Faktor Penyebab Keberagaman Di INdonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Penulis ucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor-Faktor Penyebab Kegeberagaman di Indonesia” ini. Penulis juga ucapakan terima kasih kepada ibu Guru yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa penulis ucapkan kepada teman-teman yang telah membantu baik secara langsung maupun tak langsung. Dalam makalah ini penulis mengulas tentang faktor-faktor penyebab kegeberagaman di Indonesia. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Sehingga dapat memanfaatkan bacaan ini dengan baik dan benar.



A. Latar Belakang Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuanpertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.



B. Faktor Penyebab Keanekaragaman/Masyarakat Indonesia Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk (multikultural). Banyak kebudayaan yang mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda-beda pada tiap-tiap daerah. Perbedaan yang timbul dalam masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut: 1. Faktor Sejarah Dalam sejarah, dinyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa imigran yang datang dari daerah Yunan Selatan (Indocina). Pada waktu itu bangsa Yunan Selatan sudah mulai berkembang dengan membawa kebudayaannya masuk ke Indonesia. Masuknya bangsa Yunan Selatan ke Indonesia terjadi secara bergelombang. Gelombang masuknya bangsa imigran tersebut dapat dibagi menjadi: a. Gelombang pertama Gelombang pertama disebut dengan Proto Melayu. Proto artinya pertama, jadi hal ini dapat diartikan sebagai golongan pertama yang datang ke Indonesia. Bangsa yang datang



pada gelombang pertama ini kemudian menetap di beberapa bagian daerah di Indonesia. Mereka menurunkan suku bangsa Batak dan Toraja. Secara fisik kedua suku bangsa tersebut mempunyai kemiripan. b. Gelombang kedua Gelombang kedua yaitu bangsa Yunan Selatan yang masuk belakangan. Gelombang ini disebut dengan Deutero Melayu atau Neo Melayu. Deutero atau neo mempunyai arti baru, jadi hal ini menunjukkan bahwa bangsa tersebut adalah yang lebih belakangan masuk/datang ke Indonesia. Bangsa neo melayu ini menetap di banyak daerah di Indonesia yang menurunkan suku-suku bangsa selain suku yang datang terdahulu. Hampir semua suku bangsa di Indonesia adalah keturunan dari bangsa neo melayu. Sejalan dengan berkembangnya zaman, maka kemudian datanglah bangsa-bangsa asing di Indonesia. Mereka kemudian beradaptasi dan berasimilasi dengan suku bangsa setempat, sehingga terjadi pembauran. Sekarang bangsa asing yang datang tersebut kemudian menjadi penduduk asli dari daerah tersebut. Bangsa asing yang kemudian datang dan berbaur dengan suku asli yaitu bangsa India, Arab, Belanda, dan Cina. Mereka membentuk pembauran budaya baru yang kemudian menjadi ciri budaya daerah. 2. Faktor Geografi Indonesia merupakan negara yang sangat luas yang terdiri dari kepulauan. Setiap pulau dibatasi oleh lautan di sekelilingnya. Di samping itu, Indonesia juga merupakan negara vulkanis dengan banyak pegunungan, baik gunung berapi ataupun yang bukan berapi. Karena kedua faktor tadi, maka di Indonesia terjadi isolasi geografi . Isolasi geografi adalah pembatasan suatu daerah oleh karena keadaan alam, yaitu laut dan gunung. Isolasi akibat laut menyebabkan munculnya hambatan dalam melakukan hubungan diantara masing-masing pulau, walaupun tidak sama sekali terputus. Masing-masing pulau kemudian berkembang sesuai dengan alam yang ada di sekitar daerahnya. Oleh karena itu, antara satu pulau dengan pulau lain mempunyai suku bangsa yang berbeda kebudayaannya. Contohnya antara pulau Kalimantan dengan pulau Sulawesi mempunyai suku bangsa dengan budaya yang berbeda-beda. Di Kalimantan terdapat suku bangsa dominan, yaitu suku Dayak. Sedangkan di Sulawesi terdapat banyak suku bangsa yang berbeda tanpa ada dominasi. Begitu pula antara pulau Jawa dengan pulau Bali yang dipisahkan oleh selat Bali. Walaupun dalam sejarah tercatat bahwa suku bangsa Bali berasal dari suku bangsa Jawa, tetapi dalam perkembangan budayaanya diantara kedua suku bangsa tersebut memiliki perbedaan. Isolasi akibat gunung yang tinggi, sehingga menghambat hubungan antara satu daerah dengan daerah lain. Dalam satu pulau terdapat banyak suku bangsa karena adanya hambatan geografi yang berupa pegunungan.Pada dasarnya ada budaya yang masih sama, tetapi dapat pula terjadi perbedaan yang menyolok antara suku bangsa satu dengan suku bangsa lain dalam satu pulau. Contohnya di pulau Jawa terdapat suku bangsa Sunda dan Jawa. Kedua suku tersebut mempunyai kebudayaan yang berbeda, walaupun tetap ada beberapa bagian budaya yang masih sama. 3. Faktor Iklim Berdasarkan pembagian iklim matahari, iklim di Indonesia secara umum adalah berupa iklim tropis yang panas. Iklim yang ada di suatu daerah dapat berbeda dengan daerah lain, hal



