Essay PKKMB [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : NURUL AULIA NIM : B1021211186 NO.HP : 089676648372 Asal Daerah : PONTIANAK



Kemiskinan Mengalami Lonjakan PENDAHULUAN



Sejak 2020 jumlah kemiskinan pada tahun 2021 menunjukkan peningkatan ekstrem bisa meningkat menjadi 150 juta orang. Kenaikan angka kemiskinan ekstrem ini tercatat menjadi yang pertama kali terjadi sejak tahun 1998 atau dua dekade terakhir.Pemberlakuan kebijakan dalam rangka mengatasi penyebaran dan upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 mengakibatkan banyak krgiatan ekonomi yang mengalami kontraksi bahkan berhenti berprduksi. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan pengangguran , penurunan tingkat produktivitas individu maupun perusahaan , dan mendorong munculnya orang miskin baru yang secara agregat meningkatkan jumlah penduduk miskin.



ISI



Kemiskinan tetap menjadi isu terpenting bagi negara-negara berkembang. Penanganan persoalan kemiskinan harus dimengerti dan dipahami sebagai pesoalan dunia. Sehingga harus ditangani dalam bentu konteks global. Kemiskinan masih merupakan persoalan yang menjadi beban berat , terutama dikaitkan dengan isu kesenjangan yang makin melebar antara kaya dan simiskin. Anjloknya pertumbuhan ekonomi serta penerapan restriksi sosial dan mobilitas di berbagai wilayah sebagai akibat pandemi Covid-19 , tidak



hanya berpotensi menyebabkan hilangnya lapangan kerja dalam jumlah besar , tetapi juga meningkatkan kemiskinan secara masif. Ketidakmampuan masyarakat miskin dan rentan miskin dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka , khususnya mereka yang tidak tercakup dalam bantuan sosial pemerintah , akan memperlambat proses penanggulangan pandemi. Covid-19 tidak hanya menyebabkan pukulan terparah bagi masyarakat miskin , tapi juga mengakibatkan munculnya masyarakat miskin baru. Selain itu , meningkatnya jumlah masyarakat miskin dan rentan miskin yang tidak terjangkau bantuan sosial pemerintah berpotensi memicu naiknya angka kriminalitas , yang belakangan ini sudah semakin marak. “Pada akhir abad 20 kurang lebih sebanyak 2,8 milyar pendudukpenduduk yang hidup dengan penghasilan dibawah $2 perhari atau 1,2 milyar pend$1,25 perhari. World Bank memperkirakan pada tahun 2005 penduduk miskin ini sebesar 1,3 milyar yang 95% tersebar di 119 negara sedang berkembang. Melalui program dalam rangka mencapai target MDG’S jumlah penduduk miskin ini berkurang menjadi 900 juta pada tahun 2010. Jika target MDG’S tercapai maka jumlah penduduk dunia akan menjadi 600 juta pada tahun 2015.” Akibat pandemi Covid-19 , kemiskinan ekstrem diprediksi akan meningkat , yakni sekitar 115 juta orang masuk ke kategori kemiskinan tersebut. Kenaikan angka kemiskinan ekstrem ini tercatat menjadi yang pertama kali terjadi sejak tahun 1998 atau dua dekade terakhir. Ketika itu , krisis keuangan negara-negara Asia mengguncang ekonomi global. Pada 2021 , jumlah orng miskin ekstrem bisa meningkat menjadi total 150 juta orang. Padahal sebelum pandemi melanda , angka diperkirakan turun menjadi 7,9% pada 2020.



kemiskinan



ekstrem



Namun sekarang kemiskinan itu justru akan memengaruhi antara 9,1% dan 9,4% dari populasi dunia tahun ini. Masyarakat golongan rentan dan hampir miskin umumnya bekerja di sektor informal dan banyak yang sangat bergantung pada bantuan pemerintah.



Persebaran Covid-19 yang saat ini terpusat diwilayah perkotaan menyebabkan potensi peningkatan kemiskinan lebih besar terjadi di perkotaan. Hal yang juga perlu diwaspadai yakni potensi penyebaran wabah dari wilayah perkotaan kepedesaan tidak dapat di cegah , di antaranya melalui pembatasan mobilitas orang dari kota ke desa. Kebijakan ‘New Normal’ dapat menciptakan rasa aman dan stabilitas bagi sebagian kelompok masyarakat semasa pandemi. Namun , hal ini tidak dapat di jadikan sebagai kerangka untuk mengatasi krisis yang ditimbulkan oleh Covid-19. Adapun usaha untuk menghadapi ‘New Normal’ untuk mewujudkan salah satu tujuan dan target SDGS yaitu dengan memperkuat sistem kesehatan , meciptakan sistem perlindungan sosial yang adaptif , serta membangun solidaritas sosial dan ketangguhan masyarakat. Komponen tersebut telah terbukti dalam pemulihan berkelanjutan selama dan setelah periode krisis.



penghidupan



Pengalaman Selandia Baru dan Vietnam dapat menjadi sumber pembelajaran terkait pentingnya fase persiapan untuk menyeimbangkan risiko kesehatan masyarakat dan risiko ekonomi selama pandemi. Dalam situasi ini , fokus dalam ekonomi berkembang dari sekedar bertahan menjadi berkembang dan persiapan untuk bangkit. Memberikan dampak positif bagi perekonomian bahkan kehidupan sosial masyarakat dalam jangka panjang .



KESIMPULAN Kemiskinan menjadi isu terpenting dan masih merupakan persoalan yang menjadi beban berat , terutama dikaitkan dengan isu kesenjangan yang makin melebar antara kaya dan simiskin. Ketidaksanggupan masyarakat miskin dan rentan miskin dalam memenuhi kebutuhan dasar , akan memperlambat proses penanggulangan pandemi.Angka kemiskinan ekstrem ini tercatat menjadi yang pertama kali terjadi sejak tahun 1998. Dalam SDGS dinyatakan no poverty (tanpa kemiskinan) sebagai poin pertama prioritas. Hal ini berarti dunia bersepakat untuk meniadakan kemiskinan dalam bentuk apapun diseluruh penjuru dunia. Adapun usaha untuk mewujudkan tujuan dan target yaitu dengan memperkuat sistem kesehatan , menciptakan sistem perlindungan sosial



yang adaptif , serta membangun solidaritas sosial dan ketangguhan masyarakat. Dalam situasi ini , fokus dalam ekonomi berkembang dari sekedar bertahan menjadi berkembang dan persiapan untuk bangkit.