Fathul Qulub-Edisi 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SAMBUTAN KETUA MPK Alhamdulillah wasyukrulillah, segala puji dan rasa syukur kita panjatkan ke Hadirat Allah SWT. Berkat hidayah dan `inayah-Nya penyusunan Fathul Qulub: Panduan Tadarus edisi baru ini sudah bisa ditampilkan, meski untuk sementara bagi kalangan terbatas. Penyusunan Fathul Qulub ini—yang masih dalam proses penyempurnaan untuk diterbitkkan-- sengaja disiapkan untuk dijadikan panduan tadarus pada DAPINAS (Darul Arqam dan Pelatihan Instruktur Nasional) yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah pada 20-27 November 2011. Tidak menutup kemungkinan panduan tadarus ini, setelah disempurnakan, juga bisa digunakan dalam berbagai macam pelatihan dan pembekalan para kader dan muballigh maupun untuk keperluan sehari-hari warga Muhammadiyah. Fathul Qulub edisi ini lebih memfokuskan pada tema-tema khusus yang perlu menjadi bagian dari kompetensi kader Muhammadiyah, seperti: kesalehan pribadi; kesalehan sosial kemanusiaan; dan kompetensi berorganisasi. Dengan tekanan pada munasabatul ayat (korelasi makna dan alur tematik dari beberapa ayat/surat), diupayakan dapat menampilkan ayatayat yang se-tema dalam setiap pembahasan yang bermuara pada pembentukan kepribadian kader Persyarikatan, umat dan bangsa yang bisa diandalkan. Semoga panduan tadarus ini membawa manfaat dan menjadi berkah bagi kita semua dalam mengkaji, memahami dan mengamalkan pesan-pesanNya dalam Kitab suci Al-Qur’an. Kami merasa masih ada yang kurang atau belum pas dalam panduan tadarus ini, karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan. Akhirnya, kepada tim penyusun Fathul Qulub ini, yang dimotori Ust. Muh. Wiharto, dkk., kami ucapkan terima kasih atas kerja keras dan upayanya selama ini. Jazakallahu khairul jaza. Yogyakarta, 21 Dzulhijjah 1432 H 18 November 2011 M Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ketua, Ttd. H.Asep Purnama Bahtiar,S.Ag.,M.Si NBM: 635 741 1



DAFTAR ISI Sambutan Ketua MPK – 1 A. Lingkup Kesalehan Pribadi 1. TADARUS I Teguh Memegang Aqidah -- 3 2. TADARUS II Disiplin Beribadah -- 12 3. TADARUS III Penguatan Ruhiyah -- 14 B. Lingkup Kesalehan sosial / kemanusiaan 1. TADARUS IV Keteladanan -- 16 2. TADARUS V Gemar Beramal Saleh -- 18 3. TADARUS VI Memperbanyak Kawan -- 21 C. Lingkup kompetensi berorganisasi 1. TADARUS VII Tradisi Intelektual -- 23 2. TADARUS VIII Siap Berjihad -- 26 3. TADARUS IX Idealisme -- 29 4. TADARUS X Berprestasi -Penutup Acara I -- 33 Penutup Acara II -- 34 Penutup Acara III -- 35 Penutup Acara IV -- 36 Penutup Acara V -- 38 Penutup Acara VI -- 40



2



TADARUS I PENGUATAN RUHIYAH



‫نونَننف س‬ ‫ب‬ ‫ نوقننفد نخنناَ ن‬.َ‫ قنفد أنفنلننح نمفن نزوكاَنهننا‬.َ‫ فنأنفلننمنهاَ فجججونرنهاَ نوتَننفقنواَّنها‬.َ‫س نونماَ نسواَّنها‬ .َ‫نمفن ندوساَنها‬



QS. ASY SYAM 7-9 7. Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), 8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, 9. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” Penjelasan: Dalam berinteraksi dengan kedua potensi yang bertolak belakang tersebut manusia secara garis besarnya akan mengalami tiga keadaan berikut ini; P ertama,jika takwa lebih dominan daripada fujur kecenderungannya ialah dzikrullah1 dan inilah yang disebut Al-Nafs al-Muthma’innah2; K edua, apabila takwa seimbang dengan fujur berorientasi kepada sikap mengutamakan akal3. Inilah Al-Nafs al-Lawwâmah4; Ketiga, Al-Nafs al-



