F1 PPT JIWA/Psikiatri (Ayu) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif Ayu Rizkyah (030.09.039) Universitas Trisakti



Psikoaktif • Zat yang apabila masuk kedalam tubuh akan bereaksi terutama pada SSP yang mempengaruhi fungsi otak yang mengakibatkan perubahan persepsi, suasana hati, kesadaran, kognisi(kepercayaan). • Napza, yaitu singkatan dari narkotik, psikoaktif, dan zat adiktif lainnya. • Napza ada yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti ganja yaitu sintesis dan semi sintetis.



Zat psikoaktif • • • • • • • • • •



F F F F F F F F F F



10 11 12 13 14 15 16 17 18 19



-



Alkohol Opioida Kanabioida Sedativa atau Hipnotika Kokain Stimulansia Lain Termasuk Kafein Halusinogenika Tembakau Pelarut yang Mudah Menguap Zat Multipel dan Zat Psikoaktif Lainnya



Kondisi klinis F1x.0 Intoksikasi Akut • • • • • • • •



00 01 02 03 04 05 06 07



Tanpa komplikasi Dengan trauma atau cedera tubuh lainnya Dengan komplikasi medis lainnya Delirium (disorientasi secara mendadak) Distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) Koma (tidak sadar) Konvulsi (kejang-kejang) Intoksikasi patologis (keracunan)



F1x.1 Penggunaan yang Merugikan (Harmful Use)



F1x.2Sindrom Ketergantungan • .20  Kini abstinen • .21  Kini abstinen tetapi dalam lingkungan terlindung • .22  Kini dlm pengawasan klinis dgn terapi pemeliharaan atau dgn pengobatan zat pengganti (ketergantungan terkendali) • .23  Kini abstinen tetapi sedang dlm terapi dgn obat aversif atau penyekat • .24  Kini sedang menggunakan zat (ketergantungan aktif) • .25  Penggunaan berkelanjutan • .26  Penggunaan episodik (dipsomania)



• F1x.3 Keadaan Putus Zat • .30  Tanpa komplikasi • .31  Dengan konvulsi



• F1x.4 Keadaan Putus Zat dengan Delirium • .40  Tanpa konvulsi • .41  Dengan konvulsi



• F1x.5 Gangguan Psikotik • • • • • • •



.50 .51 .52 .53 .54 .55 .56



      



Lir-skizofrenia (Schizophrenia-like) Predominan waham Predominan halusinasi Predominan polimorfik Predominan gejala depresi Predominan gejala manik Campuran



• F1x.6 Sindrom Amnesik



• F1x.7 Gangguan Psikotik Residual atau Onset Lambat • • • • • •



.70 .71 .72 .73 .74 .75



     



Kilas balik (flashbacks) Gangguan kepribadian atau perilaku Gangguan afektik resodual Demensia Hendaya kognitif menetap lainnya Gangguan psikotik onset lambat



• F1x.8 Gangguan Mental dan Perilaku Lainnya • F1x.9 Gangguan Mental dan Perilaku



ALKOHOL



Kategori penggunaan alkohol KATEGORI



DEFINISI



Peminum sedang



Pria  ≤ 2 minuman/ hari Wanita  ≤ 1 minuman/ hari >65 tahun  ≤ 1 minuman/ hari



Peminum beresiko



Pria  >14 minuman/mgg atau >4 minuman per kesempatan Wanita  >7 minuman/mgg atau >3 minuman per kesempatan



Peminum berbahaya



Beresiko mengalami konsekuensi simpang alkohol



Peminum merugikan



Alkohol menyebabkan kerugian fisik atau psikologis



KATEGORI



DEFINISI



Penyalahgunaan alkohol



≤ 1 perisitwa berikut dalam setahun •Penggunaan berulang yang mengakibatkan kegagalan memenuhi kewajiban peran utama. •Penggunaan berulang dalam situasi yang berbahaya. •Masalah hukum terkait alkohol berulang. •Penggunaan berlanjut meski mengalami masalah sosial atau interpersonal yg disebabkan atau dieksaserbasi oleh alkohol.



Ketergantungan alkohol



≤ 3 peristiwa berikut dalam setahun •Peningkatan jumlah untuk mencapai efek •Penurunan efek dari jumlah yang sama •Keadaan putus zat •Menghabiskan banyak waktu untuk memperoleh alkohol, menggunakan, atau pulih dari efeknya. •Merelakan atau mengurangi aktivitas penting karena alkohol. •Minum lebih banyak atau lebih sering dari yang diniatkan. •Tidak berhasilnya upaya mengurangi atau mengendalikan penggunaan alkohol. •Tetap menggunakan meskipun mengetahui adanya masalah psikologis yang disebabkan atau dieksaserbasi oleh alkohol.



