Faktor Pembentukan Budaya Organisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FAKTOR PEMBENTUKAN BUDAYA ORGANISASI A. KONSEP BUDAYA ORGANISASI Pada hakikatnya, budaya organisasi memiliki nilai yang baik bagi kemajuan suatu organisasi. Budaya organisasi merupakan salah satu perangkat manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Budaya organisasi bukan merupakan cara yang mudah untuk memperoleh keberhasilan, dibutuhkan strategi yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu andalan daya saing organisasi. Budaya organisasi merupakan sebuah konsep sebagai salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Secara etimologis (asal usul kata), budaya organisasi terdiri dari dua kata : budaya & organisasi. Organisasi merupakan suatu sistem yang mapan dari sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan & pembagian. Pengertian budaya adalah suatu set nilai, penuntun kepercayaan akan suatu hal, pengertian & cara berpikir yang dipertemukan oleh para anggota organisasi & diterima oleh anggota baru. Menurut Robbin (1991:572), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu; suatu sistem dari makna bersama. Budaya organisasi memiliki kepribadian yang menunjukkan ciri suasana psikologis organisasi, yang memiliki arti penting bagi kehidupan organisasi, kenyamanan, kelancaran, dan keefektifan organisasi. Suasana psikologis terbangun pola-pola kepercayaan, ritual, mitos, serta praktekpraktek yang telah berkembang sejak lama, yang pada gilirannya menciptakan pemahaman yang sama diantara para anggota organisasi mengenai bagaimana sebenarnya organisasi itu dan bagaimana para anggota harus berperilaku. Dalam hal ini sebagaimana yang dinyatakan Peterson (1994), bahwa budaya organisasi itu mencakup keyakinan, ideologi, bahasa, ritual, dan mitos dan pada akhirnya Creemers dan Reynold (1993) menyimpulkan bahwa budaya organisasi adalah keseluruhan norma, nilai, keyakinan, dan asumsi yang dimiliki oleh anggota di dalam organisasi.



Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



1



B. ASAL MUASAL BUDAYA ORGANISASI Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya. Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya awal organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena kebiasaan atau ideologi sebelumnya. Ukuran kecil yang biasanya mencirikan organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada seluruh anggota organisasi. Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara. Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada karyawan. Terakhir, perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut. Apabila organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu dipandang sebagai faktor penentu utama keberhasilan itu. Di titik ini, seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat dalam budaya organisasi. C. FAKTOR PEMBENTUKAN BUDAYA ORGANISASI Untuk membentuk budaya organisasi, prosesnya dimulai dari tahap pembentukan ide dan diikuti oleh lahirnya organisasi. Meski pada tahap pembentukan ide organisasi tersebut belum menjadi kenyataan atau ada wujudnya secara fisik, tahap ini menjadi dasar terbentuknya budaya organisasi. Pada saat para pendiri organisasi memiliki ide untuk mendirikan organisasi, maka budaya organisasi pasti akan ikut terpikirkan meskipun masih secara eksplisit. Budaya organisasi baru menjadi kenyataan ketika organisasi sudah benar-benar berdiri. Dapat dikatakan bahwa ketika organisasi berdiri, pembentukan budaya organisasi pun ikut dimulai. Hal ini dijelaskan oleh Schein (1985) yang menyatakan bahwa pembentukan



Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



2



budaya organisasi tidak bisa dipisahkan dari peran para pendiri organisasi. Prosesnya mengikuti alur berikut: a. Para pendiri dan pimpinan lainnya membawa serta satu set asumsi



dasar,



nilai-nilai,



perspektif,



artefak



ke



dalam



organisasidan menanamkannya kepada karyawan. b. Budaya muncul ketika para anggota berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal. c. Secara perorangan, masing-masing anggota organisasi boleh menjadi seorang pencipta budaya baru (culture creator) dengan mengembangkan berbagai cara untuk menyelesaikan persoalanpersoalan individual seperti persoalan identitas diri, kontrol, dan pemenuhan kebutuhan serta bagaimana agar bisa diterima oleh lingkungan organisasi yang diajarkan kepada generasi penerus. Menurut Penelitian yang di lakukan oleh David Drennan selama sepuluh tahun telah ditemukan dua belas faktor pembentuk budaya organisasi /perusahaan/budaya kerja/budaya akdemis ( Republika, 27 Juli 1994:8) yaitu : 1. Pengaruh dari pimpinan /pihak yayasan yang dominan Kepemimpinan



