Essay Jika Saya Menjadi Pemimpin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

"Jika Saya Menjadi Pemimpin" Sosok pemimpin masa depan itu seperti kepemimpinan Generasi Muda, generasi muda kini dan masa yang akan datang memiliki jiwa pemimpin yang positif, partisipatif, dan berorientasi pada konsiderasi, serta tidak selamanya merupakan pemimpin yang terbaik. Rahasia utama dari kepemimpinan yaitu, memiliki kekuatan terbesar dari seorang pemimpin, namun bukan dari kekuasaaannya, bukan kecerdasannya, tapi kekuatan pribadinya. Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Menjadi pemimpin bukanlah sesuatu yang mudah, perlu tekad yang kuat dan kemauan yang keras untuk bisa menjadi pemimpin yang baik. Menjadi pemimpin yang baik tidak datang secara tiba-tiba, karena pemimpin besar yang ada sekarang juga memulainya dari bawah. Seorang pemimpin haruslah memiliki rasa tanggung jawab yang besar, bukan hanya kepada para anggota yang dipimpin akan tetapi kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan begitulah dia akan dihormati dan disegani oleh para anggotanya. Pemimpin harus dapat bersosialisasi, mudah bergaul dan pintar menempatkan diri. Bagi saya yang paling penting adalah pemimpin harus bersikap fleksibel, dia mau mendengarkan siapapun, menerima masukan dan kritikan, yang artinya dia masih ingin memperbaiki diri dan mau terus belajar. Pemimpin juga tetap harus menyadari bahwa semua orang punya hak dan kewajiban yang sama, serta sepenuh hati mengarahkan seluruh anggotanya pada satu tujuan yang sama, dengan begitu para anggota akan merasa keberadaan mereka sangat berarti dalam organisasi. Karena organisasi merupakan sebuah satu kesatuan, yang mana seluruh komponen ikut berperan membangun organisasi. Pemimpin harus mengingat bahwa dia adalah pelayan bagi organisasi yang dia pimpin, dan selalu mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sebuah penunjuk arah jalan, seperti itulah harapan saya jika saya jadi pemimpin. Saya ingin menjadi penunjuk arah bagi orang-orang yang saya pimpin, seingga kami memiliki satu tujuan yang sama dalam bekerja. Karena, jika kita memiliki tujuan yang sama dan jelas, maka untuk mencapai tujuan itu akan semakin mudah. Saya juga ingin menjadi panutan, karena menurut saya, pemimpin adalah cermin untuk para anggota. Saya akan menganggap diri saya dengan para anggota adalah sejajar, karena akan lebih mudah melakukan komunikasi dan memahami, serta rendah hati. Kekuasaan yang saya harapkan jika saya menjadi pemimpin adalah Expert Power, mengapa ? Karena itu merupakan kekuasaan atas dasar pengaruh kemampuan atau pengetauan spesialis. Saya tidak ingin memiliki kekuasaan karena ditakuti,



saya ingin memiliki kekuasaan karena kemampuan yang saya miliki. Dengan begitu, saya tidak akan menyalahgunakan kekuasaan dengan tidak semestinya. Jika saya menjadi pemimpin, saya akan membawa nama baik bangsa Indonesia meski lewat sebuah langkah kecil saya, menjadi pribadi yng dapat merangkul seluruh mahasiswa untuk menyatukan tujuan, menjadikan Indonesia Jaya, menjadi bangsa besar yang bermartabat, menjadiu manusia yang berkarakter dan memiliki moral. Saya akan menjadi pemimpin yang dapat diandalkan. Saya akan memberikan dedikasi penuh teradap oranisasi yang saya pimpin dan selalu memberikan yang terbaik demi kepentingan bersama. Relevansi iala kata kunci baik untuk organisasi, sebesar apa pun skalanya, dalam mengadapi masa depan. Center for te Effective Organization University of Southern California (USC) mengatakan bahwa tantangan bagi organisasi masa kini bukan lagi menjadi yang terbaik, melainkan menjadi yang terbaim dalam berubah. Umur organisasi akan diprediksi dari kemampuannya mengikuti perubahan dan melakukan perubahan relevan, ketimbang sekadar menjadi yang terbaik di masa sekarang. Untuk itu, organisasi membutukan pemimpin yang tidak sekadar melek, tetapi fasih masa depan. Lebih dari sekadar mampu membawa organisasi survive di masa depan, mereka arus mampu membawa organisasi lebih kompetitif di masa depan. Inilah tantangan kepemimpinan masa kini, menjadi transformational leaders saja tidaklah cukup.