Efek alkohol • Otak • Biokimiawi • Belum ada target molekular yang teridentifikasi sebagai mediator. • Teori  membran neuron



• Perilaku • 0,05%  Isi pikir, daya nilai, dan pengendalian melonggar dan kadang terganggu • 0,1%  Gerakan motorik volunter tampak kikuk • 0,1-0,15%  Kadar intoksikasi legal • 0,2%  Fungsi seluruh area motorik , bagian otak yang mengendalikan perilaku emosional terganggu • 0,3%  Gaduh gelisah atau stupor • 0,4-0,5%  Koma • Kadar lebih tinggi  Pusat primitif yang mengontrol pernafasan dan denyut jantung, depresi nafas, kematian



• Tidur • Mudah jatuh tidur



• Hepar • Perlemakan hati • Hepatitis alkoholik • Sirosis hepatik



• Gastrointestinal • • • •



Gastritis Akhlorhidria Varises esofagus  ruptur Gangguan usus halus dan pankreas



• Sistem tubuh lain • • • • •



TD  Disregulasi metabolisme lipoprotein dan trigliserida Resiko infark miokardium & penyakit serebrovaskular  Hipoglikemi Kelemahan otot



Intoksikasi • Berhubungan dengan konsentrasi alkohol dalam darah • Labilitas mood  episode intermiten tertawa dan menangis • Ataksia (kegagalan koordinasi otot) • Bradikardi • Hipotensi • Koma • Depresi nafas  kematian



Keadaan putus alkohol • • • • • •



Halusinasi Ilusi (Bad dream) Gemetar  6-8 jam setelah penghentian Tremor  tremor fisiologis Kejang Delirium tremens (pengguna alkohol yg berhenti mendadak) 72 jam setelah penghentian/ seminggu pertama • Keluhan gastrointestinal  mual, muntah • Hiperaktivitas otonom simpatis  ansietas, berkeringat, muka merah, midriasis, takikardia, hipertensi ringan



Opioida • Potensi ketergantungan sangat kuat  Horror drug • Golongan: • Opioid alami  Morfin, opium, kodein • Opioid semisintetik  Heroin/ putaw, hidromorfin • Opioid sintetik  Meperidin, propoksipen, metadon



• Cara penggunaan: • “Dragon” dengan cara dihisap dengan bibir melalui gulungan kertas di atas aluminium foil yang dipanaskan • Injeksi  IV/ IM • Puff  dengan cara dimasukan ke dalam rokok tembakau



• Problem fisik • Abses pada kulit • Infeksi karena emboli, bisa sampai stroke • Endokarditis • Hepatitis (B dan C) • HIV/ AIDS • Injeksi  trauma jaringan saraf lokal



• Problem psikiatri • Gejala withdrawal  agresif • Suicide • Depresi sampai skizofrenia



• Problem sosial • Gangguan interaksi • Perilaku kriminal sampai tindak kekerasan • Ggg perilaku sampai antisosial • Sebab-sebab kematian • Rx heroin akut  kolaps kardiovaskular dan akhirnya meninggal • Overdosis • Tindak kekerasan • Bronkopneumonia • Endokarditis



Kanabioida • Berasal dari tanaman Cannabis sativa • Tetrahidrokannabinol (THK)  larut dalam lemak  tinggal lama di dalam lemak jaringan, termasuk otak  brain damage • Gambaran klinis disebabkan kombinasi antara CNS-depresan, stimulansia, dan halusinogen. • Ganja, cimenk, marijuana, hashish



• Problem fisik • Ggg sistem reproduksi (infertilitas, ggg menstruasi, maturitas organ sex, kehilangan libido, impotensi) • Infeksi sistem pernafasan (sinusitis, bronkitis menahun) • Carcinogenic agents • Emfisema • Ggg. Kardiovaskuler • Ggg. Saraf  sakit kepala, ggg fungsi koordinasi motorik



• Problem psikiatri • Ggg. Memori sampai kesulitan belajar • Sindrom amotivasional • Ansietas, panik, sampai bingung • Psikosis paranoid sampai skizofrenia • Depresi berat sampai suicide • Apatis, perilaku antisosial



• Problem sosial • Kesulitan belajar sampai dikeluarkan dari sekolah • Kenakalan remaja • Hancurnya performa perkerjaan atau akademik • Ggg. Mengendarai kendaran, alat mesin • Problema hukum • Sebab-sebab kematian • Suicide • Infeksi berat • Tindak kekerasan, termasuk KLL



