Filsafat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ESSAY



PERAN FILSAFAT DALAM ILMU KEPERAWATAN Disusun untuk memenuhi tugas Sains Keperawatan pada mata kuliah Filsafat Ilmu oleh Dr.dr. Retty Ratnawati, MSc



Oleh: Reni Nurhidayah 156070300111028



PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015



Peran Filsafat dalam Ilmu Keperawatan Reni Nurhidayah Latar belakang Filsafat



merupakan



ilmu



yang



terus



mengalami



perkembangan.



Perkembangan filsafat sangat pesat dalam berbagai bidang dan pempunyai peranan penting dalam pengembangan bidang tersebut. Filsafat telah banyak berkembang pada cabang ilmu lain, misalnya filsafat ilmu, politik, agama, pendidikan, hukum, sejarah, metafisika, matematika dan juga keperawatan. Filsafat dalam bidang keperawatan mempunyai peran yang sangat luas terkait dengan pengembangan ilmu keperawatan sendiri baik dalam setting pendidikan maupun praktek klinik (Dahnke & H. Michael Dreher, 2010). Perkembangan keperawatan dari sebuah mother instinct, dimana secara kodrat semua orang mampu merawat, mengalami pergeseran konsep dan proses yang mendasar menjadi sebuah profesi. Pergeseran ini dipengaruhi oleh perubahan pola pikir masyarakat akan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, holistic dan paripurna serta didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong masyarakat lebih terbuka terhadap perubahan. Perkembangan perawat menjadi sebuah profesi mengharuskan perawat mempunyai body of knowledge yang jelas sehingga mampu menuntun perawat untuk berpikir kritis-logis-analitis, bertindak secara rasional–etis, serta kematangan untuk bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan (Dahnke & H. Michael Dreher, 2010). Perawat sebagai profesi harus memiliki falsafah yang kuat dan mampu menjawab berbagai pertanyaan tentang profesi keperawatan. Perawat harus mempunyai konsep yang jelas tentang mengapa perawat dibutuhkan, fokus yang menjadi inti atau domain keperawatan, keterbatasan lingkup pengetahuan keperawatan serta lahan atau garapan praktek keperawatan. Dasar konsep dari teori keperawatan dan struktus subtansif dari semua konsep yang ada harus mampu menyediakan gambaran yang jelas sehingga dapat digunakan sebagai acuan ilmu keperawatan untuk melihat seluruh permasalahan yang ada yang menjadi dasar adanya profesi keperawatan. Sehingga untuk mencari pembenaran dalam setiap konsep teori keperawatan yang berkembang, diperlukan penerapan filsafat untuk menguji teori keperawatan tersebut (Cody, 2011).



Tujuan Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan tentang filsafat, relevansi filsafat dengan ilmu keperawatan dan peran atau manfaat filsafat dalam ilmu keperawatan. Tinjauan Literatur Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran. Awal perkemban filsafat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, yang terdiri dari filsafat teoritis dan praktis. Plato (427–348 SM) menyatakan filsafat ialah pengetahuan yang bersifat untuk mencapai kebenaran yang asli. Sedangkan Aristoteles (382–322 SM) mendefenisikan filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Namun, seiring berjalannya waktu filsafat diartikan sebagai upaya seseorang untuk memahami sesuatu secara sistematis, radikal dan kritis. Hal tersebut mengandung arti bahwa filsafat bukanlah produk melainkan proses (Soemowinoto, 2008). Filsafat mengambil peran penting dalam ilmu pengetahuan karena dalam filsafat dapat dijumpai pandanganpandangan tentang kompleksitas, mendiskusikan dan menguji kesahihan dan akuntabilitas pemikiran serta gagasan-gagasan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan intelektual. Filsafat ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang sering disebut dengan epistimologi. J.F. Ferier tahun 1854 yang membuat dua cabang filsafat yakni epistemology dan ontology. Epistimologi berasal dari bahasa Yunani yakni episcmc yang berarti knowledge, pengetahuan dan logos yang berarti teori. Sedangkan ontologi disusun dari kata on = being yang berarti wujud atau apa dan logos = teori. Sehingga, ontologi secara garis besar dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang keberadaan ilmu itu sendiri. Sedangakan epistemologi atau filsafat ilmu adalah ilmu yang mempelajari lahirnya atau berkembangnya suatu ilmu. Dari hasil epistemology akan diketahui kevalidan sebuah ilmu pengetahuan, sehingga akan muncul pengetahuan ilmiah dan tidak ilmiah. Dikatakan ilmiah apabila ilmu tersebut telah disusun sedemikian rupa sehingga memenuhi asas pengaturan secara prosedural, metodologis, teknis, dan normatif