ini dinamakan dengan iklim setempat. Faktor iklim setempat dapat menyebabkan perbedaan tata cara hidup masyarakat. Hal ini memengaruhi pula pola perilaku masyarakatnya. Daerah yang mempunyai iklim yang panas dengan banyak sinar matahari dan curah hujannya akan menjadi daerah yang subur. Karena itu, masyarakat pada daerah seperti itu pola hidup dan mata pencahariannya adalah menjadi petani. Daerah-daerah pertanian pada umumnya terdapat di daerah dataran rendah. Banyak suku bangsa di Indonesia yang hidup di daerah dataran rendah dengan mata pencaharian utama sebagai petani. Oleh sebab itu, negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Sedangkan pada daerah yang berupa dataran tinggi dengan karakteristik seperti itu akan berkembang masyarakat yang hidup dengan berkebun. Masyarakat yang memiliki pola hidup petani misalnya pada suku Sunda, Jawa, dan Melayu yang pada umumnya berada di wilayah Indonesia bagian barat dan beberapa di daerah bagian tengah. Daerah dengan iklim panas tetapi sedikit turun hujan menyebabkan daerah tersebut kurang subur. Daerah ini banyak ditumbuhi semak belukar dan rumput, sehingga menjadi daerah padang rumput yang luas. Masyarakat yang tinggal di daerah seperti ini kemudian berkembang dengan pola hidup sebagai peternak. Mata pencaharian sebagai peternak menjadi pilihan utama karena alam mendukung usaha tersebut. Kondisi masyarakat seperti ini misalnya terjadi pada suku bangsa-suku bangsa di wilayah Nusa Tenggara, seperti Flores, Ende, Timor, Sumbawa, dan sebagainya. Daerah yang beriklim panas di pinggir-pinggir pantai menyebabkan masyarakatnya menjadi nelayan yang mengembangkan budaya menangkap ikan. Pola hidup sebagai nelayan tentu berbeda dengan pola hidup masyarakat yang mengolah tanah. Pada umumnya masyarakat yang tinggal di pantai hidup dengan budaya nelayan.



4. Faktor Letak Indonesia terletak pada wilayah yang strategis dalam persimpangan lalu lintas dunia. Letak Indonesia secara geografis adalah antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia serta antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Hindia. Karakteristik dari posisi Indonesia tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara terbuka. Artinya, negara Indonesia sangat mudah untuk mengadakan kontak budaya dengan bangsa asing melalui jalur pelayaran dunia. Karakteristik dari keberadaan Indonesia di jalur dunia tersebut yaitu: Benua Asia di sebelah utara Indonesia merupakan bangsa Asia yang mempunyai adat timur. Secara somatologis bangsa Indonesia mempunyai ciri-ciri sebagai bangsa Asia, hal ini berarti bangsa Indonesia akan lebih mudah menerima budaya dari Asia karena adanya kesamaan asal-usul. Budaya timur lebih kental dengan kepatuhan pada etika yang hamper sama dengan budaya bangsa Indonesia. Benua Australia yang terletak di sebelah selatan Indonesia merupakan benua imigran bangsa Eropa, yaitu bangsa Inggris. Dengan demikian, budaya yang berkembang merupakan budaya bangsa barat. Mereka lebih cenderung mengembangkan budaya liberal yang sedikit banyak akan berpengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia. Apalagi sekarang ini banyak kerjasama terutama dalam bidang pendidikan dengan Australia.



