F2-Kesehatan Lingkungan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • putri
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Jenis kegiatan : F2- kesehatan lingkungan tanggal 17 februari 2020 Dokter pendamping : dr. Venny novi yersi Judul lap. Kegiatan : penyuluhan dan pemberian obat cacing pada anak sekolah di SD 07 Tanjung paku PESERTA HADIR 



Peserta pidi







Guru guru di sekolah







Anak anak sekolah



LATAR BELAKANG Indonesia masih memiliki banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah satu diantaranya ialah Cacingan yang ditularkan melalui tanah, yaitu Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale, Necator americanus, (cacing tambang). Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas Penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian. Cacingan menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia. Prevalensi Cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu, dengan sanitasi yang buruk. Prevalensi Cacinganbervariasi antara 2,5% - 62%. Cacingan mempengaruhi asupan (intake), pencernaan (digestive),penyerapan (absorbsi), dan metabolisme makanan. Secara kumulatif, infeksi cacing atau Cacingan dapat menimbulkan kerugian terhadap kebutuhan zat gizi karena kurangnya kalori dan protein, serta kehilangan darah. Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas kerja, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.



Cacingan merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan maka perhatian terhadap sanitasi lingkungan perlu ditingkatkan. Penanggulangan Cacingan dimulai dengan mengurangi prevalensiinfeksi cacing dengan membunuh cacing tersebut melalui pengobatan untuk menekan intensitas infeksi (jumlah cacing per orang), sehingga dapat memperbaiki derajat kesehatan. Namun pengobatan Cacingan harus disertai dengan upaya berperilaku hidup bersih dan sehat, sanitasi lingkungan serta asupan makanan bergizi. Penanggulangan Cacingan harus dilaksanakan secaraberkesinambungan dengan melalui pemberdayaan masyarakat dan peran swasta sehingga mereka mampu dan mandiri dalam melaksanakan Penanggulangan Cacingan, yaitu berperilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan kesehatan perorangan dan lingkungan, dengan demikian diharapkan produktifitas kerja akan meningkat. Dasar utama untuk Penanggulangan Cacingan adalah memutuskanmata rantai penularan Cacingan. Oleh karena itu, upaya Penanggulangan Cacingan diarahkan pada pemutusan rantai penularan Cacingan, yaitu kelompok usia balita dan anak usia sekolah, dengan 1) pemberian obat massal pencegahan Cacingan kelompok rentan untuk menghentikan penyebaran telur cacing dari Penderita ke lingkungan sekitarnya, 2) peningkatan higiene sanitasi, dan 3) pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat melalui promosi kesehatan. Promosi kesehatan dapat diberikan melalui Program UsahaKesehatan Sekolah, posyandu, media cetak maupun media elektronik dan penyuluhan langsung, konsultasi, bimbingan dan konseling, intervensi perubahan perilaku, dan pelatihan. PERMASALAHAN 1. Masih tingginya prevalensi anak dengan cacingan di indonesia 2. Kurangnya pengetahuan anak- anak dan masyarakat terhadap penyakit cacingan



3. Kurangnya pengetahuan anak- anak dan masyarakat terhadap cara pencegahan dan penanggulangan penyakit cacingan PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI Penyuluhan dan pemberian obat cacing dilakukan dengan metode massa (publik), penyuluhan langsung dilakukan di sekolah dasar. Dilakukan penyuluhan, tanya jawab dan praktik cuci tangan bersama. Intervensi yang dilakukan adalah memberikan obat cacing kepada anak di sekolah.



PELAKSANAAN Penyuluhan di lakukan di halaman sekolah peserta yang hadir 20 anakkegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah, setelah penyuluhan di buka sesi tanya jawab, praktik cuci tangan bersama dan dilajutkan dengan pemberian obat cacing yaitu Albendazole. MONITORING DAN EVALUASI Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan adanya kegiatan tanya jawab aktif. Kegiatan terlaksana lancar dan peserta memahami materi yang disampaikan.



2. Jenis kegiatan : F2- kesehatan lingkungan tanggal 19 februari 2020 Dokter pendamping : dr. Venny novi yersi Judul lap. Kegiatan : penyuluhan(edukasi cuci tangan) dan pemberian obat cacing pada anakdi TK Aliyah Tanjung paku PESERTA HADIR 



Peserta pidi







Guru guru di sekolah







Anak anak sekolah



LATAR BELAKANG Indonesia masih memiliki banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah satu diantaranya ialah Cacingan yang ditularkan melalui tanah, yaitu Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale, Necator americanus, (cacing tambang). Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas Penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian. Cacingan menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia. Prevalensi Cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu, dengan sanitasi yang buruk. Prevalensi Cacinganbervariasi antara 2,5% - 62%. Cacingan mempengaruhi asupan (intake), pencernaan (digestive),penyerapan (absorbsi), dan metabolisme makanan. Secara kumulatif, infeksi cacing atau Cacingan dapat menimbulkan kerugian terhadap kebutuhan zat gizi karena kurangnya kalori dan protein, serta kehilangan darah. Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas kerja, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.



