ETSA Tugas Karakteristik Material [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Hidrochoric, komposisinya 50% asam hydrochloric dalam air dengan suhu antara 70o-80oC dan waktu yang dibutuhkan 1 jam. Pemakaiannya untuk bahan baja dan besi. Sulphuric, komposisinya 20% asam sulphuric dalam air dengan suhu 80oC dan waktu yang diperlukan antara 10 hingga 20 detik. Pemakaiannya untuk bahan besi dan baja. Nitric, komposisinya 20% asam nitric dalam air, hanya saja nitric boleh dingin jika cocok. Pemakaiannya untuk bahan besi dan baja. Alcoholic feric chloride, komposisinya 96 cm3 ethyl alcohol, 59 gram feric chloride, dan 2 cm3 asam hydrochloric. Bahan etsa, komposisinya copper ammonium chloride 9 gram dan air 91 ml, specimen untuk baja. Waktu etsa lebih lama daripada etsa mikro struktur. Untuk mengetsa baja agar didapat hasil etsa yang dalam dan tebal lapisannya digunakan bahan etsa yang baik, yaitu hydrochloric acid (HCl) 140 ml, sulphuric acid (H2SO4) 3 ml, dan air 50 ml dengan waktu etsa antara 15 hingga 20 menit. Specimen alumunium atau campuran alumunium bahan etsa adalah hydroflorideacid (HF) 10 ml, nitrid acid (HNO3) 1 ml, dan air 200 ml, waktu pengetsannya sangat singkat dan karena itu, jika terjadi lapisan hitam yang tebal dapat dihilangkan dengan cara merendam pada asam nitrat (HNO3). Waktu pengetsaan ini lebih lama daripada etsa untuk mikro struktur.



Setelah melakukan pengetsaan, dapat dilihat bagian mana yang bengkok atau mengambang dari serat (alur) benda kerja tersebut. Macro test ini biasanya dilakukan pada benda yang pembuatannya ditempa, dituang dan hasil pengerolan.



Bahan larutan yang digunakan untuk etsa mikro adalah:



Asam nitrat, komposisinya asam nitrat 2 ml dan alkohol 95% atau 98 ml. Pemakaiannya untuk bahan karbon, baja paduan rendah, dan baja paduan sedang. Waktu yang diperlukan beberapa detik sampai menit. Asam pikrat, komposisinya pikrat 4 gram, alkohol 95% atau 98 ml. Pemakaiannya untuk baja karbon dalam keadaan normal, dilunakan, dikeraskan (hardening) dan



ditemper (tempering). Waktu pengetsannya sampai sampai beberapa detik sampai 1 menit. NH4OH H2O2, komposisinya NH4OH sebagai dasar dan H2O2 beberapa tetes. Pemakaiannya untuk bahan tembaga dan paduannya. Waktu pengetsannya sampai sampai bahan uji berwarna biru. Bahan etsa adalah natal 2%, yaitu 2 ml asam nitrat (HNO3) dan 98 ml methyl alkohol dalam waktu 10-30 detik. Bahan etsa menggunakan asam yang terdiri dari 10% ammonium ferisulfat, 25% ammonium acrocide NH4(OH), dan 65% larutan asam chroom dalam waktui 10-30 detik. Pemakaiannya untuk tembaga dan campurannya.



Cara mengetsa:



Setelah bahan uji melalui beberapa tahapan, maka benda uji dapat langsung dietsa, caranya tempatkan asam yang akan digunakan untuk mengetsa pada sebuah cawan, kemudian celupkan permukaan benda uji pada asam tersebuit dengan waktu yang telah ditetapkan , lalu cuci dengan air hangat (alkohol) untuk menghentikan reaksi. Lalu keringkan dengan udara (kompresor).



Pengaruh etsa:



Etsa larutan kimia sangat mempengaruhi bentuk permukaan benda uji. Dengan kata lain, baik tidaknya hasil pengetsaan sedikit banyak dipengaruhi oleh larutan kimia untuk pengetsaan. Setelah bahan uji dietsa, diatas seluruh permukaan benda uji akan tampak garis-garis yang tidak teratur. Garis-garis yang tampak itu menunjukkan adanya batas antar butir kristal logam tersebut.