1



2



Surat Ali Imran : 191



‫اَّلوذذيِن يِفذجكرونن اَّللوه قذياَماَ وقجنعوداَّ وعنلىَ ججنوذبذم ويِنتَنننفوكرونن ذف خفلذق اَّلوسمواَّ ذ‬ ‫ت نواَّفلنفر ذ‬ َ‫ض نربَنونناَ نما‬ ‫ن‬ ‫نن‬ ‫ن ن ج ن ن م ن ج م ن ن ج ف نن ج‬ ‫خلنفقت هنذاَّ بَاَذطمل سبحاَنَن ذ‬ ‫ب اَّلوناَذر‬ ‫جف ن ن‬ ‫ك فنقنناَ نعنذاَّ ن‬ ‫ن ن ن ن‬



[Surat Al-Fajr : 27-30]



‫ اَّرذجذعيِ إذنل ربَب ذ‬.‫يِاَأنيِنوتَجنهاَ اَّلنونفس اَّلفمطفمئذنوجة‬ ‫ نواَّفدجخذليِ نجنوذت‬.ِ‫ نفاَفدجخذليِ ذف ذعنباَذدي‬.‫ك نراَّذضينةم نمفرذضيومة‬ ‫ن ن‬ ‫ج ج ن ف‬ ‫ن‬ ‫ذ‬ 3 ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫و‬ ‫و‬ ‫و‬ [Al-Baqarah : 9 ] ‫ن‬ ‫ياَدجعونن اَّللهن نواَّلذيِنن ءناَّنمنجواَّ نونماَ نيفندجعونن إل أننَفنجفنسجهفم نونماَ يِنفشعججرو ن‬ ‫جن‬ 4 ‫نونل أجقفذسجم ذبَاَلنونف ذ‬ [Al-Qiyamah :2] ‫س اَّللوواَّنمة‬ 3



Ammârah bi al-Sû5 yang merupakan potret dominannya Fujur daripada takwa dan berorientasi kepada syahwat, nafsu, hedonis 6 Tidak satupun diantara kita selamat dari fluktuasi tiga keadaan jiwa tersebut, kecuali dengan curahan rahmat Allah SWT. Bahkan Nabi Yusuf ‘alaihissalam dengan tulus mengakui betapa daya tarik nafsu/fujur itu sangat kuat. Hal ini dinyatakan oleh Allah SWT dalam ayat berikut ini : 7



‫نونماَ أجبَننبر ج ذ ذ و‬ ‫س نلنوماَنرة ذبَاَلسسوذء إذول نماَ نرذحنم نربب إذون نربب نغجفوةر نرذحيةم‬ ‫ئ نَننفسيِ إن اَّلنونف ن‬



Wujud rahmat Allah SWT kepada kita adalah diturunkannya syari’at yang menata hubungan kita denganNya, interaksi sesama dan juga hubungan kita dengan alam semesta ini. Dalam konteks ini, sistem syariat yang dijadikan sebagai titik tolak/ munthalaq dalam merumuskan metode dan jalan pensucian diri/jiwa, tazkyatun nufus oleh Allahu yarhamhu KH Ahmad Dahlan. Allah SWT berfirman :



‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫خي نةر‬ ‫ نواَّفلخ ننرةج ن ف‬.َ‫ بَننفل تَج نفؤثجرونن اَّفلنيننناَنة اَّل نسدنَفننيا‬.َ‫ص نولى‬ ‫ نوذننك ننر اَّفس ننم نربَبنه فن ن‬.َ‫قننفد أنفنلنننح نم نفن تَنننزوكننى‬ 8 َ‫نوأنبَفننقى‬



Berdasarkan ayat ini, KH Ahmad Dahlan merumuskan tiga metode, jalan pensucian jiwa (tazkyatun nufus) yaitu; Dzikrullah, Menunaikan shalat dan Mengingat kedahsyatan Al-Yaum al-Akhir [kehidupan akherat].9 5



‫إن‬ [Yusuf :53] ‫سوُّإء‬ ‫س سلسنماَّسرة بإاَّل س‬ ‫ن الننف س‬



‫ذ ذ‬ ‫ذ ذ‬ ‫ي واَّلفنقنناَذطذي اَّلفمنقفنطنرةذ ذمن اَّلوذنه ذ‬ ‫ضذة‬ ‫ب نواَّلفذف و‬ ‫جزيِبنن ذللوناَذس جح س‬ ‫ب اَّلوشنهنواَّت منن اَّلنبنساَء نواَّلفبنن ن ن‬ ‫ج ن ن‬ ‫ذ ذ‬ ‫ذ‬ ‫ك منتَاَعج اَّفلياَةذ اَّلسدنَفنياَ واَّللوهج ذعفنندهَ حسن اَّلفمآَ ذ‬ ‫ذ‬ : ‫ب)ِآل عمراَّن‬ ‫نواَّفلنفيذل اَّلفجمنسونمة نواَّفلننَفننعاَم نواَّفلنفرث نذل ن ن نن‬ ‫جفج ن‬ ‫ن ن‬ ‫ذذ‬ ‫صنلنة واَّتَونبنعواَّ اَّلوشهواَّ ذ‬ (59:‫ف يِننفلنقفونن نغيياَ)ِمري‬ ‫ت فننسفو ن‬ ‫ف ذمفن بَننفعدهفم نخفل ة‬ ‫ف أن ن‬ ‫( فننخلن ن‬14 ‫ضاَعجواَّ اَّل و ن ن ج‬ ‫نن‬ 6