Benzodiazepine • Golongan sedativa dan hipnotika • Penggunaan medis • Antianxietas (anti cemas) • Antikonvulsi (anti kejang) • Hipnotic (tidur)



• Sediaan • Injeksi  Diazepam • Rectal  Diazepam • Oral  Nitrazepam, flunitrazepam, flurazepam, bromazepam, diazepam



• Benzo, emji, pil kebo, pil koplo, high five



• Problem fisik • Injeksi  Abses, infeksi sistemik, hepatitis, HIV/ AIDS • Ggg. Gastrointestinal • Ggg. Neurologic • Malnutrisi • Problem psikiatri • Agresif, terutama dalam keadaan intoksikasi • Anxietas, panik, confusional state • Withdrawal state  agresif dan violence



• Problem sosial • Gangguan interaksi • Berkelahi • Tindak pidana dan terlibat hukum • Gangguan finansial • Sebab-sebab kematian • KLL • Infeksi sistemik • Depresi berat sampai suicide • Dehidrasi, malnutrisi



Kokain • Stimulansia, berasal dari daun Erythroxylon coca. • Cara penggunaan • Bubuk kokain (garam kokain hidoklorid)  inhalasi langsung melalui lubang hidung (snorting). • Free-base cocain  garam kokain yg dikonversikan dgn larutan mudah menguap. • Garan kokain  injeksi IV



• Problem fisik • Snorting  pilek terus menerus, sinusitis, epistaksis, luka pada rongga hidung, perforasi septum • Injeksi  Infeksi lokal pd kulit hingga sistemik, abses, hepatitis (B dan C), HIV/ AIDS • Inhalasi (merokok)  Radang tenggorokan, melanoptysis, bronkitis kronis, pneumonia • Problem psikiatri • Toleransi dan ketergantungan • Putus zat  agitasi, depresi, fatigue, cemas, marah meledak, ggg tidur, mimpi aneh, polifagi, mudah tersinggung, mual, letargi



• Problem sosial • • • •



Problem Problem Problem Problem



interpersonal finansial pekerjaan legal



• Sebab-sebab kematian • Overdosis • Kelumpuhan alat pernafasan, aritmia, kejang berulang, Rx alergi, stroke, HAP, abortus • Sudden infant death syndrome



Amfetamin dan turunannya



• Stimulansia (Amphetamin type stimulants/ ATS) • Ecstasy dan shabu (metamphetamine) • Alasan penggunaan: • For fun • Recreational use • Meningkatkan libido  memperkuat sex performance



• Cara penggunaan • Amfetamin  tablet atau injeksi • Ecstasy  tablet kunyah • Shabu  Inhalasi uap dengan bong



• Problem fisik • Malnutrisi  defisiensi vit dan kehilangan nafsu makan • HR  • Hepatitis • HIV/ AIDS



• Problem psikiatri • Agresif • Confusional state, psikosis paranoid, sampai skizofrenia • Putus zat  Letargi, fatigue, exhausted, panic attack, gangguan tidur • Depresi berat sampai suicide • Halusinasi



• Problem sosial • Tindak kekerasan • KLL • Kriminalitas



• Sebab-sebab kematian • • • •



Suicide Serangan jantung Tindak kekerasan, KLL Dehidrasi



kafein • • • •



Tersedia secara legal Kopi, teh, kola, coklat, analgetik dan obat flu. Tablet kafein  stimulan Menimbulkan ketergantungan psikologis, bukan fisik. • Intoksikasi menimbulkan gambaran klinis seperti gangguan panik, cemas menyeluruh, dan hipomania. • Efek biasanya muncul hanya sementara saat dikonsumsi.



Efek kafein • • • • • • • • • • • •



Gelisah Agitasi Cemas Gaduh Insomnia Wajah memerah Diuresis Gangguan gastrointestinal Otot berkedut Takikardia, kadang aritmia Alur pikir dan bicara kacau Periode tidak mudah lelah



Halusinogen • Tipe utama halusinogen • Zat terkait neurotransmiter 5-hidroksitriptamin (5HT) atau serotonin  Lysergic acid diethylamine (LSD), dimethyltriptamine (DMT), mescaline, psilocybin (magic mushrooms) • Phenylcyclidine (PCP) dan zat terkait ailsikloheksilamin  Ketamin • 3,4-metilendioksimetamfetamin (MDMA)  Ecstasy



• Biasanya digunakan per oral, tidak menyebabkan ketergantungan.