Untuk memperjelas bentuk dan corak butir-butir kristal yang berbeda jenisnya itu, bisa diamati dengan menggunakan mikroskop. Dengan mikroskop ini kita bisa menunjukkan adanya perbedaan beberapa elemen yang terkandung dalam bahan uji tersebut meskipun begitu, tidak semua proses pengetsaan menghasilkan hasil etsaan yang memuaskan. Dengan kata lain, dalam satu proses pengetsaan terkadang kita tidak berhasil mengetsa benda yang kita uji. Terjadinya kegagalan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti :



Benda kerja kotor karena terlalu lunak atau ada minyak. Pada waktu mencuci, benda kerja tidak bersih. Kurangnya waktu pengetsaan Terlalu lama waktu yang digunakan dalam pengetsaan. Salah memilih dan menggunakan cairan etsa (etcing reagent).



Mikroskop



Pada dasrnya, mikroskop terdiri dari dua buah lensa positif. Lensa yang menerima sinar langsung dari bendanya atau lensa dekat dengan benda yang akan dilihat disebut lensa objective, sedangkan lensa yang dipasang dekat dengan mata disebut lensa okuler.



Pembesaran total oleh mikroskop ini didefinisikan sebagai perbandingan antara tangen ”sudut buka bayangan akhir” dan sudut ”buka tanpa menggunakan alat” pembesaran sebuah mikroskop biasanya berkisar 50, 100, 200, 400, dan 1000 kali dari besar benda uji.



Perhitungan pembesaran struktur mikro



Etching Hasil dari proses polishing akan menjadi permukaan seperti cermin mengkilap. Sehingga struktur logam terlihat jelas, permukaan terukir. Berikut adalah beberapa solusi etsa untuk pemeriksaan makro dan mikro yang umum digunakan di metalografi. A. Makro Bahan pelarut etsa; 1. Klorida, komposisi 50% asam klorida dalam air dengan menggunakan suhu 700-800 sampai satu jam. Penggunaannya untuk besi dan baja. 2. Sulfat, komposisi 20% asam sulfat dalam air dengan suhu 80% menggunakan waktu yang dibutuhkan 10-20 detik. Penggunaannya untuk besi dan baja bahan. 3. Nitrat, komposisi 25% asam nitrat dalam air, seperti a dan b mungkin dingin jika cocok. Penggunaannya untuk besi dan baja bahan.



B. Micro Bahan etsa pelarut 1. Asam Nitrat, komposisi Asam Nitrat 2 ml, alkohol (95%) 98 ml. Gunakan untuk baja karbon, baja Paduan Rendah dan baja paduan. Waktu Up satu menit 2. asam pikrat, komposisi asam pikrat 4 gram, 98 ml alkohol. Gunakan baja untuk inti karbon keadaan normal, melunak, mengeras dan tempered. Etsa waktu beberapa detik sampai satu menit. C. Tahapan Etching Proses langkah etsa dalam pemeriksaan struktur logam, sebagai berikut: 1. Siapkan larutan etsa ke dalam cangkir 2. Celupkan permukaan spesimen ke dalam larutan dengan menggunakan tang kecil penjepit alat selam beberapa detik untuk menyesuaikan dengan kebutuhan 3. Bersihkan spesimen dengan air bersih dan kemudian bersihkan dengan alkohol 4. Benda uji kemudian dikeringkan dengan kapas bersih keringkan dengan pengering atau khusus (misalnya pengering rambut). D. Pengaruh Etching Pengaruh reaksi dari larutan kimia ke permukaan benda uji adalah seluruh permukaan akan muncul sebagai garis yang tidak teratur yang menunjukkan munculnya keberadaan batas-batas antara butir kristal logam. 6. Pengetsaan (Etching) Hasil dari proses pemolesan akan berupa permukaan yang mengkilap seperti cermin. Agar struktur logam terlihat jelas maka permukaan tersebut dietsa. Berikut ini beberapa larutan etsa untuk pemeriksaan makro dan mikro yang biasa dipakai dalam metalografi. A. Bahan larutan etsa makro ; a. Hidrochloric, komposisinya 50 % asam hidroclhoric dalam air dengan menggunakan suhu 700-800 sampai 1 jam. Pemakaiannya untuk besi dan baja. b. Sulphuric, komposisinya 20 % asam sulphuric dalam air dengan menggunakan suhu 80% waktu yang dipakai 10-20 detik. Penggunaannya untuk bahan besi dan baja. c. Nitric, komposisinya 25 % asam Nitric dalam air, seperti a dan b boleh dingin kalau cocok. Pemakaiannya untuk bahan besi dan baja.