Jalur lalu lintas laut yang menghubungkan antara Samudra Pasifik dengan Hindia dalam catatan sejarah menjadi pesat pada abad pertengahan. Ramainya lalu lintas perdagangan antarnegara yang mau tidak mau harus melalui Indonesia menyebabkan banyak pedagang asing yang singgah di Indonesia. Bahkan mereka mulai menetap di beberapa daerah di Indonesia. Masuknya agama Hindu dan Budha dimulai dengan singgahnya para pedagang dari India yang kemudian menyebarkan agama tersebut. Perdagangan dengan bangsa Gujarat di India dan Arab dengan membawa agama Islam menorehkan warna Islami dalam perkembangan budaya di beberapa suku bangsa Indonesia. Datangnya bangsa Portugis ke Indonesia yang menyebarkan agama Katolik kemudian berkembang di beberapa daerah. Bangsa Belanda dengan VOC-nya yang semula bertujuan dagang kemudian berubah menjadi kolonial. Selama 3,5 abad bangsa Belanda menguasai bangsa Indonesia yang tentunya berpengaruh terhadap budaya di Indonesia. Bersama dengan VOC terdapat para misionaris yang menyebarkan agama Kristen.



5. Faktor Agama Masuknya agama dapat memengaruhi perkembangan budaya pada suku-suku bangsa tertentu. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan pada budaya suku bangsa. Bangsa Indonesia pada zaman dahulu sudah mengenal kepercayaan yang berupa animisme dan dinamisme sebelum masuknya agama ke Indonesia. Perkembangan lebih lanjut ada sebagian dari masyarakat yang mencampuradukkan antara kepercayaan lokal dengan agama. Adapun proses masuknya dan perkembangan agama-agama di Indonesia akan diuraikan secara singkat sebagai berikut: Agama Hindu dan Budha masuk ke Indonesia hampir bersamaan. Tetapi pada bukti sejarah menyatakan bahwa agama Budha lebih dulu masuk ke Indonesia, baru kemudian agama Hindu. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan candi yang menjadi simbol agama Hindu dan Budha. Agama Hindu berkembang pada masyarakat Bali dan Lombok. Sedangkan pengaruh agama Budha ada di sebagian masyarakat Jawa dan beberapa masyarakat di luar suku Jawa. Agama Islam pada awalnya masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat dari India. Kemudian bangsa Arab datang ke Indonesia sambil melakukan perdagangan. Pengaruh agama Islam tampak nyata dalam perkembangan budaya di beberapa suku bangsa. Suku bangsa yang perkembangan budayanya dipengaruhi oleh agama Islam diantaranya adalah Suku Minangkabau, Aceh, Sunda, Banjar, Makassar, dan sebagainya. Agama Katolik yang dibawa oleh bangsa Portugis berkembang pesat pada suku bangsa Flores dan Timor. Agama Kristen memengaruhi kebudayaan di beberapa suku bangsa diantaranya adalah suku bangsa Ambon, Batak, Minahasa, dan sebagian suku bangsa lainya. Pada suku bangsa Jawa mempunyai keunikan tersendiri dengan berkembangnya semua agama dan kepercayaan pada masyarakatnya. Pada masyarakat Jawa terjadi perkembangan sinkretisme dari semua agama dan kepercayaan yang terwujud dalam budaya kejawen.



C. Bentuk - Bentuk Keberagaman di Indonesia 1. Keanekaragaman Suku dan Ras Bangsa di Indonesia Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa.



Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan. Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan suku bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat. Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini. a. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain. b. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan lain-lain. c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian. d. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari Saudati. e. Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan menurut garis ayah) dan matrilineal(sistem keturunan menurut garis ibu). f. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar. Masyarakat Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa. Di Indonesia terdapat kurang lebih 300 suku bangsa. Setiap suku bangsa hidup dalam kelompok masyarakat yang mempunyai kebudayaan berbeda-beda satu sama lain. Jumlah suku bangsa di Indonesia ratusan jumlahnya. Berikut ini contoh persebaran suku bangsa di Indonesia. 1. Nanggroe Aceh Darussalam : suku Aceh, suku Alas, suku Gayo, suku Kluet, suku Simelu, suku Singkil, suku Tamiang, suku Ulu .



2. Sumatera Utara : suku Karo, suku Nias, suku Simalungun, suku Mandailing, suku Dairi, suku Toba, suku Melayu, suku PakPak, suku maya-maya 3. Sumatera Barat : suku Minangkabau, suku Mentawai, suku Melayu, suku guci, suku jambak 4. Riau : Melayu, Siak, Rokan, Kampar, Kuantum Akit, Talang Manuk, Bonai, Sakai, Anak Dalam, Hutan, Laut . 5. Kepulauan Riau : Melayu, laut 6. Bangka Belitung : Melayu 7. Jambi : Batin, Kerinci, Penghulu, Pewdah, Melayu, Kubu, Bajau . 8. Sumatera Selatan : Palembang, Melayu, Ogan, Pasemah, Komering, Ranau Kisam, Kubu, Rawas, Rejang, Lematang, Koto, Agam 9. Bengkulu : Melayu, Rejang, Lebong, Enggano, Sekah, Serawai, Pekal, Kaur, Lembak 10. Lampung : Lampung, Melayu, Semendo, Pasemah, Rawas, Pubian, Sungkai, Sepucih 11. DKI Jakarta : Betawi 12. Banten : Jawa, Sunda, Badui 13. Jawa Barat : Sunda, 14. Jawa Tengah : Jawa, Karimun, Samin, Kangean 15. D.I.Yogyakarta : Jawa 16. Jawa Timur : Jawa, Madura, Tengger, Asing 17. Bali : Bali, Jawa, Madura 18. NTB : Bali, Sasak, Bima, Sumbawa, Mbojo, Dompu, Tarlawi, Lombok 19. NTT : Alor, Solor, Rote, Sawu, Sumba, Flores, Belu, Bima 20. Kalimantan Barat : Melayu, Dayak (Iban Embaluh, Punan, Kayan, Kantuk, Embaloh, Bugan,Bukat), Manyuke 21. Kalimantan Tengah : Melayu, Dayak (Medang, Basap, Tunjung, Bahau, Kenyah, Penihing, Benuaq), Banjar, Kutai, Ngaju, Lawangan, Maayan, Murut, Kapuas 22. Kalimantan Timur : Melayu, Dayak(Bukupai, Lawangan, Dusun, Ngaju, Maayan) 23. Kalimantan Selatan : Melayu, Banjar, Dayak, Aba 24. Sulawesi Selatan : Bugis, Makasar, Toraja, Mandar 25. Sulawesi Tenggara : Muna, Buton,Totaja, Tolaki, Kabaena, Moronehe, Kulisusu, Wolio 26. SulawesiTengah : Kaili, Tomini, Toli-Toli,Buol, Kulawi, Balantak, Banggai,Lore 27. Sulawesi Utara : Bolaang-Mongondow, Minahasa, Sangir, Talaud, Siau, Bantik 28. Gorontalo : Gorontalo 29. Maluku : Ambon, Kei, Tanimbar, Seram, Saparua, Aru, Kisar 30. Maluku Utara : Ternate, Morotai, Sula, taliabu, Bacan, Galela 31. Papua Barat : Waigeo, Misool, Salawati, Bintuni, Bacanca 32. Papua Tengah : Yapen, Biak, Mamika, Numfoor 33. Papua Timur : Sentani, Asmat, Dani, Senggi