akademis, sehingga ilmu tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Soemowinoto, 2008). Filsafat ilmu memiliki manfaat untuk memvalidasi sebuah ilmu. Secara garis besar filsafat ilmu terdiri dari kebenaran, fakta, logika dan konfirmasi. Filsafat ilmu dalam memvalidasi sebuah ilmu melakukan proses sebagai berikut: mengkaji dan menganalisis konsep-konsep, asumsi dan metode ilmiah; mengkaji keterkaitan ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya; menyelidiki berbagai dampak pengetahuan ilmiah terhadap cara pandang manusia, hakikat manusia, nilai-nilai yang dianut manusia, tempat tinggal manusia, sumber-sumber pengetahuan dan hakekatnya, logika dengan matematika, logika dan matematika dengan realitas yang ada (Soemowinoto, 2008). Filsafat dalam keperawatan adalah sebuah ilmu yang mempelajaari cara berpikir perawat untuk mengambil tindakan terbaik agar mampu menyelesaikan masalah pasiennya ataupun meningkatkan derajat kesehatan pasiennya. filsafat keperawatan juga dapat diartikan sebagai asumsi atau pandangan dasar terhadap manusia, keperawatan, sehat dan lingkungan yang menjadi esensi dasar praktek keperawatan



yang



dalam



perkembangannya



dikenal



sebagai



paradigm



keperawatan. Filsafat dalam memandang ilmu keperawatan akan memunculkan tiga pertanyaan yang harus dijawab, sehingga menegaskan bahwa keperawatan memanglah sebuah ilmu yang nyata. Pertanyaan pertama tentang ontologi yang akan menanyakan tentang hakikat atau makna ilmu keperawatan itu sendiri. Pertanyaan selanjutnya adalah epistemologi yang akan menilai bagaimana proses lahir dan berkembangnya ilmu keperawatan tersebut. pertanyaan terakhir adalah aksiologi yang akan membahas tentang aplikasi ilmu keperawatan dan bagaimana nilai moral dalam aplikasi ilmu tersebut (Kenney, 2002). Pembahasan Aspek ontologi dari ilmu keperawatan dapat didefinisikan dalam berbagai pandangan. Masing-masing teori keperawatan mempunyai paradigma tersendiri tentang apa yang disebut dengan ilmu keperawatan dan perawat itu sendiri. Florence Nightingale (1895) yang dikenal sebagai ibu keperawatan modern merupakan tokoh pertama kali yang mendefinisikan perawat sebagai profesi. Menurut Florence keperawatan adalah menempatkan pasien dalam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak, perawat hanya membantu pasien dan alamlah yang menyembuhkan. Florence berpendapat bahwa perawat adalah panggilan jiwa dan semua wanita bisa menjadi perawat untuk orang yang mereka



sayangi (Alligood, 2013). Sedangkan menurut Loka Karya nasional (1983) menyepakati bahwa yang dimaksud dengan keperawatan adalah pelayanan expert yang merupakan bagian elemental dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio inner yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Dari beberapa pendapat para teoris dapat disimpulkan, secara ontologi keperawatan dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari respon manusia secara holistic (biopsiko-sosio-kultural-spiritual) akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, dan adanya upaya pemberian pelayanan atau asuhan yang bersifat humanis, kompeten dan paripurna sesuai kode etik keperawatan baik yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi dengan manusia dari unit terkecil hingga masyarakat yang menjadi objek studi atau layanannya. Epistemologi



dari



ilmu



keperawatan



menjelaskan



bagaimana



perkembangan ilmu keperawatan tersebut. sebelum munculnya perawat, setiap orang mempunyai naluri untuk merawat orang yang mereka sayangi. Florence menyebutkan bahwa semua wanita mempunyai kemampuan untuk merawat orang yang disayangi karena adanya mother instinct. Diawali dari Florence (1895) yang menyampaikan teorinya tentang keperawatan modern, yang menyebutkan bahwa keperawatan merupakan ilmu yang bisa dipelajari dan dilatih agar asuhan atau perawatan yang diberikan bisa maksimal untuk membantu mempercepat kesembuhan pasien. setelah lahirnya teori Florence dan perawat diakui sebagai sebuah profesi yang bisa dilatihkan atau dipelajari, berkembanglah teori-teori keperawatan lain yang dalam perkembangannya dikategorikan kedalam empat kategori sesuai besarnya ruang lingkup dan tingkat keabstrakanya (Meta theory, Grand theory, Middle Range theory dan Nursing practice theory). Beberapa teori yang berkembang dan memiliki pengaruh yang besar bagi keperawatan antara lain Jean Watson (1979) dengan teori caring, Marta E. Rogers (1970) tentang teori manusia sebagai satu kesatuan yang utuh, Peplau (1952) menemukan teori interpersonal dan Roy (1970) tentang teori adaptasi (McEwen & Wills, 2014). Aspek aksiologis ilmu keperawatan menjelaskan tentang kegunaan dari ilmu keperawatan itu sendiri.ilmu keperawatan yang terdiri dari berbagai teori keperawatan tersebut digunakan sebagai dasar, pedoman serta ilmu untuk melakukan pelayanan atau tindakan keperawatan. Ilmu atau teori keperawatan memberi kerangka kerja atau framework bagi para perawat professional.



