Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU PENDIDIKAN



Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Profesi kependidikan yang diampuh oleh Dr. Anwar Bei, M.Si



ANDRI RASDIANA A1I119067



JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan” ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua tentang bilangan ganjil dan bilangan genap.Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Anwar Bei,M.Si. selaku dosen mata kuliah Profesi Kependidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat kesalahan dan kekurangan.Untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mengucapkan permohonan maaf,Sekian dan terima kasih. Wasalamu ‘alaikum waromatullahi wabarokatuh.



Kendari, 3 Desember 2020 Penulis ANDRI RASDIANA A1I119067



DAFTAR ISI Cover………………………………………………………………………………………… Kata Pengantar……………………………………………………………………………… Daftar Isi……………………………………………………………………………………... BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………….………….. A. Latar Belakang…………………………………………………………………..… B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..……… C. Tujuan……………………………………………………………………………… BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………………… A. Pengertian Mutu Pendidikan…………….………………………………………..



BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………… A. Mutu Pendidikan…….……………………………………………………………. B. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan Mutu Pendidikan………….. BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pendidikan sering diartikan sebagai karakteristik jasa pendidikan yang sesuai dengan kriteria tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan mutu sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan mutu sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih bermutu antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan system evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pemberian pendidikan dan pelatihan bagi guru. Tetapi upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu indikator kekurangberhasilan ini ditunjukkan antara lain dengan NEM (UAN) siswa untuk berbagai bidang studi pada jenjang SLTP dan SLTA yang tidak memperlihatkan kenaikan yang berarti bahkan boleh dikatakan konstan dari tahun ke tahun, kecuali pada beberapa sekolah dengan jumlah yang relatif sangat kecil. Nasanius (1988:1-2) mengungkapkan bahwa kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme sebagai penunjang kelancaran guru dalam Melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal yang meliputi minat dan bakat dan



faktor eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai latihan yang dilakukan guru. Sedang menurut Sumargi (1996:9-11), profesionalisme guru dan tenaga kependidikan masih belum memadai utamanya dalam hal bidang keilmuannya. Misalnya guru Biologi dapat mengajar Kimia atau Fisika.Ataupun guru IPS dapat mengajar Bahasa Indonesia.Memang jumlah tenaga pendidik secara kuantitatif sudah cukup banyak, tetapi mutu dan profesionalisme belum sesuai dengan harapan. Banyak diantaranya yang tidak bermutu dan menyampaikan materi yang keliru sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar bermutu. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud dengan Mutu pendidikan ? 2. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan C. Tujuan 1. memahami apa yang di maksud mutu pendidikan 2. mengetahui faktor apa sja yang mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan



BAB II KAJIAN PUSTAKA



A. Pengertian Mutu Pendidikan Mutu berkenaan dengan penilaian bagaimana suatu produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan tertentu.Dalam dunia pendidikan, standar ini menurut Depdiknas (2001:2) dapat dirumuskan melalui hasil belajar mata pelajaran skolastik yang dapat diukur secara kuantitatif, dan pengamatan secara kualitatif, khususnya bidang-bidang pengetahuan sosial. Rumusan mutu pendidikan bersifat dinamis dan dapat ditelah dari berbagai sudut pandang.Kesepakatan tentang konsep mutu dikembalikan pada rumusan acuan atau rujukan yang ada seperti kebijakan pendidikan, proses belajar mangajar, kurikulum, sarana dan prasarana, fasilitas pembelajaran dan tenaga kependidikan sesuai dengan kesepakatan pihak-pihak yangberkepentingan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia “Mutu” berarti karat. Baik buruknya sesuatu, kualitas, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan) Poedarminta (1989, hal.788). Secara umum ‘mutu’ dapat didefinisikan sebagai “karakteristik produk atau jasa yang ditentukan olehcustomerdan diperoleh melalui pengukuran proses serta perbaikan yang berkelanjutan” (Soewarso, 1996: 7). Pendapat ini lebih menekankan kepada pelanggan yaitu, apabila suatu pelanggan mengatakan sesuatu itu bermutu baik, maka barang/jasa tersebut dapat dianggapbermutu.Dalam lingkungan sistem pendidikan, khususnya sekolah, penjaminan mutu