2. Keberagaman Agama



A. Agama Islam Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad saw. sehingga untuk mengerti / memahami Islam haruslah bersandar kepada informasi dari Allah (Al Quran) dan Nabi Muhammad saw (Hadits). Dan orang yang mau masuk keagama Islam cukup dengan mengucapkan kalimat SYAHADAT. Orang yang ada didalamnya dibagi menjadi 2 yaitu; penganut laki – laki disebut muslimin, sedangkan penganut perempuan disebut muslimah. B. Kristen Protestan Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama Kristen. Mazhab atau Denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalil nya. Kata protestan sendiri diaplikasikan kepada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gerejan katolik. Pada kenyataannya, gerakan Reformasi (Pembaruan) yang dilakukan Martin Luther bukanlah yang pertama kali terjadi di kalangan Gereja Katolik, sebab sebelumnya sudah ada gerakangerakan serupa seperti yang terjadi di Prancis yang dipimpin oleh peter waldo (dan kini para pengikutnya tergabung dalam Gereja Waldensis) pada pertengahan abad ke-12, dan di Bohemia (kini termasuk Ceko) di bawah pimpinan Yohanes Hus (1369-1415). Gereja Waldensis banyak terdapat di Italia dan negara-negara yang mempunyai banyak imigran dari Italia, seperti Uruguay. Sementara para pengikut Yohanes Hus di Bohemia kemudian bergabung dengan Gereja Calvinis. C. Kristen katolik Kata Katolik memiliki sejarah yang kaya sekaligus beberapa makna. Bagi sebagian pihak, istilah “Gereja katolik” bermakna Gereja yang berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup roma, terdiri atas Ritus latin dan 22 Gereja KAtolik Timur; makna inilah yang umum dipahami di banyak negara. Bagi Umat Protestan, “Gereja katolik” atau yang sering diterjemahkan menjadi “Gereja Am” bermakna segenap orang yang percaya kepada Yesus



Kristus di seluruh dunia dan sepanjang masa.Dalam “Kekristenan Katolik” (Termasuk Komuni Anglikan), para uskup dipandang sebagai pejabat tertinggi dalam agama Kristen, sebagai gembala-gembala keesaan dalam persekutuan dengan segenap Gereja dan dalam persekutuan satu sama lain. D. Agama Hindu Agama Hindu dapat diartikan Kebenaran Abadi, dan Vaidika Dharma (“Pengetahuan Kebenaran”) adalah sebuah Agama yang berasal dari Anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Veda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 milyar jiwa. Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anak benua India. Di sini terdapat sekitar 90% penganut agama ini. Agama ini pernah tersebar di Asia Tenggara sampai kira-kira abad ke-15, lebih tepatnya pada masa keruntuhan Majapahit. Mulai saat itu agama ini digantikan oleh agama Islam dan juga Kristen. Pada masa sekarang, mayoritas pemeluk agama Hindu di Indonesia adalah masyarakat Bali, selain itu juga yang tersebar di pulau Jawa,Lombok Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan), Sulawesi (Toraja dan Bugis – Sidrap). E. Agama Budha Buddha yaitu berarti Mereka yang sadar, Yang mencapai pencerahan sejati. dari perkataan Sansekerta: “Budh”, untuk mengetahui) merupakan gelar kepada individu yang menyadari potensi penuh mereka untuk memajukan diri dan yang berkembang kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, ia sering digunakan untuk merujuk Siddharta dautama, guru agama dan pendiri Agama Budha (dianggap “Buddha bagi waktu ini”). Dalam penggunaan lain, ia merupakan tarikan dan contoh bagi manusia . Penganut Buddha tidak menganggap Siddharta Gautama sebagai sang hyang Buddha pertama atau terakhir. Secara teknis, Buddha, seseorang yang menemukan Dharma atau Dharmma (yang bermaksud: Kebenaran; perkara yang sebenarnya, akal budi, kesulitan keadaan manusia, dan jalan benar kepada kebebasan melalui Kesadaran, datang selepas Karma yang bagus (tujuan) dikekalkan seimbang dan semua tindakan buruk tidak mahir ditinggalkan. Pencapaian nirwana (nibbana) di antara ketiga jenis Buddha adalah serupa, tetapi SammaSambuddha menekankan lebih kepada kualitas dan usaha dibandingkan dengan dua lainnya. F. khonghucu Agama Konghucu adalah istilah yang muncul sebagai akibat dari keadaan politik di Indonesia. Agama Khonghucu lazim dikaburkan makna dan hakikatnya dengan Konfusianisme sebagai filsafat. Konfusianisme muncul dalam bentuk agama di beberapa negara seperti Korea, Jepang, Taiwan, Hona kong dan RRC. Dalam bahasa Tionghoa, agama Khonghucu seringkali disebut sebagai Kongjiao atau Rujiao



