Evaluasi Mutu Beton [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Evaluasi Mutu Beton Pada kesempatan ini penulis akan membahas mengenai evaluasi dan penerimaan mutu beton yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 03-2847- 2002. pasal 7.6.3 5.1. Spesifikasi Teknis Sesuai spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh Perencana Struktur untuk pekerjaaan Struktur Bawah dan Struktur Atas pada proyek perkantoran 18 SCBD ini mutu beton yang dipergunakan adalah fc 35 MPa, slump tes / kekentalan beton sebesar 12 +/- 2 cm, pengambilan benda uji silinder sebanyak 2 (dua) unit setiap trucknya untuk dites kuat tekan beton pada umur 28 hari. Untuk mendapatkan mutu beton yang dipersyaratkan sesuai fc 35 MPa, maka kita harus melaksanakan beberapa tahapan yaitu : Pembuatan Mix Design beton, Pengambilan Benda Uji, Pengetesan Beton sampai dengan Evaluasi Penerimaan Beton. 5.2. Mix Design Pengajuan Mix Design atau Desain Proporsi Campuran Beton dilaksanakan oleh supplier beton yang ditunjuk sesuai mutu beton rencana. Pada umumnya produsen beton mempunyai data-data uji kuat tekan beton di lapangan Sesuai SNI, Beton harus dirancang sehingga mendapatkan kuat tekan rata-rata dan memenuhi kriteria keawetan yang dipersyaratkan dan nilai rata-rata yang dibawah nilai kuat tekan rencana fc’ haruslah sekecil mungkin. Selain itu nilai fc’ tidak boleh kurang dari 17,5 MPa. Pemilihan desain proporsi campuran beton harus menghasikan sifat-sifat : - Mudah dikerjakan tanpa terjadi pemisahan pasta dengan agregat secara berebih. - Tahan terhadap pengaruh lingkungan. - Memenuhi persyaratan uji kekuatan beton. Perancangan proporsi campuran berdasarkan pengalaman lapangan atau hasil campuran uji meliputi : - Deviasi Standar, adapun data yang akan dijadikan acuan untuk perhitungan standar deviasi harus sesuai prosedur pengendalian mutu, mewakili kekuatan yang disyaratkan atau fc’ + 7,0 Mpa , minimal 30 contoh pengujian berurutan atau dua kelompok pengujian berurutan yang jumlahnya sekurang-kurangnya 30 contoh pengujian, bila data uji berkisar antara 15 sampai dengan 29 contoh, maka dipakai bagan Faktor modifikasi untuk standar deviasi : Faktor Modifikasi untuk Deviasi Standar, jika jumlah pengujian kurang dari 30 contoh. Jumlah pengujian Faktor modifikasi untuk deviasi standar Kurang dari 15 contoh Gunakan bagan 8 15 contoh 1,16 20 contoh 1,08 25 contoh 1,03 30 contoh atau lebih 1,00 Catatan : Interpolasi untuk jumlah pengujian yang berada diantara nilai-nilai di atas. Bagan 7 : Faktor modifikasi deviasi standar - Kuat tekan rata-rata perlu f’cr harus diambil nilai terbesar dari persamaan berikut :f’cr = f’c + 1,34 s atau f’cr = f’c + 2,33s – 3,5 Bila kurang dari 15 contoh, maka untuk menetapkan deviasi standar mengacu kepada bagan di bawah ini : Kuat tekan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untuk menetapkan deviasi standar



Persyaratan kuat tekan f’c (Mpa) Kurang dari 21 21 sampai dengan 35 Lebih dari 35



Kuat tekan rata-rata perlu f’cr (Mpa) f’c + 7,0 f’c + 8,5 f’c + 10,0



Bagan 8 : Kuat tekan rata-rata jika tidak ada data Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram alir pada lampiran. Berikut ini dua contoh mix design yang dipergunakan pada proyek ini sebagai berikut : Mutu Beton (N/mm2) atau (Mpa) Faktor air semen Nilai slump (cm) Semen (kg) Fly ash (kg) Air (liter) Additive / retarder (%) Agregat kasar / Split (kg) Agregat halus / Pasir (kg)



f’c 35 0,457 12 +/- 2 405 0 185 0,25 – 0,35 1070 690



f’c 35 0,440 12 +/- 2 378 42 185 0,25 – 0,35 1070 660



Bagan 9 : Mix design 5.3. Benda Uji Pengambilan beton untuk di tes slump / kekentalan beton sesuai yang disyaratkan 12 +/- 2 cm untuk beton normal, bila memenuhi syarat maka dilaksanakan pengambilan benda uji sebanyak 2 (dua) unit setiap trucknya untuk dilaksanakan tes kuat tekan beton pada umur 28 hari. Agar tidak terjadi kesalahan benda uji pengetesan, maka masing-masing benda uji harus ditulis kode lokasi ,proyek,tanggal pengecoran pada permukaan benda uji beton. 5.4. Hasil Tes Beton Masing-masing benda uji setelah 24 jam dibuka dari cetakannya dan dilaksanakan perawatan benda uji beton dengan menyimpannya pada bak perendaman sampai dengan umur rencana tes kuat tekan beton. Benda uji ini selanjutnya dikirim ke laboratorium independen untuk dilaksanakan pengetesan kuat tekan beton pada umur 28 hari. Data hasil pengetesan sebaiknya direkap dan dibuat mapping lokasi pengecoran, agar memudahan pengecekan apabila terjadi kegagalan pada hasil tes kuat tekan beton. Hasil tes benda uji beton selengkapnya terdapat dalam lampiran, adapun contoh data dapat dilihat tabel di bawah ini : Tanggal Test12 Pebruari 2009 No Tgl Cor Usia Mutu No. Benda Uji D(cm) Berat(kg) Beban Tegangan 1 15 Jan 09 28 fc 35 K 1988 15 12.6 705 39.9 2 K 1990 12.5 690 39.1 3 K 1992 12.4 697 39.5 4 K 1994 12.6 687 38.9 5 K 1996 12.7 690 39.1 6 K 1998 12.7 700 39.6 Bagan 10 : Hasil Tes Benda Uji



5.5 . Penerimaan Hasil Tes Beton Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia “Tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung” 03-2847- 2002. pasal 7.6.3 , bahwa standar penerimaan mutu beton adalah : 1. Syarat 2, nilai rata-rata dari dua benda uji harus lebih besar atau sama dengan kuat tekan beton rencana dikurangi 3,5 mPa. (fcr = fc-3,5 mPa) 2. Syarat 1, nilai rata-rata dari tiga nilai uji (3 set benda uji, penulis) harus lebih besar atau sama dengan kuat tekan beton rencana. (fcrn = fc). Adapun hasil evaluasi mutu beton dapat dilihat pada able dibawah ini : Kuat Tekan yang disyaratkan umur 28 hari f’c = 35 Mpa f’c = 350 kg/cm2 Syarat 1 SNI 2002 Syarat 2 SNI 2002 f’cn f’ca = Jika f’a ≥ Kelompok f’ca 3 = Jika f’ca 3 Mpa f’cn rata2 f’c-3.5 Mpa uji kuat f’ca rata2 ≥ f’c #1 tekan Test Date of Pouring #2 2 silinder 39.9 1 39.1 39,5 OK 1 -3 39,35 OK 39,5 2 38,9 39.2 OK 39,1 3 15 Januari 09 39.6 39.35 OK Bagan 11 : Evaluasi mutu beton