merupakan tuntutan yang harus difokuskan oleh pihak sekolah demi kemajuan bersama. Hal ini didasarkan pada penyelenggaraan pendidikan yang bermutu merupakan hal yang menjadi sorotan utama oleh orang tua bahkan sampai ke tingkat satuan pendidikan pemerintah.Setiap komponen pemangku kepentingan pendidikan (orang tua, masyarakat, dunia kerja, pemerintah) dalam peranan dan kepentingannya masing-masing memeiliki kepentingan terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, Mutu disebut pula sebagai definisi kualitas menurutprodusen.Kualitas ini dicapai bilamana produk atau jasa memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya dalam suatu prosedur yang konsisten.Kualitas didemonstrasikan oleh produsen dalam sebuah sistem yang dikenal sebagai sistem jaminan kualitas, yang memungkinkan produksi yang konsisten dari produk dan jasa untuk memenuhi standar atau spesifikasi tertentu. Pandangan lain menyebutkan bahwa mutu/kualitas memiliki dua konsep yang berbeda antara konsep absolut dan relatif. Dalam konsep absolut suatu barang disebut bermutu bila memenuhi standar tertinggi dan sempurna.Dalam konsep relatif, kualitas bukan merupakan atribut dari produk atau jasa. Sesuatu dikatakan berkualitas jika barang atau jasa memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.Dalam bidang pendidikan, hanya konsep relatif yang sering ditemukan.Dalam konsep ini, kualitas pendidikan biasanya diukur dari sisi pelanggannya baik pelanggan internal maupun eksternal.Pelanggan intenal, yaitu kepala sekolah, guru dan staf pendidikan lainnya.Pelanggan eksternal ada tiga kelompok yaitu, (1) peserta didik (pelanggan eksternal primer), (2) orang tua dan para pemimpin pemerintah (pelanggan ekseternal sekunder), dan pasar kerja, pemerintah dan masyarakat luas (pelanggan eksternal tersier). Mutu pendidikan tidak hanya ditentukan oleh sekolah sebagai lembaga pengajaran, tetapi disesuaikan dengan apa yang menjadi pandangan dan harapan masyarakat yang cendrung selalu berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Menurut Sagala (2010) bahwa sekolah yang berhasil dalam meningkatkan mutu pendidikannya ditentukan oleh faktor-faktor antara lain:



(1) Perumusan Visi, Misi dan Tujuan Sekolah (2) Evaluasi Diri Sekolah (3) Peranan kepala sekolah (4) Peningkatan Mutu Guru. Mutu pendidikan tidak hanya ditentukan oleh sekolah sebagai lembaga pengajaran, tetapi juga disesuaikan dengan apa yang menjadi pandangan dan harapan masyarakat yang cendrung selalu berkembang seiring kemajuan zaman. Bertitik tolak pada kecendrungan ini penilaian masyarakat tentang mutu lulusan sekolahpun terus menurus bekembang. Karena itu sekolah harus terus menurus meningkatkan mutu lulusannya dengan menyesuaikan dengan perkembangan tuntutan masyarakat menuju pada mutu pendidikan yang dilandasi tolak ukur norma ideal.



BAB III PEMBAHASAN A. Mutu Pendidikan Dalam kamus besar bahasa Indonesia “Mutu” berarti karat. Baik buruknya sesuatu, kualitas, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan) Poedarminta (1989, hal.788). Secara umum ‘mutu’ dapat didefinisikan sebagai “karakteristik produk atau jasa yang ditentukan olehcustomer dan diperoleh melalui pengukuran proses serta perbaikan yang berkelanjutanMutu di bidang pendidikan meliputi mutu input, proses, output, dan outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berperoses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang PAKEM (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan). B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Peningkatan Mutu Pendidikan Dalam peningkatan mutu pendidikan dapat dipengaruhi oleh faktor input pendidikan dan faktor proses manajemen pendidikan. Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Input pendidikan terdiri dari seluruh sumber daya sekolah yang ada. Dari pengertian diatas maka input pendidikan yang merupakan faktor yang dapat mempengaruhi mutu pendidikan dapat berupa :