B. Bahan larutan etsa Mikro ; a. Asam Nital, komposisinya asam nital 2ml, alkohol (95%) 98 ml. Pemakaiannya untuk baja karbon, baja paduan rendah dan baja paduan sedang. Waktu sampai 1 menit b. Asam pikral, komposisinya asam pikral 4 gram, alkohol 98 ml. Pemakaiannya untuk baja karbon dalam keadaan normal, dilunakan, dikeraskan dan ditemper. Waktu pengetsaan beberapa detik sampai 1 menit. C. Tahapan Pengetsaan Langkah-langkah proses pengetsaan dalam pemeriksaan stryktur logam adalah, sebagai berikut : a. Siapkan larutan etsa ke dalam cawan b. Celupkan permukaan benda uji ke dalam larutan dengan memakai alat penjepit tang kecil waktu pencelupan beberapa detik sesuaikan dengan kebutuhan c. Bersihkan benda uji dengan air bersih yang mengalir dan selanjutnya bersihkan dengan alkohol d. Benda uji selanjutnya dikeringkan dengan kapas bersih atau keringkan dengan alat pengering khusus (Misalnya Hair Dryer). D. Pengaruh Etsa Pengaruh reaksi dari larutan kimia terhadap permkaan benda uji ialah seluruh permukaan akan nampak seperti garis-garis tidak teratur yang menunjukkan munculnya atau adanya batas-batas antara butir-butir kristal logam tersebut.



Pengertian Mikroskop, Bagian bagian mikroskop, Mikroskop Cahaya Pengertian mikroskop – Mikroskop merupakan alat yang sangat berguna di dalam laboratorium untuk melihat benda – benda yang berkuran sangat kecil atau mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat secara langsung menggunakan mata secara langsung. Mikroskop sering digunakan dalam berbagai bidang kehidupan seperti kedokteran, biologi, kesehatan dan lain – lainnya. Mikroskop merupakan alat optik yang tersusun dari 2 buah lensa cembung dimana lensa yang terdapat di dekat objek yang diamati disebut lensa objektif sedangkan lensa yang berada di mata pengamat disebut lenca okuler. Penemu mikroskop Ialah Antonie van leeuwenhoek, bermula dari hobby dirinya yang suka melihat lihat atau memicingkan matanya dari kaca lensa mikroskop. Ia membuat mikroskop sendiri secara manual dalam perakitannya sehingga pada waktu itu tidak semua orang dapat dengan mudah memiliki mikroskop Berkat mikroskop temuan antoni van leeuwenhoek ini ia dapat melihat berbagai makhluk berukuran kecil seperti rambut, titik hujan dan beberapa serangga kecil



Fungsi mikroskop yang paling utama adalah mengamati benda – benda kecil karena mikroskop dapat memperbesar bayangan benda dari 10 kali hingga jutaan kali lipat dengan menggunakan jenis – jenis mikroskop seperti mikroskop cahaya maupun mikroskop elektron.



Bagian bagian mikroskop Mikroskop merupakan alat optik yang memiliki bagian – bagian cukup rumit. Bagian tersebut berperan besar dalam menjalankan fungsi mikroskop. Berikut ini kita akan bahas bagian – bagian mikroskop secara umum yang ada pada mikroskop cahaya :



Bagian – bagian Mikroskop cahaya pada umumnya dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian optik, bagian penerangan dan bagian mekanis. Nah kita akan bahas bagian – bagian mikroskop tersebut beserta fungsinya.



a. Bagian Optik Bagian optik dari mikroskop berupa lensa yang berfungsi memperbesar bayangan benda. Terdapat 2 macam lensa di mikroskop yaitu lensa yang terdapat di bagian mata pengamat disebut lensa okuler pembesarannya biasanya 10 x. Kemudian terdapat lensa yang dekat dengan benda preparat biasa disebut lensa objektif biasanya memiliki pembesaran 10 x, 20 x, 40 kali bahkan 100 x. Untuk dapat mengatur lensa objektif anda hanya perlu memutar bagian revolver hingga pas pada pembesaran yang diinginkan.. Lensa yang terakhir adalah lensa yang terdapat pada kondensor di bagian bawah berperan dalam mengumpulkan cahaya yang aakan mengenai objek. Dengan demikian maka objek yang diamati akan tampak lebih terang dan lebih jelas. Adapun pembesaran yang akan dihasilkan terhadap gambar adalah hasil kali antara pembesaran lensa okuler dengan pembesaran lensa objektif. Contoh lensa okuler 10 x dan lensa objektif 10 x maka pembesaran yang dihasilkan adalah 100 x. b. Bagian Penerangan Bagian penerangan mikroskop adalah bagian yang berperan dalam memaksimalkan cahaya yang masuk sehingga gambar dapat terlihat. Cermin pada mikroskop berperan dalam menangkap cahaya dan memantulkannya. Cermin tersebut memiliki 2 sisi dimana ada yang sisi datar dan ada sisi yang cekung. Jika cahaya cukup terang maka gunakanlah cermin datar sedangkan apabila cahaya kurang maka gunakanlah cermin bagian cekung. Diafragma terletak di bagian bawah bawah meja objek. Fungsi diafragma adalah mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke preparat, diafragma dapat di stel manual untuk mengatur banyaknya cahaya yang diinginkan. c. Bagian Mekanis Bagian mekanis mikroskop berfungsi untuk membantu dalam memudahkan pemakaian mikroskop. Adapun yang termasuk bagian mekanis adalah kaki yang berfungsi untuk tempat berdirinya mikroskop, bagian pegangan mikroskop untuk digunakan saat mengangkat mikroskop dan pengatur fokus berupa mikrometer dan makrometer. Mikrometer berfungsi untuk memperjelas gambar yang telah di dapat dan Makrometer berfungsi untuk mencari gambar pertama di kaca preparat