Efek Halusinogen • Fisik • Dilatasi pupil • Takikardia • Palpitasi • Berkeringat • Pandangan kabur • Inkoordinasi • Tremor



Efek Halusinogen • Psikologis • Abnormalitas persepsi • Halusinasi • Ilusi • Depersonalisasi dan derealisasi • Sinestesia • Cemas • Depresi  suicide • Paranoid • Gangguan fungsi sosial, pekerjaan, pengambilan keputusan • Gangguan waham



Tembakau • Zat psikoaktif  nikotin • Rokok, cerutu, mengunyah tembakau, inhalasi nasal • Efek fisik  simpatomimetik • Efek psikologis  stimulans sentral • Gejala putus zat • • • • • •



Keranjingan nikotin Mudah tersinggung Frustasi atau marah Gejala cemas Konsentrasi buruk dan gelisah Nafsu makan 



Zat pelarut yang mudah menguap • Zat pelarut, perekat, bensin, gas butana, cat, paint thinner, zat pembersih. • Penggunaan biasanya dengan inhalasi langsung  ngelem/ sniffing



• Efek fisik: • • • • • • • • • • •



Pusing Nistagmus Pandangan kabur Inkoordinasi Pelo Jalan tak mantap Letargi Refleks  Tremor Kelemahan otot Dosis tinggi  stupor, koma



• Efek perilaku dan psikologis • Apatis • Retardasi psikomotor • Suka berkelahi • Gangguan kemampuan membuat keputusan • Gangguan fungsi sosial dan pekerjaan • Euforia



Gangguan Penggunaan NAPZA • Penyalahgunaan • Mempunyai harmful effects terhadap kehidupan orang. • Adiksi/ ketergantungan



• Mengalami toleransi, putus zat, tidak mampu menghentikan kebiasaan menggunakan dosis NAPZA lebih dari yang diinginkan.



Tergantung Kebiasaan



Instrumenta l Bersenangsenang



Coba-coba



Sindrom ketergantungan • Diagnosis ketergantungan ditegakkan jika ditemukan ≥ 3 gejala selama masa setahun sebelumnya • Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa (kompulsi) untuk menggunakan NAPZA. • Kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan NAPZA sejak awal, usaha penghentian atau tingkat penggunaannya. • Keadaan putus NAPZA secara fisilogis ketika penghentian penggunaan atau pengurangan, terbukti orang tersebut menggunakan NAPZA atau golongan NAPZA yang sejenis dengan tujuan untuk menghilangkan atau menghindari terjadinya gejala putus zat.



Gejala • Adanya bukti toleransi, berupa peningkatan dosis NAPZA yang diperlukan guna memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis yang lebih rendah. • Secara progresif mengabaikan alternatif menikmati kesenangan karena penggunaan NAPZA, meningkatnya jumlah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan atau menggunakan NAPZA atau pulih dari akibatnya. • Meneruskan penggunaan NAPZA meskipun ia menyadari dan memahami adanya akibat yang merugikan kesehatan akibat penggunaan NAPZA. Segala upaya perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pengguna NAPZA sungguh-sungguh menyadari akan hakikat dan besarnya bahaya.



Tahapan terapi • Fase penilaian (assessment phase) • Sering disebut fase penilaian awal (initial intake) • Penilaian sistematik terhadap tingkat intoksikasi, keparahan gejala putus zat, dosis zat terbesar yang terakhir digunakan, lama waktu setelah penggunaan terakhir, waitan gejala, frekuensi dan lamanya penggunaan, efek subjektif dari semua jenis NAPZA yg digunakan. • Riwayat medik dan psikiatrik umum yang komprehensif, termasuk status pemeriksaan fisik dan mental lengkap. • Riwayat terapi sebelumnya. • Riwayat penggunaan NAPZA sebelumnya, riwayat keluarga, dan sosio-ekonomik lengkap.



• Skrinning urin dan darah kualitatif dan kuantitatif, pemeriksaan laboratorium lain. • Skrinning penyakit infeksi dan penyakit lainnya (HIV, TBC, hepatitis).



• Fase terapi detoksifikasi • Fase terapi withdrawal/ fase terapi intoksikasi • Rawat inap dan rawat jalan • Intensive out-patient treatment, terapi residensi, home based detoxification program • Cold Turkey, terapi simptomatik • Rapid detoxification, ultra rapid detoxification



• Detoksifikasi dengan menggunakan • • • •



Kodein dan ibuprofen Klontrex (klonidin dan naltrekson) Buprenorfin Metadon



• Fase terapi lanjutan • Strategi terapi harus ditekankan kepada the individual’s need agar tetap drug free atau menggunakan program terapi substitusi.



Terima kasih