7



8



9



“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Yusuf : 53] “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” [Al-A’la: 14-17] KRH Hadjid, Pelajaran KHA Dahlan : … hal. 52-60



4



1) Jalan pertama : Dzikrullah



َّ‫أننلنف ن يِنننأفذن لذلنو نذذيِنن ءناَّنمننج نواَّ أنفن نتفنشن ننع قجنلنج نوبَنججهفم لنذنذذفكذر اَّللنو نذه نونمنناَ نَنن ننزنل ذمن ننن اَّفلنن نبق نونل يِنجكونَنجنوا‬ ‫نكاَلونذذيِن جأوتَجنواَّ اَّلفذكتَننناَ ذ‬ ‫ت قجنلجنوبَنججهفم نونكثذية ن ذمفننجه نفم‬ ‫ب م نفن قننفب نجل فنطننناَنل نعلنفيذه نجم اَّفلننم نجد فنننقنس ن ف‬ ‫ن‬ ‫ن‬ 10 ‫فناَذسجقونن‬



Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna ayat ini, “Belumkah datang saatnya agar hati orang-orang yang beriman itu menjadi lembut ketika berdzikir dan mendapatkan mau’idzah, juga ketika mereka mendengarkan Al-Qur’an, lalu mereka memahaminya, atau serta mentaatinya.”11 Berdzikir dan bertasbih adalah bentuk amal shaleh yang merupakan saluran dan jembatan dari nurani, dan ada beberapa amalan tersendiri yang mampu menjembatani dan menyalurkan kita pada tingkatan yang lebih tinggi dan tertinggi. Orang yang berhasrat sangat untuk menjadikan kalbunya bercahaya terang, namun ia tidak memiliki wiridan atau dzikir, berarti ia tidak melakukan usaha untuk mencapai tingkatan-tingkatan itu.12 Al-Imam Al-Ghazali berkata: “Ketahuilah bahwa orang-orang yang memandang dengan cahaya bashirah mengetahui bahwa tidak ada keselamatan kecuali (keselamatan) dalam pertemuan dengan Allah SWT. Tidak ada jalan untuk bertemu denganNya kecuali kematian seorang hamba dalam keadaan cinta 10



11 12



Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.(AlHadid : 16) Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’a Al-‘Adzim, IV/311 HMS. Ibnu Juraimi, “Optimalisasi Masjid Sebagai Pusat Kegiatan Dakwah” dalam, Dakwah Islam Kontemporer; Tantangan dan Harapan (Yogyakarta: MTDK-PPM, 2004) Cet. 1, hal. 204



5



kepadaNya, juga mengenal hakekatNya. Sungguh cinta dan keakraban takkan tercapai kecuali dengan senantiasa tafakkur tentang berbagai ciptaan,sifat-sifat dan perbuatanNya.Di alam wujud ini, yang ada hanyalah Allah SWT serta perbuatan-perbuatanNya. Kita tak kan dapat berdzikir dan tafakkur kecuali dengan berpisah dari syahwat-syahwat dunia, dan mengambil darinya sebatas keperluan saja. Semua itu tak kan juga tercapai kecuali dengan meluangkan sebagian waktu malam dan siang untuk menunaikan dzikrullah.”13



Dzikir menurut KH Ahmad Dahlan dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut; mengingat dan menghayati sifat-sifat Allah yang agung (asma’ wa shifat); mengingat dan tafakkur terhadap ayat-ayat Allah SWT; mengingat dan mensyukuri segala nikmat Allah SWT; menyebut Asma’ dan shifat Allah SWT dengan lisan; dzikir dengan qalbu: dzikir kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh, melupakan segala sesuatu selain dariNya, sehingga seolah-olah kita melihatNya; dzikir kepada Allah SWT dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring di segala tempat dan waktu; memulai aktifitas: ‫ ;بَسننم اَّل ن اَّلرحننن اَّلرحيننم‬dalam menghadapi kesulitan menyebut tahlil : ‫ ;لإله إلال‬menerima kenikmatan Allah dengan menyebut : ‫;الشكر ل‬ melihat sesuatu yang haram : ‫ ;سبحاَّن ال‬ketika berbuat dosa : ‫ ;أستغننفرال‬ketika mendapatkan musibah : ‫ حسننبناَّ ال ن ونعننم الوُّكيننل‬/ ‫ ;إن ناَّ ل ن وإن ناَّ إليننه راجعننوُّن‬ingat akan