mengandung



arti



kemampuan



mempengaruhi,



menggerakkan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Seorang pemimpin dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Banyak penelitian



tentang



kepemimpinan



telah



menguji



hubungan



antara



kepemimpinan dengan kinerja pegawai. Yukl (2010) mengatakan, dalam teori path goal, kepemimpinan telah dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana perilaku seorang pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja pegawai. Hubungan antara Kepemimpinan dengan kinerja individu atau pegawai, dari hasil penelitian Sani dan Maharani (2012) ada korelasi positif, dimana kepemimpinan berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



3



oleh Salanova et al (2011) dan Walumbwa dan Hartnell (2010) yang menunjukkan pengaruh positif kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Seiring



perubahan



yang



terjadi



dalam



organisasi,



antara



kepemimpinan dengan budaya organisasional mempunyai hubungan yang sangat erat. Kepemimpinan melibatkan lebih dari sekedar menggunakan kekuasaan dan menjalankan wewenang. Secara individu, kepemimpinan melibatkan pemberian nasehat, bimbingan, inspirasi, dan motivasi. Para pemimpin membangun tim, menciptakan kesatuan, dan menyelesaikan perselisihan di tingkat kelompok, dan pada akhirnya pemimpin membangun budaya dan menciptakan perubahan dalam organisasi (Melers et.al, 1998, dalam Kreitner dan Kinicki, 2010). Budaya pada hakekatnya merupakan pondasi bagi suatu organisasi. Jika pondasi yang dibuat tidak cukup kokoh, maka betapapun bagusnya suatu bangunan, ia tidak akan cukup kokoh untuk menopangnya. Sejak dua dasawarsa terakhir ini perhatian para pakar terhadap budaya organisasional sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari tulisan dari berbagai majalah maupun buku serta kegiatan seminar dan pelatihan-pelatihan. Kata budaya (culture) sebagai konsep berakar dari kajian atau disiplin ilmu antropologi, dan merupakan suatu identitas dari tiap-tiap bangsa. Budaya merupakan pola yang terintegrasi dari perilaku manusia, yang terdiri pikiran, bahasa, perbuatan dan hasil-hasil budaya lainnya. Budaya organisasional mempengaruhi cara mengerjakan segala hal dalam organisasi. Tidak berbeda dengan budaya yang mempengaruhi masyarakatnya, maka budaya organisasional juga akan mempengaruhi sikap dan perilaku semua anggota organisasi tersebut. Budaya yang kuat dalam organisasi dapat memberikan paksaan atau dorongan kepada para anggotanya untuk bertindak atau berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi. 2. Sejarah dan tradisi organisasi yang cukup lama.



Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



4



Yang harus diingat dari sebuah sejarah bukan hanya tanggal, bulan, tahun, dan jam terbentuknya organisasi. Namun harusnya lebih dari itu. Sejarah di balik orang-orang yang mempelopori gerakan tersebut, tentang tujuan awal berdirinya, semangat dan ikatan yang membuat gerakan itu terus berkembang, serta bagaimana gerakan itu berubah dari waktu ke waktu. Mengetahui dan memahami dinamika yang terjadi dalam sebuah Organisai akan membuat kita dapat menentukan sikap kita ke depan. Apakah akan meneruskan atau merubahnya. Serta akan membantu kita ketika menemukan sebuah permasalahan dan polemik dalam Organisasi tersebut. Pada dasarnya sejarah tidak akan terulang dengan detail yang sama sekali sama. Namun, pengulangan dalam bentuk pola, pendorong, dan dinamikanya sangat mungkin terjadi. Oleh sebab itu, memperkaya referensi dari dinamika yang sudah dan sedang terjadi adalah sangat penting. 3. Teknologi, produksi dan jasa Perkembangan Teknologi Informasi di era modernisasi berpengaruh sangat besar di banyak bidang, termasuk budaya organisasi yang terpengaruhi oleh kemajuan dan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasiorganisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi. Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.



Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



5



Banyak pakar yang menyebutkan fungsi dari budaya organsasi yang di kutip oleh Aan komariah dan Triatna, salah satunya adalah Robins mencatat lima fungsi budaya organisasi yaitu: a. Membedakan satu organisasi dengan organisasi yang lain. b. Meningkatkan sense of identity anggota c. Meningkatkan komitmen bersama. d. Menciptakan stabilitas sistem social. e. Mekanisme pengendalian yang terpadu dan membentuk sikap dan perilaku karyawan. 4. Industri dan kompetisinya/ persaingan. Kompetisi yang sehat di dalam organisasi dipercaya dapat menghasilkan sesuatu yang positif bagi organisasi dan perkembangan karir pegawai. Sejatinya, kompetisi dan persaingan akan menghasilkan kualitas individu yang lebih baik. Tetapi, dibanyak kasus, setelah mulai bersaing dan berkompetisi satu sama lain, ada orang yang kadang-kadang mulai kehilangan akal untuk berkompetisi secara sehat. Pada akhirnya, hal ini menjadi sesuatu yang merugikan organisasi dalam membangun kolaborasi kerja. Padahal, kolaborasi dalam organisasi adalah sesuatu yang wajib untuk meningkatkan kualitas dari proses kerja, termasuk untuk meningkatkan kinerja dan prestasi. Sebelum organisasi membiarkan semangat kompetisi dan persaingan antar pekerja dalam organisasi, maka setiap pekerja harus mendapatkan pencerahan untuk memiliki kesadaran dalam berkompetisi. Setiap pekerja harus sadar bahwa keberadaan mereka di dalam organisasi adalah, untuk berkontribusi menjadikan organisasi tersebut paling kompetitif di semua aspek kerja dan pelayanan. Berkompetisi bukan berarti menonjolkan kehebatan masing-masing diri, dan melupakan prioritas untuk saling bekerja sama dalam budaya kolaborasi yang saling melengkapi. Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



6



Tidak ada seorang individu yang bisa melakukannya sendiri dengan sempurna, dia harus berada dalam energi kolaborasi, agar semua yang dilakukan itu dapat menghasilkan kinerja terbaik. Persaingan tidak sehat pastilah reaksi negatif terhadap kesuksesan orang lain. Jadi, tidaklah berguna buat organisasi dengan membiarkan persaingan tidak sehat menjadi bagian dari budaya kerja sehari-hari. Bila organisasi sudah terlanjur diisi dengan orang-orang yang bersaing atau berkompetisi dengan cara-cara tidak sehat, maka tidak ada pilihan, kecuali melakukan perbaikan mental dan emosional secara total dan berkelanjutan. 5. Pelanggan/stakehoulder akademis Pada umumnya Stakholder biasanya di artikan sebagai orang yang akan mengambil peran aktif dalam eksekusi sistem mutu atau orang yang akan merasakan dampak signifkan dari penggunanya. Stakeholder ini biasanya berupa orang yang memiliki sebuah proses,orang yang kegiatannya mempengaruhi sebuah proses,atau orang yang harus berinteraksi dengan sebuah atau sekumpulan proses. Sifat dari hubungan organisasi dengan stakeholders mengalami dinamis seiring berjalannya waktu. Beberapa pakar mengamati terjadinya pergeseran bentuk dari yang semula tidak aktif (inactive), menjadi reaktif (reactive), kemudian berubah lagi menjadi proaktif (proactive) dan akhirnya menjadi interaktif (interactive). Seorang pemangku kepentingan adalah seseorang yang mempunyai sesuatu yang dapat ia peroleh atau akan kehilangan akibat dari sebuah proses perencanaan atau proyek. Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok kepentingan, dan mereka bisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatu proses politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyek penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan dan kepedulian berbagai pemangku kepentingan, terutama bila proyek – proyek ini bertujuan mempengaruhi kebijakan.



Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



7



6. Visi, Misi dan Tujuan organisasi Tujuan organisasi merupakan kebutuhan yang ingin dipenuhi dalam jangka waktu tertentu. Visi merupakan keinginan jangka panjang, yang direalisasikan melalui usaha pencapaian tujuan jangka pendek (tahunan). Tujuan ini yang ingin dicapai oleh orang-orang yang membentuk organisasi. a. Kebutuhan Kebutuhan adalah barang-barang dan hal-hal lain yang harus ada agar orang dapat mempertahankan dan mengembangkan hidup. Melihat definisi ini, dapat dikatakan bahwa ada kebutuhan yang wajib (to be obliged) dipenuhi agar hidup atau semakin hidup, di samping ada kebutuhan yang sifatnya tidak wajib tetapi diperlukan (necessary). Misalnya kebutuhan yang harus dipenuhi agar orang dapat bertahan hidup yaitu kebutuhan makan dan minum. Contoh kebutuhan yang harus dipenuhi agar orang dapat maju atau berkembang yaitu kesempatan belajar. Tetapi memiliki mobil, sepeda motor atau pesawat tv misalnya merupakan keperluan, dan bukan keharusan agar orang dapat hidup atau maju hidupnya. Demikian pula setiap organisasi mempunyai kebutuhan yang sifatnya wajib ataupun tidak wajib dipenuhi. Kebutuhan organisasi bermacam-macam berkenaan dengan sumberdaya, pekerjaan, visi, tujuan ataupun sasaran. b. Visi dan Misi Visi atau tujuan visioner (visionary objective) merupakan pernyataan yang menjawab pertanyaan “kita ingin menjadi seperti apa?” yang merupakan cita-cita, kondisi ideal yang diinginkan dicapai dalam jangka waktu lama (sangat panjang, lebih dari 5 tahun). Misi adalah pernyataan yang menjawab pertanyaan “apa bisnis kita?” atau yang menegaskan secara jelas bisnis utama organisasi. Misi juga secara jelas membatasi jangkauan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan produk atau jasa yang ditawarkan, teknologi yang digunakan, dan pasar yang dilayani.



Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



8



c. Tujuan Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai, yang dapat dibedakan sebagai tujuan jangka panjang, jangka menengah dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang adalah sasaran jangka panjang yang ditentukan sebagai hasil akhir spesifik yang ingin dicapai sebuah organisasi dengan melakukan misi. Jangka panjang berarti lebih dari satu tahun. Sasaran perlu untuk keberhasilan organisasi karena menyatakan arah, membantu dalam evaluasi, menciptakan sinergi, mengungkapkan prioritas, memfokuskan koordinasi, dan menyediakan dasar untuk perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan aktivitas secara efektif. Sasaran harus menantang, dapat diukur, konsisten, pantas, dan jelas. Tujuan jangka pendek adalah sasaran tahunan yang harus dicapai organisasi dalam rangka mencapai sasaran jangka panjang (visi). Seperti sasaran jangka panjang, sasaran jangka pendek atau tahunan harus dapat diukur, kuantitatif, menantang, realistic, konsisten, dan mempunyai prioritas. Tujuan harus ditetapkan pada tingkat korporasi, divisi atau fungsional dalam organisasi. Tujuan ini harus dinyatakan dalam aspek manajemen, pemasaran, keuangan, akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi. Tujuan jangka menengah merupakan sasaran antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Pencapaian tujuan jangka menengah merupakan akumulasi dari pencapaian tujuan jangka pendek beberapa tahun. 7. Prosedur Kerja Prosedur kerja adalah suatu rangkaian dari tata kerja yang saling berhubungan satu dengan yang lain dimana terlihat adanya suatu urutan tahap demi tahap dan jalan yang harus ditempuh dalam rangka menyelesaikan suatu bidang tugas. Tata kerja adalah suatu cara dalam pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan dengan mengingat segi-segi tujuan, peralatan, fasilitas, tenaga kerja, waktu, ruang dan biaya yang tersedia seefisien mungkin.



Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



9



Sistem kerja adalah rangkaian antara tata kerja dan prosedur kerja yang dapat membentuk suatu kebulatan pola tertentu dalam rangka pelaksanaan suatu bidang pekerjaan. Manfaat tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja : a.