Macam macam mikroskop Ada beberapa macam mikroskop yang sering digunakan selama ini, berdasarkan hasil gambar yang diamati maka mikroskop dapat dibagi menjadi 2 yaitu mikroskop Stereo (3 dimensi) dan mikroskop cahaya (2 dimensi). Sedangkan berdasarkan sumber



cahayanya maka mikroskop dibedakan menjadi Mikroskop Elektron dan Mikroskop Cahaya. berikut ini kita akan bahas satu demi satu :



Mikroskop elektron Mikroskop elektron adalah mikroskop canggih yang memiliki pembesaran hingga 100 ribu kali. Dengan menggunakan mikroskop ini anda dapat melihat organel – organel penyusun sel maupun virus secara jelas. Mikroskop menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya dan di operasikan pada ruangan khusus. Berdasarkan jenisnya mikroskop di bedakan menjadi 2 tipe yaitu tipe mikroskop elektroscanning (SEM) dan Mikroskop elektron transmisi (TEM). harga mikroskop elektron cukup mahal sehingga sulit untuk di implementasikan di sekolah – sekolah.



Mikroskop cahaya Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang menggunakan cahaya matahari atau cahaya lampu sebagai penerangan agar gambar dapat terlihat. Pembesaran mikroskop cahaya saat ini hanya maksimal 100 kali lipat. Mikroskop cahaya memiliki 3 bagian lesan yaitu lensa objektif, lensa okuler dan bagian lenca kondensor. Semua lensa tersebut bekerja sama untuk memperjelas gambar preparat. Lensa objektif dan lensa okuler di pasang di bagian ujung tabung mikroskop dimana terdapat lensa tunggal (monokuler dan ada pula lensa ganda (binokuler).



Mikroskop Stereo Mikroskop stereo adalah mikroskop yang berfungsi untuk mengamati preparat yang berukuran besar dan ingin diamati bagian – bagiannya. Pembesaran mikroskop stereo hanya sekiatar 7 sampai 30 kali. Dengan menggunakan mikroskop stereo maka anda akan melihat gambar dalam bentuk 3 dimensi Dan gambar yang dihasilkan lebih tajam



Cara menggunakan mikroskop Cara menggunakan mikroskop yang benar agar dapat mendapatkan gambar dengan mudah dan tidak merusak mikroskop maka kita akan berikan tutorial cara menggunakan mikroskop dari awal hingga selesai praktikum. 1. Bawalah mikroskop dari ruang penyimpanan ke atas meja dengan cara memegang bagian punggung mikroskop dan tangan yang satunya memegang kaki mikroskop. 2. Letakkan di bagian meja yang cukup terkena cahaya. 3. Buatlah preparat dengan cara mengiris sangat tipis preparat kemudian masukkan ke dalam kaca preparat. Anda juga dapat menggunakan preparat buatan untuk diamati.



