiga filosofi pendidikan yang digunakan sebagai slogan pendidikan di tanah air yaitu Ing Ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Memasuki abad ke- 21, arus globalisasi semakin kuat. Ditambah lagi kemajuan teknologi dan berbagai perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di era dunia baru. Dimana pada era ini segala sesuatu terbuka dan mudah untuk dikoreksi dan dibandingkan. Sehingga membawa paradigma bahwa negara kita cukup tertinggal dalam mutu pendidikannya. Namun persoalan pendidikan, tidak hanya dilihat dari sistem pendidikan saja melainkan sebagai permasalahan kemanusiaan. Misalnya kita tidak boleh hanya melihat Pendidikan dari kurangnya sarana & prasarana saja melainkan juga fokus terhadap penyelesaian terhadap kesenjangan antara kondisi ideal dan realita dimana tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, seolah masih jauh dari ideal. Masih banyak anak bangsa yang belum dapat mencicipi pendidikan dengan layak. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada 2016, lebih dari satu juta anak putus sekolah pada jenjang sekolah dasar (SD) dan tak melanjutkan ke tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Jika digabung antara yang tidak tamat SD-SMP, maka ada sekitar



4,3



juta



anak



yang



tak



mengenyam



pendidikan



dasar



sembilan



tahun.



Dari data diatas menunjukkan sekitar 40 persen angkatan kerja Indonesia merupakan lulusan SD. Padahal, konstitusi telah menjamin hak setiap warga negara untuk mendapat pendidikan sebagaimana termaktub pada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 28C yang berbunyi, ”Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia,”



Salah satu aspek Pendidikan yang diajarkan adalah ketuhanan. Aspek ini sudah dikembangkan melalui pendidikan-pendidikan agama di sekolah maupun di perguruan tinggi, melalui ceramah-ceramah agama di masyarakat, melalui kehidupan beragama di asrama-asrama, lewat mimbar-mimbar agama dan ketuhanan di televisi, melalui radio, surat kabar dan sebagainya. Bahan-bahan yang diserap melalui media itu akan berintegrasi dalam rohani para siswa atau mahasiswa. Pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi melalui bidang studi-bidang studi yang mereka pelajari. Pikiran para siswa/mahasiswa diasah melalui pemecahan soal-soal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis sesuatu serta menyimpulkannya. Di dalam konteks pendidikan, pengertian kualitas atau mutu dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dari konteks “proses” pendidikan yang berkualitas terlibat berbagai input (seperti bahan ajar: kognitif, afektif dan, psikomotorik), metodologi (yang bervariasi sesuai dengan kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Dengan adanya manajemen sekolah, dukungan kelas berfungsi mensingkronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar, baik antara guru, siswa dan sarana pendukung di kelas atau di luar kelas, baik dalam konteks kurikuler maupun ekstrakurikuler, baik dalam lingkungan substansi yang akademis maupun yang non akademis dalam suasana yang mendukung proses belajar pembelajaran. Kualitas dalam konteks “hasil” pendidikan mengacu pada hasil atau prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir cawu, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis, misalnya ulangan umum, EBTA atau UN. Dapat pula prestasi dibidang lain seperti di suatu cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan dan sebagainya.



Kami menekankan Peningkatan Kedisiplinan Harus Lebih Diutamakan Kedisiplinan adalah hal penting yang harus dilakukan dalam sebuah organisasi atau lembaga. Dalam sekolah, kedisiplinan harus dilakukan oleh semua pihak sekolah, baik pendidik maupun peserta didik. Untuk itulah



