Flowchart Kilang Minyak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STUDI LITERATURE FLOW CHART KILANG MINYAK LEPAS PANTAI



Makalah ini disusun untuk memenuhi UTS Mata Kuliah Metode dan Teknologi Konstruksi



DISUSUN OLEH : HERISEN W NGONGARE / 185102778



MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA SEMESTER GASAL TA. 2018/2019



Dari sekian banyak tipe-tipe platform yang ada, salah satu yang membedakan adalah daerah dimana platform tersebut beroperasi. Ada tipe platform yang bisa beroperasi dilaut dangkal seperti jacket platform, ada juga tipe platform yang beroperasi dilaut dalam seperti tension leg platform. Gambar dibawah ini akan lebih menjelaskan pembagian platform berdasarkan daerah pengoperasiannya.



Gambar: Daerah Pengoprasian Platform Sistem bangunan lepas pantai yang ada saat ini dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan petimbangan-pertimbangan yang diambil oleh engineer diantaranya faktor kedalaman laut, faktor lingkungan, faktor banyaknya jumlah cadangan minyak yang tersimpan, dan lain-lain. Selain pertimbangan-pertimbangan tersebut engineer juga harus memperhatikan keinginan dari owner tanpa mengurangi fungsi dari platform tersebut. Beberapa konsep struktur bangunan lepas pantai yang lazim dioperasikan hingga saat ini, dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu : Fixed Offshore Platform Anjungan lepas pantai terpancang merupakan anjungan paling tua dan paling banyak dibangun, untuk kegiatan eksplorasi minyak dan gas. Suatu anjungan lepas pantai dikategorikan sebagai anjungan terpancang bila anjungan tersebut dalam operasiny bersifat menahan gaya-gaya lingkungan tanpa mengalami displacement/deformasi yang berarti. Di laut yang dangkal anjungan dapat dipancangkan ke dasar laut. Kaki-kaki terbuat dari beton atau baja memanjang dari anjungan ke dasar laut. Untuk struktur dari beton, berat dari kaki-kaki akan membuat anjungan menyandar di dasar laut. Penggunaan anjungan terpancang tipe jacket hanya ekonomis untuk pengoperasian pada perairan dengan kedalaman 1000 – 1600 ft. Contoh anjungan terpancang diantaranya adalah : 1. Jacket template Contoh anjungan terpancang ini memiliki ciri khas, yaitu jacket bagi conductor dan template untuk pemancangan pile. Tipe ini dikembangkan untuk operasi di laut dangkal dan laut sedang yang dasarnya tebal, lunak dan berlumpur. Anjungan ini disokong oleh tiang baja yang dipancang melalui kaki-kaki dari struktur rangka baja ke dasar laut. Tiang pancang ini juga menyokong struktur terhadap beban lateral yang dialami yang diakibatkan oleh angin, gelombang, dan arus. Gambar 1.2 menunjukkan ilustrasi sebuah anjungan tipe jacket template.



Gambar 2 Platform jacket template. 2. Caissons Platform kecil dengan dek kecil dibutuhkan untuk operasi di laut dangkal (tidak lebih dari 60 m) dengan kandungan minyak yang tidak banyak. Dalam hal ini,pile dipancang sampai kedalaman yang cukup untuk menyokong dek kecil.



Gambar 3 Caissons 3. Concrete gravity platform



Platform jenis ini dipasang apabila tanah keras di dasar laut tidak jauh dari permukaan lumpur. Pondasi struktur dibuat berbentuk lingkaran dan terbuat dari beton. Pondasi yang berat ini menyokong beberapa tower yang kemudian menyokong dek baja.



Gambar 4. Concrete gravity platform.



Floating Offshore Platform Anjungan lepas pantai terapung merupakan anjungan yang mempunyai karakter bergerak mengikuti gerakan gelombang. Ciri khas dari Floating Offshore Platform (FOP) adalah mobilitas dan kemampuannya mengantisipasi gerakan akibat gelombang dan arus laut. Contoh anjungan terapung diantaranya adalah : 1. Semi-submersible platform Jenis platform ini memiliki kemampuan membor di laut dalam. Sistem kerja platform ini adalah pada saat udara dikeluarkan dari lambung bawah, rig tidak seluruhnya terendam ke dasar laut tapi hanya sebagian, masih mengapung di atas titik pemboran. Lambung bawah diisi dengan air untuk memberikan kestabilan pada rig. Rig-rig semisubmersible ditahan di lokasi oleh sauh atau dengan sistem dynamic positioning.



Gambar 5 Semi-submersible platform.



2. Jack-up platform Rig jack-up digunakan untuk pemboran di perairan darat yang dangkal yang tenang seperti di danau, rawa, sungai dan kanal. Rig jack-up ini berupa anjungan besar yang mengapung yang harus ditarik dengan kapal tunda ke lokasi. Setelah rig jack-up ditarik ke lokasi, tiga atau empat kakinya diturunkan sampai menyentuh dasar laut, anjungannya terletak di atas permukaan air. Sesuai untuk perairan dangkal.