qadla dan qadar Allah SWT : ‫ ; توُّكلت على ال‬terhadap ajakan taat atau godaan maksiat : ‫لحوُّل ول قوُّة إل باَّل‬ Selain dari beberapa macam dzikir tersebut, dapat pula melakukan pembacaan wirid yang telah ditulis oleh para ulama terkemuka yang berdasarkan pada hadis-hadis yang shahih/maqbul. KRH Hadjid meriwayatkan bahwa KH Ahmad Dahlan seringkali mengajarkan do’a-do’a dan wirid kepada murid-muridnya.



2) Jalan kedua: Menunaikan shalat. 13



Sa’id Hawa, Intisari Ihya’ Ulumuddin Al-Ghazali; Mensucikan Jiwa, Terj. Aunur Rafiq Shaleh Tamhid (Jakarta: Robbani Press, 2000), Cet. Ke-3, hal. 100



6



Cara membersihkan jiwa dari hawa nafsu juga dengan memperbanyak shalat seperti shalat wajib 5 waktu. Shalat-shalat sunah seperti shalat qabliyah dan ba’diyah, shalat tahajjud, witir, istkharah, idul fitri, idul adlha, shalat gerhana bulan/matahari, istisqa’i dan lain-lain sebagaimana banyak dijelaskan dalam kitab Fikih. Shalat merupakan sarana terbesar menuju kesucian jiwa, dan pada saat yang sama ia menjadi ukuran dan bukti dalam tazkyatun nufus. Shalat mempertajam makna ‘ubudiyah, tauhid dan syukur. Penegakan shalat secara sempurna dapat memusnahkan segala bentuk kesombongan diri dan ketertipuan diri (ghurur). Shalat mencegah segala bentuk kekejian dan kemunkaran (Al-‘Ankabut : 45).14



َ‫صن ننلنة تَننفن ن ننهىَ نعن نذن اَّلفنففحنشن نناَذء نواَّلفجمفننكن نذر نولنن نذذفكجر اَّللون نذه أنفكبن ن نجر نواَّللون نهج يِننفعلنن نجم نمن ننا‬ ‫إذون اَّل و‬ ‫صنننعجننونن‬ ‫تَن ف‬



Rasulullah SAW mengilustrasikan seseorang yang menunaikan shalatnya dengan baik seperti orang yang di depan rumahnya ada sungai. Lalu ia mandi sebanyak lima kali.”Apakah kotorannya masih tersisa di badannya?”, tanya beliau kepada sahabat- sahabatnya. “Tidak, wahai Rasulullah!.”Lanjut Nabi SAW,”Demikian halnya dengan shalat, dengannya Allah SWT menghapus segala kesalahan.” 15 Selain itu dapat pula dengan mentadabburi al-Qur’an ketika menunaikan shalat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Thaha ayat 14 : 16



14



15



16



ِ‫صلنة لذذذفكذري‬ ‫ذنَإوذن أنننَاَ اَّللوهج نل إذلنهن إذول أنننَاَ فناَفعبجفدذن نوأنقذذم اَّل و‬



Sa’id Hawa, Intisari Ihya’ Ulumuddin … hal. 33 ( ‫ ) أرأيتم لوُّ أن نهرا بباَّب أحدكم يغتسل فيه كل يوُّم خمساَّ ماَّ تقوُّل ذلك يبقي من درنه‬. ) ‫قاَّلوُّا ل يبقى من درنه شيئاَّ قاَّل‬



( َّ‫ فذلك مثل الصلوُّات الخمس يمحوُّ ال بهاَّ الخطاَّيا‬HR Bukhari & Muslim “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku ”. Juga firman Allah SWT dalam surat al-Ra’d ayat 28 berikut ini : ‫إ إ‬ ‫إ‬ ‫إ‬ ‫إ إ‬ ‫إ‬ ‫ب‬ ‫النذيسن سءاسمننوُّا سوتسطفسمئسن قنننلوُّبنننهفم بإذفكإر اللنه أسسل بإذفكإر اللنه تسطفسمئسن الفنقنلوُّ ن‬



7



Ajaran KH Ahmad Dahlan untuk tadabbur Al-Qur’an ketika shalat, dapat mengoptimalkan kehadiran hati serta meningkatkan daya khusyu’ kita.