setiap lembaga sekolah pasti membuat absensi sekolah, ini dilakukan agar pihak sekolah mampu mengetahui serta mengontrol aktivitas melakukan tugas dan jam belajar mengajar. Absensi tidak hanya berlaku untuk siswa, tetapi juga semua pihak sekolah yang terkait. Menggunakan Media dan Metode Belajar Yang Relevan Kita bisa menemukan banyak media dan metode belajar di internet, tetapi tidak semuanya bisa sesuai diterapkan di setiap sekolah. Untuk itulah, setiap guru harus pandai-pandai dalam memilih metode dan media belajar sesuai untuk siswa. Media dan metode belajar yang sesuai akan mampu mempermudah siswa dalam merespon pengetahuan dari guru atau tenaga pendidik. Misalnya dengan adanya permainan dalam sesi proses pembelajaran yang mana tetap harus teredukasi dan berkompeten dalam hal pembelajaran. Mengatur Manajemen pendidikan dengan Baik Setiap lembaga sekolah pasti memiliki manajemen sekolah yang diatur oleh kepengurusan sekolah. Walaupun yang memiliki anak didik yang bagus dan berkompeten dalam hal akademis dan non akademis, tapi manajemen Pendidikan dimana tempat mereka menimbah ilmu kurang baik bahkan acuh tak acuh percuma. Dalam sekolah sendiri tersusun atas kepala dan wakil sekolah, bendahara, sekertaris, bidang kesiswaan, bidang kurikulum, bidang sarana dan prasarana, bidang konseling, bidang keamanan, dan lain-lain. Semua pengurus sekolah harus mampu melaksanakan dan bertanggung jawab atas tugas masing-masing berdasarkan bidangnya, sehingga sekolah dapat terorganisasi secara baik dan berjalan dengan semestinya. Melakukan Evaluasi Bulanan juga menjadi pokok penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Guru bisa melakukan evaluasi setelah menyampaikan pelajaran, sedangkan sekolah juga perlu mengadakan evaluasi setiap bulan melalui rapat bersama. Dengan evaluasi tersebut, akan tampak apa saja kekurangan dan kelebihan proses pendidikan yang telah dilaksanakan, perbandingan antara proses pendidikan saat ini dengan sebelumnya, penyebab dan solusi masalah pendidikan, serta bagaimana memaksimalkan langkah pendidikan selanjutnya. Pendidikan Intelektual dan Emosional Harus Berjalan Seimbang Perlu diketahui bahwa Indonesia memiliki banyak sekali orang-orang intelek, tetapi sayangnya negara kita sedang krisis moral. Ini mungkin menjadi PR bagi pelaksana pendidikan agar tidak hanya menyuapi peserta didik dengan pengetahuan intelektual saja, justru pendidikan moral lebih penting. Keselarasan antara pendidikan intelektual dan emosional akan membuahkan generasi muda yang cerdas intelektual, juga cerdas moral.



Melakukan Studi Komperatif, Pelatihan, dan Workshop Pendidikan, Studi komperatif bisa dilakukan dengan mengunjungi sekolah lain yang memiliki kualitas lebih baik. Ini dilakukan dengan tujuan untuk meneladani dan mengambil langkah lebih baik ke depannya bagi proses pendidikan sekolah. Begitu juga halnya, mengikuti pelatihan dan workshop akan memberikan pengetahuan baru bagi guru untuk memaksimalkan pengajaran, baik terkait metode, media, cara pengajaran, dan hal-hal lainnya. Mengadakan kompetisi dan lomba. Pengadaan ini dipergunakan untuk meningkatkan prestasi peserta didik untuk membantu peserta didik dalam pembentukan mental yang tangguh selain pembentukan pengetahuan.untuk membantu proses pengajaran yang selalu dimulai dari hal-hal yang nyata bagi siswa. Dan juga harus Memberikan Motivasi Pendidikan Hendaknya, ketika proses belajar mengajar dilaksanakan, guru tidak hanya mengajarkan materi pelajaran saja, tetapi motivasi juga penting untuk menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Dan tentu saja yang membutuhkan motivasi pendidikan tidak hanya siswa, tetapi juga semua pelaksana pendidikan, setidaknya ketika malaksanakan evaluasi pendidikan setiap bulannya. Ini dilakukan akan semangat untuk melaksanakan pendidikan tidak layu seiring berjalannya waktu. Setelah upaya peningkatan kualitas Pendidikan terpenuhi tentu juga perlu di imbangi penigkatan kuantitas Pendidikan. Kuantitas adalah kualitas sesuatu hal yang terbentuk dari proses pengukuran. Dalam hal ini apabila kita mendekatlkan arti kuantitas pada pendidikan kita dewasa ini, dapat dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami kemajuan. Indikator keberhasilan pendidikan tersebut dapat kita lihat pada kemampuan baca tulis masyarakat yang mencapai 67,24% (Hamzah B.Uno, 2012). Hal ini sangat dipengaruhi oleh program pemerataan pendidikan, terutama melalui IMPRES SD yang dibangun pada rezim Orde Baru. Akan tetapi, keberhasilan dari segi kuantitatif penidikan di Indonesia belum berhasil membangun karakter bangsa yang cerdas dan kreatif, apalagi sesuatu yang unggul. Dapat dilihat bahwa betapa banyaknya lulusan lembaga pendidikan formal, baik dari tingakat menengah maupun dari perguruan tinggi. Terkesan belum mampu mengembangkan kreatifitas dalam kehidupan mereka. Kita dapat melihat di Negara kita bahwa lulusan sekolah menengah mengalami kesulitan untuk bekerja di sector formal, yang tentu dalam hal ini bisa disebabkan karena tidak memilki keakhlian khusus. Begitupun juga pada tingkat sarjana, mereka yang dapat bekerja di sector formal masih terhitung dengan jari. Berarti dapat disimpulkan bahwa keahlian



