Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HALAMAN JUDUL



TUGAS KELOMPOK 4



MAKALAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKHLAK Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf Dosen



: Hendra Fitra Candra, M.Pd.I



Disusun oleh:



Vira Andini



NIM: 1701140497



Mahliana



NIM: 1701140494



PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA 2018 M / 1440 H



KATA PENGANTAR



﷽ Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah ‫س ْب َحانَهُ َوت َ َعالَى‬ ُ yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah yang dikerjakan ini berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akhlak” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Akhlak Tasawuf. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian dan penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena masih banyaknya kekurangan yang ada pada diri penyusun. Untuk itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca, sehingga pada penyusunan makalah selanjutnya bisa lebih baik. Akhir kata penyusun berharap makalah Akhlak Tasawuf



ini dapat



bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Semoga Allah ‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى‬ ُ selalu atau senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya bagi kita semua.



Palangkaraya, 6 Oktober 2018



Penulis



i



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL................................................................................................ i KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I



PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2 C. Tujuan .............................................................................................. 2



BAB II



PEMBAHASAN ..................................................................................... 3 A. Pembentukan Akhlak....................................................................... 3 B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akhlak .................................... 5 C. Tujuan Pembentukan Akhlak ........................................................ 11



BAB III PENUTUP ............................................................................................ 14 A. Kesimpulan .................................................................................... 14 B. Saran .............................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15



ii



BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Islam adalah agama yang sangat mementingkan Akhlak dari pada masalah-masalah lain. Karena misi Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬diutus untuk menyempurnakan Akhlak, prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada iman yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tata karsa, dan tata karya yang kongkret. Berbicara masalah pembentukan akhlak sama berbicara masalah tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah tujuan akhlak. Pendidikan islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap muslim, yaitu menjadi hamba Allah, yaitu hamba yang percaya dan menyerahkan diri kepadanya dengan memeluk agama Islam. Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri manusia dan bisa bernilai baik atau bernilai buruk. Akhlak tidak selalu identik dengan dengan pengetahuan, ucapan ataupun perbuatan orang yang bisa mengetahui banyak tentang baik buruknya akhlak, tapi belum tentu ini didukung oleh keluhuran akhlak, orang bisa bertutur kata yang lembut dan manis, tetapi kata-kata bisa meluncur dari hati munafik. Dengan kata lain akhlak merupakan sifat-sifat bawaan manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya Al-Qur’an selalu menandaskan, bahwa akhlak itu baik atau buruknya akan memantul pada diri sendiri sesuai dengan pembentukan dan pembinaannya. Perilaku tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai ajaran yang dianut oleh seseorang. Dengan kata lain, perilaku atau akhlak sesungguhnya merupakan aktualisasi dari prinsip nilai atau keyakinan dari seseorang. Terbentuknya akhlak



tidak



terjadi



begitu



saja,



mempengaruhinya.



1



namun



banyak



faktor



yang



2



B.



C.



Rumusan Masalah 1.



Apa yang dimaksud dengan pembentukan akhlak?



2.



Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak?



3.



Apa tujuan dari pembentukan akhlak?



Tujuan 1.



Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembentukan akhlak.



2.



Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak.



3.



Untuk mengetahui apa tujuan dari pembentukan akhlak.



BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN



A.