‫ نويِننجقولنجنونن جسنفبنحاَنن‬.َّ‫إذون اَّلوذذيِنن جأوتَجواَّ اَّلفعذفلنم ذمفن قننفبلذذه إذنذاَّ يِنجفتَننلىَ نعلنفيذهفم نذيسرونن لذفلنفذنقاَذن جسوجمدا‬ 17 َ‫ نونذيسرونن لذفلنفذنقاَذن يِننفبجكونن نويِنذزيِجدجهفم جخجشومعا‬.‫نربَبننناَ إذفن نكاَنن نوفعجد نربَبننناَ لننمفعجومل‬



3) Jalan ketiga : Mengingat mati & kedahsyatan Al-Yaum al-Akhir. Pada titik penghayatan terdalam seseorang yang beragama, apapun agamanya, ada pertanyaan “benarkah hidup itu bermakna?. Aliran hedonisme menganggap hidup bermakna selama ia memberikan kenyamanan dan kenikmatan. Oleh karena itu mereka yang meyakininya sangat getol mengarahkan segala aktivitasnya untuk mengejar kenikmatan duniawi semata. Jelas, pandangan ini tidak sejalan dengan ajaran luhur agama, karena kaum hedonis memberikan harga dan makna hidup sebatas pada capaian nikmat fisik. Tentunya durasi kenikmatan fisik, betapapun kemegahannya, amatlah terbatas. Lain lagi dengan aliran nihilisme. Aliran ini menyatakan bahwa manusia tak ubahnya seperti hewan ataupun benda lain yang semuanya berakhir ketika seseorang itu meninggal. Daya hidup mirip batu baterai pada hand-phone yang ketika habis setrumnya, maka semua system yang rumit itu tidak bisa bekerja lagi. Jadi, berbagai pikiran, imajinasi, harapan, dan keyakinan tentang nilai-nilai luhur maupun kehidupan akherat kesemuanya itu hanyalah ilusi belaka. Hidup, menurut aliran ini, akan bermakna selama kita beri makna, namun hanya berlaku sebatas kehidupan di dunia ini. Ciri terdekat pemeluk nihilisme ialah menyandarkan makna hidup pada rasa dan keperihatinan kemanusiaan. Oleh karena itu mereka, tampaknya, 17



“Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: "Maha Suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi".Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu.”



8



sangat getol memperjuangkan nasib orang-orang tertindas, memperjuangkan HAM, perbaikan lingkungan, namun tak ada kaitannya dengan iman.18 Jadi, kedua etika humanisme sekuler ini, pada tataran zahirnya tampak simpatik. Namun keduanya kosong orientasi ukhrawy. Ia menjanjikan kenikmatan jasmani, tapi hampa pada dimensi ruhani. Berbeda dengan ajaran Islam. Kedua aliran tersebut di atas, dengan alasan apapun, tidak dapat dibenarkan, meskipun ada sisi baik yang ditampakkannya. Islam mengajarkan bahwa kehidupan hakiki dan abadi ialah kehidupan akherat. Dunia menjadi ladang investasi dan medan berkarya untuk meraik kehidupan yang kekal itu. Dunia bukan tujuan, melainkan sebuah ruang transit, untuk kemudian meneruskan perjalanan ke negeri akherat. Di sini, mati bermakna sebagai gerbang menuju kampung abadi. Juga menjadi pintu pertemuan kita dengan Sang Khaliq, Dzat Pencipta kita. Di sini pula, Rasulullah SAW melantunkan satu bagian dari do’a panjang beliau, “Ya Allah, anugerahi aku rasa rindu dan cinta untuk segera bertemu dengan Dzat-Mu Yang Maha Agung.” KH Ahmad Dahlan memandang hidup dan mati seperti itu. Bagi beliau, mati adalah bahaya besar, tetapi lalai dan lupa akan kematian merupakan melapetaka yang jauh lebih besar. Oleh karena itu manusia hendaknya segera ‘membereskan’ segala urusannya, entah itu hablun minallah ataupun hablun minannas. Kepada teman-temannya beliau berpesan: “Lengah, kalau terlandjur terus menerus lengah, tentu akan sengsara di dunia dan acherat. Maka dari itu djangan sampai lengah, kita harus berhati-hati. Sedangkan orang jang mentjari kemuliaan di dunia sadja, kalau hanya seenaknya tidak sungguh2 tidak akan berhasil, lebih-lebih mentjari keselamatan, kemuliaan di acherat. Kalau hanya seenaknja, sungguh tidak akan berhasil.”19



18



19



Komaruddin Hidayat, Psikologi Kematian, Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme (Bandung : Hikmah, 2006), Cet. VII, hal. 73-75 M.Yusron Asrofie, Kyai Haji Ahmad Dahlan Pemikiran & Kepemimpinannya (Yogyakarta: MPKSDI-PPM, 2005), Cet. 1, hal. 66



