Fenomena Bahasa Gaul Di Indonesia [PDF]

  • Author / Uploaded
  • madin
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FENOMENA PENGGUNAAN BAHASA PERGAULAN di INDONESIA Diajukan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan Tugas Besar 1 Mata Kuliah Bahasa Indonesia Jurusan Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Dosen Pengampu: Elvira Junisa, M.Pd



Disusun oleh :



NAMA



: MADINA JANALIA



NIM



: 44219310011



UNIVERSITAS MERCU BUANA Hubungan Masyarakat 2021



i



Kata Pengantar



Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Besar 1 yang diberikan oleh Ibu Elvira Junisa, M.Pd pada mata kuliah Bahasa Indonesia Selain itu, Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang “Fenomena Penggunaan Bahas pergaulan di Indonesia”. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan baik pengetahuannya maupun pikirannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.



Depok, 28 September 2021



Penulis



ii



DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar……………………………………………………………………………….i Daftar Isi ……………………………………………………………………………………..ii Daftar Tabel ………………………………………………………………………………....iii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………1 1.2 Rumusan Maslah ………………………………………………………………….2 1.3 Tujuan Penuliusan ………………………………………………………………...2 1.4 Manfaat Penulisan ………………………………………………………………...3 Bab II Pembahasan 2.1 Eksistensi Bahasa Indonesia Dikalangan Generasi Milenial ………….…………..4 2.2 Asal Muasal Bahasa Gaul di Indonesia……………………………………….…...5 2.3 Ragam Bahasa Gaul di Indonesia ………………………………………………....7 2.4 Pengaruh Bahasa Gaul di Indonesia ………………………………………….…...9 Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………….12 3.2 Saran ……………………………………………………………………………...12 Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….iv



iii



DAFTAR TABEL



Tabel 2.3.1……………………………………………………………………………………8 Tabel 2.3.2 …………………………………………………………………………………...8 Tabel 2.3.3 …………………………………………………………………………………...8 Tabel 2.3.4 …………………………………………………………………………………...9 Tabel 2.3.5 …………………………………………………………………………………...9



1



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya. Ragam berbahasa seperti ini memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi, integrasi, campur kode, alih kode maupun bahasa gaul. Bahasa adalah bagian dari kebudayaan dan bahasalah yang memungkinkan pengembangan kebudayaan sebagaimana kita kenal sekarang. Bahasa dapat pula berperan sebagai alat integrasi sosial sekaligus alat adaptasi sosial, hal ini mengingat bahwa Bangsa Indonesia memiliki bahasa yang majemuk. Bahasa gaul adalah bahasa khas remaja (kata-katanya diubah-ubah sedemikian rupa, sehingga hanya bisa dimengerti di antara mereka) bisa dipahami oleh hampir seluruh remaja di tanah air yang terjangkau oleh media massa, padahal istilahistilah itu berkembang, berubah dan bertambah hampir setiap hari. bahasa gaul adalah bahasa yang mempunyai istilah yang unik, sedangkan defenisi yang kedua diperjelas lagi bahwa yang menggunakan bahasa tersebut adalah para



2



remaja dan bahasa tersebut akan terus berkembang. Adapun ciri-ciri bahasa gaul, faktor-faktor pendukung maraknya bahasa gaul di kalangan remaja, pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa indonesia dan dampak dari penggunaan bahasa gaul. pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar. Seiring perkembangan zaman khususnya di Negara Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Banyak masyarakat memakai bahasa gaul dan diperparah dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, Maka telah dirumuskan permasalahan diantaranya sebagai berikut : 1. Bagaimana Eksistensi Bahasa Indonesia dikalangan Generasi Milenial ? 2. Bagaimana Asal Muasal Bahasa Gaul di-Indonesia ? 3. Bagaimana Ragam Bentuk Bahasa Gaul di-Indonesia ? 4. Bagaimana Pengaruh Bahasa Gaul di-Indonesia ?



1.3 Tujuan Penulisan Makalah ini dibuat selain untuk menyelesaikan Tugas Besar 1 Bahasa Indonesia, namun juga bertujuan untuk mengetahui tentang Eksistensi bahasa Indonesia dikalangan generasi milenial, Asal muasal bahasa gaul, Ragam bentuk bahasa gaul dan pengarung bahasa gaul di-Indonesia.



3



1.4 Manfaat Penulisan



Manfaat dibuatnya makalah ini yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang “Fenomena Penggunaan Bahas pergaulan di Indonesia” baik untuk penulis maupun pembaca.



