Evaluasi Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Di Puskesmas Pringapus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DI PUSKESMAS PRINGAPUS



Oleh : Nama Anggota Kelompok: 1. Heti Emanika 2. Ida Ayu Gede Litarini 3. Iklila Fitriyani



NIM 030218A066 030218A067 030218A068



PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN 2019 HALAMAN PERSETUJUAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)



DI PUSKESMAS PRINGAPUS



Disusun Oleh : Nama Anggota Kelompok: 1. Heti Emanika 2. Ida Ayu Gede Litarini 3. Iklila Fitriyani



NIM 030218A066 030218A067 030218A068



PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO



Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan telah diperkenankan untuk dipresentasikan Ungaran, 2 Januari 2019 Pembimbing Lahan



Pembimbing Akademik



Iswati, S.Tr.Keb NIP. 197102211993032002



Yulia Nur Khayati S. SiT., MPH NIDN. 0622078601



HALAMAN PENGESAHAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DI PUSKESMAS PRINGAPUS Disusun Oleh : Nama Anggota Kelompok: 1. Heti Emanika 2. Ida Ayu Gede Litarini 3. Iklila Fitriyani



NIM 030218A066 030218A067 030218A068 2



Telah dipresentasikan dan dipertahankan di depan para penguji lahan dan akademik, pada : Hari



: Rabu



Tanggal



: 2 Januari 2019 Penguji lahan



Penguji Akademik



Iswati, S.Tr.Keb



Yulia Nur Khayati S. SiT., MPH NIDN. 0622078601



NIP. 197102211993032002



Kepala Puskesmas



Dr. Ade Nurmaya, MM 196905081998032003



Ketua Program Studi D4 Kebidanan



Heni Hirawati Pranoto,S.SiT.,M.Kes NIDN.0602108101 KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan ini yang berjudul “Evaluasi Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Di Puskesmas Pringapus” Laporan ini berisikan tentang informasi tentang Evaluasi Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K).Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikas P4K.Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.



3



Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.Amin.



Ungaran, Januari 2019



Penulis



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ KATA PENGANTAR...................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN...............................................................................



i ii iii iv v 1



A. Latar Belakang ...........................................................................................



1



B. Tujuan.........................................................................................................



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................



5



A. Problem Solving Cycle...............................................................................



5



B. Prioritas masalah.........................................................................................



8



C. Tinjauan Teori terkait program KIA...........................................................



11



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................



28



A. Hasil ...........................................................................................................



28



B. Identifikasi Masalah....................................................................................



33



C. Prioritas Masalah........................................................................................



33



D. Analisis Penyebab Masalah........................................................................ 4



35



E. Perencanaan Penyelesaian Masalah............................................................



37



BAB IV PENUTUP.........................................................................................



39



A. Kesimpulan ................................................................................................



39



B. Saran ..........................................................................................................



41



DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam penilaian keberhasilan pembangunan, khususnya pembangunan dibidang kesehatan.Aki di Indonesia menurut Survey Demogravi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa terdapat 239 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab AKI di Indonesia adalah perdarahan 25%, eklamsia 24%, infeksi 11%, komplikasi masa puerperium 8%, emboli obstetri 3%, partus lama atau partus macet 3%, abortus 5% (SDKI, 2012). Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan upaya pemerintah dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia.Namun hingga saat ini tujuan untuk menurunkan AKI yang tertuang dalam MDG’s sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 belum tercapai (MDG’s, 2015). Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah kegiatan yang di fasilitasi oleh bidan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin dan nifas, termasuk perencanaan menggunakan 5



metode Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan stiker P4K sebagai media pencatatan sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2009). Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik, aman, cepat, murah dan efisien.Menyelenggarakan pelayanan promotif dan preventif sehingga derajat kesehatan setinggi tingginya dapat tercapai. Salah satu cara meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah dengan menerapkan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), (Depkes RI, 2009) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah kegiatan yang di fasilitasi oleh bidan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin dan nifas, termasuk perencanaan menggunakan metode Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan stiker P4K sebagai media pencatatan sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2009). Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi melalui pemasangan stiker pesalinan pada semua rumah ibu hamil.Orientasi stiker P4K untuk pengelola program dan stakeholder terkait di tingkat Provinsi, Kabupaten atau Kota dan puskesmas. Sosialisasi di tingkat desa kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK serta lintas sektor di tingkat desa, pertemuan bulanan di tingkat desa (forum desa siaga, forum KIA, pokja psyandu, dll) yang melibatkan kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader dengan difasilitas oleh bidan desa, yang dipimpin oleh kades membahas tentang pendataan ibu hamil di wilayah desa membahas



6



dan menyepakati calon donor darah, transportasi dan pembiayaan jamkesmas serta tabulin (Depkes RI,2009). Pada tahun 2007 menteri kesehatan menerangkan P4K (program perencanaan dan pencegahan komplikasi) dengan stiker yang merupakan “upaya terobosan” dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui kegiatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan kegiatan yang membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan dan tindakan dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI,2009). Berdasarkan data puskesmas terkait pencapaian P4K semua ibu hamil terdata mendapatkan stiker namun tidak semua rumahnya tertempel stiker P4K. Pelayanan antenatal, persalinan dan nifas telah dilakukan namun berdasarkan data tahun 2018 terdapat 1 kasus kematian ibu di wilayah pringapus ( Profil Kab. Semarang, 2017). Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari koordinator KIA di Puskesmas Pringapus program P4K sudah berjalan namun belum optimal dikarenakan terdapat kendala yang dihadapi. Maka dari itu penulis tertarik melakukan evaluasi program P4K di Puskesmas Pringapus.