4. Ketika preparat sudah jadi selanjutnya anda tinggal mencari gambar dengan menggunakan pembesaran terkecil dulu, gunakan makrometer untuk mendaptkan gambar, setelah itu anda gunakan mikromereter halus memperjelas gambar. Anda juga dapat mengganti – ganti pembesaran mikroskop agar gambar menjadi lebih jelas. 5. Buatlah gambar hasil pengamatan anda pada kertas, setelah itu lepaskan semua preparat dan letakkan kembali mikroskop di tempat asalnya. Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang memperluas indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru. Penemuan dan kajian awal tentang sel dan makhluk yang berukuran mikro memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ketujuh belas. Mikroskop (bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan) adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat dan mengamati objekobjek/spesimen-spesimen yang berukuran kecil atau mikro yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Dua nilai penting sebuah mikroskop ialah daya pembesaran dan penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar obyeknya terlihat dibandingkan dengan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan citra; yaitu jarak minimum dua titik terpisah. Misalnya, apa yang terlihat dengan mata telanjang sebagai satu bintang mungkin saja terurai menjadi bintang kembar dengan sebuah teleskop. sejarah mikroskop Antony van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang mahasiswa ilmu pengetahuan alam berkebangsaan Belanda, adalah yang pertama-tama melaporkan pengamatannya dengan keterangan dan gambargambar yang teliti. Leeuwenhoek melakukan pengamatan ini selama ia memburu hobinya mengasah lensa dan membuat mikroskop. selama hidupnya Ia telah membuat lebih dari 250 buah mikroskop, masing-masing terdiri dari lensa tunggal hasil gosokan rumah yang ditanam dalam kerangka kuningan dan perak; kekuatan pembesaran tertinggi yang dapat dicapainya hanyalah 200 sampai 300 kali. Foto Antoni van Leeuwenhoek Mikroskop yang dibuat dan digunakan Leeuwenhoek sangat berbeda dengan mikroskop yang kita kenal sekarang. Lensanya hanya satu, kecil dan hampir berbentuk bola, yang diletakkan diantara dua pelat logam tipis. Spesimen yang akan diamati diletakkan pada suatu pasak tumpul yang terikat pada bagian belakang pelat logam. Pengaturan jarak spesimen tersebut, sehingga masuk ke dalam fokus lensa dilakukan dengan mengatur dua sekerup. Gambar salah satu bentuk mikroskop yang di buat oleh Van Leeuwenhoek Mikroskop yang ada dewasa ini meliputi beberapa jenis seperti mikroskop cahaya (monokuler dan bonokuler), mikroskop stereo, mikroskop elektron, mikroskop fase kontras, mikroskop interferensi, mikroskop polarisasi, mikroskop medan gelap, mikroskop konfokal, mikroskop ultraviolet, mikroskop pendar. berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, mikroskop dapat dibedakan menjadi mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dapat dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop Cahaya Mikroskop yang sekarang banyak digunakan di Laboratorium adalah mikroskop cahaya (Light Microscope, LM). Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada mikroskop jenis ini cahaya cahaya tampak dilewatkan melalui spesimen dan kemudian menembus lensa kaca. Lensa ini merefraksi (membelokan) cahaya sedemikian rupa sehingga bayangan spesimen diperbesar sewaktu bayangan itu diproyeksikan ke mata kita. Sama seperti daya urai mata manusia yang terbatas, daya urai mikroskop juga terbatas. Mikroskop dapat