9



Di lain kesempatan beliau berkata : “Bermatjam-matjam tjorak ragamnya mereka mengadjukan pertanjaan tentang soal2 agama. Tetapi tidak ada satupun jang mengadjukan pertanjaan demikian: ’Harus bagaimanakah supaja diriku selamat dari api neraka? Harus mengerdjakan perintah apa? Beramal apa? Mendjauhi dan meninggalkan apa?’.”20



Dari sini, tampak bahwa dorongan kematian menduduki posisi istimewa dalam pandangan beliau tentang makna kehidupan. Mati ditafsirkan sebagai sesuatu yang positif. Keyakinan inilah yang kemudian yang melahirkan energi dan stamina ruhiyah dahsyat pada diri beliau untuk berbuat dan berkarya nyata. Tentang kesucian jiwa yang beliau ajarkan kepada muridmuridnya, KH Ahmad Dahlan masih menggugah kesadaran. Apakah “kesucian diri” sebatas klaim semata? Bukankah orang-orang Hindu, Budha dan Nasrani juga mengakui hal serupa? “Apakah kamu seperti mereka?”,kata KH.Ahmad Dahlan menggugah murid-muridnya.21 Baginya, tazkyatun nufus mesti diaktualisasikan dalam kesalehan sosial. Tidak boleh berhenti pada level individu semata. Beliau juga menyatakan kepada mereka, dan juga kepada kita semua saat ini, “Bahkan kamu masih terpengaruh kehidupan dunia, masih memilih kehidupan dunia, belum bisa menghadap kepada Allah SWT, belum memilih Allah, dengan bukti masih cinta kepada harta benda, tidak suka mempergunakan harta benda untuk digunakan di jalan Allah. Kamu tidak menghargai anak yatim, tidak memberi makan kepada fakir miskin, masih membedakan antara orang kaya dan miskin. Apakah hasil dari dzikir kepada Allah?, apakah manfaatnya shalat?, apakah pengakuan sucimu?, terbukti bahwa kamu masih sangat kerap dengan kebiasaan dan cinta kepada harta benda.”22 Ibid. hal. 67 KRH Hadjid, Pelajaran KHA Dahlan : … hal. 57-58 22 Ibid, hal. 58-59 20 21



10



Dengan pernyataan yang menggugah tersebut KH.Ahmad dahlan sejatinya mengingatkan kita agar tidak mengalami disorientasi hidup. Kita diminta untuk selalu bermuhasabah tentang tujuan terjauh dari penciptaan dan kehidupan di dunia ini. Kata beliau, ”Bagaimanakah akibatnya pada diriku di hari akhir? Apa gerangan yang menjadi kesudahan hidup ini di hadapan mahkamah Allah Yang Maha Agung?Apakah diriku akan disiksa karena aku tidak taat mengamalkan perintah-perintahNya? Ataukah aku akan mendapatkan keridlaanNya karena ikhlas beribadah kepadaNya serta sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW?.” Di atas sebuah papan tulis, dekat dengan meja kerjanya, KH. Ahmad Dahlan menulis dalam bahasa Arab :



‫ذ ذ‬ ‫ذ‬ َ‫ك إذوما‬ ‫ك ذمفن جمنشاَنهندة نذل ن‬ ‫ك نولنبَنجودلن ن‬ ‫ت أننماَنم ن‬ ‫ُ إذون اَّفلنفونل أنفعظنجم نواَّفلججمفوجر اَّفلجفظنعاَ ج‬،‫يِناَندفحلنجن‬ ‫ذ‬ ‫بَذاَلنونجاَةذ وإذوماَ بَذفاَلنعطن ذ‬ ‫ت‬ ‫ين يِننديِ نف ن‬ ‫ُ قننبدفر نَننفنسن ن‬،‫نيِاَندفحلنجن‬...‫ب‬ ‫ك فاَّلنمنفو ج‬ ‫ك نمننع اَّلن نوفحنندنك نوبَنن ف ن‬ ‫ن‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫ك‬ ‫ك نوندفع نعفن ن ن ن‬ ‫ي ن ن يِننديِفن ن ن‬ ‫ب نواَّفلننون نةج نواَّلنون نناَجر نوتَن ن نأنومفل ففيننماَيِنجفدنَنفي ن ن ن‬ ‫ك منو نناَ بَنن ف ن‬ ‫نوفاَّلنع ن نفر ج‬ ‫ض نواَّفلنسن نناَ ج‬ 23 .‫نماَذسنواَّهَج‬



23



“Hai Dahlan, Sungguh bahaya yang menyusahkan itu lebih besar dan perkara-perkara yang mengejutkan ada di hadapanmu, dan pasti kau akan menemui kenyataan yang demikian itu,entah dengan selamat ataupun dengan kebinasaan. Hai Dahlan, bayangkanlah hanya dirimu sendiri berhadapan dengan Allah, sementara di depanmu ada maut yang menanti, ditampakkan segala urusan, penghitungan atas segala amal, juga ada surga dan ada neraka.Dan renungkanlah apa-apa yang mendekatimu dari sesuatu yang ada di hadapanmu, yaitu maut, dan tinggalkanlah dari dirimu selain itu.”