B. Tujuan 1. Tujuan Umum Menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan program P4K di Puskesmas Pringapus tahun 2018 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui komponen input dalam pelaksanaan program P4K di Puskesmas Pringapus b. Mengetahui komponen proses dalam pelaksanaan program P4K di Puskesmas Pringapus c. Mengetahui komponen output dalam pelaksanaan program P4K di Puskesmas Pringapus 7



d. Mengetahui komponen outcome dalam pelaksanaan program P4K di Puskesmas Pringapus



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Solving Cycle Problem solving cycle adalah serangkaian kegiatan terus menerus dalam rangka pemecahan masalah.Metode ini sudah umum digunakan dalam pemecahan masalah kesehatan.Masalah posyandu merupakan salah satu hal yang penanganannya dapat menggunakan metode problem solving cycle. Beberapa langkah utama Problem Solving Cycle adalah : 1. Identifikasi Masalah Secara konseptual masalah didefinisi sebagai kesenjangan antara aktual dan target kerja yang diharapkan, sehingga secara simbolik dapat dituliskan persamaan berdasarkan konsep seorang problem solver yang provesional harus terlebih dahulu mampu mengetahui pada tingkat mana kinerja aktual serta kita harus mampu mendefinisikan secara tegas apa masalah utama kita



8



kemudian menetapkan pada tingkat mana kinerja aktual kita sekarang dan kapan waktu pencapaian target kinerja itu. 2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari pengkajian.Struktur diagnosis terdiri dari masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda atau gejala.



3. Prioritas Masalah Prioritas masalah adalah penentuan prioritas urutan masalah dalam merencanakan penyelesaian masalah melalui perhitungan non skoring comporation. 4. Identifikasi faktor penyebab masalah Pengidentifikasi sangat diperlukan untuk mengoptimalkan pemecahan masalah. Cara mengidentifikasi masalah: pelajari terlebih dahulu apakah jenis masalah itu bersifat kritis, terkendali, atau tidak terkendali. Pelajari apa dampak dari masalah tersebut, berskala besar atau kecil, bersifat biasa atau luar biasa, lalu mulailah buat alur dari dampaknya. Telusuri masalah dari awal sampai akhir hingga faktor-faktor penyebabnya.Uraikan satu persatu faktor penyebabnya dan mulailah menghubungkan keterkaitan dari masing-masing faktor. Temukan faktor-faktor penyebabnya hingga bila diselesaikan akan berdampak bagaimana, baik atau belum cukup baik. 5. Penentuan penyebab masalah Suatu keputusan atau penentuan suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dimana keputusan terakhir terletak pada peneliti itu sendiri.Perlu adanya penetapan dari berbagai penyebab masalah dalam solusi sesungguhnya untuk menyelesaikan masalah pokoknya.



6. Identifikasi alternatif tindakan pemecahan masalah 9



Sajian argumentasi logis terhadap pilihan tindakan, kesesuaian nya dengan masalah, kemutahirannya, hipotesis tindakan dikemukakan bila diperlukan, indikator keberhasilan tindakan harus realistik dan dapat diukur. 7. Pemilihan tindakan intervensi Dalam penyusunan rencana perlu diperhatikan unsur-unsur dari analisis situasi dapat berupa tinjauan tentang pelaksanaan sebelumnya, agar penyusunan rencana pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah gunakan format pair comporation. 8. Plan of action (POA) Plan of action adalah merupakan kumpulan aktifitas kegiatan dan pembagian tugas diantara pelaku atau penanggung jawab suatu program.Lebih lanjut action planing merupakan penghubungan antara tataran konsep atau cetakan biru dengan kumpulan kegiatan dalam jangka panjang, menengah maupun jangka pendek. 9. Rencana evaluasi program dan kegiatan Suatu kegiatan untuk mengecek, mengawasi dan menilai jalannya program mulai dari tahap sosialisasi dan orientasi awal, perencanaan, pelaksanaan, hingga ke kegiatan penyelesaian.



Skema Problem Solving Cycle



10



B. Menentukan Prioritas Masalah ( Metode Hanlon) Metode ini dilakukan dengan memberikan scor atas serangkaian kriteria A,B,C dan D (PEARL). A = Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok penduduk yang terkena masalah serta keterlibatan masyarakat dan instasi terkait. Scor 0-10 (kecil – besar). B = Kegawatan masalah yaitu tinggi nya angka morbiditas dan mortalitas kecendrungannya dari waktu ke waktu. Scor 0-10 (tidak gawat – sangat gawat). C = Efektifitas atau kemudahan penanggulangan masalah, dilihat dari perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah yang akan diperoleh dengan sumber daya (biaya, sarana, dan cara) untuk menyelesaikan masalah. Scor 0-10 (sulit – mudah). D = PEARL Berbagai pertimbangan dalam kemungkinan pemecahan masalah Scor 0 = tidak dan 1= ya P = propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai kebijaksanaan/program/kegiatan instansi/organisasi terkait. E = economic veasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan. A = acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan instasi terkait/instansi lainnya.



11



R = resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk memecahkan masalah (tenaga,sarana/peralatan,waktu) L = Legality yaitu dukungan aspek hokum / perundangundangan /peraturan terkait seperti peraturan pemerintah/juklak/juknis/protap. Setelah kriteria tersebut berhasil diisi, maka selanjutnya menghutung nilai NPD dan NPT dengan rumus sebagai berikut : NPD = nilai prioritas dasar = (A+B)xC NPT = nilai prioritas total = (A+B)xCxD Contoh : NPT



Kriteria dan bobot maksimum Daftar



C=



Masalah



PEARL



Masalah



A=Besar



B= kegawatan



A



9



9



8



144



11111



144



I



B



9



8



8



136



11111



136



II



C



8



9



7



105



11111



105



III



Kemudahan



12



NPD



Prioritas



C. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi(P4K) 1. Pengertian Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah kegiatan yang di fasilitasi oleh bidan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin dan nifas, termasuk perencanaan menggunakan metode Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan stiker P4K sebagai media pencatatan sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2009). P4K menggunakan stiker adalah terobosan percepatan penurunan angka kematian ibu. Stiker P4K berisi data tentang nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi yang digunakan dan calon donor darah (Depkes RI, 2009). Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi melalui pemasangan stiker pesalinan pada semua rumah ibu hamil.Orientasi stiker P4K untuk pengelola program dan stakeholder terkait di tingkat Provinsi, Kabupaten atau Kota dan puskesmas. Sosialisasi di tingkat desa kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK serta lintas sektor di tingkat desa, pertemuan bulanan di tingkat desa (forum desa siaga, forum KIA, pokja psyandu, dll) yang melibatkan kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader dengan difasilitas oleh 13



bidan desa, yang dipimpin oleh kades membahas tentang pendataan ibu hamil di wilayah desa membahas dan menyepakati calon donor darah, transportasi dan pembiayaan jamkesmas serta tabulin (Depkes RI,2009). Pada tahun 2007 menteri kesehatan menerangkan P4K (program perencanaan dan pencegahan komplikasi) dengan stiker yang merupakan “upaya terobosan” dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui kegiatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan kegiatan yang membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan dan tindakan dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir. 2.