didesain untuk memperbesar obyek sebesar yang diinginkan, tetapi mikroskop cahaya tidak pernah menguraikan rincian yang lebih halus dari kira 0,2 mikro meter. Penguraian (resolusi) ini dibatasi oleh panjang-gelombang cahaya-tampak yang digunakan untuk menerangi spesimennya. Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif hingga kira-kira 1000 kali ukuran spesimen sebenarnya; pembesaran yang lebih akan meningkatkan kekaburan. Sebagian besar penyempurnaan mikroskop cahaya sejak permulaan abad kedua puluh telah melibatkan metodemetode baru untuk meningkatkan kontras, yang membuat rincian yang dapat diuraikan diterima mata dengan lebih jelas. Gambar mikroskop cahaya Adapun struktur dari mikroskop cahaya dan fungsi tiap bagiannya adalah sebagai berikut : 1. "Stand" (alas atau dasar mikroskop), yaitu fondasi yang memberikan stabilitas pada alat. 2. "Handle" (lengan mikroskop), yaitu bagian alat untuk dipegang sewaktu mikroskop dibawa atau dipindahkan. 3. "Stage" (meja obyek), yaitu alas horizontal yang berlubang tempat meletakkan obyek/spesimen yang akan diamati (pada object glass) 4. "Clisp" (jepitan), yaitu alat penjepit yang dapat digerakkan untuk menahan object glass. 5. "Reflektor" (cermin), yaitu sebuah cermin yang terpasang di bawah meja obyek dan dapat diubah posisinya, untuk memantulkan sinar pada obyek yang akan diamati agar terlihat jelas. Salah satu permukaan cermin datar dan permukaan yang lain cekung. Bagian yang datar digunakan jika sumber cahaya cukup terang dan bagian cekung digunakan jika cahaya kurang terang. 6. "Kondensor", yaitu lensa yang ditaruh di bawah meja obyek yang berguna untuk memfokuskan sinar pada obyek yang akan diamati. 7. "Diafragma Iris", yaitu alat yang diletakkan di bawah kondensor untuk mengatur jumlah sinar yang masuk ke kondensor (dalam beberapa mikroskop terdapat juga alat seperti ini yang diletakkan tepat di bawah meja objek). 8. "Body Tube" (tabung atau tubus mikroskop), yaitu tabung silinder yang kosong tempat sinar akan melaluinya dari lensa obyektif di bagian bawah ke lensa okuler (eyepiece) di bagian atas, sehingga terjadi pembesaran obyek yang diamati. Body tube ini dilengkapi dengan "draw tube" yang dapat digerakkan untuk mengatur jarak antara lensa okuler dengan lensa obyektif. 9. "Revolver" ("nosepiece"), yaitu cakram (disk) yang dapat berputar pada bagian bawah body tube, tempat mengikat lensa obyektif. 10. Lensa Obyektif, yaitu lensa kecil untuk membesarkan obyek yang diamati pertama kali. Pada umumnya terdapat 3 buah lensa obyektif yang masingmasing mempunyai jarak fokus 16,4 dan 1,8 mm, pembesarannya masing-masing adalah 10,44 dan 95 kali garis tengah obyek yang diamati. Lensa 16 mm dan 4 mm dapat digunakan secara kering, sedangkan lensa 1,8 mm penggunaannya harus dicelupkan ke dalam minyak yang mempunyai indeks refraksi yang sama dengan gelas, agar dapat meneruskan sinar sebanyak mungkin. Minyak yang digunakan disebut minyak imersi. 11. Lensa okuler ("eyepiece"), yaitu lensa yang diletakkan di bagian atas body tube untuk memperbesar obyek yang dilihat kedua kalinya (setelah diperbesar oleh lensa obyektif). Pada umumnya terdapat 4 buah lensa okuler yang digunakan yaitu masing-masing yang dapat memperbesar 5; 7,5; 10 dan 12,5 kali. 12. Pengatur kasar ("coarse adjustment"), yaitu suatu alat mekanis (sekerup) yang berguna untuk menaik-turunkan body tube beserta lensanya dengan cepat, agar yang diamati masuk ke dalam fokus lensa. 13. Pengatur halus ("fine adjustment"), yaitu suatu alat mekanis (sekerup) untuk menaik-turunkan body tube secara lambat, agar obyek yang diamati betul-betul masuk ke dalam fokus lensa. Pengunaan mikroskop cahaya yang benar dan mudah, yaitu: 1. Mikroskop ditempatkan pada suatu tempat yang nyaman dari tepi meja sehingga mudah melakukan pengamatan, kemudian disesuaikan sedemikian rupa sehingga nyaman dalam mengoperasikannya secara fokus. 2. Bukalah diafragma secara penuh. 3. Letak cermin diatur supaya cahaya terpantul melalui lubang pada meja obyek, sehingga melalui lensa okuler terlihat sebuah lingkaran yang terangnya nyata. 4. Preparat ditempatkan di atas meja obyek diatur