Gambar 6 Jack-up platform.



Compliant Offshore Platform Tujuan pengembangan konsep anjungan struktur lentur adalah untuk memenuhi persyaratan fungsi-fungsi khusus seperti faktor ekonomi dan faktor teknis. Anjungan ini biasanya lebih ringan dari struktur jenis lain karena memiliki kekakuan yang tidak besar. Beberapa anjungan struktur lentur memanfaatkan gaya apung untuk menahan beban yang bekerja pada struktur tersebut. Station keeping merupakan salah satu pertimbangan yang dianggap cukup penting dalam perencanaan anjungan struktur lentur. Oleh karena itu diperlukan sistem penambatan yang mampu menjaga struktur tersebut agar selalu berada di lokasi dalam batas-batas yang telah ditentukan. Struktur tak tegar bisa diikatkan pada dasar laut, misalnya guyed tower dan sistem penambatan tunggal (single point mooring systems). Tension leg platforms juga bisa dimasukkan ke dalam jenis ini. Selain itu, struktur terapung lainnya juga bisa dianggap struktur tak tegar dengan gerakan ijinnya besar sebagai hasil dari penambatan (mooring). Tahapan Perencanaan Struktur Dalam tahap perencanaan struktur lepas pantai terdapat berbagai bidang ilmu dan teknologi yang terlibat, Gambar berikut adalah bidang-bidang yang terlibat dalam sebuah perencanaan struktur lepas pantai.



Gambar diatas adalah Skema teknologi yang terlibat dalam desain bangunan lepas pantai. Tahapan dalam perencanaan struktur dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu : 1. Desain Konseptual Pekerjaan dalam tahap desain konseptual mencakup : a. Informasi mengenai derrick dan cargo barge yang tersedia. b. Studi peralatan produksi, meliputi penentuan Preliminary Process Flow Diagram (PFD), informasi daftar peralatan utama, gambar lay-out fasilitas di deck, gambar piping dan instrument diagram (P&ID). c. Analisis awal pembebanan, meliputi perhitungan ukuran struktur utama, orientasi dan lokasi platform.



d. e. f. g. h.



Penyelidikan oseanografi, hidrografi, dan meteorologi. Penyelidikan geofisik dan geoteknik. Rute dan ukuran pipa penyalur (pipeline). Perkiraan biaya dan jadwal pembangunan. Menyiapkan dokumen dan informasi untuk keperluan tahapan perencanaan berikutnya. 2. Desain Detail Pekerjaan dalam tahapan desain detail mencakup : a. Analisis struktur yang meliputi semua kondisi, yaitu : - Analisis in-place (kondisi operasi, kondisi badai/storm) - Analisis dinamik akibat gempa (strength dan ductility) - Analisis kelelahan struktur (fatigue) - Analisis saat konstruksi (fabrikasi, transportasi, instalasi, termasuk pile conductor driveability). - Analisis perlindungan korosi. - Analisis pipeline riser. b. Gambar desain yang meliputi : - Deck plan and elevations. - Deck framing. - Connections (joint) and stiffeners. - Welding detail. - Pile and conductor detail. - Padeye and other lifting connections.



1. Kriteria Desain Kriteria desain untuk setiap anjungan berbeda-beda. Kriteria dominan yang ada di suatu kawasan akan menentukan jenis anjungan yang akan dipilih. Krireria desain yang terpenting antara lain (dari segi teknik): a. Kedalaman Laut. b. Gelombang (tinggi, periode, distribusinya). c. Gempa. d. Kondisi Tanah. e. Angin f. Arus g. Marine Growth h. Kapasitas desain dari deck 2. Kriteria Operasional Salah satu kriteria dalam mendesain suatu platform adalh penentuan fungsi platform (pengeboran, produksi, penyimpanan, materials handling, living quarters, atau kombinasinya), jumlah sumur yang akan di bor, tipe pemboran dan material yang akan digunakan, kegiatan yang akan diselesaikan kemudian, dan keperluan-keperluan untuk kegiatan itu. Selain itu, jumlah ruang deck yang diperlukan serta jumlah deck dan jenis transportasi minyak (dengan tanker, barge atau jalur pipa) serta tempat penampungan minyak, harus ditentukan. Sementara itu, konfigurasi platform yang dikehendaki juga harus dapat difabrikasi dengan perlengkapan pemasangan yang tersedia. 3. Kriteria Lingkungan Tahap ini merupakan penentuan berdasarkan lingkungan dimana platform akan ditempatkan. Meliputi gaya-gaya gelombang dan angin yang bekerja pada platform. Faktorfaktor lingkungan yang harus ditaksir sebelum gaya-gaya dapat diperkirakan adalah kedalaman air, kondisi air pasang, tinggi gelombang badai, kecepatan angin badai, dan dapat juga gempa bumi dan kondisi es. 4. Kriteria Fabrikasi dan Instalasi Pola dan urutan penempatan komponen struktur dalam proses pembangunan, pola instalasi dan transportasi jacket, deck, dan peralatan harus menjadi bagian dari kriteria dalam perencanaan dan desain struktur.