Cacingan merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan maka perhatian terhadap sanitasi lingkungan perlu ditingkatkan. Penanggulangan Cacingan dimulai dengan mengurangi prevalensiinfeksi cacing dengan membunuh cacing tersebut melalui pengobatan untuk menekan intensitas infeksi (jumlah cacing per orang), sehingga dapat memperbaiki derajat kesehatan. Namun pengobatan Cacingan harus disertai dengan upaya berperilaku hidup bersih dan sehat, sanitasi lingkungan serta asupan makanan bergizi. Penanggulangan Cacingan harus dilaksanakan secaraberkesinambungan dengan melalui pemberdayaan masyarakat dan peran swasta sehingga mereka mampu dan mandiri dalam melaksanakan Penanggulangan Cacingan, yaitu berperilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan kesehatan perorangan dan lingkungan, dengan demikian diharapkan produktifitas kerja akan meningkat. Dasar utama untuk Penanggulangan Cacingan adalah memutuskanmata rantai penularan Cacingan. Oleh karena itu, upaya Penanggulangan Cacingan diarahkan pada pemutusan rantai penularan Cacingan, yaitu kelompok usia balita dan anak usia sekolah, dengan 1) pemberian obat massal pencegahan Cacingan kelompok rentan untuk menghentikan penyebaran telur cacing dari Penderita ke lingkungan sekitarnya, 2) peningkatan higiene sanitasi, dan 3) pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat melalui promosi kesehatan. Promosi kesehatan dapat diberikan melalui Program UsahaKesehatan Sekolah, posyandu, media cetak maupun media elektronik dan penyuluhan langsung, konsultasi, bimbingan dan konseling, intervensi perubahan perilaku, dan pelatihan. PERMASALAHAN 1. Masih tingginya prevalensi anak dengan cacingan di indonesia 2. Kurangnya pengetahuan anak- anak dan masyarakat terhadap penyakit cacingan



3. Kurangnya pengetahuan anak- anak dan masyarakat terhadap cara pencegahan dan penanggulangan penyakit cacingan PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI Penyuluhandan pemberian obat cacing dilakukan dengan metode massa (publik), penyuluhan langsung dilakukan di TK . Dilakukan penyuluhan, tanya jawab dan praktik cuci tangan bersama. Intervensi yang dilakukan adalah memberikan obat cacing kepada anak di TK. PELAKSANAAN Penyuluhan di lakukan di halaman sekolah peserta yang hadir 100 anak kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah, setelah penyuluhan di buka sesi tanya jawab, praktik cuci tangan bersama dan dilajutkan dengan pemberian obat cacing yaitu Albendazole. MONITORING DAN EVALUASI Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan adanya kegiatan tanya jawab aktif. Kegiatan terlaksana lancar dan peserta memahami materi yang disampaikan.



3. Jenis kegiatan : F2- kesehatan lingkungan tanggal 19 februari 2020 Dokter pendamping : dr. Venny novi yersi Judul lap. Kegiatan : penyuluhan(edukasi cuci tangan) dan pemberian obat cacing pada anak di PAUD Tanjung paku PESERTA HADIR 



Peserta pidi







Guru guru di sekolah







Anak anak sekolah



LATAR BELAKANG Indonesia masih memiliki banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah satu diantaranya ialah Cacingan yang ditularkan melalui tanah, yaitu Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk), dan Ancylostoma duodenale, Necator americanus, (cacing tambang). Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas Penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian. Cacingan menyebabkan kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia. Prevalensi Cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu, dengan sanitasi yang buruk. Prevalensi Cacinganbervariasi antara 2,5% - 62%. Cacingan mempengaruhi asupan (intake), pencernaan (digestive),penyerapan (absorbsi), dan metabolisme makanan. Secara kumulatif, infeksi cacing atau Cacingan dapat menimbulkan kerugian terhadap kebutuhan zat gizi karena kurangnya kalori dan protein, serta kehilangan darah. Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas kerja, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.