Sehingga, dengan aplikasi ilmu tersebut perawat mampu memberi pelayanan keperawatan yang paripurna dan dapat merubah kondisi seseorang atau sekelompok orang dari kondisi sakit menjadi sembuh dan yang sudah sehat dapat mempertahankan atau mengoptimalkan derajat kesehatannya (Cody, 2011). Kajian aksiologis lebih menekankan pada nilai nilai keperawatan yang dikembangkan dalam praktik asuhan keperawatan, bagaimana penerapan pengetahuan keperawatan didalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Penerapan ilmu keperawatan ini tergantung dari teori yang digunakan. Masingmasing teori keperawatan telah mempunyai gambaran tersendiri tentang praktek yang akan dilakukan, terutama batasan-batasan dan kriteria dari pelayanan yang diberikan sesuai teori tersebut, batasan atau kriteria aplikasi yang jelas dan konkrit berada pada level middle range dan nursing practice teori (Dahnke & H. Michael Dreher, 2010). Relevansi filsafat dengan ilmu keperawatan dapat ditinjau dari dua aspek, dari sisi filsafat ilmu dan filsafat keperawatan. Filsafat ilmu harus menunjukkan bagaimana ilmu itu dikatakan valid dan mampu diaplikasikan yang selanjutnya mampu menghasilkan pengetahuan baru dalam hal ini ilmu keperawatan. Sedangkan filsafat keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris. Dari kedua uraian diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat keperawatan adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada respons mereka terhadap situasi (Kenney, 2002). Peran filsafat bagi ilmu keperawatan menurut Soemowinoto (2008) beberapa peran filsafat dalam pengembangan ilmu keperawatan adalah: (1)Memudahkan proses keperawatan karena tanpa mempelajari filsafat ilmu keperawatan, maka perawat tidak akan mampu memahami batasan atau guideline dari proses asuhan keperawatan yang harus dilakukan; (2) dapat mengetahui landasan dari ilmu keperawatan; (3) Dapat memecahkan suatu permasalahan dalam lingkup profesi keperawatan untuk meningkatkan profesionalisme seorang perawat meliputi dampak teknologi, sosial budaya, ekonomi, pengobatan alternatif, kepercayaan spritual dan masih banyak yang lainnya; (4) Menghindari dan meminimalisasi kesalahpahaman dan konflik dalam pencarian kebenaran tentang ilmu keperawatan; (5) Sebagai dasar dalam penyelesaian masalah dan



pengambilan keputusan untuk bertindak melalui pengalaman-pengalaman yang ada; (6) Mendapatkan kebenaran tentang hal-hal yang dianggap belum pasti apakah tindakan yang kita lakukan dan pendapat yang kita keluarkan itu adalah benar atau salah; (7) Perawat dapat menggunakan kebijaksanaan yang dia peroleh dari filsafat sehingga perawat tersebut dapat lebih berfikir positif (positif thinking) dan dengan positif thinking tersebut seorang perawat dapat menjalankan tugasnya dengan baik sehingga pasien yang tadinya susah berkomunikasi dapat menjadi lebih dapat berkomunikasi dengan baik dan akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan pasien tersebut (Soemowinoto, 2008).



Kesimpulan Filsafat memiliki peran yang sangan besar bagi ilmu keperawatan. Tanpa adanya filsafat maka ilmu keperawatan dan teori-teori yang berkembang dalam keperawatan tidak dapat diuji kevalidannya. Ilmu keperawatan memiliki konsep, asumsi dan teori yang sudah teruji dari sisi ontologi, epistemology dan aksiologi sehingga keperawatan telah mempunyai body of knowledge yang kuat yang menjadi landasan diakuinya perawat sebagai sebuah profesi. Filsafat dalam keperawatan adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada respon mereka terhadap situasi. Manfaat filsafat dalam keperawatan salah satunya adalah mendapatkan kebenaran tentang hal-hal yang dianggap belum pasti apakah tindakan yang kita lakukan dan pendapat yang kita keluarkan tentang dunia keperawatan itu adalah benar atau salah.



Daftar Pustaka



Alligood, M.R. (2013). Nursing Theorists and Their Work: Elsevier Health Sciences. Cody, W.K. (2011). Philosophical and Theoretical Perspectives for Advanced Nursing Practice: Jones & Bartlett Learning. Dahnke, M.D., & H. Michael Dreher, P.D.R.N.F. (2010). Philosophy of Science for Nursing Practice: Concepts and Application: Springer Publishing Company. Kenney, J.W. (2002). Philosophical and Theoretical Perspectives for Advanced Nursing Practice: Jones and Bartlett. McEwen, M., & Wills, E.M. (2014). Theoretical Basis for Nursing: Lippincott Williams & Wilkins. Soemowinoto, S. (2008). Pengantar Filsafat Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.