sedemikian rupa sehingga spesimen diterangi kemudian jepitlah dengan jepitan obyek. 5. Jarak mata ke lensa okuler diatur, pandangan disesuaikan. 6. Mulailah pengamatan dengan menggunakan lensa obyektif berkekuatan rendah. Jika letak lensa obyektif sudah tepat, akan terdengar bunyi berdetik. Kemudian putarlah tombol pengatur kasar. Rendahkan lensa obyektif atau naikkan meja obyek sampai terletak kurang lebih 5 mm dari sediaan yang diamati. pergerakan pengatur kasar pada beberapa mikroskop akan menyebabkan lensa obyektif bergerak ke atas dan ke bawah. Pada mikroskop lain meja obyek yang bergerak ke atas dan ke bawah. 7. Lihatlah melalui lensa okuler dan naikkan tabung mikroskop perlahan-lahan sehingga preparat terlihat. Jika setelah tabung dinaikkan kurang lebih 2 cm; sediaan tetap tidak terlihat, itu berarti fokus mikroskop untuk sediaan sudah terlewati atau sediaan yang diamati tidak terletak tepat di bawah lensa obyektif. 8. Setelah sediaan tampak, putarlah pengatur haluske depan dan ke belakang untuk mendapatkan fokus mikroskop sebaik-baiknya. Sediaan ini dapat diperjelas dengan mengatur besarnya lubang diafragma. 9. Jika diperlukan perbesaran yang lebih tinggi, putarlah revolver sehingga lensa obyektif kuat pada posisi kerja yang baik (di bawah lensa okuler). Waktu memutar revolver jagalah agar sediaan tidak bergeser. 10. Setelah selesadan kan mikroskop terutama lensanya, lalu simpan mikroskop tersebut dalam kotaknya kemudian kuncilah. Mikroskop Stereo Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu kecil, dapat tebal maupun tipis, transparan maupun tidak. Gambar Mikroskop Stereo Mikroskop stereo mempunyai sifat sebagai berikut: 1. Mempunyai 2 lensa obyekrif dan 2 lensa okuler, agar didapatkan bayangan 3 dimensi dari pengamatan 2 mata. 2. Perbesaran tidak terlalu kuat, tetapi lebih diutamakan adalah medan pandang yang luas dan jarak kerja yang panjang. Dengan demikian obyek yang diamati cukup jauh, sehingga mikroskop ini dapat dipakai untuk pembedahan. 3. Obyek yang diamati dapat kering atau dalam medium air, dapat tebal ataupun tipis. 4. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran sebagai berikut: Lensa obyektif 1x atau 2x Lensa okuler 20x atau 15x Perbesaran total sampai 30x 5. Stage (meja obyek) berwarna putih. Kadang-kadang kaca pada meja tadi dapat dibalik dan berwarna hitam. Mikroskop semacam ini sesuai untuk pengamatan dengan penyinaran dari atas, dengan menggunakan lampu. Ada juga mikroskop stereo yang meja obyeknya terbuat dari kaca yang bening. Mikroskop ini dapat digunakan untuk pengamatan dengan penyinaran dari atas maupun penyinaran dari bawah. 6. Mikroskop stereo tidak dilengkapi dengan kondensor maupun alat pengatur halus serta diafragma. Cara penggunaan mikroskop stereo yang benar dan mudah, yaitu: 1. Periksa mikroskop yang akan digunakan. Bersihkan meja obyeknya dengan kain dan lensa-lensanya dengan kertas lensa. 2. Pergunakan meja obyek warna putih untuk melihat obyek-obyek yang tidak transparan dan penyinaran dari atas sedangkan untuk mengamati obyek yang transparan sebaiknya menggunakan sinar dari bawah dan meja obyek kaca yang bening. 3. Spesimen yang diamati dapat kering dan dapat pula basah (terendam air) dengan meletakkannya di atas object glass, dalam cawan atau langsung di atas meja obyek. 4. Aturlah jarak kedua lensa okuler hingga sesuai dengan jarak kedua mata. Jika telah sesuai, lapangan optik akan berbentuk bulat. 5. Dengan kedua mata, obyek dilihat melalui lensa okuler. Fokuskan obyek dengan memutar skerup pengarah. 6. Setelah selesadan kan mikroskop terutama lensanya, lalu simpan mikroskop tersebut dalam kotaknya kemudian kuncilah. Mikroskop Elektron Untuk dapat melihat obyek yang berukuran mikro, tidak berwarna dan jernih seperti sel beserta organelnya diperlukan mikroskop yang dapat memperbesar obyek lebih dari 2 juta kali. Hal ini tidak mungkin dilakukan hanya dengan menggunakan mikroskop cahaya karena mikroskop cahaya tidak pernah menguraikan rincian yang lebih halus dari kira-kiran 0,2 mikro meter. Mikroskop cahaya hanya dapat memperbesar secara efektif hingga kira-kira 1000 kali ukuran spesimen sebenarnya, pembesaran