Cacingan merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan maka perhatian terhadap sanitasi lingkungan perlu ditingkatkan. Penanggulangan Cacingan dimulai dengan mengurangi prevalensiinfeksi cacing dengan membunuh cacing tersebut melalui pengobatan untuk menekan intensitas infeksi (jumlah cacing per orang), sehingga dapat memperbaiki derajat kesehatan. Namun pengobatan Cacingan harus disertai dengan upaya berperilaku hidup bersih dan sehat, sanitasi lingkungan serta asupan makanan bergizi. Penanggulangan Cacingan harus dilaksanakan secaraberkesinambungan dengan melalui pemberdayaan masyarakat dan peran swasta sehingga mereka mampu dan mandiri dalam melaksanakan Penanggulangan Cacingan, yaitu berperilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan kesehatan perorangan dan lingkungan, dengan demikian diharapkan produktifitas kerja akan meningkat. Dasar utama untuk Penanggulangan Cacingan adalah memutuskanmata rantai penularan Cacingan. Oleh karena itu, upaya Penanggulangan Cacingan diarahkan pada pemutusan rantai penularan Cacingan, yaitu kelompok usia balita dan anak usia sekolah, dengan 1) pemberian obat massal pencegahan Cacingan kelompok rentan untuk menghentikan penyebaran telur cacing dari Penderita ke lingkungan sekitarnya, 2) peningkatan higiene sanitasi, dan 3) pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat melalui promosi kesehatan. Promosi kesehatan dapat diberikan melalui Program UsahaKesehatan Sekolah, posyandu, media cetak maupun media elektronik dan penyuluhan langsung, konsultasi, bimbingan dan konseling, intervensi perubahan perilaku, dan pelatihan. PERMASALAHAN 1. Masih tingginya prevalensi anak dengan cacingan di indonesia 2. Kurangnya pengetahuan anak- anak dan masyarakat terhadap penyakit cacingan



3. Kurangnya pengetahuan anak- anak dan masyarakat terhadap cara pencegahan dan penanggulangan penyakit cacingan PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI Penyuluhan dan pemberian obat cacing dilakukan dengan metode massa (publik), penyuluhan langsung dilakukan di PAUD . Dilakukan penyuluhan, tanya jawab dan praktik cuci tangan bersama. Intervensi yang dilakukan adalah memberikan obat cacing kepada anak di PAUD. PELAKSANAAN Penyuluhan di lakukan di ruangan kelas sekolah peserta yang hadir 20 anak kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah, setelah penyuluhan di buka sesi tanya jawab, praktik cuci tangan bersama dan dilajutkan dengan pemberian obat cacing yaitu Albendazole. MONITORING DAN EVALUASI Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan adanya kegiatan tanya jawab aktif. Kegiatan terlaksana lancar dan peserta memahami materi yang disampaikan.



4. Jenis Kegiatan



:  F2 – Kesehatan Lingkungan tgl 18 februari 2020



Dokter Pendamping      :  venny novi yersi Judul Lap. Kegiatan      :  Penyuluhan Tentang Personal Higine dan Sanitasi Lingkungan di Koto panjang PESERTA HADIR   Peserta PIDI   Masyarakat   Lain-lain LATAR BELAKANG Suatu penyakit dapat timbul bila terjadi gangguan dari keseimbangan yang disebabkan oleh adanya perubahan dari suatu faktor lingkungan di suatu tempat, faktor lingkungan ini merupakan salah satu dari bagian segitiga epidemiologi. Faktorfaktor yang menentukan terjadinya penyakit, yaitu manusia sebagai tuan rumah (host), kuman



penyebab



penyakit (agent) dan



lingkungan (environment).



Perubahan dari salah satu faktor tersebut akan merubah keseimbangan antara ketiganya yang berakibat pada bertambahnya atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.



Usaha peningkatan kesehatan lingkungan yang umumnya dikenal dengan sebutan sanitasi merupakan salah satu tindakan yang dimaksudkan untuk pemeliharaan kesehatan maupun pencegahan penyakit pada lingkungan fisik, sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya. Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup: perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya. Usaha sanitasi lingkungan merupakan



upaya pengendalian semua faktor



lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan halhal yang



merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup



manusia. yang ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia. Kondisi tersebut mencakup pasokan air yang bersih dan aman; pembuangan limbah dari manusia, hewan dan industri yang sehingga derajat kesehatan manusia terpelihara dengan sempurna. Sanitasi juga berkaitan erat dengan stunting. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menyatakan 1 dari 3 anak Indonesia menderita stunting. Akses terhadap sanitasi yang baik berkontribusi dalam penurunan stunting sebesar 27%. Jika intervensi yang terfokus pada perubahan perilaku dalam sanitasi dan kebersihan dapat menyebabkan potensi stunting berkurang. Sanitasi yang buruk tak hanya berpengaruh pada kesehatan, tapi juga besar pengaruhnya terhadap ekonomi nasional.