1. Sumber daya manusia sebagai pengelola sekolah yang terdiri dari : a) Kepala sekolah b) Guru c) Tenaga administrasi 2. Sarana dan prasarana Menurut Hadiyanto (2004, hal.100) menyatakan bahwa proses pembelajaran tidak hanya komponen guru, peserta dan kurikulum saja, kehadiran sarana dan prasarana pendidikan sudah menjadi suatu keharusan dalam mencapai keberhasilan pembelajaran. Oemar hamalik (2004, hal.22), mengemukakan sarana dan prasarana pendidikan, merupakan media belajar atau alat bantu yang pada hakekatnya akan lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan. 3. Kesiswaan Siswa sebagai peserta didik merupkan salaj satu input yang turut menentukan keberhasilan proses pendidikan. Penerimaan peserta didik didasarkan atas kriteria yang jelas, transparan dan akuntable. 4. Keuangan (Anggaran pembiayaan) Salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan adalah anggaran pendidikan yang memadai. Oleh karena itu dana pendidikan sekolah harus dikelola dengan transparan dan efisien. 5. Kurikulum Salah satu aplikasiatau penerapan metode pendidikan yaitu kurikulum pendidikan.Pengertian kurikulum berdasarkan Hilda Taba yang ditulis oleh Wina Sanjaya (2005, hal.5) Adalah suatu program atau rencana pembelajaran.Kurikulum merupakan komponen substansi yang utama disekolah. 6. Keorganisasian



Pengorganisian sebuah lembaga pendidikan, merupakan faktor yang dapat membantu



untuk



meningkatkan



mutu



dan



pelayanan



dalam



lembaga



pendidikan.Pengorganisasian merupakan kegiatan yang mengatur dan mengelompokkan pekerjaan kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah ditangani. 7. Lingkungan fisik Belajar dan bekerja harus didukaung oleh lingkungan.Gordon dalam Hadiyanto (2004, hal. 100), lingkungan berpengaruh terhadap aktivitas baik terhadap guru, siswa termasuk didalamnya aktivitas pembelajaran. 8. Perkembangan Ilmu pengetahuan / teknologi Sekolah sebagai tempat memperoleh ilmu pengetahuan dan berfungsi sebagai transfer ilmu pengetahuan kepada siswa, dituntut untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi asaaat ini, sesuai dengan bidang pengajaranya. 9. Peraturan Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional dan untuk mengahasilkan mutu sumberdaya manusia yang unggul serta mengejar ketertinggalan disegala aspek kehidupan yang disesuaikan dengan perubahan global dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia melalui DPR RI pada tanggal 11 juni 2003 telah mengesahkan Undang undang sisdiknas yang baru, sebagai pengganti Undang undang Sisdiknas nomor 2 tahun 2009. 10. Partisipasi atau Perang serta masyarakat HAR Tillar (1992, hal. 58) Menyatakan bahwa peran serta masyarakat didalam penyelenggaraan pendidikan berarti pula memberdayakan masyarakat itu sendiri didalam ikut menentukan arah da nisi pendidikan. 11. Kebijakan Pendidikan Salah satuu peran pemerintah dlam meningkatkan mutu pendidikan ialah dengan melakukan desentralisasi pendidikan.Dengan adanya desentralisasi tersebut, maka



berbagai tantangan untuk pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan mengharuskan adanya reorintasi dan perbaikan sisten manajemen penyelenggaraan penddikan. Selain faktor input yang telah dikemukakan tersebut, faktor lain yang menentukan mutu pendidikan adalah proses manajemen pendidikan. Abdul Hadis dan nurhayati didalam manajemen mutu pendidikan, (2010, hal.100-101) mengemukakan secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi mutu proses dan hasil belajar mengajar didalam kelas, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa : faktor psikologi, sosiologi, dan fisiologi yang ada pada sisw dan guru. Sedangkan yang masuk kedalam faktor eksternal ialah semua yang mempengaruhi proses hasil belajar mengajar dikelas selain faktor siswa dan guru.



