Faktor Faktor Kunjungan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Frekuensi Kunjungan Posyandu Balita di Desa Tanjung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Jepara Eri Murniasih1, Maftuchah2, Dwi Indah Iswanti3 1. Stikes Karya Husada Semarang 2. Stikes Karya Husada Semarang 3. Stikes Karya Husada Semarang ABSTRAK Latar belakang: Posyandu diharapkan berfungsi secara optimal bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan ibu dan balita. Ibu yang tidak berkunjung ke posyandu dapat menyebabkan tidak terpantaunya pertumbuhan balita, sehingga berisiko keadaan gizinya memburuk sehingga mengalami gangguan pertumbuhan. Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi kunjungan posyandu balita di Desa Tanjung. Metode: Pendekatan kuantitatif observasional dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu dari anak balita berjumlah 248 orang, dan jumlah sampel 63 ibu balita. Hasil: Umur anak dalam kategori baduta 77,8%, Motivasi ibu balita dalam kategori Baik 57,1%, Pelayanan imunisasi dalam kategori Lengkap 63,5%, Dukungan keluarga dalam kategori Mendukung 61,9%, dan Kunjungan balita dalam kateogri Aktif 66,7%. Tidak ada hubungan bermakna antara umur anak dengan frekuensi kunjungan balita ke posyandu balita dengan P value 0,052. Tidak ada hubungan bermakna antara motivasi ibu dengan frekuensi kunjungan balita ke posyandu balita dengan P value 0,059. Ada hubungan bermakna antara pelayanan imunisasi dengan frekuensi kunjungan balita ke posyandu balita dengan P value 0,000. Tidak ada hubungan bermakna antara dukungan keluarga dengan frekuensi kunjungan balita ke posyandu balita dengan P value 0,054. Kata Kunci : Umur, Motivasi, Pelayanan, Dukungan, Kunjungan.



Factors Relating to Frequency of Visiting Toddler Posyandu in Tanjung Village, Pakisaji District, Jepara Regency Eri Murniasih1, Maftuchah2, Dwi Indah Iswanti3 1. Stikes Karya Husada Semarang 2. Stikes Karya Husada Semarang 3. Stikes Karya Husada Semarang



ABSTRACT Background: Posyandu is expected to function optimally for the community to obtain information and health services for mothers and toddlers. Mothers who do not visit the posyandu can cause the growth of toddlers not to be monitored, so that the risk of their nutritional condition worsens and they experience impaired growth. Objectives: To find out the factors associated with the frequency of visits of toddlers posyandu in Tanjung Village. Methods: Quantitative observational approach with cross sectional design. The population was all mothers of children under five totaling 248 people, and the number of samples was 63 mothers of children under five. Results: Age of children in the baduta category was 77.8%, Motivation of mothers of children under five in the category of Good 57.1%, Immunization services in the Complete category 63.5%, Family support in the category Supporting 61.9%, and Visits of children under five in Active learning 66.7%. There was no significant relationship between the age of the child and the frequency of toddler visits to the toddler's posyandu with P value 0.052. There was no significant correlation between maternal motivation and the frequency of toddler visits to the toddler's posyandu with P value 0.059. There is a significant relationship between immunization services and the frequency of toddler visits to toddlers posyandu with P value 0,000. There is no significant relationship between family support and the frequency of under-five visits to toddlers posyandu with P value 0.054. Keywords: Age, Motivation, Service, Support, Visit.



Pendahuluan Posyandu sebagai unit pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat, diharapkan dapat berfungsi secara optimal bagi masyarakat untuk memperoleh kemudahan mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi ibu dan balita. Kegiatan Posyandu meliputi program pelayanan kesehatan dasar, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak Perbaikan Gizi dan Penanggulangan Diare.(3) Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 dan Instruksi Presiden No. 127 tahun 2015 ditetapkan cakupan kunjungan balita ke posyandu minimal 80%. Indonesia cukup baik, data persentase balita yang datang dan ditimbang di posyandu tahun 2016 yaitu 72,4%(5), Jawa Tengah dalam kategori “baik”, tahun 2017 sebesar 80,99%(6), Kabupaten Jepara tahun 2017 data cakupan kunjungan balita ditimbang di posyandu sebesar 80,17%.(7) Cakupan balita yang ditimbang di Puskesmas Pakis Aji sebesar 75,56%, Puskesmas Pakis Aji cakupan balita ditimbang paling rendah sebesar 68,5% di Desa Tanjung. Jumlah balita di Desa Tanjung pada tahun 2017 sebanyak 423 balita, yang aktif di posyandu 290 balita. Pencapaian balita yang datang dan ditimbang di Posyandu Desa Tanjung masih di bawah Renstra Kemenkes 20152019 atau masih belum sesuai dengan target yang diharapkan.(7) Ibu yang tidak menimbang balitanya ke posyandu dapat menyebabkan tidak terpantaunya pertumbuhan balita. Balita yang tidak ditimbang berturut-turut berisiko keadaan gizinya memburuk sehingga mengalami gangguan pertumbuhan. (8) Masalah yang ditemukan dari observasi awal di Desa Tanjung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Jepara adalah malasnya ibu-ibu untuk pergi menimbangkan balitanya di Posyandu. Hal ini dapat dilihat dari waktu yang diberikan ibu untuk mengasuh dan membawa anaknya berkunjung ke posyandu masih kurang karena waktunya akan habis untuk menyelesaikan semua pekerjaan. Sehingga dengan kesibukan ibu dalam bekerja dapat membuat ketidakaktifan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan posyandu. Salah satu indikasi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah keaktifan kedatangan masyarakat ke pusat pelayanan tersebut yang dalam hal ini spesifik kepada pemanfaatan pelayanan kesehatan posyandu. Sehingga tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi kunjungan posyandu balita di Desa Tanjung Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara. Tinjauan Teoritis Perilaku



Perilaku manusia adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang terdiri dari aktivitas yang dapat diamati langsung oleh orang lain (berjalan, bernyanyi, tertawa), maupun aktivitas yang tidak dapat diamati oleh orang lain meliputi perhatian, persepsi, pengetahuan dan sikap.(10) Perilaku terjadi karena adanya respon atau reaksi seseorang karena proses adanya stimulus yang biasa disebut dengan teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respon yang diungkapkan Skiner.(10) Menurut Notoatmodjo perilaku kesehatan adalah respon individu terhadap stimulus yang berhubungan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.(10) Konsep Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk usaha kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dimana kegiatan ini dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.(11) Frekuensi Kunjungan Posyandu Dikatakan posyandu berhasil itu harus memenuhi target kunjungan posyandu dalam 1 tahun. Sedangkan tahapannya adalah untuk posyandu pratama frekuensi penimbangannya ≤ 8x per tahun, posyandu madya frekuensinya ≥ 8x per tahun, posyandu purnama frekuensi penimbangannya ≥ 8x per tahun dan posyandu mandiri frekuensi penimbangannya ≥ 8x per tahun.(27) Data hasil pengukuran antropometri diolah menggunakan klasifikasi status gizi, Data tingkat kehadiran balita dikategorikan menjadi dua, yauitu “Aktif” bila hadir dalam kegiatan penimbangan di posyandu sebanyak ≥ 8x dalam satu tahun, “ Tidak Aktif” apabila



x



2



tabel, berarti ada hubungan antara



variabel independen dengan variabel dependen. b. Ha ditolak dan H0 diterima bila



x 2 hitung