PERMASALAHAN 1. Kebiasaan masyarakat yang masih menyepelekan tentang pentingnya personal hygine 2. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap dampak tidak menjaga personal hygine 3. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap sanitasi dan kesehatan lingkungan 4. Permasalahan ekonomi untuk menyediakan beberapa lingkungan yang sesuai dengan ketentuan



PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI Penyuluhan dilakukan dengan metode massa(publik), penyuluhan langsung saatTanggap bencana banjir di koto panjang. Dilakukan penyuluhan, tanya jawab aktif dan konseling perorangan. Intervensi yang dilakukan adalah memberikan edukasi



dan



motivasi



dalam



hal



pentingnya



memahami



dan



membudidayakantentangpersonal hyginedankebersihanlingkungan. PELAKSANAAN Promosi kesehatan dilakukan di gedung serbaguna koto panjang yang di alokasikan sebagai tmapat pengungsian. Peserta yang hadir 20 orang masyarakat. Kegiatan penyuluhan dengan metode ceramah.Setelah penyuluhan dilakukan, dibuka sesi tanya jawab aktif. MONITORING & EVALUASI Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan adanya kegiatan tanya jawab aktifsertakonselingduaarah. Kegiatanterlaksanadenganlancardanpesertamemahamimateri yang disampaikan.



5. Jenis Kegiatan



:  F2 – Kesehatan Lingkungan tgl 18 februari 2020



Dokter Pendamping      :  venny novi yersi Judul Lap. Kegiatan      :  Penyuluhan Tentang Personal Higine dan Sanitasi Lingkungan di Pandan PESERTA HADIR   Peserta PIDI   Masyarakat   Lain-lain LATAR BELAKANG Suatu penyakit dapat timbul bila terjadi gangguan dari keseimbangan yang disebabkan oleh adanya perubahan dari suatu faktor lingkungan di suatu tempat, faktor lingkungan ini merupakan salah satu dari bagian segitiga epidemiologi. Faktorfaktor yang menentukan terjadinya penyakit, yaitu manusia sebagai tuan rumah (host), kuman



penyebab



penyakit (agent) dan



lingkungan (environment).



Perubahan dari salah satu faktor tersebut akan merubah keseimbangan antara ketiganya yang berakibat pada bertambahnya atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.



Usaha peningkatan kesehatan lingkungan yang umumnya dikenal dengan sebutan sanitasi merupakan salah satu tindakan yang dimaksudkan untuk pemeliharaan kesehatan maupun pencegahan penyakit pada lingkungan fisik, sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya. Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup: perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya. Usaha sanitasi lingkungan merupakan



upaya pengendalian semua faktor



lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan halhal yang



merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup



manusia. yang ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia. Kondisi tersebut mencakup pasokan air yang bersih dan aman; pembuangan limbah dari manusia, hewan dan industri yang sehingga derajat kesehatan manusia terpelihara dengan sempurna. Sanitasi juga berkaitan erat dengan stunting. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menyatakan 1 dari 3 anak Indonesia menderita stunting. Akses terhadap sanitasi yang baik berkontribusi dalam penurunan stunting sebesar 27%. Jika intervensi yang terfokus pada perubahan perilaku dalam sanitasi dan kebersihan dapat menyebabkan potensi stunting berkurang. Sanitasi yang buruk tak hanya berpengaruh pada kesehatan, tapi juga besar pengaruhnya terhadap ekonomi nasional. PERMASALAHAN 1. Kebiasaan masyarakat yang masih menyepelekan tentang pentingnya personal hygine



2. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap dampak tidak menjaga personal hygine 3. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap sanitasi dan kesehatan lingkungan 4. Permasalahan ekonomi untuk menyediakan beberapa lingkungan yang sesuai dengan ketentuan



PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI Penyuluhan dilakukan dengan metode massa(publik), penyuluhan langsung saatTanggap bencana banjir di Pandan. Dilakukan penyuluhan, tanya jawab aktif dan konseling perorangan. Intervensi yang dilakukan adalah memberikan edukasi dan motivasi dalam hal pentingnya memahami dan membudidayakantentangpersonal hyginedankebersihanlingkungan. PELAKSANAAN Promosi kesehatan dilakukan di Mushalla yang di alokasikan sebagai tempat pengungsian. Peserta yang hadir 15 orang masyarakat. Kegiatan penyuluhan dengan metode ceramah .Setelah penyuluhan dilakukan, dibuka sesi tanya jawab aktif. MONITORING & EVALUASI Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan adanya kegiatan tanya jawab aktif serta konseling dua arah. Kegiatan terlaksana dengan lancar dan peserta memahami materi yang disampaikan.