4



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Eksistensi Bahasa Indonesia Dikalangan Generasi Milenial “Bahasa adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran, dan pendapat. Bahasa juga media komunikasi utama di dalam kehidupan manusia untuk berinteraksi”(Surahman, 1994:11). “Secara garis besar, bahasa dapat dilihat dari tiga sudut pandang, antara lain: sudut pandang bentuk dan sudut pandang makna” (Martinet, 1987) Bentuk bahasa berhubungan dengan keadaannya dalam mendukung perannya sebagai sarana komunikasi untuk berbagai kepentingan komunikasi pemakai bahasa, dan hubungannya dengan aspek nilai dan aspek makna adalah perannya yang terkandung dalam bentuk bahasa yang fungsinya sebagai alat komunikasi ketiga unsur tersebut secara keseluruhan dimiliki oleh semua bahasa di dunia. Bahasa menunjukkan bangsa. Itulah kata bijak yang sejak lama tertanam dalam benak kita. Bahasa kita adalah bahasa Indonesia, bahasa yang bukan hanya menjadi kebanggaan dan identitas, tapi juga alat persatuan yang berjasa dalam sejarah Indonesia. Salah satu kelemahan orang Indonesia untuk bersaing dengan orang luar negeri adalah bahasa. Kultur bahasa Indonesia yang tidak menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar membuat sebagian besar rakyat Indonesia hanya bisa berbahasa Indonesia. Kesadaran itulah yang kini mulai disadari keinginan belajar dan menggunakan bahasa asing mulai tumbuh. Namun seiring waktu keinginan belajar bahasa asing justru membuat bahasa Indonesia terpinggirkan. Banyak anak usia sekolah, terutama kaum milenial yang tinggal di kota besar, yang terlihat gagap berbahasa Indonesia. Banyak diantara mereka yang bahkan lebih fasih berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia. Keinginan mempersiapkan anak memasuki era globalisasi tentu boleh-boleh saja. Namun jika itu mengorbankan jati diri bangsa apalah gunanya.



5



Namun yang terjadi tidak seperti yang diperkirakan, anak-anak justru semakin asing dengan bahasa lokal. Menjamurnya bahasa bilingual memperparah kondisi ini, beberapa sekolah yang berlabel “sekolah Internasional” bahkan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar kegiatan belajar satu mata pelajaran yang diajarkan hanya beberapa jam dalam seminggu. Kehidupan dan interaksi anak muda milenial pun terlepas dari “kontaminasi bahasa”. Penggunaan istilah-istilah yang entah dari mana asalnya semakin menghilangkan wujud asli bahasa Indonesia. Di era milenial saat ini, bahasa Indonesia banyak tercampur dengan bahasa asing. `kids jaman now` menggantikan istilah remaja masa kini `woles` yang menggantikan santai, konon diambil dari kata slow yang diucapkan terbalik. Serta masih banyak istilah-istilah yang sebelumnya tidak terkenal. Secara umum, remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa, remaja merupakan peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Remaja memiliki tempat di antara anakanak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak memiliki status anak.



2.2 Asal Muasal Bahasa Gaul di Indonesia Bahasa gaul sendiri sudah ada sejak lama, namun penyebutan istilah bahasanya yang berbeda. Dahulu bahasa gaul lebih dikenal sebagai baahasa prokem. Bahasa prokem ini popular sekitar tahun 1980 – an. Awalnya bahasa gaul digunakan oleh kelompok – kelompok tertentu saja. Hanya digunakan oleh beberapa kelompok tertentu karena tujuan awal adanya bahasa ini agar anggota kelompok tersebut saja yang mengetahui maknanya. Setiap kelompok memiliki ciri khas bahasa gaul mereka sendiri. Sehingga orang yang bukan anggota kelompok tersebut tidak mengetahui makna bahasa yang mereka gunakan dalam berkomunikasi. Bahasa gaul dapat dikatakan sebagai kode – kode taertentu yang hanya dimengerti oleh segelintir orang saja.



6



Bahasa gaul ini memunculkan istilah – istilah baru. Munculnya istilah istilah baru ini dikarenakan adanya modifikasi dari bahasa Indonesia yang memiliki makna yang dapat berbeda dengan makna asli bahasa Indonesia. Namun karena terlalu sering menggunakan bahasa gaul ini mengakibatkan orang – orang yang tidak berada dalam kelompok tersebutakan mengamati bahasa mereka. Mereka yang bukan anggota kelompok lama kelamaan akan mengerti bahasa yang mereka gunakan karena kerap mendengar bahasa tersebut. Awal mula bahasa prokem dapat ditelusuri hingga paruh kedua dasawarsa 1950-an yang banyak dituturkan di kalangan bramacorah, preman dan anak jalanan. Pada dasawarsa berikutnya, bahasa prokem mulai populer di kalangan pemuda kota. Puncaknya terjadi pada tahun 1970-an ketika Teguh Esha, seorang pengarang dan wartawan, menerbitkan novelnya Ali Topan Detektip Partikelir yang digandrungi kalangan muda waktu itu. Dalam novel tersebut, Teguh Esha melampirkan senarai kosakata bahasa prokem. Saat ini, bahasa prokem telah banyak melebur dan menjadi umum digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam media-media populer seperti TV, radio, dunia perfilman nasional.. Karena jamaknya, kadang-kadang dapat disimpulkan bahasa prokem adalah bahasa utama yang digunakan untuk komunikasi verbal oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, kecuali untuk keperluan formal. Karenanya, kita akan merasa "aneh" untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain menggunakan bahasa Indonesia formal. Bahasa prokem senantiasa berkembang. Banyak sekali kata-kata yang menjadi kuno atau usang karena kecenderungan dan perkembangan zaman Belakangan ini, bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja. Dalam konteks kekinian, bahasa pergaulan anak-anak remaja ini merupakan dialek bahasa Indonesia nonformal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu (kalangan homoseksual atau waria). Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosakata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999.



7



2.3 Ragam Bahasa Gaul di Indonesia Ragam bahasa gaul kini sudah terasimilasi dengan bahasa sehari-hari yang menimbulkan berbagai permasalahan. Ragam bahasa gaul menjadi sering digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari di lingkungan masyarakat bahkan dalam mediamedia seperti televisi, radio, film, dan media publikasi yang ditujukan untuk kalangan remaja. Oleh karena itu, ragam bahasa gaul menjadi bahasa yang digunakan untuk komunikasi verbal oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari dalam situasi tidak resmi. Fenomena ini menimbulkan ragam bahasa gaul tidak mudah dipahami oleh orang awam. Hal ini sangat merisaukan masyarakat yang sama sekali tidak paham akan bahasa remaja, sehingga menganggap bahwa bahasa remaja dapat merusak struktur tatanan bahasa Indonesia baku (Salliyanti, 2003:1). Pedjosoedarmo (dalam Wahyuningrum, 2015:4) menyatakan bahwa para orang tua dan guru mengkhawatirkan bahasa yang digunakan oleh remaja menjadi kacau, kurang baik dari segi estetik dan tidak sopan santun. Hal ini mengingat bahasa remaja yang selalu berubah-ubah dan sifat remaja yang masih belum mapan. Para remaja yang seharusnya menjadi penerus generasi bangsa jika terus menerus menggunakan ragam bahasa gaul dalam berkomunikasi akan merusak moral bangsa. Pemakaian ragam bahasa gaul bukanlah hal yang dilarang, masalah yang terjadi adalah apabila ragam bahasa gaul menggeser penggunaan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat. Terdapat beberapa bahasa gaul yang digunakan oleh anak muda sampai saat ini, di antaranya adalah bahasa alay, yakni bahasa yang mengubah gaya tulisan, dilakukan suka-suka dan bebas. Kemudian ada bahasa prokem yang pada awalnya digunakan oleh remaja ibukota untuk berinteraksi, konon bahasa ini awalnya digunakan oleh kalangan preman di Jakarta. Contohnya adalah istilah cewek, cowok, yang muncul sebagai pengganti kata laki-laki dan perempuan. Beberapa kata yang berasal dari Bahasa Prokem adalah Lo (Anda / Kamu), Gue (Saya). Bokap (Ayah), Nyokap (Ibu), Emang Beneran (Benarkah?), Nggak (Tidak), Bodo (Tidak Perduli), Gebleg lo (Bodoh), dan lain sebagainya. Selain itu, Bahasa Prokem pun memiliki beberapa imbuhan dan partikel yang kini telah menjadi bagian dari bahasa Indonesia dan sering digunakan, seperti : Deh / Dah, Dong, Sih, Nih, Tuh, Kok, Kan, dan



8



Yah. Beberapa contoh kalimatnya seperti “Jangan gitu deh”, “Apa sih? Mau tau aja”, “Nah kan? Betul kan? Lo ga percaya sih” 1. Kosakata khas Bahasa indonesia



Bahasa Gaul



Aku



Gue



Kamu



Lo



Ayah



Bokap



Ibu



Nyokap Tabel 2.3.1



2. Penghilangan huruf fonem (Huruf Awal) Bahasa Indonesia



Bahasa Gaul



Memang



Emang



Sama



Ama



Saja



Aja



Sudah



Udah Tabel 2.3.2



3. Penghilangan huruf H Bahasa Indonesia



Bahasa Gaul



Bohong



Boong



Habis



Abis



Hujan



Ujan



Hitung



Itung Tabel 2.3.3



9



4. Penggantian huruf “a” dan “e” Bahasa Indonesia



Bahasa Gaul



Benar



Bener



Cakap



Cakep



Sebal



Sebel



Senang



Seneng Tabel 2.3.4



5. Pemndekaan kata dari frasa yang panjang Bahasa Indonesia



Bahasa Gaul



Bagaimana



Gimana



Begini



Gini



Begitu



Gitu



Ini



Nih Tabel 2.3.5



2.4 Pengaruh Bahasa Gaul di Indonesia Saat ini penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari – hari sudah mulai bergeser digantikan oleh bahasa gaul. Bahasa gaul jika digunakan dalam situasi nonformal akan dapat dipahami, namun sangat tidak tepat jika penggunaan bahasa gaul ini digunakan dalam situasi yang formal. Bahasa gaul banyak digunakan oleh kalangan remaja. Banyaknya pengguna remaja dipicu oleh gengsi dalam diri mereka karena jika tidak mengetahui, mengerti dan menggukan bahasa gaul maka remaja tersebut akan dianggap ketinggalan jaman oleh reamja lain.



10



Fenomena penggunaan bahasa gaul tidak hanya hasil dari modifikasi bahasa Indonesia namun juga terdapat modifikasi bari bahasa lain. Bahasa gaul sendiri tidak hanya hasil dari modifikasi suatu bahasa namun juga dapat berupa bahasa – bahasa yang sedang popupler digunakan oleh khalayak ramai. Adapun tabel berikut ini memaparkan bahasa gaul yang merupakan hasil dari modifikasi bahasa baku bahasa Indonesia yang baik dan benar. Menurut Nurhasanah (dalam Swandy 2017 : 4) Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia sehingga bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti. Masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul dari pada pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut: 1. Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul. Aktivitas berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pudarnya bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul.



11



2. Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia. Karena bahasa gaul yang begitu mudah untuk digunakan berkomunikasi dan hanya orang tertentu yang mengerti arti dari bahasa gaul, maka remaja lebih memilih untuk menggunakan bahasa gaul sebagai bahasa sehari-hari. Sehingga bahasa Indonesia semakin pudar bahkan dianggap kuno di mata remaja dan juga menyebabkan turunnya derajat bahasa indonesia. 2. Menyebabkan punahnya Bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul yang semakin marak di kalangan remaja merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang. Sehingga tidak dapat dipungkiri suatu saat bahasa Indonesia bisa hilang karena tergeser oleh bahasa gaul di masa yang akan datang. Adapun dampak yang diberikan dari fenomena bahasa pergaulan di Indonesia adalah Dampak positif dengan digunakannya bahasa gaul adalah remaja menjadi lebih kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa gaul ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga. Dampak Negatif Penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit pengguna bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bahasa gaul dapat mengganggu siapapun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata gaul tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya. Bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya dalam berkomunikasi dengan orang lain dalam acara yang formal. Misalnya ketika sedang presentasi di depan kelas.



12



BAB III PENUTUPAN 3.1 Simpulan Dari pembahasan diatas mengenai fenomena bahasa pergaulan di Indonesia dapat diambil kesimpulan bahwa banyaknya masyarakat Indonesia yang menggunakan bahasa gaul, singkatansingkatan dalam komunikasinya seharihari adalah penyimpangan dari penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan Bahasa Indonesia. Kurangnya kesadaran untuk mencintai dan menggunakan Bahasa Indonesia di negeri sendiri akan berdampak lunturnya atau hilangnya Bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama di kalangan remaja. Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru.



3.2 Saran Masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi, generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan, generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Sudah sebagai sebuah keharusan mengenai kemampuan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seabagai warga Negara Indonesia seharusnya mampu menggunakan bahsa Indonesia yang baik dan benar tanpa memandang dari generasi apa orang tersebut. Hal ini menjadi sebuah keharusan karena dalam kedudukannya bahasa Indonesia sebagai bahasa kebanggaan nasional, identitas nasioanal dan alat pemersatu bangsa. Bahkan kedudukan bahasa Indonesia dijelaskan pada UUD 1945 pasal 36 mengenai kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa remi kenegaraan, pengantar dalam pendidikan alat penghubung tingkat nasional dan alat pengembangan kebudayaan dan IPTEK.



iv



DAFTAR PUSTAKA



Anonim.2012.”Bahasa „Alay‟ Merusak Bahasa Indonesia”.http://iniirna.blogspot.c o.id/2014/07/pengaruh-bahasaalay-terhadap. 158 | H a l a m a n Maruli Pangabean. 1981. Bahasa Pengaruhdan Peranannya. Jakarta: Gramedia, hal. 5 Mulyana, 2008. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Rembang: Yayasan Adhigama. Nababan, 1984. Tuntunan penyusunan bahasa indonesia. Bandung : Sinar Baru. Sarwono, 2004. ”Penggunaan Ragam Bahasa Gaul Dikalangan Remaja”. Dalam http://www.peng gunaanragam-bahasa-gauldikalangan remaja. Soejono Ag, 1983.Metode Khusus Bahasa Indonesia. Bandung: C.V. Ilmu. Wahyu Wibowo, 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia. https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20180103104048-445-266302/ragam-bahasa-gauldari-zaman-ke-zaman