Pembentukan Akhlak Akhlak yang melekat pada diri manusia apakah terbentuk dengan sendirimya atau melalui proses pembentukan. Ulama berbeda pendapat tentang apakah akhlak yang lahir dari manusia merupakan hasil pendidikan dan latihan ataukah bawaan sejak lahir. Terdapat dua aliran tentang akhlak manusia. Pendapat pertama menyatakan bahwa akhlak adalah insting yang dibawa manusia sejak lahir. Jadi akhlak adalah pembawaan manusia, yaitu kecenderungan kepada fitrah yang ada pada dirinya. Akhlak tumbuh dengan sendirinya tanpa dibentuk atau diusahakan. Menurut mereka bahwa akhlak merupakan pembawaan sejak lahir. Karenanya, akhlak tidak bisa diubah melalui pendidikan atau latihan. Pendapat kedua menyatakan bahwa akhlak adalah hasil pendidikan, latihan atau pembinaan yang sungguh-sungguh. Akhlak adalah hasil usaha melalui pendidikan dan latihan. Oleh karena itu, menurut kelompok ini akhlak bisa diubah melalui pendidikan, dan itulah sebabnya mengapa Rasulullah ‫ ﷺ‬diutus untuk menyempurnakan akhlak.1 Menurut Quraish Shihab, meskipun kedua potensi ini terdapat dalam diri manusia, ada isyarat dalam Al-Quran bahwa manusia pada dasarnya cenderung pada kebajikan. Di dalam Al-Quran diuraikan bahwa iblis menggoda Adam, lalu Adam durhaka kepada Allah ‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى‬ ُ . Sebelum digoda iblis, Adam tidak durhaka artinya ia tidak melakukan sesuatu yang buruk. Akibat godaan itu, Adam menjadi sesat, tetapi kemudian bertobat kepada Allah ‫س ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى‬ ُ sehingga kembali kepada kesuciannya.



1



Muhammad Husni, Studi Pengantar Pendidikan Agama Islam. (Padang : Isi PadangPanjang Press, 2016), hlm 79.



3



4



Untuk menjawab persoalan diatas maka perlu dilihat faktor apa saja yang mempengaruhi akhlak manusia. Dalam hal ini terdapat beberapa pendapat antara lain :2 1.



Al-warasah (bawaan) yaitu potensi batin sangat dominan dalam pembinaan akhlak. Potensi tersebut adalah pembawaan yang berupa kecenderungan, bakat, minat, akal dan lain-lain.



2.



Al-bi'ah (lingkungan) yaitu pengaruh lingkungan mulai dari lingkungan sosial terkecil dari keluarga hingga yang besar lingkungan masyarakat dan termasuk lingkungan pendidikan, merupakan faktor penting dalam pembinaan akhlak.



3.



Pembinaan dan pembentukan akhlak dipengaruhi oleh gabungan faktor internal (pembawaan) dan faktor eksternal (lingkungan) diatas. Pembentukan akhlak adalah usaha sungguh-sungguh dalam rangka



membentuk manusia dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik secara konsisten. Dalam Islam pembentukan akhlak dilakukan secara integrasi, melalui rukun iman dan rukun islam. Ibadah dalam Islam juga merupakan sarana dalam pembentukan akhlak. Dalam islam banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki akhlak manusia antara lain melalui keteladanan, nasehat dan bergaul dengan orang-orang baik karena teman memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan akhlak manusia. Hal ini dinyatakan dalam sabda Rasulullah ‫ ﷺ‬:



Artinya : Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam silsilah Ash-Shahihah, no. 927) (HR. Ahmad, Abu Daud).



2



Ibid, hlm 80.



5



Rasulullah ‫ ﷺ‬juga bersabda sebagai berikut:



Artinya: Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap. (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)(HR. al-Bukhari). B.



Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akhlak 1.



Secara Umum Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak secara umum ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor intern dan faktor ekstern3 a.



Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang datang dari diri sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan bakat bawaan sejak manusia lahir dan mengandung pengertian tentang kesucian anak yang lahir dari pengaruh-pengaruh luarnya. Setiap anak yang lahir ke dunia ini telah memiliki naluri keagamaan yang nantinya akan mempengaruhi dirinya seperti unsur-unsur yang ada dalam dirinya yang turut membentuk akhlak atau moral, diantaranya4 1)



Insting (naluri) Insting adalah kesanggupan melakukan hal-hal yang kompleks tanpa latihan sebelumnya, terarah pada tujuan



3



Ahmad Izzan & Saehudin, Tafsir Pendidikan Konsep Pendidikan Berbasis Alquran, (Bandung: Humaniora), hlm 92-93. 4 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), hlm 82-86.



