Filpas-Spiritualitas Pendeta Jery [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jery Martin Ginting (0220180484) Filsafat Pastoral Spiritualitas Pendeta dan Pengaruhnya terhadap Pelayanan Pastoral Pengertian



spiritualitas, menurut



Banawiratma



dalam



bukunya yang berjudul



“Spiritualitas Transformatif Suatu Pergumulan Ekumenis” dikatakan demikian: Kata spiritualitas berasal dari bahasa latin yaitu: “Spirit” yang berarti Roh; yaitu: daya kekuatan yang menghidupkan atau menggerakkan Spiritualitas dapat diartikan sebagai kekuatan atau Roh yang memberi daya tahan kepada seorang atau kelompok orang untuk mempertahankan, memperkembangkan, mewujudkan kehidupan. Spiritualitas berarti: Cara orang menyadari, memikirkan, menghayati hidup rohaninya. Spiritualitas tidak lain adalah gaya hidup atau gerak batin yang mewujudkan keberadaan seseorang. Dengan demikian dapat dikatakan hidup menurut kehendak Roh, mutu dan kualitasnya ditunjukkan dengan cara hidup, sikap hidup, prinsip hidup. Berdasarkan pandangan tersebut maka, spiritualitas dapat diartikan daya dan kekuatan yang menghidupkan,



serta



daya



penggerak



bagi



seseorang



dalam



mempertahankan,



memperkembangkan, mewujudkan kehidupannya. Selain itu, spiritualitas merupakan suatu gaya hidup atau gerak batin yang mewujudkan keberadaan seseorang. Dengan demikian dapat dikatakan spiritualitas sebagai hidup menurut kehendak Roh, mutu dan kualitasnya ditunjukkan dengan cara hidup, sikap hidup, dan prinsip hidup.1 Menurut Aart Van Beek dalam bukunya yang berjudul “Pendampingan Pastoral”. Istilah pastoral berasal dari kata “pastor” dalam Bahasa Latin atau dalam Bahasa Yunani disebut “primen” yang artinya “gembala”. Secara tradisional dalam kehidupan gerejawi hal ini merupakan tugas pendeta yang harus menjadi gembala bagi jemaat atau dombaNya. Istilah ini dihubungkan dengan diri Yesus Kristus dan karyaNya sebagai “Pastor Sejati atau Gembala yang Baik”.2 Istilah pastor dalam konotasi praktisnya berarti merawat atau memelihara. Sikap pastoral harus mewarnai semua sendi pelayanan setiap orang sebagai orang-orang yang sudah dirawat dan diasuh oleh Allah secara sungguh-sungguh. Penggembalaan adalah istilah struktural untuk mempersiapkan rohaniawan untuk tugas pastoral atau tugas penggembalaan. Ada beberapa tipe penggembalaan di masyarakat Kristen Indonesia, yakni:  Penggembalaan sebagai bentuk pembinaan, yaitu tugas membentuk watak seseorang dan mendidik mereka menjadi murid Kristus yang baik.  1 2



J.B. Banawiratma, Spiritualitas Tranformatif, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), hal. 57-58. Aart Van Beek, Konseling Pastoral, (Semarang: Satya Wacana, 1987), hal. 10-12.



1



Jery Martin Ginting (0220180484) Filsafat Pastoral  Penggembalaan sebagai pemberitaan firman Allah melalui pertemuan antar pribadi, kelompok kecil, walaupun juga dilakukan dalam khotbah dan liturgi.   Penggembalaan sebagai pelayanan yang berhubungan dengan sakramen.   Penggembalaan



sebagai



pelayanan



penyembuhan,



yaitu



pelayanan



rohani



yang



mengakibatkan penyembuhan fisik, dan lain-lain.  Penggembalaan adalah pelayanan kepada masyarakat, yaitu pelayanan sosial dan pelayanan.  Penggembalaan sebagai pelayanan dimana manusia yang terlibat dalam interaksi menantikan dan menerima kehadiran dan partisipasi Tuhan Allah.   Penggembalaan sebagai sebagai konseling pastoral yang menggunakan teknik-teknik khusus (ilmu-ilmu humaniora) khususnya psikologi. Melalui analisa atas definisi spiritualitas dan penggembalaan beserta jenis-jenisnya, saya membuat kesimpulan awal bahwa spiritualitas pendeta merupakan faktor penentu keberhasilan pelayanan pastoral dikarenakan spiritualitas itu berasal dari Allah yang dianugerahkan melalui Roh-Nya yang memampukan manusia (termasuk pendeta) untuk berkomunikasi dan merasakan kedekatan dengan-Nya. Jika spiritualitas berkenaan dengan pekerjaan dan fungsi pelayanan: pastoral, maka dapat diartikan sebagai daya kekuatan dari Roh Allah untuk melakukan kehendak-Nya di tengah-tengah kehidupan manusia. Gereja, jemaat sebagai sarana Allah dalam menghadirkan syalom, damai sejahtera-Nya di bumi ini menjadi dasar bagi pendeta dalam mengimplementasikan tugas dan tanggungjawab panggilannya sebagai pelayan-Nya.



2