3. Keberagaman Budaya/ Tradisi Tradisi Adu Betis – Sulawesi Selatan



Di Indonesia yang sebagian besar masyrakatnya adalah petani mempunyai banyak tradisi untuk mensyukuri musim panen. Salah satunya di Dusun Paroto, Desa Sanaeko, Barebbo, Bone, Sulawesi Selatan yang melakukan tradisi adu betis. Unik bukan? Tradisi ini dilakukan lewat permainan Malanca. Intinya para pemuda harus mengeluarkan kekuatannya agar bisa mengikuti tradisi adu betis ini.



Tradisi Pemakaman Suku Minahasa – Sulawesi Utara



Suku Minahasa memiliki ritual pemakaman yang unik dan beda dari tradisi lainnya. Suku Minahasa memosisikan jenazah duduk sambil memeluk kakinya bukan dalam posisi tidur. Tradisi pemakaman seperti ini menurut kepercayaan melambangkan keadaan suci dan membawa kebaikan. Selain harus dalam posisi duduk, arah posisi mayat harus menghadap ke arah utara. Hal ini disebabkan karena cerita turun temurun dari nenek moyang orang Minahasa.



Tabuik – Sumatera Barat



Tabuik adalah bahasa Arab yang memiliki arti kata tabut atau mengarak. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat di Pantai Barat, Sumatera Barat yang diselenggarakan secara turun menurun. Upacara tabuik ini digelar setiap hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram. Upacara tradisi ini menjadi simbol dan bentuk ekspresi rasa duka yang mendalam dan rasa hormat umat Islam di Pariaman terhdapat cucu Nabi Muhammad SAW.



Dugderan – Semarang



Menjelang bulan puasa kota Semarang akan ramai dengan acara dugderan. Tradisi yang sudah ada sejak dahulu ini adalah penanda bahwa bulan puasa telah datang. Salah satu ciri khas dari acara ini adalah arak – arak warak ngendok. Warak ngendok ini adalah bintang rekaan yang bertubuh kambing, berkepala naga serta memiliki kulit sisik emas. Pilih penginapan yang lokasinya dekat dengan tempat diadakannya dugderaan. Yuk pilih penginapan yang sesuai dengan budget di Ezytravel. Booking Ezytravel melalui ShopBack dapatkan cashback 8%.



Bakar Tongkang – Riau



Etnis Tionghoa yang menetap di Bagansiapiapi, Riau selalu mengadakan ritual bakar tongkak yang dilaksanakan setiap bulan Juli. Menurut kepercayaan ritual ini sudah dilakukan oleh leluhur mereka dengan tujuan bertekad untuk tidak kembali ke tempat asal. Makna lainnya adalah upacara peringatan dewa laut Ki Ong Ya dan Tai Su Ong yang digambarkan sebagai dewa dua sisi.



4. Keberagaman Seni Daerah



1. Seni Tari 



Tari Tradisional Serimpi



Tari serimpi merupakan tari tradisional yang menjadi identitas bagi daerah Yogyakarta dalam bidang seni gerak. Pada zaman dahulu tarian ini selalu dipertunjukan untuk menyambut setiap adanya acara pergantian Raja di daerah Jawa Tengah. Cirikhas dari tarian serimpi ini adalah setiap penari wanitanya memakai pakaian pengantin seperti pengantin putri keraton. Tarian ini akan menggambarkan seorang wanita yang memiliki kepribadian yang santun dan beretika serta menjunjung tinggi harkat dan martabat. Hal ini akan digambarkan dari jenis geraknya yang sangat lemah gemulai dan diiringi oleh musik gamelan. 