BAB IV PENUTUP Pendidikan secara garis besar kemajuan pendidikan tidak lepas dari mutu pendidikan ya.pendidikan sangat penting khususnya dalam mensejahterakan bangsa dan Negara. Sutau konsekuensi yang besar bila menitik beratkan pendidikan sebagai benteng pertahanan masa depan. Sehingga ancaman zaman bisa ter-elakkan.Selain itu juga Selain Status Pendidikan yang dianggap rendah, Lapangan Kerjapun terbatas dan Gaji yang di terima bahkan relative minim.Perbedaan Pendidikan yang didapat dan Biaya yang di keluarkan untuk kuliah, mungkin jadi Tolak Ukur antara Pendidikan SMU dan Sarjana.Tetaplah terus Berjuang untuk mendapatkan Hak Bekerja. Dan Bekerjalah dengan baik Walau dengan keterbatasan Pendidikan, Karena tidak menutup kemungkinan Lulusan SMU pun bisa sesukses Sarjana. Gali potensi diri untuk dijadikan Nilai lebih, pandai-pandailah Belajar dan Bergaul.Serta perbanyaklah Membaca untuk menambah Wawasan dan Pengetahuan dan Bekali Diri dengan Kursus-kursus yang bermanfaat.Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan.Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.



DAFTAR PUSTAKA http://gurukreatif.wordpress.com http://timpakul.web.id/pendidikan.html Depdiknas.2003. Manajemen Peningkatan Mutu BerbasisSekolah; Buku 1. Koonsep Dasar. Jakarta: Depdiknas. Nanang, F. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah; Pemberdayaan sekolah dalam rangka Peningkatan Mutu dan Kemandirian Sekolah. Bandung: CV Andira. Syaodih, N, dkk. 2007. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah (Konsep, Prinsip dan Instrumen). Bandung: Refika Aditama. http://ayumelatifisika.blogspot.co.id/2014/01/makalah-peningkatan-mutu-pendidikan_17.html



LAMPIRAN 1. Apa ciri-ciri dari guru yang profesional? jawab : ciri-ciri guru yang profesional adalah sebagai berikut : 1. Selalu punya energi untuk siswanya 2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran 3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif 4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik 5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua 6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya 7. Pengetahuan tentang Kurikulum 8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan 9. Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses 10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa 11. Mengajar siswa untuk belajar bagaimana belajar. 12. Punya semua sifat baik kepada sesama guru. 13. Punya pengetahuan yang mumpuni mengenai media sosial.



2. Apa peran orang tua dalam upaya peningkatan mutu pendidikan? jawab : Ada beberapa peran orang tua yang dapat dilihat dari tiga dimensi menurut Muller (1995 : 59-62) yaitu itu dimensi tempat, dimensi tujuan, dan dimensi otoritas, berikut penjelasannya 1. Dimensi tempat



Peran serta orang tua dalam meningkatkan mutu dalam pendidikan dapat dilihat dari dimensi tempatnya yaitu di rumah, di masyarakat, atau di sekolah (yang penting ada waktu dan kemampuan untuk terlibat) 2. Dimensi tujuan Keterlibatan atau peran serta orang tua dalam meningkatkan mutu pendidikan dapat bervariasi menurut tujuan.peran tersebut dapat ditingkatkan dari yang sudah sewajarnya dilakukan karena fungsinya sebagai orang tua hingga ke peran yang sesuai dengan keahlian dan pengalamannya



3. Dimensi otoritas Dimensi otoritas berkaitan dengan peran orang tua dalam meningkatkan mutu pendidikan berkaitan dengan status orang tua dalam hubungannya dengan sekolah dan proses pendidikan peran yang nyata dan telah dilakukan selama ini adalah dukungan dana terhadap sekolah



3. Apa yang dimaksud dengan kepala sekolah harus mempunyai jiwa enterpreneur dan bagaimana aplikasinya? jawab : Kepala sekolah harus memiliki jiwa wirausaha karena pada umumnya mempunyai tujuan dan pengharapan tertentu yang dijabarkan dalam visi, misi, tujuan dan rencana strategis yang realistik. Realistik berarti tujuan disesuaikan dengan sumber daya pendukung yang dimiliki. Semakin jelas tujuan yang ditetapkan semakin besar peluang untuk dapat meraihnya. Dengan demikian, kepala sekolah yang berjiwa wirausaha harus memiliki tujuan yang jelas dan terukur dalam mengembangkan sekolah.



Untuk penerapannya atau aplikasinya dapat kita lihat pada visi misi yang dibawakan, Apakah tujuan tersebut dapat dicapai maka visi, misi, tujuan dan sasarannya dikembangkan ke dalam indikator yang lebih terinci dan terukur untuk masing-masing aspek atau dimensi. Dari indikator tersebut juga dapat dikembangkan menjadi program dan sub-program yang lebih memudahkan implementasinya dalam pengembangan sekolah.