Tujuan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) a. Tujuan umum Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.



b.



Tujuan Khusus 1) Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya Stiker P4K disetiap rumah ibu hamil yang memuat informasi tentang lokasi tempat tinggal ibu hamil, identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, pendamping persalinan, fasilitas tempat persalinan, calon donor darah, transportasi yang akan digunakan serta pembiayaan.



14



2) Adanya perencanaan persalinan, termasuk pemakaian metode KB passca persalinan yang sesuai dan disepakati ibu hamil, suami, keluarga dan bidan. 3) Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi selama, hamil, bersalin maupun nifas. 4) Meningkatnya



keterlibatan



tokoh



masyarakat



baik



formal



maupun



non



formal,



dukun/pendamping persalinan dan kelompok masyarakat dalam perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi dengan stiker, dan KB pasca salin sesuai dengan perannya masing-masing (Depkes RI, 2009). 3. Manfaat P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) Menurut Depkes RI (2009), manfaat P4K adalah meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan dan bayi baru lahir bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat. Selain itu manfaat P4K yaitu mempercepat berfungsinya desa siaga, meningkatkan cakupan pelayanan ANC



sesuai



standar,



meningkatnya



cakupan



persalinan



oleh



tenaga



kesehatan



terampil, meningkatnya kemitraan bidan dan dukun, tertanganinya kejadian komplikasi secara dini, meningkatnya peserta KB pasca salin, terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi, menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta bayi. 4. Sasaran P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) Menurut Depkes RI (2009), sasaran P4K adalah seluruh ibu hamil yang ada di suatu wilayah. Selain itu sasaran yang lain adalah penanggung jawab dan pengelola program KIA Provinsi dan Kab/Kota, bidan Koordinator, kepala Puskesmas, dokter, perawat, bidan, kader, forum peduli KIA (Forum P4K/Pokja/Posyandu, dll). 5. Jenis – jenis kegiatan P4K 15



a. Mendata seluruh ibu hamil, bidan bekerjasama dengan kader dalam medata seluruh ibu hamil yang ada diwilayah setempat, guna diketahuinya adanya ibu hamil yang membutuhkan asuhan pelayanan antenatal dan perencanaan persalinan. b. Memasang stiker P4K di setiap rumah ibu hamil, penempelan Stiker P4K di rumah ibu hamil. Pengisian stiker dilakukan oleh bidan desa, dengan melakukan diskusi mendalam dengan ibu hamil dan keluarga, kemudian dipasang/ ditempelkan di dinding bagian depan rumah yang mudah dilihat orang. Dengan demikian diharapkan semua kemungkinan yang menghambat kelancaran proses persalinan dapat diminimalkan. Ibu, Suami, Keluarga sepakat untuk menempelkan stiker P4K sebagai tanda bahwa di rumah tersebut ada ibu hamil dan memanfaatkan buku KIA untuk mengingat kapan waktu bersalin serta mengenali tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas c. Membuat perencanaan persalinan melalui penyiapan : 1) Taksiran persalinan sangat penting karena merupakan penentu usia kehamilan, dengan mengetahui usia Janis yang akurat dapat membantu asuhan prenatal, kelahiran dan postnatal. Taksiran persalinan yang diperkirakan, diagnosis yang benar mengenai persalinan premature dan postmatur, perbedaan antara kelahiran premature dan pertumbuhan janin yang terhambat tergantung pada taksiran usia kehamilan / taksiran persalinan. Prediksi taksiran persalinan yang akurat secara nyata bermanfaat bagi ibu dan keluarganya. 2) Penolong persalinan, ibu, suami, keluarga sejak awal kehamilan sudah menentukan untuk persalinan ditolong oleh petugas kesehatan. Ibu atau keluarga dapat memilih tenaga kesehatan terlatih sesuai dengan kepercayaan ibu tersebut. Misalnya ibu memilih yang akan menolong persalinannya adalah bidan atau dengan dokter spesialis. 3) Tempat persalinan, ibu, suami, keluarga sejak awal kehamilan sudah merencanakan tempat persalinan untuk ibu difasilitas kesehatan. Ibu dapat memilih tempat persalinannya di Rumah



16



Sakit, Puskesmas, Klinik bersalin, Bidan Praktek Swasta atau di rumahnya sendiri asalkan tempatnya dapat memenuhi syarat. 4) Pendamping persalinan, Keluarga atau kerabat dekat ibu dapat ikut mendampingi ibu saat bersalin. Hal ini bertujuan agar keluarga dapat memberi dukungan moril pada ibu saat bersalin. 5) Transportasi/ ambulan desa, Mengupayakan dan mempersiapkan transportasi jika sewaktuwaktu diperlukan. Suami, keluarga dan masyarakat bekerjasama dalam membantu ibu hamail sampai pada tempat pelayanan kesehatan, serta pada saat adanya rujukan p.Ibu harus mendapatkan pelayanan tepat,cepat bila terjadi komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan nifas. 6) Calon pendonor darah, upaya tenaga kesehatan, keluarga dan masyarakat untuk membantu ibu hamil dalam mengantisipasi terjadinya komplikasi (perdarahan) pada saat persalinan. Sehingga ibu hamil sudah mempunyai calon pendonor darah sesuai dengan golongan daran ibu, untuk mencegah terjadinya komplikasi pada kehamilan maupun persalinan. 7) Dana, merupakan upaya menyisihkan uang atau barang berharga (yang bisa diuangkan sewaktu-waktu) oleh ibu hamil yang disimpan oleh bidan desa atau pihak yang ditunjuk oleh masyarakat yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan untuk biaya persalinan. Besar simpanan atau nominal, tergantung dari perkiraan biaya persalinan normal atau sesuai dengan kesepakatan. 8) KB pasca persalinan merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk mengatur kehamilan melalui penggunaan alat / obat kontrasepsi setelah melahirkan. Konseling tentang KB dimulai saat kunjungan asuhan antenatal ke fasilitas pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan. (Depkes RI, 2009).