Standar Spesifikasi Spesifikasi standar yang umum digunakan untuk perencanaan dan desain struktur anjungan lepas pantai di Indonesia adalah: -



-



API RP 2A, 21th Edition (WSD), ‘Recommended Practice for Planning, Designing, and Construction Fixed Offshore Platform‘, American Petroleum Institute, Washington D.C, December 2000. AISC, 9th Edition, ‘Manual of Steel Construction, Allowable Stress Design‘, American Institute of Steel Construction, AISC, New York 1989. AWS D1, 1-88, ‘Structural Welding Code – Steel‘, American Welding Society, Inc., New York 1988.



Perencanaan Struktur Anjungan Tipe Tetap (Jacket) Dalam sebuah struktur anjungan lepas pantai terdapat 3 komponen pada template platform baja yaitu jacket, piles dan deck. Ketiga komponen ini dapat dilihat lebih jelas pada Gambar di bawah ini:



Deck didukung pada girder, truss dan kolom. Dibawahya, Piles yang ujungnya bersambung dengan kolom deck dipancang ke bawah melalui kaki-kaki jacket ke dasar laut. Kaki jacket berpenampang bulat berdiameter besar dan dirangkai bersama sejumlah pipa tubular yang lebih kecil yang disebut braces. Kaki jacket tidaklah vertikal,kaki ini akan semakin melebar yang disebut batter. Kaki jacket melebar untuk menyediakan landasan yang lebih luas untuk jacket pada mudline dan membantu menahan gaya lingkungan yang menyebabkan momen guling. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai komponen template platform: 1. Piles Piles (tiang pancang) sebagai pondasi yang dipancangkan ke dasar laut dan letaknya di dalam jacket. Tiang ini berfungsi sebagai pondasi. Seluruh gaya luar yang terjadi pada anjungan akan diteruskan ke Piles ini untuk kemudian diteruskan ke dalam tanah. 2. Jacket Jacket ini menyangga deck dan melindungi conductor dan juga menyokong sub-struktur lainnya seperti boat landing, barge bumper dan lain-lain. 3. Deck Deck berfungsi sebagai penunjang segala peralatan yang digunakan dalam proses operasi yang berlangsung, seperti pengeboran, peralatan produksi dan tempat tinggal di anjungan. Biasanya deck terdiri dari beberapa tingkat sesuai dengan kebutuhan dan fungsi yang dibutuhkan, yaitu: a. Main deck (deck utama) b. Cellar deck c. Mezzanine deck



Metode Konstruksi dan Instalasi Setelah melalui tahapan desain, platform harus difabrikasi dan diinstalasi/dipasang. Sebagian besar fabrikasi dilakukan di darat/daerah pantai (construcrion yard), sedangkan tahap instalasi dilakukan di lokasi rencana struktur jacket akan ditempatkan. Komponen-komponen struktur di fabrikasi awal (prefabrication) dalam unit-unit terbesar yang dapat dipindahkan secara cepat dan ekonomis dari lokasi fabrikasi ke lokasi platform di laut. Proses konstruksi dapat berlangsung selama 4–12 bulan, tergantung ukuran dan kekompleksan struktur. Penggabungan jacket dan deck dilakukan di lokasi instalasi setelah dilakukannya pemancangan Pile pada jacket. Umumnya, jacket dibuat dengan membangun rangka pada dimensi sempitnya, terbaring mendatar di tanah. Setelah jacket dan potongan bagian-bagian deck selesai, komponenkomponen tersebut diangkut dengan barge ke lokasi dengan derek yang besar. Setelah tahapan fabrikasi selesai, struktur dipindahkan ke atas barge untuk dibawa ke lokasi untuk diletakkan. Setelah struktur sampai pada lokasi struktur dipindahkan dari barge ke laut. Tahapan ini disebut upending yang meliputi mengorientasi posisi jacket dari posisi horizontal menjadi posisi vertikal dengan bantuan crane. Setelah jacket berada dalam posisi vertikal, jacket kemudian diturunkan kedasar laut. Setelah sampai kedasar laut, pile akan dipancangkan kedalam tanah. Proses ini dapat dilihat melalui gambar di bawah ini.



STAR



Dokumen Kontrak



Gambar dan Spesifikasi



Metode Konstruksi



Standar



Penyusunan check list



Approval Check list To owner



Requeust For inspection to supplier



Requeust For inspection to subcontaractor



Materian and equipment



OK



Lihat hal yang di inspeksi



Mendampingi subcontractor selama konstruksi



YES



Konstruksi



Check Listh



Inspeksi dalam metode konstruksi



NO



Penyusunan solusi Penyusunan dokumen



FINISH



Penyusunan solusi