dan keprofesionalisasi yang dimiliki oleh lembaga pendidikan tinggi masih terkesan symbol belaka, lulusannya secara rata-rata tidak professional. Upaya meningkatkan kuantitas yang dilakukan pemerintah, yakni meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di Indonesia. Tolak ukurnya dari angka partisipasi. Dan maka dari ikut adanya juga program wajib belajar 12 tahun. Pemerintah juga menghilangkan ketidakmerataan dalam akses pendidikan, seperti ketidakmerataan di desa dan kota, serta jender. pemerintah akan menambah jumlah jenis pendidikan di bidang kompetensi atau profesi sekolah kejuruan. Untuk menyiapkan tenaga siap pakai yang dibutuhkan. pemerintah berencana membangun infrastruktur seperti menambah jumlah komputer dan perpustakaan di sekolahsekolah diharapkan dengan banyaknya media informasi juga dapat menambah referensi-referensi dalam belajar. Langkah, pemerintah juga meningkatkan anggaran Pendidikan dengan adanya anggaran yang besar makan nantinya Pendidikan bias merata keseluruh Indonesia. Langkah terakhir, pembiayaan bagi masyarakat miskin untuk bisa menikmati fasilitas penddikan. Adanya pberbagai program beasiswa juga berpengaruh dalam dunia Pendidikan karena banyak yang ingin melanjukan studi misalnya tapi terkedala biaya jadi pemerintah menyiapkan anggaran. Cara lain untuk meningkatkan kuantitas yaitu peningkatan Sarana adalah alat atau metode dan teknik yang dipergunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah Dari segi sarana tersebut perlu diperhatikan adanya usaha meningkatkan yang tercapai antara lain, Mengerti secara mendalam tentang fungsi atau kegunaan media Pendidikan, Mengerti pengunaan media pendidikan secara tepat dalam interaksi belaja mengajar, Pembuatan media harus sederhana dan mudah, Memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan dan isi materi yang akan diajarkan. Semua sekolah meliputi peralatan dan perlengkapan tentang sarana dan prasarana sekolah meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, contoh: gedung sekolah (school building), ruangan meja, kursi, alat peraga, dan lain-lainnya. Sedangkan prasarana merupakan semua komponen yang secara tidak langung menunjang jalannya proses belajar mngajar atau pendidikan di sekolah, sebagai contoh: jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah dan semuanya yang berkenaan dengan sekolah. Faktor penentu kemajuan sebuah negara yang dominan adalah masalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) karena perlu adanya perbaikan skill dan pengetahuan melalui pendidikan. Sebab bagi mereka - negara maju, pendidikan digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas



hidup warga negara (SDM).Pendidikan di negara maju bukanlah tanpa masalah seperti yang juga dialami Negara berkembang. Berangkat dari hal ini juga maka pada rubrik opini ini sedikit baiknya menambah manfaat praktis dan teoritis dan dapat dijadikan bahan perbandingan dan perbaikan khususnya di Indonesia. Ciriciri gambaran tentang negara maju mungkin sudah terpapar dalam pikiran kita. Salah satunya tingkat pendidikan negara maju relatif tinggi dan merupakan salah satu indikator penting yang menunjukan kualitas penduduk suatu negara.Di negara maju secara umum, penduduknya sudah memiliki kesadaran tinggi akan arti penting pendidikan dan penguasaan Iptek. Hal ini terlihat dari angka pertisipasi belajar penduduk negara-negara maju yang sangat tinggi. Pemerintah selama ini sudah melakukan terobosan-terobosan dan upaya untuk menuju kemajuan pendidikan dengan harapan guna menghasilkan manusia yang berakhlak mulia --bertakwa, cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur dan berkarakter sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang sudah diamanatkan dalam UUD 45. Namun faktanya, hingga saat ini Indonesia belum berhasil dalam membangun sistem pendidikan yang berkualitas sehingga masih berada di urutan bawah dan hanya unggul satu peringkat di atas Ghana. The Social Progress Imperative --sebuah lembaga penelitian, telah merilis hasil penelitian tentang tingkat pendidikan dasar di seluruh Dunia.



menurut saya adalah dengan meningkatkan kualitas para pendidik kita. Karena penyampai informasi ilmu pengetahuan ada pada pendidik. Melalui interaksi langsung pada proses belajar dan mengajar inilah berawalnya kualitas pendidikan. Sejauh mana para peserta didik mampu menangkap, memahami dan menerapkan bahan-bahan ajaran dalam kurikulum pendidikan, tidak terlepas dari metode penyampaian dan kompetensi yang dimiliki oleh para pendidik. Artinya, secara keseluruhan kualitas pendidikan berawal dari kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik kita. Untuk itulah diperlukan sekolah kependidikan bagi para pendidik yang disediakan oleh pemerintah, pelatihan-pelatihan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang diselenggarakan secara berkesinambungan dan terarah sehingga kita memiliki tenaga pendidik yang ahli, terampil dan memiliki kapabilitas yang tinggi. Pengetahuan orang tua terhadap atmosfer pendidikan yang berkembang dan maju di era globalsasi sekarang ini menjadi faktor penting dalam menyukseskan keberhasilan peserta didik dari faktor lingkungan keluarga.