17



Menurut penelitian Rachel A Haws et al. (2009), dengan judul Screening and Monitoring During Pregnancy and Labor, mengidentifikasi tentang kehamilan resiko tinggi dan rendah penyebab kematian ibu dan bayi, serta memantau dan memilih melakukan perawatan tindak lanjut. skrining dan pemantauan intervensi selama antenatal dan intrapartum dilakukan untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi serta intervensi apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah mortalitas dan morbiditas. Hasil penelitian ini menunjukkan effektif dalam mendeteksi masalah kesehatan pada saat kehamilan dan tindak lanjut setelah persalinan. D. Dasar hukum P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 1. Surat edaran Mentri Kesehatan No. 295 tahun 2008 tentang percepatan pelaksanaan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dengan stiker 2. Surat edaran Mentri dalam Negeri No. 441.7/1935.SJ tahun 2008 tentang percepatan pelaksanaan program persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K). 3. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan. 4. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. 5. Undang-undang No. 32 tentang Pemerintah Daerah. 6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 900 tahun 2002 tentang registrasi dan Praktek Bidan. 7. Keputusan Menteri No. 741 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. 8. Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 tahun 2004 tentang Buku KIA. 9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 564 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaaan Pengembangan Desa Siaga. E. Indikator Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).



18



Indikator Program adalah Presentase desa melaksanakan P4K dengan Stiker, presentase ibu hamil mendapat stiker, presentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan antenatal sesuai standar, presentase ibu hamil berstiker bersalin di tenaga kesehatan, presentase ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang mengalami komplikasi tertangani, presentase penggunaan metode KB pasca persalinan, presentase ibu bersalin di nakes mendapat pelayanan nifas. F.



Output Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dengan Stiker. Output yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1) Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker P4K; 2) Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar; 3) Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan termasuk KB yang dibuat bersama dengan penolong persalinan; 4) Bidan menolong persalinan sesuai standar; 5) Bidan memberikan pelayanan nifas sesuai standar; 6) Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan lingkungan (sosial-budaya); 7) Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal dan forum peduli KIA/ Pokja Posyandu dalam rencana persalinan termasuk KB pasca persalinan sesuai dengan perannya masing-masing; 8) Ibu mendapat pelayanan kontrasespsi pasca persalinan; 9) Adanya kerjasama yang mantap antara Bidan, Petugas Pustu, Forum Peduli KIA/Pokja Posyandu dan (bila ada) dukun bayi, pendamping persalinan.



G. Peran Bidan dalam P4K, menurut Depkes (2009) yaitu : 1. Masa kehamilan, persalinan dan nifas a. Masa Kehamilan antara lain : 1) Melakukan pemeriksaan ibu hamil (ANC) sesuai standar (minimal 4 kali selama hamil); 19



2) Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu hamil dan keluarga; 3) Melakukan kunjungan rumah; 4) Melakukan rujukan bila diperlukan; 5) Melakukan pencatatan; 6) Membuat laporan 7) Memberdayakan unsur-unsur masyarakat termasuk suami, keluarga, dan kader untuk terlibat aktif dalam P4K. b. Masa Persalinan antara lain: 1) Memberikan pertolongan persalinan sesuai standar; 2) Mempersiapkan sarana prasarana persalinan aman termasuk pencegahan infeksi; 3) Memantau kemajuan persalinan sesuai dengan partograf; 4) Melakukan asuhan persalinan normal sesuai standar; 5) Melakukan Manajemen Aktif Kala III (MAK III); 6) Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD); 7) Melakukan perawatan bayi baru lahir, termasuk pemberian salep mata, vitamin K1 dan imunisasi HB0; 8) Melakukan tindakan PPGDON apabila mengalami komplikasi; 9) Melakukan rujukan bila diperlukan; 10) Melakukan pencatatan dan pelaporan. c. Masa Nifas antara lain : 1) Memberikan pelayanan nifas sesuai standar; 2) Melakukan kunjungan nifas (KF1, KF2, KF lengkap), (KN1, KN2); 3) Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu, keluarga dan masyarakat; 4) Melakukan rujukan bila diperlukan; 20



5) Melakukan pencatatan dan pelaporan. 2. Melakukan penyuluhan dan konseling pada ibu hamil dan keluarga



mengenai tanda-tanda



persalinan; Tanda bahaya persalinan dan kehamilan; Kebersihan pribadi dan lingkungan; Kesehatan & gizi; Perencanaan persalinan (bersalin di bidan, menyiapkan trasportasi, menyiapkan biaya, menyiapkan talon donor darah); Perlunya inisiasi menyusu dini dan ASI Eksklusif; dan KB pasca persalinan. 3. Melakukan kunjungan rumah untuk a. Penyuluhan/konseling pada keluarga tentang perencanaan persalinan. b. Memberikan pelayanan ANC bagi ibu hamil yang tidak datang ke bidan. c. Motivasi persalinan di bidan pada waktu menjelang taksiran partus. d. Membangun komunikasi persuasif dan setara, dengan forum peduli KIA dan dukun untuk peningkatan partisipasi aktif unsur-unsur masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak. 4. Melakukan rujukan apabila diperlukan a.



Memberikan penyuluhan tanda, bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas.



b. Melibatkan peran serta kader dan tokoh masyarakat. 5. Melakukan pencatatan pada : kartu ibu, Kohort ibu, Buku KIA. 6. Memuat laporan : PWS-KIA 7.Memberdayakan unsur-unsur masyarakat termasuk suami, keluarga, dan kader untuk terlibat aktif dalam program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi dalam kegiatan: a.



Pemantauan intensif setiap ibu hamil, mengingatkan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan



sesuai standar, menemukan secara dini tanda, bahaya saat hamil dan melapor segera ke tenaga kesehatan.



21



b.



Pengelolaan donor darah, transportasi/ ambulan desa, tabulin/ dasolin, amanat persalinan, suami



siaga, warga siaga. c.



Membantu mendata jumlah ibu hamil di wilayah desa.



d.



Memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu (tanda bahaya kehamilan,



persalinan dan nifas). e.



Membantu bidan dalam memfasilitasi keluarga untuk menyepakati isi stiker, termasuk KB



pasca persalinan. f.



Bersama dengan kepala desa, toma membahas tentang masalah calon donor darah, transportasi



dan pembiayaan untuk membatu dalam menghadapi kegawatdaruratan pada waktu hamil, bersalin dan nifas. g.



Membantu memotivasi suami untuk mendampingi pada saat pemeriksaan kehamilan, bersalin



dan nifas. h.



Membantu memotivasi untuk melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dan pembenan ASI



eksklusif pada bayi sampai 6 bulan. i.



Mendukung upaya partisipan aktif forum peduli KIA dan dukun untuk melaksanakan



komponen-komponen P4K dengan stiker di wilayahnya melalui pertemuaan rapat koordinasi tingkat desa. H. Peran masyarakat dalam pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) 1. Masyarakat paham tanda bahaya kehamilan dan menolong ibu hamil bila menemukan adanya 2.



tanda bahaya pada kehamilan Bersama dengan Kepala desa, Tokoh masyarakat membahas tentang masalah calon donor darah, transportasi dan pembiayaan untuk membantu dalam menghadapi kegawatdaruratan pada waktu hamil, bersalin dan sesudah melahirkan.



22



3.



Menganjurkan suami untuk mendampingi pada saat pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan



4. 5.



sesudah melahirkan. Menganjurkan Pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan. Adanya dukungan sukarela dari masyarakat dalam perencanaan persiapan Masyarakat sekitar tempat tinggal ibu persalinan ibu hamil dalam hal biaya, transportasi, donor darah untuk proses



6.



persalinan termasuk menghadapi kegawatdaruratan ibu hamil, ibu bersalin dan bayi baru lahir Mengetahui ada ibu hamil, dan apabila membutuhkan pertolongan, masyarakat siap sedia untuk membantu. Dengan demikian, ibu hamil yang mengalami komplikasi tidak terlambat untuk



mendapat penanganan yang tepat dan cepat. 7. Memantapkan kerjasama antara bidan, dukun bayi dan kader 8. Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, tokoh agama, kader, dukun bayi, dll dalam I.



perencanaan persalinan dan KB setelah melahirkan, sesuai peran masing-masing Peran keluarga dalam pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) 1. Suami dan keluarga paham tentang bahaya persalinan 2. Adanya rencana persalinan aman yang disepakati antara ibu hamil,suami dan keluarga, dengan bidan 3. Mendampingi ibu saat persalinan dan mendukung ibu dalam kehamilannya. 4. Membantu ibu dalam mempersiapkan persalinannya 5. Adanya rencana alat kontrasepsi setelah melahirkan yang disepakati antara ibu hamil, suami dan



J.



keluarga, dengan bidan. Peran kader dalam



pelaksanaan



Program



Perencanaan



Persalinan



dan



Pencegahan Komplikasi (P4K) 1. Membantu bidan dalam mendata jumlah ibu hamil di wilayah desa binaan. 2. Membantu bidan memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu (Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan dan sesudah melahirkan) 3. Membantu Bidan dalam memfasilitasi keluarga untuk menyepakati isi Stiker. 4. Bersama dengan Kades, Toma membahas tentang masalah calon donor darah, transportasi dan pembiayaan untuk membantu dalam menghadapi kegawatdaruratan pada waktu hamil, bersalin dan sesudah melahirkan. 5. Menganjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi pada saat pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan sesudah melahirkan. 23



6. Adanya dukungan dari kader, dukun bayi, dll dalam kehamilan, perencanaan persalinan dan setelah melahirkan. 7. Bekerjasama dengan bidan mengetahui ada ibu hamil, dan apabila ibu hamil membutuhkan pertolongan, masyarakat siap sedia untuk membantu ibu hamil yang mengalami komplikasi tidak terlambat untuk mendapat penanganan yang tepat dan cepat. K. Peran kader dalam pelaksanaan Program Perencanaan



Persalinan



dan



Pencegahan Komplikasi (P4K) 1. Membantu bidan dalam mendata jumlah ibu hamil di wilayah desa binaan. 2. Membantu bidan memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu(Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan dan sesudah melahirkan) 3. Membantu Bidan dalam memfasilitasi keluarga untuk menyepakati isi Stiker. 4. Bersama dengan Kades, Toma membahas tentang masalah calon donor darah, transportasi dan pembiayaan untuk membantu dalam menghadapi kegawatdaruratan pada waktu hamil, bersalin dan sesudah melahirkan. 5. Menganjurkan suami atau keluarga untuk mendampingi pada saat pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan sesudah melahirkan. 6. Adanya dukungan dari kader, dukun bayi, dll dalam kehamilan, perencanaan persalinan dan setelah melahirkan. 7. Bekerjasama dengan bidan mengetahui ada ibu hamil, dan apabila ibu hamil membutuhkan pertolongan, masyarakat siap sedia untuk membantu ibu hamil yang mengalami komplikasi tidak terlambat untuk mendapat penanganan yang tepat dan cepat. L. Hambatan Dalam Pelaksannaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi Dalam pelaksanaan P4K banyak kendala yang dihadapi oleh petugas kesehatan khususnya bidan, karena dalam pelaksanaannya tidak lepas dari partisipasi dan kerjasama dari masyarakat dan ibu hamil, namun pada kenyataannya masih ada beberapa ibu hamil dan masyarakat menunjukkan perilaku yang kurang mendukung program ini. Selain itu tata kelola puskesmas yang kurang mendukung serta mobilitas penduduk yang tinggi menyebabkan kesulitan dari tenaga kesehatan dalam menemukan dan memantau ibu harnil.Hal ini menunjukkan pentingnya meningkatkan, 24



penyebarluasan informasi, dukungan sarana, monitoring dan evaluasi, dan peran berbagai sektor terkait serta membangun kerjasama yang baik antara bidan dan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan program. (Mariani Putri, 2013). Penelitian Solnes Milternburg et al. (2013) menjelaskan bahwa tenaga kesehatan yang terampil akan membantu mengatasi hambatan yang biasa ditemukan dalam pelaksanaan dalam mempersiapkan persalinan dan mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi pada ibu hamil, upaya persiapan persalinan dan pencegahan komplikasi ini dinilai efektif dalam penurunkan angka kematian pada ibu. Selain itu ibu hami, keluarga dan masyarakan secara tidak langsung mendapatkan pendidikan kesehatan dari petugas kesehatan yang trampil, dan membentuk kesadaran masyarakat dalam membantu ibu hamil pada perawatan obstetrik darurat dan layanan masyarakat yang ada untuk keadaan darurat (dana dan transportasi). Penelitian Weigers, T.A et al. (2010) menjelaskan bahwa pelayanan antenatal dan persiapan persalinan pada ibu hamil di Tajikistan masih belum sesuai target tenaga kesehatan, tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk menilai tingkat dasar pengetahuan penduduk dalam pelayanan persalianan dan penyedia perawatan di daerah pedesaan di Kyrgyzstan dan Tajikistan (Asia Tengah). Hasil dari penelitian menunjukkan laki-laki dan wanita di desa tersebut masih rendah dalam pengetahuan tentang komplikasi pada masa kehamilan, persalina dan nifas, oleh karena itu perlu adanya kerjasama baik dari petugas kesehatan dan masyarakat dalam berupaya meningkatkan pengetahuan masyarakat dan menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mempersiapkan persalina dan mencegah komplikasi pada ibu hamil.



BAB III 25



HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Input a. Man Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Iswati sebagai koordinator program KIA bahwa pelaksanaan program P4K di laksanakan oleh semua bidan di Puskesmas Pringapus dibantu oleh kader di setiap Desa Wilayah kerja Puskesmas. Bidan sebagai penanggung jawab program dalam prosesnya mengacu pada pedoman pelaksanaan program P4K yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI Tahun 2009. Bidan koordinator bekerja sama dengan bidan desa maupun bidan PKD (Poliklinik Desa) dalam melaksanakan program P4K. Bidan desa juga bekerja sama dengan kader dalam pendataan ibu hamil. Menurut pedoman program P4K bidan bekerja sama dengan kader dalam mendata seluruh ibu hamil yang ada di wilayah setempat, guna diketahuinya adanya ibu hamil yang membutuhkan asuhan pelayanan antenatal dan perencanaan persalinan. Dari data Puskesmas pada bulan Desember 2018 sasaran ibu hamil yaitu sebesar 700 ibu hamil dan telah tercapai sebesar 939 ibu hamil. b. Money Dalam pelaksanaannya sumber dana yang digunakan untuk pendanaan program P4K di Puskesmas Pringapus berasal dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). Dalam proses kegiatan P4K di Puskesmas Pringapus salah satunya adalah kelas ibu hamil. Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan coordinator KIA dana untuk kelas ibu hamil diambil dari dana BOK. c. Material Sarana dan prasarana dalam program p4k yaitu buku KIA dan striker sudah tersedia di puskesmas.Buku KIA dan stiker didistribusikan kepada bidan desa maupun bidan PKD.Setiap ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas sudah mendapatkan Buku KIA dan stiker. 26



d. Metode Pelaksanaan program P4K dilaksanakan melalui pedoman program P4K. Bidan melakukan pendataan ibu hamil, memberikan asuhan kehamilan dan menginformasikan perencanaan persalinan, memberikan asuhan persalinan, nifas dan bayi baru lahir serta KB pasca persalinan. e. Minute/time Program P4K berjalan sampai saat ini dan tidak ada jangka waktu terkait program P4K. f. Market Program P4K disosialisasikan oleh Bidan desa kepada kader di setiap desa wilayah kerja puskesmas pringapus melalui kelas ibu hamil bidan dan kader memberikan informasi 2.



terkait program P4K. Proses Pada proses pelaksanaan program P4K menurut pedoman jenis-jenis kegiatan yang dilakukan yaitu : a. Mendata ibu hamil Bidan bekerjasama dengan kader dalam mendata seluruh ibu hamil yang ada diwilayah setempat, guna diketahuinya adanya ibu hamil yang membutuhkan asuhan pelayanan antenatal dan perencanaan persalinan. b. Memasang stiker P4K di setiap rumah ibu hamil. Penempelan Stiker P4K di rumah ibu hamil, pengisian stiker dilakukan oleh bidan desa, dengan melakukan diskusi mendalam dengan ibu hamil dan keluarga, kemudian dipasang/ditempelkan di dinding bagian depan rumah yang mudah dilihat orang. Ibu, Suami, Keluarga sepakat untuk menempelkan stiker P4K sebagai tanda bahwa di rumah tersebut ada ibu hamil dan memanfaatkan buku KIA untuk mengingat kapan waktu bersalin serta mengenali tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes, 2009). Pemasangan stiker sudah terlaksana berdasarkan data ibu K1 bulan Desember sejumlah 48 orang semua sudah mendapatkan stiker. Namun belum semua menempelkan stiker dipintu depan rumah dan tempat penempelannya kurang tepat. Ibu hamil tidak semua menempelkan stiker 27



didepan rumah melainkan depan pintu kamar. Berdasarkan hasil wawancara dan data profil kabupaten semarang 2017 tingkat pendidikan masyarakat



kabupaten semarang masih



rendah dengan presentase pendidikan paling banyak yaitu SD/MI sebesar 36,38% dibandingkan dengan pendidikan SMA sebesar 21,09%. Masih rendahnya pendidikan masyarakat menjadi masalah dalam penerimaan informasi dari tenaga kesehatan.Dari hasil observasi pada ibu hamil pendokumentasian perencanaan persalinan di buku KIA belum semua dilakukan.Bidan telah menginformasika terkait perencanaan persalinan namun beberapa belum melakukan pendokumentasian di buku KIA.Terkait waktu pemeriksaan yang lama dan banyaknya administrasi yang harus dilengkapi oleh bidan sehingga bidan c.