yang lebih hanya akan meningkatkan kekaburan. Salah satu prestasi besar dari ilmu fisika terapan (applied physics) dalam abad ini adalah mikroskop elektron. Mikroskop ini dibuat berdasarkan penemuan bahwa lapangan magnetik atau elektrostatik yang dapat beraksi pada berkas elektron seperti halnya lensa pada sinar biasa. Dengan mengunakan elekstron sebagai sumber sinar dan suatu seri elektromagnetik sebagai alat untuk memfokuskan dan memperbesar, memungkinkan untuk menghasilkan gambar yang sangat jelas dengan pembesaran yang tinggi dari suatu obyek yang diamati. Mikroskop elektron modern secara teoritis dapat mencapai resolusi (penguraian) kira-kira 0,1 nanometer (nm). Untuk mengatasi keterbatasan daya urai mikroskop cahaya, maka digunakan sinar elektron yang panjang gelombangnya lebih pendek. Panjang gelombang sinar elektron akan makin memendek, jika kecepatan bergeraknya makin cepat. Pada sebuah mikroskop elektron dengan volume kecepatan 100.000 volt akan dihasilkan panjang gelombang sinar elektron sebesar 0,004 nm. Apabila dihitung daya urainya, maka mikroskop elektron bersangkutan akan memberikan angka sebesar 0,002 nm. Perhitungan ini dengan mempertimbangkan adanya aberasi "lensa" elektron jauh lebih besar daripada aberasi lensa kaca pada mikroskop cahaya. Pada kenyataannya, sebagian besar mikroskop elektron modern baru mencapai daya urai sebesar 9,1 nm. Lebih lanjut adanya masalah-masalah dalam pemrosesan akan sediaan sel/jaringan kontras dalam kerusakan karena radiasi akan membatasi pula daya urai untuk pengamatan sediaan biologik sampai sekitar 2 nm (20 A = 20 Angstrom). Walaupun demikian, mikroskop elektron masih tetap 100 kali lebih baik daya urainya daripada mikroskop cahaya. Terdapat dua jenis dasar mikroskop elektron, yaitu : 1) Mikroskop Elektron Transmisi (Transmision Electron Microscope, TEM) Secara garis besar cara kerja mikroskop cahaya dan M.E. transmisi tidak jauh berbeda, hanya ukuran mikroskop elektron jauh lebih besar, lagi pula bayangan yang diperoleh diterima pada layar monitor yang berpendar, sehingga tidak dilihat langsung. Sumber sinar adalah filemen katode yang memancarkan elektron pada puncak tabung setinggi sekitan 2 m. Untuk mendapatkan sinar elektron yang lurus, maka tabung yang dilalui harus dalam keadan hampa udara. Maka M.E. dilengkapi dengan pompa yang harus dijalankan sebelum pemakaian. Elektron yang diapancarkan dipercepat dengan adanya anode yang kemudian dilakukan melalui lubang kecil sehingga sinar elektron membentuk berkas dalam tabung hampa udara. Yang bertindak sebagai lensa dalam M.E., yaitu kumparan magnetik yang dipasang sepanjang tabung seperti pada mikroskop cahaya yang juga dikenal lensa kondensor, lensa objektif dan lensa okuler atau lensa proyektor. Sinar elektron yang melalui sediaan yang akan diamati, sebagian dipancarkan sesuai kondisi kepadatan material pada setiap bagian dari sediaan jaringan, sedangkan sebagian lain dipusatkan untuk membentuk bayangan pada layar monitor atau film potret. Oleh karena itu sinar yang dipancarkan hilang tidak membentuk bayangan, sehingga daerah yang padat pada sediaan menunjukkan daerah yang kurang dilalui arus sinar elektron. Sediaan jaringan yang akan diamati dengan M.E. transmisi juga harus disayat tipis seperti halnya sediaan untuk mikroskop cahaya, bahkan jauh lebih tipis. Sediaan yang akan diamati diletakkan pada tempat yang merupakan anyaman kasa logam halus. Kontras bayanganyang diperoleh M.E. transmisi tergantung pada jumlah atom yang ada pada sediaan jaringan. 2) Mikroskop Elektron Payar (Scanning Electron Microscope, SEM) Pada mikroskop jenis ini, sinar elektron tidak menembus jaringan, melainkan dipancarkan kembali oleh permukaan sediaan dengan sudut yang berbeda tergantung dari struktur permukaan jaringan. Sinar elektron yang dipancarkan kembali tersebut barulah mencapai monitor membentuk bayangan. Keuntungan sistem SEM, para peneliti memperoleh bayangan 3 dimensi, dengan memberikan gambaran kontur permukaan jaringan atau struktur permukaan komponen dalam sel, apabila sel tersebut dipecahkan. Maka sediaan untuk SEM tidak memerlukan sayatan



jaringan. DAFTAR PUSTAKA A. Rob Reed Jones dan Jonathan Wayers. 1998. Practical Skill In Biology. Longman. New York. Betty Sri Laksmi Jennie dan Deddy Muchtadi. 1978. Mikrobiologi Hasil Pertanian 1. Depdikbud. Jakarta. Campbell, Reece dan Mitchell. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta. Michael J. Pelczar, Jr dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta. Subowo. 2007. Biologi Sel. Angkasa. Bandung. ____. 2003. Pedoman Pendayagunaan Peralatan Biologi. Depdiknas. Jakarta Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef