Five Star Doctor [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

THE FIVE-STAR DOCTOR



PENDAHULUAN Profesi dokter bekalangan ini banyak mendapat tantangan. Predikat sebagai seorang yang super dan serba bisa telah melekat dalam imajinasi setiap insan. Hal ini telah membuat orang lupa, bahwa dokter pun pada kenyataannya adalah manusia biasa. Walaupun telah berupaya memenuhi berbagai tuntutan, masih saja ada kekurangan. Di masyarakat, image terhadap sosok seorang dokter selalu hangat diperbincangkan. Demikian juga halnya dengan peran dokter dalam hubungannya dengan pasien. Badan Kesehatan Dunia, WHO (1996) dalam artikelnya berjudul ''Doctors for health, a WHO global strategy of changing medical education and medical practice for health for all'', telah merekomendasikan lima kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap dokter masa depan agar mampu menjawab berbagai tantangan. Kompetensi dasar tersebut akan menjadi identitas the five-stars doctor. Setiap dokter diharapkan mampu memberikan beberapa peran. Pertama, sebagai pemberi pelayanan (care provider), yang memperlakukan pasien secara holistik, baik sebagai individu maupun bagian integral dari keluarga dan komunitas. Setiap dokter diharapkan mampu memberikan pelayanan bermutu tinggi, menyeluruh, berkelanjutan dan perawatan individual berjangka panjang berdasar kepercayaan yang diberikan pasien. Kedua, pengambil keputusan (decision maker), yang mampu memilih teknologi tepat sesuai etika dengan mempertimbangkan cost effectiveness tanpa mengabaikan mutu pelayanan. Ketiga, komunikator (communicator),



yang mampu memperbaiki gaya hidup sehat melalui pendidikan kesehatan dan advokasi yang efektif, sehingga dapat memberdayakan setiap individu dan kelompok untuk secara mandiri meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Keempat, pemimpin masyarakat (community leader), yang setelah mendapat kepercayaan dari masyarakat sekitarnya, mampu berinisiatif memenuhi kebutuhan kesehatan mereka. Kelima, manajer yang mampu bekerja sama secara harmonis dengan perorangan dan organisasi, baik di dalam maupun di luar sistem pelayanan kesehatan guna memenuhi kebutuhan komunitasnya. Untuk membuat perubahan sistem perawatan kesehatan secara efisien, para pemangku kepentingan harus bekerja sama dan setuju pada satu set nilai-nilai fundamental. Relevansi, kualitas, efektivitas biaya dan ekuitas adalah nilai-nilai fundamental yang tersirat demi kesehatan bagi semua yang didukung oleh semua bangsa dan pemerintah. Dalam konteks inilah peran masa depan profesional kesehatan, dan khususnya, dokter medis, harus dipikirkan. Relevansi: Relevansi dalam perawatan kesehatan dapat didefinisikan sebagai sejauh mana masalah yang paling penting ditangani terlebih dahulu. Meskipun prioritas dapat ditafsirkan dengan cara yang berbeda dalam masyarakat yang berbeda atau kelompok yang berbeda dalam masyarakat yang sama, perhatian utama harus diberikan kepada mereka yang paling menderita, untuk penyakit yang paling umum, dan kondisi yang dapat diatasi dengan sarana yang tersedia secara lokal.. Relevansi juga menyiratkan upaya terorganisir untuk terus memperbarui rencana untuk mengatasi kebutuhan kesehatan prioritas. Seperti tertuang dalam Deklarasi Alma-Ata1, ini termasuk masalah akses universal, pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan masyarakat esensial dan ketersediaan obat penting Kualitas: perawatan kesehatan berkualitas tinggi menggunakan data berbasis bukti dan teknologi yang tepat untuk memberikan perawatan kesehatan yang komprehensif untuk individu dan populasi, dengan mempertimbangkan harapan sosial, budaya dan konsumen mereka. WHO definisi kesehatan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan" harus menjadi mercusuar bagi reformis perawatan kesehatan



dan



masyarakat.



Konsumen



mengharapkan



pelayanan



kesehatan



bersifat



komprehensif, berkesinambungan dan pribadi untuk menanggapi kebutuhan spesifik mereka untuk kesejahteraan. Kualitas tinggi dalam perawatan kesehatan karena itu harus mencakup



kriteria teknis yang ditetapkan oleh penyedia layanan kesehatan dan kriteria kenyamanan ditetapkan oleh konsumen kesehatan. Keefektivitasan Biaya: Kenaikan biaya kesehatan terjadi karena fenomena universal: spesialisasi dalam perawatan kesehatan, yang menyebabkan prosedur yang mahal, peningkatan akses ke pelayanan kesehatan karena perubahan sosiodemografi, peningkatan permintaan dari konsumen sebagai harapan untuk kualitas yang lebih baik dari hasil kehidupan dari akses yang lebih luas terhadap informasi. Sebagaimana fenomena ini akan bertahan dan bahkan meningkat di masa depan pada masyarakat, semua pembuat kebijakan dan penyedia perawatan kesehatan yang berkaitan dengan proses pembaruan kesehatan kesehatan harus memberikan perhatian mendesak untuk penahanan biaya tanpa mengorbankan efektivitas dalam perawatan kesehatan. Sistem keefektivitasan biaya pelayanan kesehatan adalah mereka yang memiliki pengaruh positif terbesar pada kesehatan masyarakat dengan penggunaan sumber terbaik. Tingkat sumber apapun yang tersedia, keefektivitasan biaya pelayanan tetap terjaga. Ekuitas: Ekuitas, yang merupakan pusat untuk sistem perawatan kesehatan akuntabel secara sosial, berarti berjuang membuat perawatan kesehatan berkualitas tinggi tersedia bagi semua. Tujuan utama dari Strategi Global WHO untuk “Health for All” adalah bahwa semua orang menerima "setidaknya seperti tingkat kesehatan dimana mereka mampu bekerja secara produktif dan berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan sosial masyarakat di mana mereka tinggal. Untuk mencapai tingkat kesehatan seperti itu, setiap individu harus memiliki akses ke perawatan kesehatan primer untuk semua tingkat sistem kesehatan yang komprehensif. ”2 Equity berarti bahwa kebutuhan masyarakat, ketimbang hak sosial, mengarahkan masyarakat pada kesejahteraan. Pencarian untuk relevansi, kualitas, efektivitas biaya dan ekuitas bersifat universal. Masyarakat pada setiap tingkat perkembangan sosio-ekonomi tampaknya memiliki prinsipprinsip dasar yang sama. Mencapai masing-masing nilai memang tantangan bagi pembaruan kesehatan, tapi bahkan lebih pada kebutuhan untuk mengatasi tantangan ini secara seimbang. Persimpangan dari sumbu adalah titik terendah dan titik terujung yang merupakan titik optimal



pada skala nilai. Health compass ini merupakan sistem perawatan kesehatan yang ideal yang mencoba untuk memenuhi kebutuhan individu dan populasi.



DOKTER BINTANG LIMA (FIVE-STARS DOCTOR) Pembentukan dokter bintang lima di Indonesia sangat memerlukan penekanan pada pembentukan karakter jiwa Pancasila. Salah satu contoh penerapan adalah seorang dokter yang menjalani fungsinya sebagai “health care provider” dan berkarakter Pancasila akan menampilkan kepercayaaan dan ketaqwaaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mengakui dan memperlakukan pasien sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, serta mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap pasien, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit. Di samping itu, sanggup dan rela berkorban dalam memberi pelayanan kesehatan untuk kepentingan negara dan bangsa dan tidak memaksakan kehendak kepada orang lain serta mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Intinya dokter akan dibina sebagai seorang yang profesional, seseorang yang bisa memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar operating prosedur atau standar pelayanan medis dan standar etika profesi. Selain itu, dokter memiliki jiwa kepemimpinan untuk memimpin pasiennya ketika pengobatan, berkomunikasi efektif dengan pasien untuk membentuk suatu kerja sama yang optimal dalam program promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. 1. Dokter sebagai Care Provider Dokter dituntut untuk menangani pasien secara holistik, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat, serta mampu menyediakan perawatan berkelanjutan yang berkualitas dalam lingkup hubungan dokter-pasien yang berdasarkan kepercayaan dan saling menguntungkan. Dokter sebagai seseorang yang mampu mengobati pasiennya yang merupakan bagian integral dari keluarga dan masyarakat sekelilingnya dengan kualitas pelayanan kesehatan yang memadai serta melakukan berbagai pencegahan khusus dalam jangka waktu yang cukup lama. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain menghargai kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang menyangkut penyakitnya, serta penggunaan bahasa yang santun, mudah dimengerti dan dipahami oleh pasien sesuai dengan umur, tingkat pendidikan. Selain itu, seorang dokter harus mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi psikologis