lupa melakukan pendokumentasian di buku KIA. Membuat perencanaan persalinan Perencanaan persalinan melalui penyiapanseperti



:tafsiranpersalinan,



penolong



persalinan,tempat persalinan, pendamping persalinan ,tranportasi/ambulance desa, calon pendonor darah, dana, KB pasca persalinan. Berdasarkan hasil wawancara terkait perencanan persalinan masih terdapat masyarakat yang mempercayai mitos terkait tidak boleh membeli pakaian ibu dan bayi menjelang persalinan dan untuk donor darah belum terlaksana dengan maksimal dikarenakan ibu belum mempunyai calon pendonor dan tidak tau siapa calon pendonornya. Sesuai dengan pedoman program P4K perencanaan persalinan meliputi : persiapan persalinan, tafsiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi/ambulan desa, calon pendonor darah, dana dan KB pasca persalinan. 3. Output Semua ibu hamil terdata dan rumah bertempel stiker P4K, Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar, Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan termasuk KB yang dibuat bersama dengan penolong persalinan, Bidan menolong 28



persalinan sesuai standar, Bidan memberikan pelayanan nifas sesuai standar, Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan lingkungan (sosial-budaya), Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal dan forum peduli KIA/ Pokja Posyandu dalam rencana persalinan termasuk KB pasca persalinan sesuai dengan perannya masing-masing, Ibu mendapat pelayanan kontrasespsi pasca persalinan, Adanya kerjasama yang mantap antara Bidan, Petugas Pustu, Forum Peduli KIA/Pokja Posyandu dan (bila ada) dukun bayi, pendamping persalinan. Output yang telah dicapai oleh Puskesmas Pringapus belum terlaksana dengan maksimal disebabkan oleh beberapa factor pada input serta proses.



4. Outcome Dampak jangka panjang yang diharapkan dari program P4K di Puskesmas Pringapus yaitu pengetahuan ibu hamil tentang P4K, sikap ibu hamil serta persiapan persalinan dapat dilakukan dengan optimal. B. Identifikasi Masalah 1.



Penempelan stiker belum merata



2.



Bidan telah menginformasikan terkait perencanaan persalinan namun beberapa belum melakukan pendokumentasian dibuku KIA.



3.



Masyarakat masih percaya dengan adanya mitos terkait persiapan persalinan (tidak



diperbolehkan membeli perlengkapan persalinan sebelum kelahirannya) 4. Belum semua ibu hamil mempunyai calon donor C.Prioritas Masalah 1. Skala Prioritas Masalah menggunakan metode Hanlon (kuantitatif) No



Daftar Masalah



Kriteria dan bobot maksimum A= B= C= NPD 29



PEARL



NP



Pri



T



orit



Be sar 1.



kega



Kem



wata



udah



n



an



as Ma sal ah



Input 4



4



9



4+4x9=72



11111



72



5



4



8



5+4x8=72



11111



72



merata 6 b. Belum semua



8



5



6+8x5=70



11111



70



7



2



6+7x2=26



11111



26



a.Beberapa bidan belum melakukan pendokumentasia n



terkait



persiapan persalinan 2.



di



buku KIA. Proses a. Penempelan stiker



ibu



belum



hamil



mempunyai calon



donor



6



darah c. Masyarakat masih percaya dengan mitos terkait persiapan persalinan



Prioritas masalah : 1. Bidan telah menginformasikan terkait perencanaan persalinan namun beberapa belum melakukan pendokumentasian dibuku KIA. 2. Pemasangan stiker belum merata 3. Belum semua ibu hamil mempunyai calon donor 30



4. Masyarakat masih percaya dengan mitos terkait persiapan persalinan D. Analisis Penyebab Masalah MASYARAKAT



Masih percaya mitos Belum adanya calon donor



PROGRAM P4K BELUM OPTIMAL



Belum semua melakukan Pendokumentasian P4K di buku KIA



Tidak semua bidan menempelkan stiker P4k di rumah ibu hamil.



MAN :TENAGA 1. Pendokumentasian P4K dibuku KIA KESEHATAN/BIDAN Terkait waktu pemeriksaan ibu hamil yang lama dan banyak administrasi yang harus dilengkapi oleh bidan sehingga bidan lupa melakukan pendokumentasian dibuku KIA 2. Pemasangan stiker belum merata Pemasangan stiker belum merata dikarenakan ibu maupun keluarga lupa menempekan stiker dan ada beberapa ibu tidak menempekan stiker didepan rumah melainkan didepan pintu kamar. 3. Belum semua ibu hamil mempunyai calon donor Belum semua ibu hamil mempunyai calon donor dikarenakan tidak tahu siapa golongan darah yang sama dengan ibunya. 4. Masyarakat masih percaya dengan mitos terkait persiapan persalinan



31



Terdapat beberapa ibu hamil masih mempercayai mitos bahwa tidak boleh membeli peralatan persalinan sebelum kelahiran. Kerena tingkat pendidikan masyarakat masih rendah



32



E. Perencanaan Penyebab Masalah TAHAP – TAHAP PEMECAHAN MASALAH P4K (PROBLEM, SOLVING, CYCLE) EVALUASI PROGRAM P4K



IDENTIFIKASI MASALAH (FISH BONE)



ANALISIS SITUASI



   



PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN



Penempelan stiker belum merataMasyarakat Tenaga Kesehatan(pendokumentasian buku KIA) Masyarakat masih percaya mitos Belum adanya calon donor



PROGRAM P4K PRIORITAS MASALAH  Tenaga Kesehatan(pendokumentasian buku KIA)  Penempelan stiker belum merataMasyarakat Motode  Belum adanya donor darah  Masyarakat masih percaya mitos



PEMANTAUAN



RENCANA OPERASIONAL



TUJUAN







Tenaga Kesehatan : Melakukan Optimalisasi Program P4k pendokumentasian pada awal kunjungan. Bekerjasama dengan kader dalam penempelan stiker PELAKSANAA ALTERNATIF 1. Pendokumentasian P4K dibuku KIA  Masyarakat : Melakukan Sosialisasi Di Tingkat N DAN PEMECAHAN MASALAH Pendokumentasian dapat dilakukan pada kunungan pertamaMasyarakat, sehingga bidan tidak melupakan Desa Kepada Kader, Tokoh Pkk, PENGGERAK terkait calon donor, membentuk bank donor Komunikasi, Koordinasi, AN pendokumentasian dibuku KIA. Penyuluhan 2. Kader memantau ibu hamildarah. dalam pemasangan stiker dan membantu ibu hamil dalam penempelan stiker. 3. Baik suami maupun keluarga melakukan pengecekan darah sehingga jika sewaktu-waktu dibutuhkan mereka siap menjadi pendonor. Bidan juga dapat berkoordinasi dan berinovasi membuat Bank donor darah diwilayahnya sehingga siapapun yang membutuhkan pendonor dapat dibantu dengan adanya Bank donor darah. 4. Memberikan penyuluhan dan melakukan pendekatan kepada masyarakat terkait pentingnya persiapan persalinan (kelengkapan ibu dan bayi).



33



BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Program P4K adalah kegiatan yang di fasilitasi oleh bidan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin dan nifas, termasuk perencanaan menggunakan metode Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan stiker P4K sebagai media pencatatan sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2009).



1. Komponen inputpada program P4K di puskesmas pringapus yaitu : Bidan Koordinator, Kepala Puskesmas, Dokter, Perawat, Bidan, Kader, sarana dan prasarana yaitu buku KIA dan stiker P4K, pedoman program.



2. Komponen



proses pada program P4K di puskesmas pringapus yaitu :



melakukan pemeriksaan ibu hamil sesuai standar, melakukan penyuluhan dan konseling terkait P4K , pencatatan dan pelaporan, memberdayakan unsur-unsur masyarakat termasuk suami, keluarga, kader untuk terlibat aktif dalam P4K dan melakukan kunjungan rumah serta melakukan rujukan.



3. Komponen



output pada program P4K di puskesmas pringapus yaitu :



semua ibu hamil terdata dan rumah bertempel stiker P4K, Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar, Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan termasuk KB yang dibuat bersama dengan penolong persalinan, Bidan menolong persalinan sesuai standar, Bidan memberikan pelayanan nifas sesuai standar, Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan lingkungan (sosialbudaya), Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal dan forum peduli KIA/ Pokja Posyandu dalam rencana persalinan termasuk KB pasca persalinan sesuai dengan perannya masing-masing, Ibu mendapat pelayanan kontrasespsi pasca persalinan, Adanya kerjasama yang mantap antara Bidan, Petugas Pustu, Forum Peduli KIA/Pokja Posyandu dan (bila ada) dukun bayi, pendamping persalinan.



4. Komponen



outcome pada program P4K di puskesmas pringapusyaitu



pengetahuan ibu hamil tentang P4K, sikap ibu hamil serta persiapan persalinan dapat dilakukan dengan optimal. Secara keseluruhan program P4K di puskesmas pringapus sudah berjalan cukup baik dari segi input, proses maupun output. Secara umum pengetahuan dan sikap bidan sudah baik terkait program P4K. Diketahui pelatihan khusus tentang P4K



tidak ada kecuali berupa refresing dan



penguatan saja. Sarana dan prasarana yang tersedia dalam program P4K



adalah buku P4K dan stiker P4K yang harus di isi oleh bidan desa dan di tempelkan di depan rumah ibu hamil. Berdasarkan aspek proses di ketahui bahwa sebagian besar bidan desa sudah melaksanakan perencanaan persalinan



terkait



program



P4K



dengan



baik



namun



demikian



pendokumentasian hasil perencanaan belum dilakukan di buku KIA. Dilihat dari segi output sudah cukup baik terkait pendataan ibu hamil yang mendapatkan stiker belum semua ibu hamil menempelkan stiker di depan rumahnya. B. SARAN Diharapkan kepada seluruh komponen baik bidan, ibu hamil, suami, maupun anggota masyarakat untuk dapat bekerjasama dan berpartisipasi penuh dalam pelaksanaan program P4K ini agar dapat berjalan optimal.



DAFTAR PUSTAKA



August, F., Pembe, A. B., Mpembeni, R., Axemo, P., & Darj, E. (2016). Effectiveness of the Home Based Life Saving Skills training by community health workers on knowledge of danger signs, birth preparedness, complication readiness and facility delivery, among women in Rural Tanzania. BMC Pregnancy and Childbirth, 16(1), 129.http://doi.org/10.1186/s12884-016-0916-x Depkes. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.441.7/1935.SJ/2008 Tentang Percepatan pelaksanaan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. Jakarta; 2008 Depkes (2009) Pedoman pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Depkes RI. Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dengan Stiker, Depkes RI, Jakarta, 2009. Dwjayanti (2013), analisis implementasi program persiapan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) oleh bidan desa di Kabupaten Demak. J. kebidanan dan keperawatan, Vol. 10 No.2:103-213. https://www.scribd.com/doc/145607744/Penentuan-Prioritas-Masalah. diakses tanggal 31 Desember 2018 Profil Kabupaten Semarang tahun 2017 Runjati.2010. ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Yulifah, Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker. Jakarta : Depkes. RI.