6



yang berarti bagi si subyek, tidak disadari dan berlangsung secara mekanis. Ahli-ahli psikologi menerangkan barbagai naluri yang ada pada manusia yang menjadi pendorong tingkah lakunya, diantaranya naluri makan, naluri berjodoh, naluri keibu-bapakan, naluri berjuang, naluri bertuhan dan sebagainya. 2)



Kebiasaan Salah satu faktor penting dalam pembentukan akhlak adalah kebiasaan atau adat-istiadat. Yang dimaksud kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan. Kebiasaan dipandang sebagai fitrah yang kedua setelah nurani. Karena 99% perbuatan manusia terjadi karena kebiasaan. Misalnya makan, minum, mandi, cara berpakaian itu merupakan kebiasaan yang sering diulangulang.



3)



Keturunan Ahmad Amin mengatakan bahwa perpindahan sifatsifat tertentu dari orang tua kepada keturunannya, maka disebut al-Waratsah atau warisan sifat-sifat.5 Warisan sifat orang tua terhadap keturunannya, ada yang sifatnya langsung dan tidak langsung. Artinya, langsung terhadap anaknya dan tidak langsung terhadap anaknya, misalnya terhadap cucunya, sebagai contoh, ayahnya adalah seorang pahlawan, belum tentu anaknya seorang pemberani bagaikan pahlawan, bisa saja sifat itu itu turun kepada cucunya.



4)



Keinginan atau kemauan keras Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku manusia adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat



5



Ibid, hlm 88.



7



mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam. Itulah yang menggerakkan manusia berbuat dengan sungguh-sungguh. Seseorang dapat bekerja sampai larut malam dan pergi menuntut ilmu di negeri yang jauh berkat kekuatan ‘azam (kemauan keras). Demikianlah seseorang dapat mengerjakan sesuatu yang berat dan hebat memuat pandangan orang lain karena digerakkan oleh kehendak. Dari kehendak itulah menjelma niat yang baik dan yang buruk, sehingga perbuatan atau tingkah laku menjadi baik dan buruk karenanya. 5)



Hati nurani Pada diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu memberikan peringatan (isyarat) apabila tingkah laku manusia berada di ambang bahaya dan keburukan. Kekuatan tersebut adalah “suara hati” yang dalam bahasa arab disebut dengan “dhamir”. Dalam bahasa



Inggris



disebut



“conscience”,



sedangkan



“conscience” adalah sistem nilai moral seseorang. Kesadaran akan benar dan salah dalam tingkah laku. Fungsi hati nurani adalah memperingati bahayanya perbuatan buruk dan



berusaha mencegahnya. Jika



seseorang terjerumus melakukan keburukan, maka batin merasa tidak senang (menyesal), dan selain memberikan syarat untuk mencegah dari keburukan, juga memberikan kekuatan yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan yang baik. Oleh karena itu, hati nurani termasuk salah satu faktor yang ikut membentuk akhlak manusia. b.



Faktor ekstern Adapun faktor ekstern adalah faktor yang diambil dari luar yang mempengaruhi kelakuan atau perbuatan manusia, yaitu meliputi:



8



1)



Lingkungan Salah satu faktor yang turut menetukan kelakuan seseorang atau suatu masyarakat adalah lingkungan (milleu). Milleu adalah suatu yang melingkupi suatu tubuh yang



hidup.



Misalnya



lingkungan



alam



mampu



mematahkan atau mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa oleh seseorang; lingkungan pergaulan mampu mempengaruhi pikiran, sifat, dan tingkah laku. 2)



Pengaruh keluarga Setelah manusia lahir maka akan terlihat dengan jelas fungsi keluarga dalam pendidikan yaitu memberikan pengalaman kepada anak baik melalui penglihatan atau pembinaan menuju terbentuknya tingkah laku yang diinginkan oleh orang tua. Demikian orang tua (keluarga) merupakan pusat kehidupan rohani sebagai penyebab perkenalan dengan alam luar tentang sikap, cara berbuat, serta pemikirannya di



hari



kemudian.