Tari tradisional ronggeng bugis



Tari tradisional ini berasal dari daerah Cirebon dimana tarian ini bersifat komedi dan bertujuan untuk menghibur para penikmat seni. Tarian ini ditarikan oleh 10-20 orang laki-laki namun memakai aksesoris, kostum dan dandanan layaknya wanita. Para penari ini juga akan menari dan menunjukkan gaya bahasa tubuh seperti perangai seorang wanita. Tari tradisional Bugis ini memiliki sejarah yang berkaitan dengan Sunan Gunung Jati yang berkedudukan sebagai Raja Cirebon. Saat itu, terjadi ketegangan antara Kerajaan Cirebon dengan Kerajaan Padjajaran yang merupakan Kerajaan Islam. Raja Sunan Gunung Jati akhirnya menyuruh kerabat kerajaan dari suku Bugis untuk menyamar sebagai seorang penari untuk mengawasi Kerajaan Padjajaran. Cara penyamaran ini di gambarkan dan dilestarikan melalui tari tradisional ronggeng Bugis yang diiringi oleh gendang, kelenang , krecek dan gong kecil.







Tari tradisional Pendet



Tari Pendet merupakan tarian yang tidak asing lagi bagi setiap turis baik dari lokal maupun dari manca negara. Kesenian daerah Bali ini ditarikan oleh beberapa remaja putri yang akan membawa mangkok perak berisi bunga-bunga. Pada akhir acara, bunga-bunga ini akan ditaburkan ke arah penonton sebagai ucapan selamat datang. Tari pendet ini dahulu dilakukan sebagai tarian tradisional saat upacara piodalan yang sakral di pura. Mereka menari sebagai ucapan syukur terhadap Dewata yang turun dari kahyangan. Tarian ini sudah menjadi hal yang erat dengan kehidupan masyarakat Bali. Namun seiring perkembangan zaman, tarian ini dijadikan sebagai hiburan yang lengkap dengan gerakan yang dinamis dan ritme ala Bali. Alunan gangsa, kenyur, tungguh, gendang dan alat musik lain yang mengiringi juga ikut memeriahkan tarian ini. Dalam menyambut para penonton, mereka akan memakai kostum berupa kemben , sabuk dan ada selendang yang akan diliit di badan dan di taruh di pundak. Ikatan rambut kepala akan dihiasi bunga kamboja, mawar dan jempaka lengkap dengan lirik-lirikan mata yang tajam saat menari juga merupakan ciri khas tarian asal pulau Dewata ini. 



Tari Tradisional Andun



Tari Andun ini merupakan salah satu dari macam-macam kesenian daerah yang berasal dari Bengkulu. Tarian ini biasanya dipertunjukkan ketika diadakan pesta pernikahan yang akan diiringi oleh musik kolintang. Tarian ini ditarikan saat malam hari dan dilakukan secara berpasang-pasangan antara para bujang dan para gadis. Asal usul tarian ini sebenarnya adalah tarian untuk mencari jodoh setelah mereka panen padi. Namun dengan seiring perkembangan zaman, tarian ini lebih digunakan sebagai hiburan dan biasanya ditarikan oleh para gadisgadis dengan sarung yang cantik dan membawa seperti bakul sebagai properti dalam pertunjukan mereka.



2. Seni Rupa 



Batik



Batik merupakan kain yang dihias menggunakan canting atau printing. Teknik membatik menjadi cirikhas dari salah satu dari macam-macam kesenian daerah di Indonesia. Batik yang paling terkenal saat ini adalah batik Solo dan batik Pekalongan. Cirikhas batik ini adalah adanya motif atau ukiran-ukiran yang khas pada sebuah kain. 



Tenun



Tenun juga merupakan salah satu kesenian Indonesia yang terkenal. Hanya saja menenun memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi. Sehingga biasanya hanya orang-orang yang terlatih yang dapat menenun. Ciri khas dari tenun adalah adanya sebuah alat yang dipakai dan terlihat seperti memilin-milin benang dan akhirnya akan menciptakan suatu motif. Hasil tenun ini tergolong memiliki nilai yang cukup tinggi karena kerumitan dalam membuatnya.







Lukisan Badai Pasti Berlalu



Lukisan ini merupakan karya dari Affandi yang bermakna seseorang yang ingin mengarungi kehidupan. Makna tersebut juga tergambar dalam lukisannya yang terdapat perahu dan matahari. Lukisan dari affandi ini memang memiliki cirikhas yang abstrak namun memiliki makna dalam yang ada di setiap lukisannya. 