Sebagai pola kerja yang dapat menjabarkan tujuan, sasaran, program kerja, fungsi-fungsi dan kebijaksanaan dalam kegiatan pelaksanaan yang nyata.



b.



Sebagai standardisasi dan pengendalian kerja setepat-tepatnya



c.



Sebagai pedoman kerja bagi para pelaksana atau semua pihak yang berkepentingan.



8. Peraturan dan lingkungan perusahaan Organisasi memiliki hubungan dengan lingkungan. Setiap organisasi menghadapi lingkungan yang berbeda-beda, dan memiliki ketidakpastian lingkungan yang berbeda-beda. A. Ketidakpastian lingkungan. Ketidakpastian



lingkungan



akan



membuat



manajer



perlu



mempelajari perubahan lingkungan dan langkah penyesuaian atas perubahan. Elemen dari ketidakpastian lingkungan adalah ketidakpastian dan kompleksitas.



Ketidakpastian adalah kondisi di mana pimpinan



perusahaan tidak memiliki informasi yang cukup mengenai kondisi lingkungannya. Sedangkan kompleksitas adalah keragaman atau banyaknya elemen eksternal yang mempengaruhi organisasi.



Keragaman tersebut



adalah sebagai berikut :







Ketidakpastian rendah o Elemen lingkungan sedikit, elemen lingkungan berubah perlahan. Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



10







Ketidakpastian agak rendah o Elemen



lingkungan



berjumlah



besar,



elemen



sedikit,



elemen



besar,



elemen



lingkungan berubah perlahan. 



Ketidakpastian agak tinggi. o Elemen



lingkungan



berjumlah



lingkungan berubah dinamis. 



Ketidakpastian tinggi. o Elemen



lingkungan



berjumlah



lingkungan berubah dinamis. B. Tekstur Lingkungan Berdasarkan derajat komplesitas dan ketenangan, menurut Emery dan Trist dalam Dadang dan Sylvana (2007), ada 4 tekstur lingkungan, yaitu a. Lingkungan tenang acak. Lingkungan paling sederhana, karena perubahan secara perlahan dan bersifat acak. Misalnya toko sepatu, tas. b. Lingkungan tenang mengelompok. Termasuk lingkungan cukup stabil, namun lebih kompleks dibanding lingkungan sebelumnya.



Misalnya industri perkayuan.



Cenderung stabil, namun jika terkena dampak isu perusakan lingkungan, dapat memngganggu kelangsungan usaha perusahaan. c. Lingkungan terganggu bereaksi. Perubahan tidaklah bersifat acak, namun mengikuti pola tertentu. Misalnya sepeda motor Honda dengan Yamaha saling bereaksi satu sama lain dengan memunculkan produk terbaru, apabila muncul produk baru oleh merk yang satu. d. Lingkungan kacau. Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



11



Memiliki kompleksitas tinggi, dengan perubahan sangat dinamis dan saling berkaitan. Globalisasi, dan perkembangan teknologi, berperan dalam hal ini. Misalnya industri telekomunikasi yang berkembang sangat pesat. C. Strategi mengendalikan lingkungan. Untuk itu perlu ada strategi mengendalikan lingkungan. Langkahlangkah tersebut adalah sebagai berikut : a. Menciptakan hubungan baik dengan elemen-elemen utama yang berpengaruh, meliputi : 



Integrasi dengan perusahaan lain.







Kontrak jangka panjang.







Pengangkatan eksekutif.







Iklan dan Humas.



b. Mengendalikan lingkungan agar tidak berbahaya. 



Merubah bidang usaha.







Bergabung dengan asosiasi sejenis.







Aktivitas politik : mempengaruhi perundang-undangan.



9. Regulasi dan kebijakan Aturan organisasi membantu anggotanya berfokus dan melaksanakan tindakan dalam lingkungan organisasi. Beberapa hal yang perlu dipikirkan saat membuat aturan dalam suatu organisasi untuk membuat peraturan yang sederhana, mudah dimengerti, menjaga peraturan diterima semua anggota sehingga setiap orang dapat memiliki interpretasi yang sama. Untuk dianggap benar, aturan organisasi harus dibuat secara tertulis dan terus up to date.



Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



12



Aturan dapat digunakan untuk membantu para pemimpin hari ini dan besok untuk meningkatkan kemungkinan bahwa Organisasi mereka juga akan memberikan dekade kinerja yang luar biasa kepada seluruh anggota. Kesuksesan organisasi sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk membuat keputusan yang konsisten, tepat waktu dan efektif. Proses pengambilan keputusan ini didorong oleh aturan organisasi, kebijakan sehari-hari yang menentukan interaksi itu dengan pelanggan, pemasok, karyawan dan mitra. Aturan organisasi adalah salah satu aset paling berharga dalam organisasi, namun untuk sebagian besar organisasi mereka sulit untuk menemukan, tidak dapat diukur, yang diterapkan secara tidak konsisten dan sangat sulit untuk berubah. 10. Sistem Reward dan Punishment Menurut Sondang P.Siagian, dapat tidaknya suatu sistem diterapkan tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Berarti dalam mencari dan menetapkan suatu sistem reward dan punishment ada faktorfaktor yang patut diperhatikan karena cara bekerja seorang Pegawai sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya. Reward dan punishment merupakan suatu metode untuk memotivasi Pegawai untuk bekerja semaksimal mungkin dalam rangka mencapai tujuan Organisasi sebagaimana telah direncanakan sebelumnya. Masalah reward dan punishment selain sensitif karena menjadi pendorong seseorang untuk bekerja, juga karena berpengaruh terhadap moral dan disiplin kerja. Oleh karena itu, setiap perusahaan atau organisasi mana pun seharusnya dapat memperhatikan reward dan punishment yang seimbang dengan beban kerja yang dipikul. Dengan demikian, tujuan pembinaan tenaga kerja adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang berdaya guna dan mampu menghasilkan produktifitas yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan dapat terwujud. 11. Organisasi dan sumber daya



Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



13



Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia bukan hanya sebagai alat dalam produksi tetapi memiliki peran penting dalam kegiatan produksi suatu organisasi. Kedudukan SDM saat ini bukan hanya sebagai alat produksi tetapi juga sebagai penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi dan segala aktivitas organisasi. SDM memiliki andil besar dalam menentukan maju atau berkembangnya sutau organisasi. Oleh karena itu, kemajuan



suatu organisasi ditentukan pula bagaimana kualitas dan



kapabilitas SDM di dalamnya. Organisasi yang dimaksud tidak terkecuali organisasi pemerintahan. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sama-sama memerlukan SDM yang berkualitas dan memiliki kapabilitas dalam memberikan pelayanan



kepada



masyarakat



dan



memajukan



daerahnya



dengan



meningkatkan daya saing daerah. Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik dan menigkatkan daya saing daerah, diperlukan SDM yang mampu memahami bagaimana menciptakan metode pelayanan yang maksimal sehingga dicapai pelayanan yang prima bagi masyarakat dan mampu melihat potensi yang dimiliki daerah kemudian menciptakan inovasi dalam memanfaatkan potensi daerah. 12. Nilai dan Motto Organisasi Nilai-nilai atau bahasa tepatnya values merupakan tuntunan atau pedoman yang mendasari bagaimana seseorang atau sebuah organisasi berfikir, mengambil keputusan, bersikap dan bertindak. Nilai-nilai juga bisa diartikan gambaran dialog yang selalu terjadi dalam diri kita, yang menentukan apa yang penting dan apa yang tidak. Apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Apa yang bener dan apa yang salah. Nilai-nilai merupakan dasar tertentu, acuan dan motor penggerak motivasi, sikap dan tindakan. Nilai-nilai organisasi adalah apa yang secara aktual menjadi praktek dari organisasi tersebut dan apa yang disaksikan, diyakini, dipercaya, dilakukan dan dipraktekkan oleh para karyawan di organisasi. Nilai-nilai dalam organisasi dapat dirunah melalui dua jalur dan keduanya harus ditempuh



Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



14



secara bersamaan. Karena jika tidak maka perubahan nilai-nilai akan mengalami kepincangan dalam prakteknya.



Budaya Organisasi – Magister Ilmu Administrasi | UNPAS 2018



15