Kata



lainnya,



keluarga



yang



melaksanakan pendidikan akan memberikan pengaruh yang besar dalam pembentukan akhlak. 3)



Pengaruh sekolah Sekolah adalah lingkungan pendidikan kedua setelah pendidikan keluarga dimana dapat mempengaruhi akhlak anak. Sebagaimana dikatakan oleh Mahmud Yunus sebagai berikut: “ kewajiban sekolah adalah melaksanakan pendidikan yang tidak dapat dilaksanakan di rumah pelajaran sekolah, kelakuan anak-anak yang kurang baik diperbaiki, tabiat-tabiatnya yang salah dibetulkan, perangai yang kasar diperhalus, tingkah laku yang tidak senonoh diperbaiki dan begitulah seterusnya”.



9



Ruang lingkup sekolah berlangsung beberapa bentuk dasar dari kelangsungan pendidikan. Pada umumnya yaitu pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan, dari kecakapankecakapan pada umumnya, belajar bekerja sama dengan kawan sekelompok melaksanakan tuntunan-tuntunan dan contoh yang baik, dan belajar menahan diri kepentingan orang lain. 4)



Pendidikan masyarakat Masyarakat dalam pengertian sederhana adalah kumpulan individu dalam kelompok yang diikat oleh ketentuan negara, kebudayaan, dan agama. Ahmad D. Marimba mengatakan: “corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorangdalam masyarakat banyak sekali. Hal ini meliputi segala bidang baik pembentukan kebiasaan. Kebiasaan pengertian (pengetahuan), sikap dan minat maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan”.



2.



Secara Khusus Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang sudah amat populer yaitu:6 a.



Aliran Nativisme Menurut aliran nativisme bahwa faktor yang yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan



dari



dalam



yang



bentuknya



dapat



berupa



kecenderungan, bakat, akal, dan lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik, maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik. Aliran ini tampaknya begitu yakin terhadap potensi batin yang ada dalam diri manusia, dan hal ini kelihatannya erat 6



170.



Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011). Cet. 10, hlm 166-



10



kaitannya dengan pendapat aliran intuisisme dalam hal penetuan baik dan buruk sebagaimana. Aliran ini tampak kurang menghargai atau kurang memeperhitungkan peranan pembinaan dan pendidikan. b.



Aliran Empirisme Menurut aliran empirisme bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu. Demikian jika sebaliknya. Aliran ini tampak lebih begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran. Firman Allah ‫س ْب َحانَهُ َوتَعَا َلى‬ ُ dalam Surah Al-Alaq ayat 3-4 yaitu :



Artinya: Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia tanpa melalui belajar niscaya tidak akan mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses belajar mengajar. c.



Aliran Konvergensi Aliran konvergensi berpendapat pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Fitrah dan kecenderungan ke arah yang baik yang ada di dalam diri manusia dibina secara intensif melalui berbagai metode.



11



Aliran konvergensi ini tampak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dapat dipahami dari ayat dan hadis di bawah ini:



Artinya: dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memeberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. Al-Nahl, 16:78) Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa manusia memiliki potensi untuk dididik, yaitu penglihatan, pendengaran dan hati sanubari.



Potensi



tersebut



harus



disyukuri



dengan



cara



mengisinya dengan ajaran dan pendidikan. C.



Tujuan Pembentukan Akhlak Pembentukan akhlak adalah sama dengan pendidikan akhlak, jadi tujuannya pun sama. Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah ‫س ْب َحانَهُ َوتَعَالَى‬ ُ . Inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kenahagiaan di dunia dan di akhirat. Proses pendidikan atau pembentukan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang berakhlak mulia. Akhlak yang mulia akan terwujud secara kukuh dalam diri seseorang apabila setiap empat unsur utama kebatinan diri yaitu daya akal, daya marah, daya syahwat dan daya keadilan. Berjaya dibawa ke tahap yang seimbang dan adil sehingga tiap satunya boleh dengan mudah mentaati kehendak syarak dan akal. Akhlak mulia merupakan tujuan pokok pembentukan akhlak Islam. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an. Secara umum Ali Abdul Halim Mahmud menjabarkan hal-hal yang termasuk akhlak terpuji yaitu:



12



1.



Mencintai semua orang, ini tercermin dalam perkataan dan perbuatan.



2.



Toleran dan memberi kemudahan kepada sesama dalam semua urusan dan transaksi. Seperti jual beli dan sebagainya.



3.



Menunaikan hak-hak keluarga, kerabat, dan tetangga tanpa harus diminta terlebih dahulu.



4.



Menghindarkan diri dari sifat tamak, pelit, pemurah dan semua sifat tercela.



5.



Tidak memutuskan hubungan silaturahmi dengan sesama.



6.



Tidak kaku dan bersikap keras dalam berinteraksi dengan orang lain.



7.



Berusaha menghias diri dengan sifat-sifat terpuji. Menurut Ali Abdul Halim Mahmud tujuan pembentukan akhlak



setidaknya memiliki tujuan yaitu: 1.



Mempersiapkan manusia-manusia yang beriman yang selalu beramal sholeh. Tidak ada sesuatu pun yang menyamakan amal saleh dalam mencerminkan akhlak mulia ini. Tidak ada pula yang menyamai akhlak mulia dalam mencerminkan keimanan seseorang kepada Allah dan konsistensinya kepada manhaj Islam.



2.



Mempersiapkan



insan



beriman



dan



saleh



yang



menjalani



kehidupannya sesuai dengan ajaran Islam, melaksanakan apa yang diperintahkan agama dengan meninggalkan apa yang diharamkan, menikmati hal-hal yang baik dan dibolehkan serta menjauhi segala sesuatu yang dilarang, keji, hina, buruk, tercela, dan munkar. 3.



Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang bisa berinteraksi secara baik dengan sesamanya, baik dengan orang muslim maupun nonmuslim. Mampu bergaul denagn orang-orang yang ada di sekelilingnya dengan mencari ridha Allah, yaitu dengan mengikuti ajaran-ajarannya dan petunjuk-petinjuk Nabi-Nya, dengan semua ini dapat tercipta kestabilan masyarakat dan kesinambungan hidup umat manusia.



13



4.



Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang mampu dan mau mengajak orang lain ke jalan Allah, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan berjuang fii sabilillah demi tegaknya agama Islam.



5.



Mempersiapkan insan beriman dan saleh, yang mau merasa bangga dengan persaudaraannya sesama muslim dan selalu memberikan hakhak persaudaraan tersebut, mencintai dan membenci hanya karena Allah, dan sedikitpun tidak kecut oleh celaan orang hasad selama dia berada di jalan yang benar.



6.



Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang merasa bahwa dia adalah bagian dari seluruh umat Islam yang berasal dari daerah, suku, dan bahasa. Atau insan yang siap melaksanakan kewajiban yang harus dipenuhi demi seluruh umat Islam selama dia mampu.



7.



Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang merasa bangga dengan loyalitasnya kepada agama Islam dan berusaha sekuat tenaga demi tegaknya panji-panji Islam di muka bumi. Atau insan yang rela mengorbankan harta, kedudukan, waktu dan jiwanya demi tegaknya syari’at Islam.



BAB III PENUTUP PENUTUP



A.



Kesimpulan 1.



Pembentukan akhlak adalah usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk manusia dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik secara konsisten. Dalam Islam pembentukan akhlak dilakukan secara integrasi, melalui rukun iman dan rukun islam. Ibadah dalam Islam juga merupakan sarana dalam pembentukan akhlak.



2.



Secara umum, akhlak dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berupa insting, kebiasaan, keturunan, kemauan keras dan hati nurani. Sedangkan faktor ekstern berupa faktor lingkungan, keluarga, sekolah, dan masyarakat.



3.



Secara khusus, faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak dapat dilihat dari berbagai macam aliran yaitu aliran nativisme, empirisme dan konvergensi.



B.



Saran Pada penulisan makalah kali ini diharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan apabila ada kesalahan dalam penulisan diharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.



14



DAFTAR PUSTAKA A. Mustofa. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Pustaka Setia. 1997. Husni, Muhammad. Studi Pengantar Pendidikan Agama Islam. Padang : Isi PadangPanjang Press. 2016. Izzan, Ahmad & Saehudin. Tafsir Pendidikan Konsep Pendidikan Berbasis Alquran. Bandung: Humaniora. Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2011.



15