11



‫‪TADARUS II‬‬ ‫‪TEGUH MEMEGANG AQIDAH‬‬



‫لنفين نس اَّلفذ وبن ن أنفن تَجنولنسنواَّ وجننونهجكم قذبن نل اَّلفمفشن نذرذق واَّلفمفغن نذر ذ‬ ‫ب نولنذكن نون اَّلفذ وبن ن نمن نفن‬ ‫ن ن‬ ‫ن جج ف ن ن ن‬ ‫ن‬ ‫ذ‬ ‫آنمن ذبَاَللوذه واَّفلينوم اَّفلنذخذر واَّلفمنلئذنكذة واَّلفذكنتَاَ ذ‬ ‫ين نوآنتَنننىَ اَّلفنمنناَنل نعلنننىَ‬ ‫ب نواَّلنوبذيب ن‬ ‫ن نف‬ ‫ن‬ ‫ن ن‬ ‫نن‬ ‫ذذ‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫ي نوذفن ن‬ ‫ي نواَّبَفن ننن اَّلوسن نذبيذل نواَّلوس نناَئل ن‬ ‫جحبن نه نذذويِ اَّلفجقفرنبن ن نواَّلفينتَن نناَنمىَ نواَّلفنمنس نناَك ن‬ ‫اَّلبرقنن نناَ ذ‬ ‫ص ن ننلنة نوآنتَنن ننىَ اَّلوزنكن نناَنة نواَّلفجموفجن ننونن بَذنعفه ن نذدذهفم إذنذاَّ نعاَنه ن نجدواَّ‬ ‫ب نوأنقنن نناَنم اَّل و‬ ‫ذ‬ ‫صن نناَبَذذريِن ذفن ن اَّلفبأفسن نناَذء واَّل و ذ ذ‬ ‫صن نندقجواَّ‬ ‫ين ن اَّلفبنن نأفذس جأولنئذن ن ن‬ ‫ضن نوراَّء نوح ن‬ ‫ك اَّلون نذيِنن ن‬ ‫ن ن ن‬ ‫نواَّل و ن‬ ‫ك جهجم اَّلفجمتَونجقونن‬ ‫نوجأولنئذ ن‬ ‫‪AL – BAQARAH : 177‬‬ ‫‪177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu‬‬ ‫‪kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman‬‬ ‫‪kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi‬‬ ‫‪dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak‬‬ ‫)‪yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan‬‬ ‫‪dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba‬‬ ‫‪sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang‬‬ ‫‪yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar‬‬ ‫‪dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah‬‬ ‫‪orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang‬‬ ‫‪yang bertaqwa.‬‬



‫ذ ذ‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫ت بَننفيمتَاَ‬ ‫نمثنجل اَّلوذيِنن اَّوتنجذواَّ مفن جدوذن اَّللوه أنفولنياَءن نكنمثنذل اَّلفنعفننكجبوت اَّوتننذ ف‬ ‫ت نلبنيت اَّلفعفننكبو ذ‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫ت لنفو نكاَنَجواَّ يِننفعلنجمونن‬ ‫نوإون أنفونهنن اَّفلبجنجيو ن ف ج ن ج‬ ‫‪12‬‬



AL – ANKABUT : 41 41. Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka Mengetahui.            AN- NUR : 52 52. Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orangorang yang mendapat kemenangan.              AN – NAHL : 104 104. Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (Al - Qur’an), Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih.



13



TADARUS III DISIPLIN BERIBADAH        ADZ-DZARIAT 56 56. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.               ALI – IMRAN : 142 142. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.          AL – INSAN : 27 27. Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).



                   AL – IKHLAS : 1 - 4 1. Katakanlah: Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 14



2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.



15



TADARUS IV TRADISI INTELEKTUAL                  AN-NAHL : 43 43. Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.                                  AL – MUJADILAH : 11 11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.                          AT – TAUBAH : 122 122. Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. 16



                  AL – ISRA’ : 36 36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, pengli-hatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.                 AZ – ZUMAR : 18 18. Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.