pasien. Kewajiban yang harus dipenuhi yaitu pelayanan yang maksimal sesuai kondisi pasien, menjawab segala pertanyaan pasien maupun keluarga, jujur atau member informasi apa adanya. 2. Dokter sebagai Decision Maker Dokter dituntut untuk mampu memilih teknologi tepat guna untuk digunakan dalam mempertinggi pelayanan kesehatan yang layak dan berbiaya terjangkau. Dengan kata lain, dokter adalah pengambil keputusan dalam menentukan teknologi mana yang akan dipakainya dalam pengobatan pasien dengan memperhatikan cost-effectiveness. Dalam melakukan prosedur klinis, seorang dokter (dalam hubungannya sebagai Decision Maker) mengambil sikap dan tindakan sesuai masalah, kebutuhan pasien, serta sesuai kewenangannya. 3. Dokter sebagai Communicator Dokter dituntut sebagai seorang yang mampu meningkatkan gaya hidup yang sehat dengan penyuluhan yang efektif dan nasehat yang tepat dalam konteks budaya dan ekonomi. Dengan demikian, kesehatan perorangan dan masyarakat akan meningkat dan terjaga sehingga dapat membantu individu maupun kelompok masyarakat dalam mengubah gaya hidupnya ke arah perilaku sehat. Sebagai Communicator, dokter diharapkan mampu menguasai area komunikasi efektif yaitu menggali dan bertukar informasi secara verbal atau non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain. Proses yang harus diperhatikan, baik dalam berkomunikasi dengan pasien maupun keluarganya, yaitu rasa kesinambungan, pengumpulan informasi, mendiagnosa, dan memberi penjelasan. 4. Dokter sebagai Community Leader Dokter sebagai seseorang yang karena kehormatan dan kepercayaan masyarakat setempat mampu mengetahui kebutuhan kesehatan perorangan maupun kelompok, sehingga dapat berperan dalam memotivasi masyarakat untuk turut berpartisipasi meningkatkan kesehatan umum serta khususnya pada masyarakat.



5. Dokter sebagai Manager Dokter sebagai seorang yang dapat bekerja secara efektif dan harmonis dengan orang lain baik di dalam maupun di luar organisasi sistem pelayanan kesehatan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan pasien dan masyarakat. Dokter menjadi orang yang dapat memperdalam dan mengembangkan ilmunya untuk mengetahui berbagai penyakit yang berada di lingkungannya dalam upaya meningkatkan pelayanan kualitas hidup manusia. Dokter bukan hanya menjadi seseorang yang bisa menyembuhkan penyakit saja, tetapi juga dididik untuk berpikir bagaimana memerdekakan masyarakat atau lingkungannya dari berbagai penyakit. Ada dua poin penting yang kemudian ditambahkan, hingga terlahirlah Seven Stars Doctor. Dua poin penting tersebut ialah “iman dan takwa” serta “researcher”. 6. Iman dan Takwa Sebagai seorang dokter, tentu saja memerlukan modal utama dalam setiap aktivitas kita, yakni “iman dan takwa”. Karakter ini tak boleh lepas dan wajib menjadi target utama bagi seorang dokter. Dengan iman yang kuat, serta atas dasar takwa kita kepada Sang Pencipta, segala hal yang nantinya akan kita lalui akan menjadi berkah dan bernilai lebih mulia. 7. Dokter sebagai Peneliti Dunia yang berkembang setiap waktu serta dinamis adalah tantangan yang harus dihadapi oleh seorang dokter sebagai tenaga kesehatan. Suka atau tidak suka, fakta menunjukan bahwa dari masa ke masa semakin banyak muncul virus dan penyakit baru. Dengan demikian, dokter dituntut untuk terus mengembangkan diri dan tidak stagnan. Tentu bisa dibayangkan apabila tidak ada yang namanya penelitian.



DAFTAR PUSTAKA



Boelen C, 2009. The five-star doctor: an asset to health care reform. http://www.who.int/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf, 22 Juli 2013 Charles, 2010. The Five Star Doctor. http://www.moph.go.th/ops/hrdj/Hrdj_no1/charles.html, 22 Juli 2013. Huggard P, 2003, Secondary traumatic stress: doctors at risk, New Ethicals Journal http://home.cogeco.ca/~cmc/Huggard_NewEthJ_2003.pdf , 22 Juli 2013. Matthew, 2011. Wonca Award of Excellence in Health Care "The 5-Star Doctor" http://www.healthgrades.com/physician/dr-matthew-langenderfer-3cvkx/awards-andrecognitions, 22 Juli 2013 Sugito, 2008. Konsep dan Nilai Sentral Kedokteran Keluarga. http://www.scribd.com/ing_tia/d/84808493-Konsep-Dan-Nilai-Sentral Kedokteran-Keluarga-DrSugito-Wonodirekso-PDKI, 22 Juli 2013. Wonca, 2010., Five Star Doctor. http://www.scribd.com/doc/26053078/Kompetensi-WONCA-World-Organization-Five-StarsDoctor, 22 Juli 2013