Lukisan Penari dari Bali



Rustamadji adalah salah satu tokoh terkenal di bidang macam-macam kesenian di Indonesia khususnya seni rupa. Rustamadji adalah maestro asal Jawa Tengah yang sudah banyak sekali menghasilkan lukisan, salah satunya adalah lukisan Penarii di Bali yang menggambarkan keindahan seorang penari Bali yang dimiliki oleh Indonesia.



3. Seni Musik 



Musik Sasando Gong



Musik tradisional ini berasal dari Nusa Tenggara Timur yang berada di Pulau Rote . Musik ini dihasilkan dari permainan alat musik yang bernama Sasando. Musik ini dimainkan saat upacara penyambutan tamu dan sebagai hiburan saat ada acara-acara yang dibuat oleh masyarakat setempat. Sasando ini mirip seperti kecapi yang dimainkan dengan cara dipetik dengan suara yang sangat khas. 



Musik Tabuh Salimpat



Lampung merupakan pemilik dari musik Tabuh Salimpat ini. Musik ini memiliki ciri khas dengan musiknya yang penuh tabuhan dan petikan. Dalam permainan musik ini, alat musik yang menonjol adalah kerenceng dan gambus lunik. Musik ini dahulu dimainkan saat upacara adat, pengiring tari dan digunakan sebagai bentuk komunikasi yang dikemas dalam bentuk lagu yang bersahut-sahutan. 



Musik Senandung Jolo



Senandung Jolo merupakan salah satu dari macam-macam kesenian daerah yang berada di daerah Jambi yang terletak di Muara Sabak. Musik ini dimainkan saat acara manunggal padi, yang merupakan acara turun sawah untuk menanam padi di sawah. Alat musik kulintang kayu, biola, gendang dan gong lah yang bereperan sebagai pengiringnya. Manunggal padi ini menggambarkan isi hati anak muda-mudi melalui pantun yang disampaikan secara bergantian diiringi oleh musik senandung jolo ini. 



Musik tradisional Laras Madya dan Santi Swara



Di daerah pinggiran Jawa Tengah, musik laras madya dan santi swara terkenal dengan kemiripan musiknya yang jika dipadu padankan membuat musik ini menjadi sangat harmonis. Padu padan dari rebana, gendang, kemanak dan bogem ini menghasilkan musik yang berciri khas seperti koor tembangan. Musik ini dipakai sebagai musik khusus untuk mengiringi sholawatan.



4. Seni Teater 



Sanghyang



Sanghyang merupakan salah satu macam kesenian daerah dalam bidang teater dan dipadu padankan dengan tarian. Kesenian teater ini berasal dari daerah pulau Bali. Sanghyang tidak hanya menjadi sebuah seni teater tetapi juga menjadi tradisi yang memiliki makna khusus. Sanghyang ini ditarikan secara religius dalam acara yang khusus untuk menolak bahaya, bencana dan penyakit. Ciri khas dari seni teater ini adalah memasukan unsur magis di dalamnya. Saat acara ini berlangsung biasanya akan banyak yang mengalami kesurupan karena dimasuki oleh roh-roh seperti bidadari kahyangan sampai binatang yang bisa merusak seperti monyet, babi hutan dan lain sebagainya. 



Lenong



Kesenian lenong ini sudah sangat dikenal sebagai kesenian yang lahir dari daerah asal Betawi. Lenong memiliki cirikhas berupa penggunaan bahasa yang kental dengan logat Betawi serta diisi dengan banyolan dan cerita komedi yang akan menghibur para penonton. 



Reog



Reog merupakan kesenian daerah yang berasal dari Ponorogo. Dalam pertunjukan reog, tidak terdapat dialog yang dilafalkan oleh para pemainnya. Namun reog tetap dapat dikategorikan sebagai seni teater yang ada di Indonesia. Reog memiliki cirikhas yang sangat mudah untuk dikenali. Saat pertunjukan reog, para pemainnya akan menggunakan topeng yang besar dan tinggi menyerupai wajah singa. Ketika pertunjukan telah mencapai puncak, unsur magis pun tidak dapat terelakan dan dapat membuat pemainnya mengalami kesurupan.