17



TADARUS V KETELADANAN                    ASH – SHAF : 2 - 3 2. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? 3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.                   AL – AHZAB : 21 21. Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.                           ALI – IMRAN : 110 110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.                   18



                                       AL – BAQARAH : 8 – 12 8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orangorang yang beriman. 9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka Hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. 10. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. 11. Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." 12. Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.                                  AL – BAQARAH : 272 272. Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah, dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).



19



TADARUS VI BERAMAL SALEH                                   AL – BAYYINAH : 7 – 8 7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. 8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya,yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.                46. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalanamalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.



                 AN – NISA : 124 124. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.



20



                         AL – BAQARAH : 62 62. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari Kemudian dan beramal saleh], mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.



21



TADARUS VII MEMPERBANYAK KAWAN



                                                                                                      AL – HUJURAT: 11 – 13 11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. 12.Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. 13.Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa 22



dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.



                               AN – NISA : 1 1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.         AL – A’RAAF : 199 199. Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.                                    ALI IMRAN : 159 159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, 23



tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.



24



TADARUS VIII SIAP BERJIHAD            AL- ANKABUT : 69 69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benarbenar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.                                    AT – TAUBAH : 24 24. Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteriisteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan-Nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan-Nya". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orangorang yang fasik.                                                   AL – HAJJ : 78 25



78. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenarbenarnya. dia telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. dia adalah Pelindungmu, maka dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.                     AL – HUJURAT : 15 14.Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka Itulah orang-orang yang benar.



TADARUS IX IDEALISME                  AL – MAIDAH : 100 26



100. Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan."                                                                  AL – BAQARAH : 249 249. Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai, maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orangorang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah dan Allah beserta orang-orang yang sabar."



                        AZ- ZUMAR : 53 27



53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.                       YUSUF : 87 87. Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".                                  AL- AHZAB : 4 4. Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan dia menunjukkan jalan (yang benar).



28



PENUTUP ACARA I                                                                                                    AL – QOLAM : 1 – 17 1. Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, 2. Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. 3. Dan Sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. 4. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. 5. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat, 6. Siapa di antara kamu yang gila. 7. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang paling mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah yang paling mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. 8. Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah). 9. Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu). 10.Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, 11. Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, 12.Yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, 13.Yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, 29



14.Karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak. 15.Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kam, ia berkata: "(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala." 16.Kelak akan kami beri tanda dia di belalai(nya). 17.Sesungguhnya kami Telah mencobai mereka (musyrikin Mekah) sebagaimana kami Telah mencobai pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akanmemetik (hasil)nya di pagi hari.



30



PENUTUP ACARA II                                                                                                       AL- BALAD : 1-20 1. Aku benar-benar bersumpah dengan kota Ini (Mekah), 2. Dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini, 3. Dan demi bapak dan anaknya. 4. Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. 5. Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya? 6. Dan mengatakan: "Aku Telah menghabiskan harta yang banyak". 7. Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya? 8. Bukankah kami Telah memberikan kepadanya dua buah mata, 9. Lidah dan dua buah bibir. 10. Dan kami Telah menunjukkan kepadanya dua jalan, 11. Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. 12. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? 13. (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, 14. Atau memberi makan pada hari kelaparan, 15. (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, 16. Atau kepada orang miskin yang sangat fakir. 17. Dan dia (Tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. 31



18. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan. 19. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami, mereka itu adalah golongan kiri. 20. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.



32



PENUTUP ACARA III                                                                            AL – A’RAF: 187 – 188 187. Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguh-nya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui". 188. Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. dan sekiranya Aku mengetahui yang ghaib, tentulah Aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan Aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman".



33



PENUTUP ACARA IV                                     AT – TAKAATSUR : 1 - 8 1. Bermegah-megahan Telah melalaikan kamu[1598], 2. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. 3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), 4. Dan janganlah begitu, kelak kamu akan Mengetahui. 5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, 6. Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, 7. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin[1599]. 8. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).



34



PENUTUP ACARA V                                             AL- ZALZALAH : 1 – 8 1. Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), 2. Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, 3. Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?", 4. Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, 5. Karena Sesungguhnya Tuhanmu Telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. 6. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacammacam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka, 7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. 8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.



35



PENUTUP ACARA VI                           AN – NAAS : 1-6 1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. 2. Raja manusia. 3. Sembahan manusia. 4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, 5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia. 6. Dari (golongan) jin dan manusia.                             AL – FALAQ : 1 – 5 1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh. 2. Dari kejahatan makhluk-Nya. 3. Dan dari kejahatan malam apabila Telah gelap gulita. 4. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. 5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."                    AL – IKHLAS : 1 - 4 1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 36



4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."



37